Olenka Quotes
1,141 ratings, 3.99 average rating, 181 reviews
Olenka Quotes
Showing 1-29 of 29
“Akan tetapi, akhirnya saya harus menemukan. Tidak mungkin keadaan menjadikan saya objek kebetulan untuk selamanya. Pada suatu hari nanti, pasti keadaan akan memberi kelonggaran kepada saya untuk menjadi subjek.”
― Olenka
― Olenka
“Bagaikan api unggun, semangatnya akan padam dengan sendirinya hanya kalau kayu terakhir sudah siap menjadi abu.”
― Olenka
― Olenka
“Di antara kebobrokan-kebobrokan saya, saya masih mempunyai ciri-ciri yang cemerlang. Saya selalu mempunyai harapan, selalu mempunyai hari esok, kendati pun hari esok saya tidak lain dan tidak bukan adalah luntang-lantung juga.”
― Olenka
― Olenka
“Dalam kebodohan saya dan dalam tindakan-tindakan saya yang tidak menentu, saya masih dapat menikmati segala sesuatu.”
― Olenka
― Olenka
“Dia luntang-lantung karena setiap jengkal ruang di alam semesta baginya panas dan dia tahu dia tidak akan menemukan tempat yang teduh, apalagi yang aman dan damai.”
― Olenka
― Olenka
“Saya masih sempat luntang-lantung, yang tidak lain dan tidak bukan merupakan perlawanan saya terhadap keadaan, saya tidak dapat diikat oleh apapun karena keadaan tidak mempunyai kekuasaan penuh untuk menundukkan saya.”
― Olenka
― Olenka
“Saya senang masih bisa bermimpi. Kalau saya tidak dapat bermimpi, artinya hidup saya sudah sama sekali kering.”
― Olenka
― Olenka
“Saya sering memusuhi diri saya sendiri, dan apabila permusuhan ini terjadi, saya berusaha untuk melesat keluar dari diri saya sendiri. Dalam keadaan demikian saya ingin memperlakukan diri saya sendiri sebagai objek pengamatan diri saya sendiri.”
― Olenka
― Olenka
“Saya menyadari kekurangan saya, entah apa namanya. Dan untuk menutup apa yang tidak saya ketahui, saya hidup seenaknya.”
― Olenka
― Olenka
“Saya bukannya hanya menyerobot Olenka dari Wayne, tetapi juga meneropong tubuh Wayne sebagai bahan tertawaan. Saya mencapai kepuasan dalam kedua kejahatan ini. Karena sikap saya demikian, adalah tidak mustahil apabila Olenka juga memperlakukan saya seperti memperlakukan Wayne di hadapan saya. Adalah dapat diterima akal, apabila Wayne juga mempunyai hak untuk meneropong tubuh saya dan menjadikan tubuh saya sebagai bahan ejekan.”
― Olenka
― Olenka
“Stasiun bus mirip benar dengan dunia saya sehari-hari, berjalan ke sana ke sini, iseng, tanpa tujuan. Di luar sana, di dunia saya sehari-hari, saya juga demikian, terus mengalir, entah ke mana, entah dengan tujuan apa.”
― Olenka
― Olenka
“Menurut Olenka, Wayne mempunyai jiwa bagaikan pengemis dikasih kesempatan tidur di ranjang empuk, kalau dibiarkan dia tidak berani apa-apa, kalau digebrak dia lari ketakutan, dan kalau dikasih hati menjadi kurang ajar dan semena-mena.”
― Olenka
― Olenka
“Alam cukup peka untuk menangkap geletar seseorang yang dirundung cinta dan tidak bisu.”
― Olenka
― Olenka
“Mirip benar masa anak-anak saya dengan lalu lintas di jalan raya; semua diikat oleh kaidah formal, serba teratur, dan tanpa ikatan emosi.”
― Olenka
― Olenka
“Mungkin saya tidak akan berhasil. Meskipun demikian, saya mempunyai kesempatan untuk mempraktikkan kebebasan saya menentukan pilihan.”
― Olenka
― Olenka
“Saya merasa bahwa saya hanyalah sebuah gejala. Tanpa yang lain saya tidak mempunyai arti, tidak mempunyai fungsi, dan tidak ada.”
― Olenka
― Olenka
“Hanya setelah saya melibatkan emosi dalam hubungan saya dengan Olenka, saya mulai menyadari adanya keinginan untuk menyambung keturunan, menengok kembali masa anak-anak saya, dan melihat kekosongan masa lalu saya.”
― Olenka
― Olenka
“Perjalanan saya seperti gerak mobil di jalan raya, ada lampu merah saya berhenti, ada lampu hijau saya berjalan, dan pada waktu mendekati penyeberangan saya mengurangi kecepatan.”
― Olenka
― Olenka
“Melalui dia saya menjadi binatang, tetapi juga melalui dia saya tidak menjadi binatang lagi.”
― Olenka
― Olenka
“Saya tidak pernah merasakan perlunya bertanggung jawab. Sekali saya mempunyai istri dan anak nanti, saya akan sadar bahwa tindakan saya selalu membawa pengaruh terhadap mereka dan inilah yang akan menggembleng saya untuk tidak menuruti hawa nafsu sendiri.”
― Olenka
― Olenka
“Entah mengapa, saya merasa yang saya lakukan masih kurang. Saya ingin pasrah dan menyerahkan diri, tetapi saya merasa ada sesuatu dalam diri saya yang belum siap untuk saya ajak. Rasanya berlutut dan menengadah belum cukup. Terdorong oleh keinginan untuk menunjukkan kekecilan saya, untuk pasrah dan menyerahkan diri, setelah berlutut saya membongkok dan menempelkan kening saya di rerumputan. Ada perasaan segar menyelinap di lubuk hati saya. Meskipun demikian ada juga perasaan serbasalah. Ada sesuatu yang rasanya kurang mengena. Bagaikan mengemudikan mobil, saya tidak dapat memadukan kerja sama antara gas dan kopling pada waktu memindah persneling. Dengan demikian, ada juga perasaan menyendal-nyendal dalam lubuk hati saya. Andaikata mobil saya terus begini, salah-salah gigi-gigi mesin saya bisa rompal dan rontok.”
― Olenka
― Olenka
“Tiba-tiba sekarang saya merasa, atau menyadari, atau mengakui, bahwa hati nurani tidak cukup. Ada sesuatu yang lebih tinggi, agung, dan murni. Saya tidak tahu di mana letaknya yang saya cari. Akan tetapi, lebih mudah bagi saya mencarinya dengan jalan berlutut dan menengadah. Inilah gerak refleks saya dalam menyerahkan diri, memohon pengampunan, dan memohon pertolongan. Saya merasa kecil, tidak berarti, dan tidak berdaya.”
― Olenka
― Olenka
“Ketergantungannya bukannya sebagai anak terhadap ayah atau binatang terhadap pawang, tetapi anak buta terhadap tongkatnya.”
― Olenka
― Olenka