Coca-Cola Europacific Partners Indonesia
Perusahaan Swasta | |
Industri | Minuman Ringan |
Didirikan | Mei 1970 (sebagai PT Djaya Beverages Bottling Company) 1 Januari 2000 (sebagai Coca-Cola Amatil Indonesia) |
Kantor pusat | , |
Wilayah operasi | Indonesia |
Produk | Minuman berkarbonasi: Coca-Cola, Fanta, Sprite, A&W, Schweppes Minuman sari buah: Minute Maid Minuman susu: Nutriboost Minuman teh: Frestea Air mineral: Ades |
Induk | Coca-Cola Europacific Partners |
Divisi | Coca-Cola Bottling Indonesia Coca-Cola Distribution Indonesia |
Situs web | www.cocacola.co.id (PT Coca-Cola Indonesia) www.cocacolaep.com (Coca-Cola Europacific Partners Indonesia) |
Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEPI, sebelumnya bernama Coca-Cola Amatil Indonesia hingga 2021) adalah sebuah perusahaan minuman ringan di Indonesia. CCEPI sebenarnya merupakan nama dagang bagi dua perusahaan milik salah satu pembotol Coca-Cola terbesar di dunia, Coca-Cola Europacific Partners (berbasis di Uxbridge, London, Britania Raya) di Indonesia. Perusahaan tersebut yaitu PT Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) yang bergerak bidang produksi dan PT Coca-Cola Distribution Indonesia (CCDI) untuk distribusi. CCEPI memiliki 8 pabrik pembotolan yang ada di Sumatra, Jawa dan Bali serta mempekerjakan 5.200 karyawan.[1] Sedangkan kantor pusatnya ada di Gedung South Quarter Tower C, Lt. 22, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
CCEPI memproduksi dan memasarkan minuman berkarbonasi dengan merek Coca-Cola, Fanta dan Sprite, minuman sari buah dengan merek Minute Maid, minuman susu dengan merek Nutriboost, minuman teh dengan merek Frestea, dan air mineral dengan merek Ades.
Di samping dua perusahaan di bawah CCEPI, ada juga PT Coca-Cola Indonesia sebagai anak usaha langsung The Coca-Cola Company (berbasis di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat). Kantornya bertempat tidak jauh dari CCEPI, yaitu di Gedung South Quarter Tower B, Penthouse Floor, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Masa Kolonial Hindia Belanda hingga Perang Dunia II
[sunting | sunting sumber]Coca-Cola pertama kali hadir di Hindia Belanda pada tahun 1927, masih diimpor utuh dalam kemasan botol oleh seorang insinyur Belanda bernama Bernie Konings.[2] Kemudian pada tahun 1932 mulai diproduksi massal oleh De Nederlands-Indische Mineral Water Fabriek (Pabrik Air Mineral Hindia Belanda) di Jl. Pos Utara,[3] Pasar Baru, Batavia, yang dimiliki seorang Belanda.[4] Selama Perang Dunia II, ketika Hindia Belanda diduduki Jepang, produksi Coca-Cola dalam negeri otomatis lumpuh total.[5] Pabrik tersebut diambilalih perusahaan Jepang bernama Kumesei Goshi Kaisha, namun kemudian direbut oleh pejuang kemerdekaan pada Oktober 1945.[6]
Masa Kemerdekaan Indonesia
[sunting | sunting sumber]Sesudah kemerdekaan Indonesia, didirikan perusahaan pembotol baru Coca-Cola di Indonesia dengan nama NV Indonesian Bottlers Ltd. (IBL) oleh Bernie Konings, M. Tabrani, Aminoedin Pohan, T.S.G. Mulia serta Gouw Hoan Giok dan istri pada 7 Maret 1953.[2] Menggunakan pabrik lama yang berlokasi di Pasar Baru, peresmiannya dilakukan pada pertengahan 1954[3] dan memproduksi 1.000-1.500 krat Coca-Cola setiap harinya, dengan mempekerjakan 25 orang yang dibantu oleh 3-7 truk untuk pendistribusian.[5] Adapun saham Konings dilepas di tahun 1957 sehingga kepemilikannya 100% dipegang WNI. Meskipun demikian, kondisi ekonomi-politik era Orde Lama membuat kinerja perusahaan ini tersendat-sendat,[2] terutama ketika pemerintah saat itu menggalakkan sikap anti-Barat di masyarakat yang membuat produksinya terhenti di tahun 1964-1965.[4] Belakangan IBL dimiliki oleh T.H. Ticoalu, Tatang Nana dan Harry Handojo.[5]
