Lompat ke isi

Lukas 3

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Lukas 3:31)
Lukas 3
Lukas 6:4-16 pada Papirus 4, yang ditulis sekitar tahun 150-175 M.
KitabInjil Lukas
KategoriInjil
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
3
pasal 2
pasal 4

Lukas 3 (disingkat Luk 3) adalah pasal ketiga Injil Lukas pada Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen, menurut catatan Lukas, seorang Kristen yang merupakan teman seperjalanan Rasul Paulus.[1][2]

Menurut catatan pasal ini, Yohanes Pembaptis memulai pelayanannya pada tahun ke-15 dari pemerintahan Kaisar Tiberius.[3] Berdasarkan catatan sejarah Romawi, Kaisar Tiberius mulai memerintah pada tanggal 18 September 14 M, sehingga tahun ke-15 pemerintahannya jatuh pada sekitar tahun 29 M.

Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):

Wilayah-wilayah Tetrarki Herodes pada abad ke-1 Masehi. Dari selatan/bawah: Idumea (Edom), Judea (Yudea), Perea, Samaria, Galilee (Galilea), Iturea, Trakhonitis, Abilene. Daerah-daerah sekitarnya: Nabatean, Decapolis (Dekapolis), Khalkis, Phoenicia (Fenisia).
Dalam tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi wali negeri Yudea, dan Herodes raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene, (TB)[3]

Ayat 1 catatan

[sunting | sunting sumber]
  • "Kaisar Tiberius": memerintah dari tanggal 18 September 14 M sampai dengan tanggal 16 Maret 37 M. Ia menjadi kaisar menggantikan Augustus yang meninggal pada tanggal 19 Agustus 14 M.
    • "Tahun kelima belas" pemerintahannya (hēgemonias) menurut penanggalan Helenistik Romawi (= tahun 340 Era Seleucid) dihitung dari musim gugur tahun 28 sampai tahun 29 M.[4]
  • "Pontius Pilatus" menjabat sebagai prefek Provinsi Iudaea dari tahun 26 M sampai 36 M.
  • "menjadi wali negeri": diterjemahkan dari kata hēgemoneuontos yang berarti "memerintah; atau menjadi pemerintah" (di sini tidak disebutkan gelar jabatannya)
  • "Herodes" (Antipas) memerintah sebagai tetrark wilayah Galilea dari tahun 4 M sampai 39 M.
  • "Filipus", saudara laki-laki Herodes, memerintah sebagai tetrark wilayah Iturea dan Trakhonitis dari tahun 4 M sampai kematiannya pada tahun 34 M.
  • "Lisanias" (Lysanias) memerintah sebagai tetrark di Abilene, tidak diketahui periodenya, kemungkinan sekitar 14-37 M.[5][6]
Pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun.[7]

Hanas (bahasa Inggris: Annas atau menurut Yosefus: "Ananus") ditunjuk menjadi Imam Besar oleh Kirenius (Quirinius) pada tahun 6 M, tetapi dicopot dari jabatannya oleh Valerius Gratus, sekitar tahun 15 M. Sepintas tampak aneh Injil Lukas mencatat dua imam besar. Namun, catatan ini sangat akurat, karena meskipun tidak berjabatan Imam Besar, pengaruh Hanas tetap kuat di dalam Sanhedrin. Dari keluarga Hanas, lima putra, satu cucu laki-laki dan seorang menantu laki-laki (Kayafas) menjabat sebagai Imam Besar secara bergantian sejak ia dicopot. Kayafas secara resmi menjabat sebagai Imam Besar dari tahun 18 sampai 36 M, tetapi secara faktual Hanas masih diakui sebagai Imam Besar pada masa itu.[8][9]

Seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.5Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, 6dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan." (TB)[10]

Ini merupakan kutipan dari Kitab Nabi Yesaya 40:3-5, yang juga dikutip oleh ketiga Injil yang lain: Injil Matius pasal 3:3, Markus pasal 1:2-3 dan Yohanes pasal 1:23.[11]

