Lompat ke isi

Kota Denpasar

Koordinat: 8°39′23″S 115°12′59″E / 8.656251°S 115.216481°E / -8.656251; 115.216481
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

8°39′23″S 115°12′59″E / 8.656251°S 115.216481°E / -8.656251; 115.216481

Kota Denpasar
Kota Dénpasar
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Bali

Alfabet Bali
ᬤᬾᬦ᭄ᬧᬲᬃ
Dénpasar
Monumen Bajra Sandhi
Bendera Kota Denpasar Kota Dénpasar
Lambang resmi Kota Denpasar Kota Dénpasar
Julukan: 
Kota Seribu Pura
Motto: 
Pūŕadhivā bhāŕa bhāvana
(Sanskerta) Pemerintah berkewajiban meningkatkan kemakmuran
Peta
Peta
Kota Denpasar Kota Dénpasar di Kepulauan Sunda Kecil
Kota Denpasar Kota Dénpasar
Kota Denpasar
Kota Dénpasar
Letak Kota Denpasar di Indonesia
Kota Denpasar Kota Dénpasar di Indonesia
Kota Denpasar Kota Dénpasar
Kota Denpasar
Kota Dénpasar
Kota Denpasar
Kota Dénpasar (Indonesia)
Koordinat: 08°14′17″S 115°05′02″E / 8.23806°S 115.08389°E / -8.23806; 115.08389
Negara Indonesia
ProvinsiBali
Tanggal berdiri27 Februari 1788 Merdeka dari Kerajaan badung
Dasar hukumUU No.1 Tahun 1992
PP No.20 Tahun 1978
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 4
  • Kelurahan: 16
  • Desa: 27
Pemerintahan
 • Wali KotaI.G.N. Jaya Negara
 • Wakil Wali KotaI Kadek Agus Arya Wibawa
 • Sekretaris DaerahI.B. Alit Wiradana
 • Ketua DPRDI Gusti Ngurah Gede
Luas
 • Total127,78 km2 (49,34 sq mi)
Populasi
 • Total725.314
 • Kepadatan5.676/km2 (14,700/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 67,47% Hindu
  • 22,46% Islam
  • 2,33% Buddha
  • 0,05% Konghucu
  • 0,01% Kepercayaan[3]
 • BahasaIndonesia, Bali, Jawa
 • IPMKenaikan 84,68 (2023)
sangat tinggi[4]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode pos
Kode BPS
5171 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 361
Pelat kendaraanDK
Kode Kemendagri51.71 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 688.039.055.000,00- (2020)
Situs webwww.denpasarkota.go.id


Denpasar (bahasa Bali: ᬤᬾᬦ᭄ᬧᬲᬃ Dénpasar) adalah ibu kota dan sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian dari provinsi Bali, Indonesia. Denpasar adalah kota terbesar di Kepulauan Nusa Tenggara dan kota terbesar kedua di wilayah Indonesia Timur setelah Kota Makassar. Pertumbuhan industri pariwisata di pulau Bali mendorong kota Denpasar menjadi pusat kegiatan bisnis, dan menempatkan kota ini sebagai daerah yang memiliki pendapatan per kapita dan pertumbuhan tinggi di provinsi Bali.[5]

Pemerintah akan mempersiapkan tiga kota yaitu Medan, Denpasar, dan Makassar sebagai kota metropolitan baru. Tata ruang tiga kota itu masuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Perpres 45/2011).[6][7]

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Nama Denpasar berasal dari kata "den" (utara) dan "pasar" sehingga secara keseluruhan bermakna "Utara Pasar". Asal kata ini menunjukkan asal kota sebagai kota pasar, di tempat yang sekarang disebut Pasar Kumbasari (sebelumnya "Peken Payuk"), di bagian utara kota modern.[8]

Denpasar, tampak Jalan Gajah Mada dan Pasar Badung (tahun 1949)

Era Kolonial Belanda

[sunting | sunting sumber]

