Lompat ke isi

Sejarah budaya

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Istilah sejarah budaya mengacu kepada sebuah disiplin ilmu dan subyek yang terkait dengannya.

Sejarah budaya, sebagai sebuah disiplin ilmu, sering kali menggabungkan pendekatan antropologi dan sejarah untuk melihat tradisi budaya populer dan interpretasi budaya dari pengalaman sejarah. Bidang ilmu ini meneliti rekaman dan naras deskriptif mengenai pengetahuan pada masa lalu, adat istiadat, dan seni dari sekumpulan masyarakat. Bidang ilmu ini meneliti mengenai even yang terjadi dari masa lalu hingga masa kini dan masa depan yang membentuk sebuah budaya.

sejarah budaya merekam dan menginterpretasi kejadian pada masa lalu yang berkaitan dengan manusia melalui sosial, budaya, dan politik, atau hal yang terkait dengan seni dan hal-hal yang diprioritaskan oleh sebuah kelompok. Jacob Burckhardt merupakan orang yang membuat sejarah budaya menjadi sebuah disiplin ilmu. Sejarah budaya mempelajari dan menginterpretasi catatan masyarakat dengan memperhatikan berbagai cara berbeda yang digunakan oleh manusia untuk membentuk sebuah kelompok. Sejarah budaya termasuk diantaranya aktivitas budaya pada masa lalu, seperti upacara, latihan dan interaksi dengan masyarakat setempat.

Berbagai kategori budaya ada berdasarkan sifat, ekspresi, dan jangkauannya. Berbagai jenis budaya dijelaskan pada bagian di bawah ini.[1]

Karakteristik yang tercantum di bawah ini membantu mengidentifikasi suatu budaya.

1. Generasi mendatang akan meneliti budaya yang kini lazim di masyarakat.

2. Kebudayaan dapat diturunkan dari generasi ke generasi dan oleh setiap individu kepada individu atau organisasi lainnya.

3. Karena kebudayaan bersifat dinamis, maka kebudayaan dapat berubah seiring berjalannya waktu.

4. Kebudayaan bersifat selektif dan hanya dapat mewakili jenis pengalaman dan perilaku manusia tertentu.

5. Kebudayaan mempunyai komponen-komponen yang saling berhubungan walaupun berbeda-beda menurut tempat.

6. Mereka yang termasuk dalam budaya ini akan percaya bahwa mereka etnosentris atau bahwa budaya mereka adalah budaya terbaik, dan mereka akan menganggap budaya orang lain hanya sekedar konvensional.

7. Anggota masyarakat yang mengamalkan suatu kebudayaan mempunyai keyakinan terhadap komponen-komponen tertentu dari kebudayaan tersebut.

8. Bahasa dan kekhasan daerah setiap lokasi yang mempunyai kebudayaan tertentu merupakan bagian dari kebudayaan. Manusia atau sekelompok manusia menghasilkan kebudayaan.

9. Kebudayaan meliputi sikap, kepercayaan, dan pengetahuan serta barang-barang berwujud yang dimungkinkan oleh teknologi.




sejarah baru. Di Amerika Serikat, sejarah budaya diasosiasikan dengan bidang studi Amerika. Ilmu ini diciptakan dan dipraktikkan oleh sejarawan Swiss abad ke-19 M bernama Jakob Burckhardt. Sejarah budaya berorientasi kepada studi mengenai periode sejarah tertentu, dengan tidak hanya membahas lukisan, pahatan, dan arsitektur, namun juga sistem ekonomi yang membentuk masyarakat, dan institusi sosial dalam kehidupan sehari-hari.[2]

Sering kali, imu tersebut memfokuskan diri untuk mempelajari fenomena yang dilakukan oleh para masyarakat biasa seperti: karnaval, festival, ritual publik, pertunjukan kebudayaan dan cerita, pembacaan puisi, dan bentuk verbal lainnya; evolusi budaya dalam hubungan manusia (ide, ilmu pengetahuan, seni, teknik); dan ekspresi budaya mengenai pergerakan sosial seperti nasionalisme. Selain itu juga meneliti mengenai konsep sejarah seperti kekuasaan, ideologi, kelas sosial, budaya, identitas budaya, tingkah laku, ras, persepsi dan metode sejarah baru seperti narasi anggota tubuh. Banyak studi mempertimbangjan adaptasi budaya tradisional untuk media massa (televisi, radio, koran, majalah, poster, dan sebagainya.), dari media cetak hingga film dan untuk sekarang, internet.

Studi budaya

[sunting | sunting sumber]

Studi budaya merupakan sebuah disiplin akademis yang poluper dikalangan ilmiah. Studi ini mencampurkan ekonomi politik, geografi, sosiologi, teori sosial, teori sastra, teori film, antropologi budaya, filsafat, dan sejarah seni untuk mempelajari fenomena budaya di berbagai komunitas masyarakat. Peneliti studi budaya sering memusatkan penelitian kepada bagaimana sebuah fenomena tertentu yang terkait dengan masalah idiologi, nasionalitas, etnisitas, kelas sosial, dan atau jender. Istilah ini dicetuskan oleh Richard Hoggart pada tahun 1964 ketika dia mendirikan Pusat Studi Budaya Kontemporer Birmingham.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Umam (2022-09-28). "Pengertian Kebudayaan: Ciri, Fungsi, Jenis dan Unsur". Gramedia Literasi. Diakses tanggal 2023-10-13. 
  2. ^ Siegfried Giedion, Space, Time and Architecture (6th ed.), p 3.

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]
  • Arcangeli, Alessandro. (2011) Cultural History: A Concise Introduction (Routledge, 2011)
  • Burke, Peter. (2004). What is Cultural History?. Cambridge: Polity Press.
  • Ginzburg, Carlo (1989). Clues, Myths and the Historical Method. Baltimore, MD: Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-4388-X.  Ginzburg "challenges us all to retrieve a cultural and social world that more conventional history does not record." -Back Cover
  • Hérubel, Jean-Pierre V.M.. (2010, January). "Observations on an Emergent Specialization: Contemporary French Cultural History. Significance for Scholarship." Journal of Scholarly Publishing, Volume 41, Number 2, pp. 216–240.
  • Lehan, R. D. (1998). The city in literature: an intellectual and cultural history. Berkeley: University of California Press.
  • Maor, E. (1987). To infinity and beyond: a cultural history of the infinite. Boston: Birkhäuser
  • Melching, W., & Velema, W. (1994). Main trends in cultural history: ten essays. Amsterdam: Rodopi.
  • Morris, I. (1999). Archaeology as Cultural History: Words and Things in Iron Age Greece. Blackwell Publishing.
  • Munslow, Alun (1997). Deconstructing History. Routledge. ISBN 0-415-13192-8
  • Poirrier, Philippe (2004), Les Enjeux de l’histoire culturelle, Seuil.
  • Poster, M. (1997). Cultural history and postmodernity: disciplinary readings and challenges. New York: Columbia University Press.
  • Potter, W. J. (1996). An analysis of thinking and research about qualitative methods. LEA's communication series. Mahwah, N.J.: Erlbaum.
  • Ritter, H. (1986). Dictionary of concepts in history. Reference sources for the social sciences and humanities, no. 3. Westport, Conn: Greenwood Press.
  • Schlereth, T. J. (1990). Cultural history and material culture: everyday life, landscapes, museums. American material culture and folklife. Ann Arbor, Mich: UMI Research Press.
  • Spang, Rebecca. (2008). "Paradigms and Paranoia: how modern is the French Revolution?" American Historical Review, Volume 108.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]