Gedog Wetan, Turen, Malang
Gedog Wetan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Malang | ||||
Kecamatan | Turen | ||||
Kode pos | 65175 | ||||
Kode Kemendagri | 35.07.09.2006 | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | ... jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Gedog Wetan adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Mayoritas profesi penduduknya adalah wirausaha seperti pandai besi, tempe, tahu, dan sangkar burung.Asal kata Gedog Wetan adalah "Gedogan" dalam bahasa jawa artinya adalah kandang kuda.
Desa Gedok Wetan terdiri dari 2 pedukuhan yaitu pedukuhan Mulyoasri dan Mulyoarjo, yang masing-masing pedukuhan berdiri dari enam RW. Gedok Wetan terdiri dari 15 RW. RW 1-6 masuk pedukuhan Mulyoasri RW 7-15 masuk Mulyoarjo. Masyarakat Gedok Wetan terkenal dengan jiwa gotong royong dan saling tolong menolong, pun sampai di Era millenial saat ini jiwa seperti itu masih ada. Yang paling menonjol dari guyubnya masyarakat Gedok Wetan seperti contoh saat ada peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia tercinta. Masyarakat Gedok Wetan lebih familiar dwngan istilah agustusan, karena memang setiap tanggal 17 Agustus ada peringatan dalam bentuk berbagai macam lomba baik untuk anak-anak, remaja sampai orang tua semua berpartisipai, termasuk karnaval Dan pentas seni, hampir tiap tahun tidak pernah terlewatkan. Dahulu pasti pas setiap tanggal 17 Agustus, tapi beberapa tahun terakhir diganti ke tanggal 18 Agustus, perubahan inilah yang menyebabkan saya yang kelahiran Gedok Wetan Wetan sekarang domisili di sidoarjo menjadi sering absen menyaksikan perayaan ini. Hampir semua lapisan masyarakat Dan tingkatan umur saling bahu membahu dalam mensukseskan hajatan besar setiap tahunnya. Mereka tidak cuma menyumbangakan pikiran dan tenaga, akan tetapi juga materi. Boleh dibilang untuk keperluan makan kadang masih harus mencari, akan tetapi untuk acara seperti ini hampir bisa dipastikan mereka dengan sukarela melakukannya. Mulai dari properti untuk karnaval sampai keperluan konsumsi masing-masing rumah sudah menyediakan tanpa diminta. Dan ini hampir tidak terjadi di desa tetangga dan sekitarnya. Setiap tgl 18 Agustus seluruh masyarakat desa sekitar, bahkan beda kecamatan akan selalu berbondong-bondong