Denpasar pada mulanya adalah sebuah taman. Taman tersebut tidak seperti taman pada umumnya, karena menjadi taman kesayangan dari Raja Badung saat itu, Ki Jambe Ksatrya. Pada waktu itu, Ki Jambe Ksatrya tinggal di Puri Jambe Ksatrya, yang kini menjadi Pasar Satria. Taman ini unik, karena dilengkapi dengan tempat untuk bermain adu ayam (tajen). Hobi Ki Jambe Ksatrya adalah bermain adu ayam, oleh karena itu tidak jarang sang raja mengundang raja-raja lainnya di Bali untuk bermain adu ayam di taman tersebut.[9][10]

Sebelumnya kawasan ini merupakan bagian dari Kerajaan Badung, sebuah Kerajaan Hindu Majapahit yang berdiri sejak abad ke-18 s.d abad ke-19, sebelum kerajaan tersebut ditundukan oleh Belanda pada tanggal 20 September 1906, dalam sebuah peristiwa heroik yang dikenal dengan Perang Puputan Badung.[11]

Era Kemerdekaan Indonesia

[sunting | sunting sumber]

Setelah kemerdekaan Indonesia, berdasarkan Undang-undang Nomor 69 Tahun 1958, Denpasar menjadi ibu kota dari pemerintah daerah Kabupaten Badung, selanjutnya berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Des.52/2/36-136 tanggal 23 Juni 1960, Denpasar juga ditetapkan sebagai ibu kota bagi Provinsi Bali yang semula berkedudukan di Singaraja.[12]

Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1978, Denpasar resmi menjadi ‘’Kota Administratif Denpasar’’, dan seiring dengan kemampuan serta potensi wilayahnya dalam menyelenggarakan otonomi daerah, pada tanggal 15 Januari 1992, berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1992, dan Kota Denpasar ditingkatkan statusnya menjadi ‘’kotamadya’’, yang kemudian diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 27 Februari 1992.

Kota Denpasar berada pada ketinggian 0-75 meter dari permukaan laut, terletak pada posisi 8°35’31” sampai 8°44’49” Lintang Selatan dan 115°00’23” sampai 115°16’27” Bujur Timur. Sementara luas wilayah Kota Denpasar 127,78 km² atau 2,18% dari luas wilayah Provinsi Bali. Dari penggunaan tanahnya, 2.768 Ha merupakan tanah sawah, 10.001 Ha merupakan tanah kering dan sisanya seluas 9 Ha adalah tanah lainnya. Tingkat curah hujan rata-rata sebesar 244 mm per bulan, dengan curah hujan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Desember. Sedangkan suhu udara rata-rata sekitar 29.8 °C dengan rata-rata terendah sekitar 24.3 °C. Sungai Badung merupakan salah satu sungai yang membelah Kota Denpasar, sungai ini bermuara di Teluk Benoa.[13]

Data iklim Denpasar, Bali, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 33
(91)
33.4
(92.1)
33.6
(92.5)
34.4
(93.9)
33.1
(91.6)
31.4
(88.5)
29.6
(85.3)
30.4
(86.7)
31.4
(88.5)
33.6
(92.5)
33
(91)
32.7
(90.9)
32.47
(90.38)
Rata-rata harian °C (°F) 28.6
(83.5)
28.8
(83.8)
29.6
(85.3)
28.8
(83.8)
28.6
(83.5)
27.4
(81.3)
26.7
(80.1)
26.1
(79)
27.1
(80.8)
28.6
(83.5)
28.1
(82.6)
28.2
(82.8)
28.05
(82.5)
Rata-rata terendah °C (°F) 24.1
(75.4)
24.2
(75.6)
24
(75)
24.8
(76.6)
24.1
(75.4)
23.5
(74.3)
22.5
(72.5)
22.9
(73.2)
23
(73)
23.7
(74.7)
23.5
(74.3)
23.5
(74.3)
23.65
(74.52)
Presipitasi mm (inci) 390
(15.35)
313
(12.32)
214
(8.43)
135
(5.31)
72
(2.83)
48
(1.89)
33
(1.3)
14
(0.55)
37
(1.46)
84
(3.31)
188
(7.4)
308
(12.13)
1.836
(72,28)
Rata-rata hari hujan 16 14 10 7 5 3 3 1 2 4 9 13 87
% kelembapan 85 85 85 85 80 80 80 80 80 80 85 85 82.5
Rata-rata sinar matahari bulanan 186 171 217 240 279 288 300 303 273 279 210 201 2.947
Sumber #1: Sistema de Clasificación Bioclimática Mundial[14] & BMKG[15]
Sumber #2: Weatherbase[16]

Pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Wali Kota

[sunting | sunting sumber]
Kantor Wali Kota Denpasar

Wali kota Denpasar adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kota Denpasar. Wali kota Denpasar bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Bali. Saat ini, wali kota atau kepala daerah yang menjabat di Kota Denpasar ialah I Gusti Ngurah Jaya Negara, dengan wakil wali kota Kadek Agus Arya Wibawa. Mereka mulai menjabat sebagai wali kota dan wakil wali kota sejak 26 Februari 2021.