Pada Mei 1970[7] NV IBL membentuk perusahaan patungan dengan tiga perusahaan Jepang, Mitsui Co. Ltd., Mikuni Coca-Cola Bottling Co. dan Mitsui Toatsu Chemicals Inc. (40%-60%) dengan nama PT Djaya Beverages Bottling Company[2] sebagai perusahaan pembotolan modern Coca-Cola pertama di Indonesia.[8] Perusahaan tersebut kemudian mendirikan pabrik baru yang berlokasi di Cempaka Putih, Jakarta Pusat dengan biaya US$ 1,8 juta,[9] dengan produksi pertamanya keluar pada 12 April 1971[10] dan diresmikan pada 11 September 1971.[11] Di tahun itu juga, merek Sprite mulai dipasarkan yang disusul Fanta di tahun 1973. Secara berturut-turut, kemudian sejumlah perusahaan memperoleh lisensi produksi Coca-Cola di beberapa daerah, meliputi:
Nama perusahaan[12] | Tahun mulai berproduksi | Lokasi pabrik | Kapasitas produksi (per liter, 1997)[13] | Kepemilikan[14][13] | Catatan |
---|---|---|---|---|---|
PT Djaya Beverages Bottling Company | 1971 | Jakarta Pusat Bekasi |
230.000.000 | NV The Indonesia Bottlers Ltd. (51%), Coca-Cola Holdings (Asia) Ltd. (29%), Mikuni Coca-Cola Bottling Co. (20%)[15] | Mulanya saham mayoritas dipegang tiga perusahaan Jepang, namun mulai 28 April 1987 Mitsui dan Mitsui Toatsu melepas sahamnya ke Indonesia Bottlers, yang disertai masuknya saham Coca-Cola Holdings, Hong Kong. Mikuni Coca-Cola merupakan salah satu perusahaan pembotol Coca-Cola di Jepang. Awalnya pabriknya berlokasi di Cempaka Putih[4][2] sebelum pindah ke Cibitung, Bekasi pada 25 Juni 1997. Saat ini, lahan bekas pabrik Coca-Cola di Cempaka Putih telah menjadi Holland Village Apartment milik Lippo Karawaci yang dibangun sejak 2014.[16]
Pabriknya di Cempaka Putih tercatat sempat diserang massa pada peristiwa Malari.[17] |
PT Brasseries de l'Indonésie PT Multi Bintang Indonesia PT Pan Java Bottling Company PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company |
1973 | Medan | 14.000.000 | Brasseries et glacières internationales dan PT Pabrik Es Siantar[8] Heineken Partogius Hutabarat |
Mulanya hak produksi Coca-Cola dipegang oleh perusahaan patungan bernama PT Brasseries de l'Indonésie. Di tahun 1981 perusahaan tersebut melakukan merger dan akuisisi dengan pabrik bir PT Multi Bintang Indonesia (MBI). Karena ingin berfokus ke pabriknya di Jakarta, PT MBI menjual pabrik Coca-Cola di Medan kepada PT Pan Java Bottling Co.[18] Lalu perusahaan tersebut dimerger ke dalam PT Coca-Cola Pan Java Bottling Co.[13] |
PT Tirtalina Bottling Company PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company |
1976 | Surabaya | 9.100.000 | PT Teknik Umum (Edi Kowara) |
Pada tahun 1991 dibentuk PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company yang merupakan hasil konsolidasi sejumlah pabrik Coca-Cola milik PT Teknik Umum. |
PT Pan Java Bottling Company PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company |
1976 | Semarang | 45.882.440 | Partogius Hutabarat | Pada tahun 1991 dibentuk PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company yang merupakan hasil konsolidasi sejumlah pabrik Coca-Cola milik Partogius Hutabarat. |
PT Tirta Permatasari Bottling Company PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company |
1981 | Ujung Pandang | 6.694.000 | ||
PT Tirta Mukti Indah Bottling Company PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company |