Satu halaman Codex Zacynthius, suatu palimpsest yang memuat Lukas 3:7-8 dengan tulisan majuscule abad ke-7 pada lapisan bawah.
Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan. Dan janganlah berpikir dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini! (TB)[12]
  • "Buah-buah yang sesuai dengan pertobatan": Pertobatan yang sejati akan diikuti buah kebenaran (bd. Mat 23:23; Luk 3:10–14; Kis 26:20). Iman yang sungguh-sungguh menyelamatkan dan pertobatan harus nyata dalam kehidupan yang meninggalkan dosa dan menghasilkan buah kesalehan (lihat Yoh 15:16). Orang yang mengaku percaya kepada Kristus dan menjadi anak Tuhan, namun kehidupannya tidak menghasilkan buah yang baik adalah seperti pohon yang akan ditebang dan dicampakkan ke dalam api (Mat 3:8–10,12).[13]
Yohanes menjawab dan berkata kepada semua orang itu: "Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa dari padaku akan datang dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak. Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api. (TB)[14]
  • Referensi silang: Matius 3:11, Markus 1:8, Yohanes 1:33
  • "Membaptis kamu dengan Roh Kudus":Perihal Kristus membaptiskan para pengikut-Nya dengan (atau di dalam) Roh Kudus (bandingkan Matius 3:11) merupakan tanda yang baru untuk mengenali umat Allah.
    • 1) Hal ini telah dijanjikan dalam Yoel 2:28 dan diteguhkan kembali setelah kebangkitan Kristus (Lukas 24:49; Kisah 1:4–8). Nubuat ini pada awalnya digenapi pada hari Pentakosta (lihat Kisah 2:4).
    • 2) Pelayanan Kristus untuk membaptis dalam Roh Kudus merupakan suatu pelayanan yang berlangsung terus sepanjang zaman sekarang ini. Hal ini dijelaskan oleh teks Yunani dari Yohanes 1:33 ("Dia yang akan membaptis dengan Roh Kudus"); ungkapan ini memakai kata kerja "bentuk sedang berlangsung" (ho baptizon), artinya "Dia yang akan terus-menerus membaptis". Oleh sebab itu, ayat-ayat dalam Lukas dan Yohanes tidak hanya menunjuk kepada pencurahan Roh Kudus yang pertama pada hari Pentakosta, tetapi juga kepada peran penting dan pelayanan Yesus selaku pembaptis dalam Roh Kudus sepanjang zaman ini. "Bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh" (Kisah 2:39).[13]
Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit (TB)[15]

Referensi silang: Matius 3:16, Markus 1:10

Codex Tischendorfianus III (edisi faksimili) dengan teks Lukas 3:22, 26-27 (abad ke-9)
dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." (TB)[16]

Yesus, yang sejak awal telah dikandung dan didiami oleh Roh Kudus (Lukas 1:35), sekarang secara pribadi diurapi dan diberi kuasa oleh Roh Kudus bagi pelayanan-Nya.[13]

Ketika Yesus memulai pekerjaan-Nya, Ia berumur kira-kira 30 tahun dan menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli.[17]

Di ayat ini Yusuf disebut sebagai anak Eli.