No Wali Kota Mulai menjabat Akhir jabatan Ket. Wakil Wali Kota
5
I.G.N. Jaya Negara 26 Februari 2021 petahana [17] Kadek Agus Arya Wibawa

Dewan Perwakilan

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Denpasar dalam lima periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2004–2009[18] 2009–2014[18] 2014–2019[19] 2019–2024[20] 2024–2029[21]
PKB 1 Penurunan 0 Steady 0 Steady 0 Steady 0
Gerindra (baru) 2 Kenaikan 5 Penurunan 4 Kenaikan 9
PDI-P 22 Penurunan 17 Kenaikan 18 Kenaikan 22 Steady 22
Golkar 9 Steady 9 Penurunan 8 Steady 8 Penurunan 7
NasDem (baru) 1 Kenaikan 3 Penurunan 1
Gelora (baru) 1
PKS 2 Steady 2 Kenaikan 3 Penurunan 0 Steady 0
Hanura (baru) 1 Kenaikan 4 Penurunan 2 Penurunan 0
PAN 2 Penurunan 0 Steady 0 Steady 0 Steady 0
Demokrat 4 Kenaikan 8 Penurunan 6 Penurunan 4 Penurunan 2
PSI (baru) 2 Kenaikan 3
PKPB 2 Penurunan 1
PNIM 2 Steady 2
PDS 1 Steady 1
PPRN (baru) 1
Jumlah Anggota Steady 45 Steady 45 Steady 45 Steady 45 Steady 45
Jumlah Partai 9 Kenaikan 10 Penurunan 7 Steady 7 Steady 7

Kecamatan

[sunting | sunting sumber]

Secara administratif pemerintahan kota ini terdiri dari 4 kecamatan, 43 kelurahan dengan 209 dusun. Saat ini pemerintah Kota Denpasar telah mengembangkan berbagai inovasi dalam meningkatkan layanan kepada masyarakatnya, diantaranya mulai membenahi sistem administrasi kependudukannya.[22][23]

Kota Denpasar terdiri dari 4 kecamatan, 16 kelurahan, dan 27 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 638.548 jiwa dengan luas wilayah 127,78 km² dan sebaran penduduk 4.997 jiwa/km².[24][25]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Denpasar, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
51.71.03 Denpasar Barat 3 8 Desa
Kelurahan
51.71.01 Denpasar Selatan 6 4 Desa
Kelurahan
51.71.02 Denpasar Timur 4 7 Desa
Kelurahan
51.71.04 Denpasar Utara 3 8 Desa
Kelurahan
TOTAL 16 27

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Laju pertumbuhan penduduk Kota Denpasar per tahun dalam rentang waktu 2000-2010 adalah sebesar 4 %, dengan perbandingan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 4.57 % dibandingkan dengan jumlah penduduk wanitanya.[26]

Tahun 1990 2000 2003 2010 2020
Jumlah penduduk 320.597 532.440 585.150 788.589 725.314
Sejarah kependudukan Kota Denpasar
Sumber:[2][26][27]

Dalam kaitannya sebagai kota wisata, maka Denpasar juga didukung oleh beberapa kawasan seperti Kuta dan Ubud. Kawasan ini sering disebut sebagai SarBaGiTa atau DenpaSar, Badung, Gianyar dan Tabanan berdasarkan Peraturan Presiden No. 45 tahun 2011.[28] Berikut adalah populasi dari beberapa wilayah tersebut:

Pembagian Administratif Area (km²) Kepadatan (/km²) Populasi (Sensus 2020)[2]
Denpasar 127,78 5.676,00 725.314
Badung 418,62 1.310,00 548.191
Gianyar 368,00 1.300,00 515.344
Sarbagi 914.40 1.979,30 1,788,849
Tabanan 1.013,88 455,00 461.630
Sarbagita 1.928,28 1.167,09 2.250.479

