Yamato-e
Yamato-E adalah sebutan yang diberikan untuk seni lukis Jepang asli.[1] Sebutan ini digunakan untuk membedakan seni lukis yang sudah terpengaruh oleh kebudayaan agama Buddha (Butsuga) dan seni lukis bergaya Tionghoa.[1] Gaya lukisan ini adalah gaya yang pertama kali berkembang selama periode Heian (794-1185).[2] Gaya tersebut bersifat sekuler dan menggunakan tradisi warna yang kuat.[3] Dalam gaya ini digambarkan cerita dari sastra Jepang dan sejarah.[2] Gambarnya pun menggunakan motif yang terkait dengan empat musim di Jepang.[2]
Setelah periode Heian, istilah Yamato-E berevolusi dalam arti tidak hanya mengandung konten atau pengaturan dalam melukis, tetapi juga lukisan yang menggunakan konvensi formal tertentu.[2] Tokoh atau figur merupakan objek yang umum digunakan dalam gaya ini.[2] Selain itu, fitur lain yang sering diasosiasikan dengan Yamoto-E adalah penggunaan cahaya yang cerah, pigmen tebal, gambar awan besar dan teknik fukinuki yatai (penggambaran bangunan tanpa atap untuk memberikan pandangan sekilas tentang interior yang terlihat dari atas).[2]