1983 | Bandung | 23.754.000 | PT Teknik Umum | Pada tahun 1991 dibentuk PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company yang merupakan hasil konsolidasi sejumlah pabrik Coca-Cola milik PT Teknik Umum. |
PT Tribina Jaya Nusantara Bottling Company PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company |
1985 | Padang | 2.946.000 | Partogius Hutabarat | Pada tahun 1991 dibentuk PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company yang merupakan hasil konsolidasi sejumlah pabrik Coca-Cola milik Partogius Hutabarat. |
PT Banyu Agung Sejahtera Bottling Company PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company |
1985 | Denpasar | 2.842.000 | PT Teknik Umum | Pada tahun 1991 dibentuk PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company yang merupakan hasil konsolidasi sejumlah pabrik Coca-Cola milik PT Teknik Umum. |
PT Swarna Dwipa Mekar Bottling Company PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company |
1985 | Bandar Lampung | 7.200.000 | Partogius Hutabarat | Pada tahun 1991 dibentuk PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company yang merupakan hasil konsolidasi sejumlah pabrik Coca-Cola milik Partogius Hutabarat. |
PT Bangun Wenang Beverages Company | 1985 | Manado | 6.235.000 | Keluarga Thenoch[5] | |
PT Eka Ticma Manunggal Bottling Company PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company |
1991[19] | Banjarmasin | 7.500.000 | PT Teknik Umum[20] | Perusahaan ini kemudian juga dikonsolidasikan dalam PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company. |
Adapun The Coca-Cola Company, Amerika Serikat sendiri juga mendirikan cabangnya di Indonesia pada tahun 1972 dengan nama PT Coca-Cola Indonesia (CCI)[21] yang sampai saat ini masih berdiri. Perusahaan ini tidak memproduksi Coca-Cola secara langsung, melainkan mensupervisi produksi Coca-Cola di pabrik-pabrik pembotolnya dan menyuplai bahan baku Coca-Cola.[2] Di tahun 1977, PT CCI mendirikan sebuah pabrik Commercial Support Supply (CPS) yang berlokasi di Cilangkap, Depok[22] untuk memenuhi pasokan sirup konsentrat Coca-Cola untuk pabrik pembotolan di Indonesia. CPS kemudian juga mengekspor produknya ke negara-negara tetangga seperti Singapura, Australia, Selandia Baru, Kamboja, Vietnam, dan Thailand.[5] Namun belakangan konsentrat Coca-Cola untuk pabrik pembotolannya juga diimpor dari negara lain seperti Puerto Riko.[23]
Akuisisi oleh Coca-Cola Amatil
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1991, Coca-Cola Amatil (CCA, perusahaan pembotol Coca-Cola yang berbasis di Sydney, Australia) mulai mengakuisisi pabrik pembotolan Coca-Cola di Indonesia. Dimulai dari perusahaan-perusahaan pembotol di bawah Partogius Hutabarat (Pan System) dan Edi Kowara (Teknik Umum) yang dikonsolidasikan menjadi dua perusahaan, yaitu PT Coca-Cola Pan Java Bottling Company dan PT Coca-Cola Tirtalina Bottling Company. Dalam masing-masing perusahaan ini CCA memiliki 49% saham dan sisanya pemilik lama.[14][13] Pada 6 Oktober 1993, menyusul 90% saham PT Djaya Beverages Bottling Company yang diakuisisi CCA,[24] dan dua tahun kemudian, CCA sudah memiliki 100% saham PT Djaya Beverages dan 90% saham di PT Coca-Cola Pan Java serta PT Coca-Cola Tirtalina.[25] Hal ini membuat CCA menguasai 10 dari 11 pabrik Coca-Cola di Indonesia, kecuali PT Bangun Wenang.[5]
Pada 25 Juni 1997, PT Coca-Cola Amatil Indonesia Bottling didirikan dan meresmikan pabrik barunya yang didirikan di atas area seluas 22 hektar di Cibitung, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat yang merupakan pabrik terbesar dan tercanggih di Indonesia.
