Lompat ke isi

Jagul, Ngancar, Kediri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jagul
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenKediri
KecamatanNgancar
Kode pos
64291
Kode Kemendagri35.06.07.2010 Edit nilai pada Wikidata
Luas566 km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°55′9″S 112°9′24″E / 7.91917°S 112.15667°E / -7.91917; 112.15667


Jagul adalah desa yang berada di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur, Indonesia.

SEJARAH DESA

[sunting | sunting sumber]

Jagul adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. Di desa Jagul mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah petani. Jagul dibagi menjadi 2 dukuhan/dusun, yakni Dusun Jagul I dan Dusun Jagul II. Dengan kearifan lokal para sesepuh pada zaman dahulu menggabungkan kedua dusun tersebut menjadi satu desa yaitu desa Jagul. Jagul sendiri memiliki sejarah yang masih melekat pada warga yang diceritakan secara turun temurun.

Sejarah asal muasal desa Jagul.

Menurut para sesepuh, pada zaman dahulu ada beberapa tokoh yang menjadi cikal bakal yang membuka area hutan menjadi daerah pemukiman. Diantara nama tersebut dikenal dengan nama Mbah Edor ( nama asli beliau belum diketahui )yang dipercaya bahwa beliau adalah seorang senopati dari kerajaan Kediri. Yang kedua bernama Mbah Lamat. Dari kedua makam tokoh tersebut oleh warga desa Jagul dijadikan punden desa. Tokoh yang ketiga dikenal dengan nama Mbah Nggolo, beliau adalah seorang Srati atau pawang gajah milik kerajaan Kediri. Diceritakan bahwa mbah nggolo adalah seorang pawang gajah yang sangat baik sehingga raja dari kerajaan kediri mempercayakan kepada beliau seekor gajah yang memiliki warna kulit putih dan di kenal dengan Gajah Putih selain beliau juga menjadi pawang gajah-gajah yang lain.

Beliau bertempat tinggal di bagian utara sehingga tempat tersebut dikenal dengan nama Sraten (tempat rumah srati). Bertahun-tahun Mbah Nggolo memelihara gajah putih tersebut seperti layaknya keluarga sehingga timbul hubungan batin yang kuat. Suatu ketika tiba-tiba mbah nggolo menghilang dan tidak menemui gajah-gajah peliharaannya. Hal itu membuat gajah putih kebinggungan dan melepaskan diri untuk mencari mbah nggolo, gajah putih itu berjalan ke arah timur sesuai instingnya. Sampai dihutan bagian timur, alangkah sedih dan marah si gajah putih tersebut karena menemukan Mbah Nggolo dalam keadaaan tidak bernyawa/meninggal dunia. Dan naasnya yang tersisa dari jasadnya hanya kepalanya (sirah) saja yang ditemukan. Daerah ditemukannya kepala Mbah Nggolo dikenal dengan nama sumber Sirahnggolo.

Karena kesedihan dan kemarahan yang bercampur telah menemukan tuannya meninggal dunia gajah putih tersebut berguling-guling (Jawa:gulung) di tanah. Dari sinilah muncul kata Gajah Gulung yang menjadi cikal bakal nama desa dan lambat laun menjadi Jahgul/Jagul. Setelah itu gajah putih berlari ke arah selatan, mengamuk mencabuti pohon-pohon hingga tersisa satu pohon aren. Ketika mencabut pohon aren inilah satu gading gajah patah (Rampal) hingga daerah itu disebut Rampal Gading (daerah ini masuk wilayah desa Pandantoyo).

Desa jagul adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri. Di desa Jagul mayoritas mata pencaharian penduduknya adalah petani. Desa dibagi menjadi 2 dusun, yakni Dusun I & Dusun II. Dari ke 2 pembagian tersebut, masing-masing dusun memiliki sejarah dan asal muasal yang berbeda. Dengan kearifan lokal para sesepuh pada saat itu ke 2 dusun tersebut dijadikan menjadi satu yaitu Desa Jagul, berikut ini asal muasal desa Jagul.

Menurut para tetua desa, dahulu kala Jagul merupakan daerah belum berpenghuni yang lingkungannya banyak ditumbuhi pepohonan yang lebat dan besar serta memiliki suhu yang dingin. Diawali oleh beberapa Keluarga membuka lahan untuk di jadikan tempat pemukiman,lahan peternakan dan lahan pertanian, seiring dengan berjalannya waktu menjadi suatu kumpulan masyarakat.

Nama Desa Jagul sendiri menurut cerita diambil berdasarkan daerah yang dijadikan tempat persembunyian tersebut memiliki suhu yang dingin sehingga para pelarian tersebut sering mengalami kedinginan/katisen istilah orang Jawa ” Bediding “, sejak saat itu untuk menandai hal tersebut diabadikan menjadi tetenger (penanda) untuk menjadi nama desa yaitu Pohon Jagul. Berawal dari situlah sebagai bentuk penghargaan pada dusun Jagul yang merupakan cikal bakal berdirinya Desa Jagul kemudian dijadikan nama desa dan pusat pemerintahan berada di dusun Jagul.