Suku bangsa

[sunting | sunting sumber]
Tari Baris, sebuah tarian perang Bali di Denpasar.
Pura umat Hindu dekat pasar Kumbasari Denpasar

Provinsi Bali merupakan rumah bagi etnis Bali dan Bali Aga, demikian juga di kota ini. Sebagai ibu kota provinsi Bali, kota Denpasar dihuni oleh penduduk yang berasal dari beragam suku bangsa dan lebih hete. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dalam Sensus Penduduk Indonesia tahun 2010, sebanyak 516.708 jiwa atau 65,52% dari 788.589 jiwa penduduk kota Denpasar adalah suku Bali.[29] Penduduk Denpasar dari suku lainnya, banyak berasal dari suku Jawa, dan beberapa lainnya adalah orang Tionghoa, Sasak, Madura, Sunda, Flores, Melayu, Bugis, Batak, dan beberapa suku lainnya.[29]

Berikut adalah banyaknya penduduk kota Denpasar berdasarkan suku bangsa pada tahun 2010:[29]

No Suku Jumlah
(2010)
%
1 Bali 516.708 65,52%
2 Jawa 203.325 25,78%
3 Tionghoa 8.900 1,13%
4 Sasak 8.300 1,05%
5 Madura 6.186 0,78%
6 Sunda 5.547 0,70%
7 Flores 4.187 0,53%
8 Bugis 1.605 0,20%
9 Melayu 1.275 0,16%
10 Suku lainnya 32.552 4,13%
Kota Denpasar 788.589 100%
Katedral Roh Kudus Denpasar
Masjid Baitul Makmur Denpasar

Agama yang dianut penduduk kota Denpasar sangat beragam dengan mayoritas beragama Hindu. Orang Bali umumnya beragama Hindu, dan sebagian beragama Islam dan Kristen. Sementara penduduk dari suku Jawa, Melayu, Bugis, Sunda, Sasak umumnya beragama Islam. Sebagian orang Flores, Batak, dan sebagian Tionghoa, beragama Kristen.

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri pada semester 1 tahun 2024, sebanyak 67,47% penduduk Denpasar menganut agama Hindu, sedangkan agama Islam dianut warga Denpasar sebanyak 22,46%. Kemudian pemeluk agama Kekristenan berjumlah 7,68%, Buddha sebanyak 2,33%, Konghucu sebanyak 0,05% dan kepercayaan 0,01%.[3] Untuk sarana rumah ibadah, terdapat 941 pura, kemudian 29 masjid, 116 mushola, 183 gereja Protestan, 5 gereja Katolik dan 17 vihara.[30]

Pasar Badung, Denpasar.

Pembangunan pariwisata berpengaruh kuat terhadap perubahan struktur dan peningkatan perekonomian di Kota Denpasar. Namun struktur perekonomian Kota Denpasar sedikit berbeda bila dibandingkan dengan struktur perekonomian Provinsi Bali pada umumnya, dengan menempatkan sektor perdagangan, hotel dan restoran mendominasi pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Denpasar.[31]

Ikut pula mendongkrak ekonomi Kota Denpasar adalah produksi barang kerajinan berupa barang kerajinan untuk cendera mata, seperti ukiran dan patung. Namun industri kerajinan ini tengah mengalami tekanan, selain karena dampak krisis dan persaingan antar daerah, tekanan lain berasal dari persaingan antar negara berkembang Asia lainnya seperti Vietnam, Thailand, India, Malaysia dan Cina. Negara pesaing ini lebih memaksimalkan besarnya skala produksi dengan memanfaatkan teknologi industri, sedangkan di Kota Denpasar industri kerajinan ini masih mempertahankan keterampilan tangan (hand made) sehingga menjadi kendala pada pemenuhan kuantitas produksinya.[5]

Kesehatan

[sunting | sunting sumber]

Kota Denpasar telah memiliki sarana pelayanan kesehatan yang baik di Provinsi Bali, terdapat 3 rumah sakit milik pemerintah diantaranya RSUP Sanglah Denpasar, RSUD Wangaya dan RSAD Udayana serta 13 buah rumah sakit swasta. Pemerintah Kota Denpasar juga telah membangun 10 buah Puskesmas dan 26 buah puskesmas pembantu, dengan rasio puskesmas per 100.000 penduduk adalah 1,7.[32][33]