  • Frasa "Menurut anggapan orang, Ia adalah anak Yusuf, anak Eli" juga dapat diartikan dengan "tanda kurung" sebagai "Ia adalah putra (menurut anggapan orang, Yusuf) Eli."[18] Dalam penafsiran ini, Yesus adalah keturunan Eli, karena Eli adalah kakek dari pihak ibu, sehingga merupakan leluhur laki-laki terdekat.[19] Dengan demikian, "Yusuf anak Eli" bermakna "menantu laki-laki",[20] kemungkinan anak waris Eli melalui putri tunggalnya, Maria.[21] Contoh dari Perjanjian Lama penggunaan istilah demikian adalah pada Yair, yang disebut "Yair putra Manasye"[22] tetapi sebenarnya adalah putra dari cucu perempuan Manasye.[23] Bagi orang Kristen, hal ini merupakan pernyataan kelahiran Yesus Kristus dari seorang perawan, dengan catatan silsilah dari pihak ibu, meskipun tidak lazim dalam tradisi patrilinear (garis keturunan ayah).
Sejumlah pakar berpendapat bahwa jika Eli hanya mempunyai anak(-anak) perempuan, sesuai hukum Taurat (Kitab Bilangan pasal 27, yaitu Bilangan 27:1–11), hak warisnya jatuh ke tangan anak perempuannya dan suaminya yang harus sesuku (Kitab Bilangan pasal 36), seperti anak-anak perempuan Zelafehad.
Menurut R. A. Torrey, Maria tidak disebutkan namanya secara langsung karena menurut adat Yahudi kuno, nama seorang perempuan tidak diperbolehkan dimasukkan ke dalam daftar silsilah, melainkan nama suaminya yang dimasukkan sebagai "putra" dari mertua laki-lakinya, yaitu ayah perempuan tersebut.[24]
Lightfoot[20] melihat adanya pemastian sebuah catatan dalam Talmud mengatakan bahwa Eli adalah ayah Maria, jadi ayah mertua Yusuf.[25] meskipun teks itu masih diperdebatkan.[26] Tradisi Patristik secara konsisten menyebut ayah Maria bernama "Joachim". Ini dapat dijelaskan bahwa Eli merupakan kependekan Eliakim,[19] yang dalam Perjanjian Lama merupakan nama lain dari raja Yoyakim,[27] dan kemudian menjadi "Joachim".

Jadi dari silsilah ini Eli juga merupakan keturunan Daud melalui putra Daud yang bernama Natan. Jadi, Yusuf dan Maria keduanya keturunan raja Daud dari suku Yehuda. Dengan demikian, Yesus Kristus, anak mereka berdua ("menurut anggapan orang"), berhak mendapatkan hak waris dari suku Yehuda melalui Yakub:[28]

Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia* datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa. - Kejadian 49:10

(*) "dia" dalam teks bahasa Ibrani: Shiloh = Mesias

Silsilah Yesus menurut Injil Lukas

[sunting | sunting sumber]

Sumber: Lukas 3:23–38
Dalam Injil Lukas dicatat silsilah Yesus Kristus dari Yusuf, kemudian mengikuti jalur silsilah Maria dari Eli, ayahnya, sampai kepada Adam, manusia pertama, dan akhirnya kepada Allah, sebagai berikut:

...Menurut anggapan orang, Yesus adalah anak Yusuf, anak Eli, anak:
  • Matat
  • Lewi
  • Malkhi
  • Yanai
  • Yusuf
  • Matica
  • Amos
  • Nahum
  • Hesli
  • Nagai
  • Yesua
  • Eliezer
  • Yorim
  • Matat
  • Lewi
  • Simeon
  • Yehuda
  • Yusuf
  • Yonam
  • Elyakim
  • Seluruhnya dari "Yusuf" sampai "Allah" tercatat 77 nama orang laki-laki.
"Negeri itu akan meratap, setiap kaum keluarga tersendiri; kaum keluarga keturunan Daud tersendiri dan isteri mereka tersendiri; kaum keluarga keturunan Natan tersendiri dan isteri mereka tersendiri;"[30]

Ayat 33 catatan

[sunting | sunting sumber]

MILT (2008)

anak Aminadab, anak Aram,, anak Hezron, anak Perez, anak Yehuda,[31]

Klinkert (1879)

Anak Aminadab, anak Aram,, anak Esrom, anak Paris, anak Jehoeda,[31]

Terjemahan Baru (1974):

anak Aminadab, anak Admin, anak Arni, anak Hezron, anak Peres, anak Yehuda,[31]

Bahasa Inggris Versi Raja James:

Which was [the son] of Aminadab, which was [the son] of Aram, which was [the son] of Esrom, which was [the son] of Phares, which was [the son] of Juda,[31]

Pada umumnya naskah kuno memuat "anak Aminadab, anak Aram" ("Aram" adalah ejaan bahasa Yunani untuk nama Ibrani Ram), tetapi beberapa dekade lalu ditemukan beberapa naskah kuno yang memuat "anak Aminadab, anak Arni" atau "anak Aminadab, anak Admin" sehingga UBS menyimpulkan bahwa kemungkinan naskah aslinya berbunyi "anak Aminadab, anak Admin, anak Arni". Kesimpulan ini sekarang digugat karena ternyata tidak ada naskah kuno yang tepat berbunyi demikian, juga hanya sedikit sekali naskah yang memberi kesaksian sepotong-sepotong seperti itu dan naskah-naskah tersebut pun banyak memuat kesalahan lain. Alkitab bahasa Inggris Versi Raja James yang dianggap berotoritas memuat "son of Amminadab, which was the son of Aram".[32]