Pada 1 Januari 2000, tiga perusahaan pemegang lisensi produksi Coca-Cola milik CCA di Indonesia dikonsolidasikan menjadi PT Coca-Cola Amatil Indonesia Bottling, yang kemudian di tanggal 1 Juli 2002 berganti nama menjadi PT Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI).[18] Selain perusahaan ini, ada juga PT Coca-Cola Distribution Indonesia (CCDI, d/h PT Coca-Cola Amatil Indonesia) sebagai perusahaan distributor,[26] yang sebenarnya juga merupakan hasil konsolidasi dengan sejumlah distributor seperti PT Coca-Cola Banyu Argo,[27] PT Coca-Cola Kendali Sodo[28] dan PT Enam Sekawan. Kedua perusahaan ini (CCBI dan CCDI) dikenal dengan nama dagang Coca-Cola Amatil Indonesia. Pada tahun 2016, pemegang lisensi produsen Coca-Cola terakhir di Indonesia yang ada di luar CCA, PT Bangun Wenang dicabut oleh Coca-Cola di AS.[29]
Selain dalam kemasan botol, sejak tahun 1986 Coca-Cola dipasarkan dalam kemasan kaleng dengan produk Diet Coke dan sejak tahun 1996 dalam kemasan botol plastik PET oleh Coca-Cola Amatil Indonesia. Pada tahun 2002, Frestea mulai diperkenalkan dan CCAI juga mengakuisisi merek air minum dalam kemasan, Ades. Merek Minute Maid dan Coke Zero mulai dipasarkan pada tahun 2008, Ades dijual dalam kemasan botol plastik ramah lingkungan pada tahun 2011, dan terakhir, merek Nutriboost dipasarkan tahun 2013.[5] Merek lain yang dipasarkan Coca-Cola di Indonesia adalah A&W Root Beer (root beer) dan Schweppes (air soda).[30] Coca-Cola juga pernah mengedarkan minuman Hi-C (teh botol), Krest (minuman ringan air soda), Bonaqa (air minum),[13] Sunfill (sirup),[31] Barq's (root beer),[32] Aquarius dan Powerade (minuman isotonik).[2]
Pada tanggal 10 Mei 2021, Coca-Cola Amatil Indonesia berganti nama menjadi Coca-Cola Europacific Partners Indonesia seiring dengan penggabungan Coca-Cola Amatil dengan Coca-Cola European Partners[33] menjadi Coca-Cola Europacific Partners.