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]
Salah satu gedung di Universitas Udayana.
SMP Negeri 7 Denpasar

Berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta di provinsi Bali banyak berada kota Denpasar. Sementara untuk tingkat Sekolah Dasar sederajat hingga Sekolah Menengah Atas sederajat, hingga tahun ajaran 2021/2022, jumlah sekolah di Denpasar sebanyak 399 sekolah. Beberapa perguruan tinggi yang ada di Denpasar diantaranya:

Pendidikan formal SD atau MI negeri dan swasta SMP atau MTs negeri dan swasta SMA atau MA negeri dan swasta SMK negeri dan swasta Perguruan tinggi
Jumlah satuan 235 70 35 34 25
Data sekolah di Kota Denpasar tahun 2021
Sumber:[35]

Pelayanan Umum

[sunting | sunting sumber]

Air Bersih

[sunting | sunting sumber]

Untuk melayani kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota Denpasar, dilayani oleh PDAM Kota Denpasar, dan sampai tahun 2003 telah dapat melayani 64.82 % penduduknya. Sumber air baku PDAM Kota Denpasar adalah air permukaan dan sumur dalam yang pengolahannya menggunakan Instalasi Pengolahan Air Lengkap (IPAL). Sedangkan sistem pengalirannya menggunakan sistem gravitasi dan pemompaan.[27]

Dalam penanganan masalah sampah, pemerintah Kota Denpasar memanfaatkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan seluas 40 Ha. Dari data tahun 2002, jumlah timbulan sampah Kota Denpasar adalah sebanyak 127.750 m³, sebagian besar adalah sampah domestik yang mencapai 71.14 %. Namun volume sampah yang telah tertangani baru sebanyak 1.904 m³, sehingga banyaknya sampah yang belum terlayani adalah 125.846 m³ atau 98.5 %.[27] Mengatasi hal tersebut pemerintah kota dengan masyarakat menerapkan sistem swakelola guna mengatasi masalah penumpukan sampah di TPA tersebut.[36][37]

Transportasi

[sunting | sunting sumber]
Jalan Tol Mandara

Pelabuhan Benoa merupakan pintu masuk ke Kota Denpasar melalui jalur laut dan saat ini dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia.[38] Pelabuhan ini berada sekitar 10 km dari pusat kota, dan telah beroperasi sejak dari tahun 1924.

Sarana transportasi darat di Kota Denpasar terutama untuk angkutan kota saat ini sudah mulai tidak efektif dan efisien,[39] sampai tahun 2010 hanya 30 % yang masih beroperasi, seiring dengan berkurangnya minat masyarakat untuk menggunakan jasa angkutan tersebut, yang diperkirakan hanya sekitar 3 % dari total jumlah penduduknya.[40] Sementara pertumbuhan kepemilikan kendaraan pribadi terus meningkat menjadi 11 % per tahunnya, dan tidak sebanding dengan pembangunan jalan baru. Sehingga terjadi kemacetan di Kota Denpasar tidak dapat dihindari.[41]

Pada tanggal 18 Agustus 2011 Trans Sarbagita diluncurkan sebagai jawaban atas kemacetan yang terjadi di Kota Denpasar. Sejak Februari 2022, Trans Sarbagita dioperasikan oleh Perum PPD dengan 2 koridor yakni :

Kini Kota Denpasar memiliki transportasi massal baru yang bernama Trans Metro Dewata yang diluncurkan pada 7 September 2020.[42] Trans Metro Dewata memiliki 105 unit dengan rute layanan di 4 koridor, yakni:[43]

  • Koridor 1 (K1B): Sentral Parkir Kuta Badung–Terminal Pesiapan Tabanan
  • Koridor 2 (K2B): GOR Ngurah Rai–Bandara Ngurah Rai
  • Koridor 3 (K3B): Terminal Ubung–Pantai Matahari Terbit
  • Koridor 4 (K4B): Terminal Ubung–Sentral Parkir Monkey Forest
  • Koridor 5 (K5B): Sentral Parkir Kuta Badung–Terminal Ubung

Selain itu Denpasar memiliki Jalan Tol Bali Mandara yang mempunyai 4 jalur dan dibuka untuk kalangan tertentu pada 23 September 2013. Jalan tol ini lalu dibuka untuk umum pada 1 Oktober 2013, menghubungkan Pelabuhan Benoa, Bandara Ngurah Rai dan Nusa Dua.[44] Jalan sepanjang 12.45 km ini juga dibangun dengan jalur khusus untuk motor.