Pada naskah kuno bahasa Yunani umumnya tertulis:

"tou Aminadab ("dari Aminadab") & tou Aram ("dari Ram"),"

Misalnya: A, E, G, K, N, U, D, P, Y, 047, 0211 (D,Q)+7unc, 33, Byz, Lect, lat, syrp,h. Byz mencakup lebih dari 90% naskah kuno yang terlestarikan.

Tidak ada naskah kuno yang benar-benar memuat tepat "anak Aminadab, anak Admin, anak Arni".[32]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN:9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN:9794159050.
  3. ^ a b Lukas 3:1
  4. ^ Colin J. Humphreys and W. Graeme Waddington Diarsipkan 2010-04-08 di Wayback Machine.. 1985. The Date of the Crucifixion. JASA 37 (March 1985): 2-10.
  5. ^ Ramsay, William Mitchell, The Bearing of Recent Discovery on the Trustworthiness of the New Testament. 2nd ed. London: Hodder and Stoughton, 1915, halaman 297-300.
  6. ^ Lysanias - Biblical Training. Diakses 20 April 2018.
  7. ^ Lukas 3:2
  8. ^ William Hendriksen. The Gospel of Luke; New Testament Commentary, page 194-197.
  9. ^ Ron Wallace. Tiberius - Year 15.
  10. ^ Lukas 3:4–6 - Sabda.org
  11. ^ Matius 3:3; Markus 1:2–3; Lukas 3:4–6
  12. ^ Lukas 3:8 - Sabda.org
  13. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  14. ^ Lukas 3:16 - Sabda.org
  15. ^ Lukas 3:21 - Sabda.org
  16. ^ Lukas 3:22 - Sabda.org
  17. ^ Lukas 3:23
  18. ^ Aquinas, Thomas, Summa Theologica, hlm. IIIa, q.31, a.3, Reply to Objection 2,  sehingga ditafsirkan Yesus adalah putra Eli tanpa penjelasan lebih lanjut.
  19. ^ a b  Maas, Anthony (1913), "Genealogy of Christ", dalam Herbermann, Charles, Catholic Encyclopedia, New York: Robert Appleton Company 
  20. ^ a b Lightfoot, John (1663), Horæ Hebraicæ et Talmudicæ, 3 (dipublikasikan tanggal 1859), hlm. 55, diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-18, diakses tanggal 2017-05-26 
  21. ^ Nolland, John (2005), The Gospel of Matthew: a commentary on the Greek text, Grand Rapids: W. B. Eerdmans, hlm. 70, ISBN 978-0-8028-2389-2,  menganggap harmonisasi ini "paling menarik".
  22. ^ Bilangan 32:41; Ulangan 3:14; 1 Raja–raja 4:13.
  23. ^ 1 Tawarikh 2:21–23;1 Tawarikh 7:14.
  24. ^ Torrey, R. A. "Commentary on Luke 3". "The Treasury of Scriptural Knowledge", 1880.
  25. ^ Talmud Yerushalmi, Hagigah 77d. chap.2, 11a; text bahasa Ibrani di http://www.mechon-mamre.org/b/r/r2b.htm, adalah sebagai berikut: למרים ברת עלי "Maria binti Eli"
  26. ^ Mary's Genealogy & the Talmud, diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-03-23, diakses tanggal 2009-03-25 
  27. ^ 2 Tawarikh 36:4.
  28. ^ Kejadian 49:10
  29. ^ 2 Samuel 5:14, 1 Tawarikh 3:5
  30. ^ Zakharia 12:12
  31. ^ a b c d Lukas 3:33
  32. ^ a b Pickering, Wilbur N. "What Difference Does It Make?", Dallas, Texas. 1990. pp. 1-17.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]