Lompat ke isi

172 Days

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
172 Days
Poster rilis teatrikal
SutradaraHadrah Daeng Ratu
Produser
SkenarioArchie Hekagery
Berdasarkan
172 Days
oleh Nadzira Shafa
Pemeran
Penata musikTya Subiakto
SinematograferAdrian Sugiono
PenyuntingAline Jusria
Perusahaan
produksi
Tanggal rilis
  • 23 November 2023 (2023-11-23) (Indonesia)
  • 4 April 2024 (2024-04-04) (Netflix)
Durasi103 menit
NegaraIndonesia
BahasaIndonesia

172 Days adalah film drama Indonesia tahun 2023 yang disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu berdasarkan novel berjudul sama karya Nadzira Shafa. Film produksi Starvision Plus ini dibintangi oleh Yasmin Napper dan Bryan Domani. 172 Days tayang perdana di bioskop pada tanggal 23 November 2023.[1]

Film 172 Days mengisahkan tentang perjalanan cinta dan hijrah Zira dan Ameer. Zira adalah seorang gadis yang lahir dan besar di lingkungan yang jauh dari agama Islam. Ia sering bergaul dengan teman-teman yang suka berpesta, minum minuman keras, dan mengonsumsi narkoba.

Seorang perempuan bernama Nadzira Shafa memutuskan untuk berhijrah dan ingin menjalani kehidupan yang lebih baik. Dari proses hijrahnya tersebut, Nadzira Shafa mulai banyak mempelajari tentang ilmu agama serta kerap kali hadir dalam suatu majlis pengajian. Pada suatu hari di tempat pengajiannya tersebut, Nadzira Shafa menjumpai seorang ustad yang bernama Ameer Azzikra.

Perubahan Zira yang drastis ini menarik perhatian Ameer. Ameer adalah putra dari mendiang Ustadz Arifin Ilham, seorang ulama dan pendakwah yang sangat terkenal di Indonesia. Ameer adalah seorang pemuda yang taat beragama dan memiliki akhlak yang mulia.

Ameer pun mulai mendekati Zira. Ia mengajak Zira untuk ta'aruf dan menikah. Zira pun menerima ajakan Ameer dan mereka pun menikah.Kehidupan pernikahan Zira dan Ameer sangat bahagia. Mereka saling mencintai dan saling mendukung. Ameer selalu membimbing Zira untuk menjadi seorang Muslimah yang baik.

Namun, kebahagiaan mereka tidak bertahan lama. Ameer yang menderita penyakit kritis harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Zira pun setia mendampingi Ameer selama masa-masa sulitnya. Akhirnya, Ameer mengembuskan napas terakhirnya di usia yang masih sangat muda, 22 tahun. Kepergian Ameer meninggalkan duka yang mendalam bagi Zira.

Meskipun begitu, Zira tetap tabah dan ikhlas menerima kepergian Ameer. Ia meyakini bahwa Ameer telah pergi ke tempat yang lebih baik. [2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]