Lompat ke isi

Subinvolusi uterus

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Subinvolusi uterus adalah suatu kondisi medis di mana setelah melahirkan, rahim tidak kembali ke ukuran normal.

Involusi merupakan proses kembalinya suatu organ ke ukuran semula. Subinvolusi adalah kegagalan perubahan fisiologis pada sistem reproduksi pada masa nifas yang terjadi pada setiap organ dan saluran yang reproduktif untuk kembali ke keadaan tidak hamil.

Uterus (rahim) adalah organ yang paling umum mengalami subinvolusi. Subinvolusi uterus adalah kegagalan uterus untuk mengikuti pola normal involusi uterus atau proses involusi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan uterus terhambat. Karena rahim merupakan organ yang paling mudah diakses untuk diukur, penilaian involusi uterus perlu dilakukan dalam menilai subinvolusi.

Faktor predisposisi

[sunting | sunting sumber]
  1. infeksi
  2. multiparitas
  3. peregangan berlebihan pada rahim seperti pada kehamilan kembar dan hidramnion
  4. masalah kesehatan ibu
  5. operasi sesar
  6. prolaps uteri
  7. retroversi (kelainan bentuk) setelah uterus kembali menjadi organ panggul
  8. fibroid uterus

Faktor yang memberatkan

[sunting | sunting sumber]
  • Tertahannya hasil konsepsi
  • Sepsis uterus, endometritis

Faktor-faktor

[sunting | sunting sumber]
  • Lokia yang menetap/perdarahan segar
  • Persalinan lama
  • anestesi
  • kandung kemih penuh
  • kelahiran yang sulit
  • retensio plasenta
  • ibu infeksi

Kondisi ini dapat bersifat asimtomatik. Gejala-gejala utama di antaranya adalah:

  • Keluarnya lokia abnormal yang berlebihan atau berkepanjangan
  • Perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan
  • Kram nyeri yang irreguler pada kasus-kasus tertahannya hasil konsepsi atau kenaikan suhu pada sepsis

Tanda-tanda

[sunting | sunting sumber]

1. Tinggi uterus adalah lebih besar dari normal pada hari-hari tertentu dari masa nifas. Uterus saat nifas normal dapat tergantikan oleh kandung kemih penuh atau rektum yang terisi penuh. Rasanya berlumpur dan lembut pada palpasi.

2. Adanya tanda khas yang membuat subinvolusi semakin jelas.

Manajemen

[sunting | sunting sumber]
  • Antibiotik pada endometritis
  • Eksplorasi rahim pada hasil konsepsi tertahan
  • Kerokan pada sisa plasenta yang tertinggal di dalam uterus.
  • Ergometrine sering diresepkan untuk meningkatkan proses involusi dengan mengurangi aliran darah dari uterus.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • DC Dutta Buku ajar kebidanan edisi keenam
  • Prawirohardjo S, 2014. Ilmu Kebidanan edisi keempat. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.