Lompat ke isi

Dhandhangan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dhandhangan (juga ditulis dandangan) merupakan festival yang diadakan di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Indonesia, untuk menandai dimulainya ibadah puasa pada bulan Ramadan. Masjid Menara Kudus biasanya menjadi pusat keramaian pada acara ini.[1] Menurut tradisi, nama dhandhangan diambil dari suara beduk masjid tersebut saat ditabuh untuk menandai awal bulan puasa. Awalnya, dhandhangan adalah tradisi berkumpulnya para santri di depan Masjid Menara Kudus setiap menjelang Ramadan untuk menunggu pengumuman dari Sunan Kudus tentang penentuan awal puasa. Selanjutnya, kesempatan ini juga dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan di sekitar masjid sehingga akhirnya kini dikenal masyarakat sebagai pasar malam yang ada setiap menjelang Ramadan.[2]

Pada perayaan ini beragam barang dijual dan pada masa kini sering diikutkan berbagai sponsor dari sejumlah industri besar. Meskipun demikian, ada satu mainan yang selalu terkait dengan festival ini, yaitu kepala "Barongan Gembong Kamijoyo". Selain itu, diadakan pula berbagai acara kebudayaan seperti festival rebana dan pawai (kirab).[3][4]

Kirab Dandangan[5] yang menampilkan potensi dari sejumlah desa yang ada di Kudus, seperti visualisasi Kiai Telingsing, Sunan Kudus, rumah adat Kudus, batil (merapikan rokok), dan membatik. Kirab dimulai dari Jalan Kiai Telingsing menuju pangkalan ojek di kompleks Menara Kudus yang ada di Jalan Sunan Kudus dengan jarak sekitar 3 kilometer. Jumlah peserta arak-arakan Dandangan yang tercatat, sekitar ratusan peserta berasal dari kelompok seniman, masyarakat, dan pelajar. Puncak dari kegiatan tersebut diisi dengan teatrikal sejarah perayaan Dandangan. Dari delapan rombongan yang mengikuti kirab tersebut, tampak hadir artis ibu kota Mandala Soji yang memerankan tokoh Sunan Kudus. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kabupaten Kudus, Hadi Sucipto mengungkapkan, kegiatan hari ini merupakan upaya melestarikan budaya Kudus serta mengenalkan potensi wisata setempat kepada masyarakat luas.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Yulianingsih, T.M. (2010). Jelajah Wisata Nusantara: Berbagai Pilihan Tujuan Wisata di 33 Propinsi. Yogyakarta: MedPress. hlm. 196. 
  2. ^ Mukhlisin (31 Juli 2012). "Tradisi Warga Kudus Menyambut Ramadhan". Kompas.com. Diakses tanggal 17 Mei 2013. 
  3. ^ Zamhuri (14 Juli 2011). "Festival Dandangan Kudus". Suara Merdeka. Diakses tanggal 17 Mei 2013. [pranala nonaktif permanen]
  4. ^ Anton WH (4 Juli 2011). "Dandangan Diharapkan Merefleksikan Sejarah Kudus". Suara Merdeka. Diakses tanggal 17 Mei 2013. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ http://www.antarajateng.com/detail/index.php?id=81369[pranala nonaktif permanen]