Daftar produk
[sunting | sunting sumber]Minuman berkarbonasi
[sunting | sunting sumber]- Coca-Cola Rasa Original
- Coca-Cola Light Bebas Gula
- Coca-Cola Zero Sugar
- Fanta Air Soda
- Fanta Rasa Jeruk
- Fanta Rasa Stroberi
- Sprite
- Sprite Zero Sugar
- Sprite Waterlymon
- A&W Rasa Sarsaparila
- Schweppes Air Soda
- Schweppes Ginger Ale
- Schweppes Tonic Water
Minuman sari buah
[sunting | sunting sumber]- Minute Maid Pulpy Orange
Minuman susu
[sunting | sunting sumber]- Nutriboost Rasa Jeruk
- Nutriboost Rasa Stroberi
Minuman teh
[sunting | sunting sumber]- Frestea Teh Melati dengan madu
- Frestea Teh Rasa Apel dengan lemongrass
- Frestea Teh Hijau Rasa Madu dengan mint
- Frestea Nusantara
Air mineral
[sunting | sunting sumber]Kontroversi
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 2014, PT Coca-Cola Bottling Indonesia sempat tersangkut kasus dugaan pencurian air. Hal ini karena sejak 2011, meskipun Surat Izin Penggunaan Air-nya ditolak, Coca-Cola tetap mengambil air dari sejumlah sumur mata air di Sumedang tanpa izin.[34] PT CCBI tercatat sempat ditetapkan menjadi tersangka korporasi dalam kasus ini,[35] meskipun pihak CCBI membantahnya[36] dan kasus ini kemudian tidak jelas akhirnya.
Di tahun yang sama, PT Coca-Cola Indonesia (anak usaha The Coca-Cola Company, tidak berhubungan langsung dengan CCBI) dituduh tersangkut kasus pajak iklan dari tahun 2002-2006 senilai Rp 566 miliar.[37] Isu lain yang beberapa kali menjangkit operasi Coca-Cola di Indonesia adalah isu perburuhan.[38]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Kami adalah Coca-Cola Europacific Partners Indonesia, kami memproduksi beberapa minuman favorit dunia di Indonesia sejak tahun 1992.
- ^ a b c d e f g BAB IV
- ^ a b Press Translations
- ^ a b c Merek Dagang Bertahan Lama. Bagaimana Mereka Bisa Bertahan?
- ^ a b c d e f g "80 years Coca Cola Amatil Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-01. Diakses tanggal 2016-01-16.
- ^ Indonesianisasi: politics in a changing economy, 1940-1955, Volume 2
- ^ Capital & Class
- ^ a b Indonesia: A Survey of U.S. Business Opportunities, Volume 57
- ^ Indonesian Perspectives
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 3,Masalah 40-44
- ^ Berita industri
- ^ Parlementaria, Volume 20-21
- ^ a b c d e Informasi, Masalah 215-220
- ^ a b 36 kasus pemasaran asli Indonesia: bermain dengan persepsi
- ^ Japanese Overseas Investment
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 9,Masalah 1-8
- ^ Tionghoa Dalam Pusaran Politik
- ^ a b GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
- ^ ANALISIS REVERSE LOGISTICS PADA PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, KALIMANTAN
- ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 3,Masalah 1-12
- ^ Junk Food Politics: How Beverage and Fast Food Industries Are Reshaping ...
- ^ Tempo, Volume 10
- ^ Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 12,Masalah 19-20
- ^ Mergent International Manual, Volume 1
- ^ Branding Promotion with Social Network
- ^ "Coca-Cola : Lebih dari 80 Tahun Mengabdi Pada Indonesia". Coca-Cola Amatil Indonesia. Indonesia. April 1, 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-01. Diakses tanggal 2016-01-16.
- ^ Sejarah Berdirinya PT Coca Cola Distribution Indonesia
- ^ BAB II
- ^ Kontrak Diputus, Bangun Wenang Gugat Coca Cola Indonesia
- ^ Kategori Minuman
- ^ Coca-Cola Goyang Pasar Sirup
- ^ Kaleng Minuman Paket.1
- ^ Coca-Cola Europacific Partners - Nama Baru Perusahaan Hasil Akuisisi Coca-Cola Amatil dan Coca-Cola European Partners
- ^ PT Coca Cola Ambil Air Negara Tanpa Izin?
- ^ Coca-Cola Sumedang Kena Sangkaan Pelanggaran Izin Operasi
- ^ Coca Cola Bottling Indonesia Bantah Jadi Tersangka
- ^ Coca-Cola Diduga Akali Setoran Pajak
- ^ Meski Ditolak Para Buruhnya,PKB Nasional PT. Coca Cola Amatil Indonesia Tetap Di Sosialisasikan