Olahraga, Seni, dan Budaya

[sunting | sunting sumber]
Museum Bali
Peserta Festival Baleganjur di Denpasar tahun 2019

Klub utama sepak bola Perseden Denpasar merupakan klub sepak bola kebanggaan masyarakat Kota Denpasar, dan menjadikan Stadion Ngurah Rai sebagai markas dan tempat pertandingan laga kandang.

Sementara seni dan budaya di Kota Denpasar secara garis besar identik dengan seni dan budaya Bali umumnya, walau di sini telah terjadi interaksi perpaduan dengan budaya lain seiring dengan kedatangan para wisatawan dari berbagai kalangan. Namun nilai tradisional yang dijiwai oleh ritual-ritual agama Hindu masih kental mewarnai kota ini.[45]

Peranan Adat Bali masih mengakar pada masyarakat Kota Denpasar, Adat Bali yang dimaksud meliputi, nilai, norma dan perilaku dalam masyarakat umumnya pada sistem kekeluargaan patrilineal. Namun seiring zaman beberapa hukum adat yang berlaku mulai dipertentangkan oleh masyarakatnya, terutama dalam masalah gender dan pewarisan.[46]

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]
Suasana di Trans Studio Bali, pusat perbelanjaan yang baru beroperasi tahun 2019 di Denpasar

Perkembangan pariwisata dan daya tarik pulau Bali, secara tidak langsung telah mendorong kemajuan pembangunan di Kota Denpasar. Pada tahun 2000, jumlah wisatawan mancanegara yang datang berkunjung mencapai 1.413.513 orang, dan menempatkan jumlah wisatawan terbanyak dari Jepang kemudian disusul dari Australia, Taiwan, Eropa, Inggris, Amerika, Singapura dan Malaysia.

Kebijakan pengembangan pariwisata di Kota Denpasar menitikberatkan pada pariwisata budaya berwawasan lingkungan. Sebagai salah satu sentra pengembangan pariwisata, Kota Denpasar menjadi barometer bagi kemajuan pariwisata di Bali, hal ini dapat dilihat dengan munculnya berbagai hotel berbintang sebagai sarana menunjang aktivitas pariwisata tersebut.

Pantai Sanur merupakan salah satu kawasan wisata pantai yang ramai dikunjungi. Sementara Lapangan Puputan merupakan kawasan ruang terbuka hijau di Kota Denpasar sekaligus berfungsi sebagai "paru-paru kota".

Destinasi wisata

[sunting | sunting sumber]

Denpasar memiliki beberapa tempat wisata yang memiliki unsur sejarah dan rekreasi diantaranya adalah:

Wisata kuliner

[sunting | sunting sumber]

Denpasar juga terkenal dengan wisata kulinernya. Beberapa tempat yang sangat dikenal baik oleh turis lokal maupun mancanegara adalah:

  • Nasi Ayam Kedewatan–Jalan Tukad Badung, Denpasar
  • Nasi Ikan Mak Beng–dekat Hotel Radisson
  • Nasi Campur–Pantai Segara, Sanur
  • Babi Guling Chandra–Jalan Teuku Umar (non-halal)
  • Warung Wardana–Jalan Merdeka, Denpasar
  • Bebek Goreng HT–Jalan Merdeka, Denpasar
  • Sate Plecing–Jalan Yudhistira, Denpasar (non-halal)
  • Depot Kepiting Super–Jalan Bypass Ngurah Rai
  • Resto Bali Nikmat–Jalan Raya Kuta deket Alfa
  • Warung Batan Waru–sebelah Discovery Mall
  • Warung MadeKuta
  • Ikan Bakar–Jimbaran
  • Nyoman Cafe–Jimbaran
  • Menega Cafe–Four Seasons Jimbaran
  • Jebak (Jejak Bali Kuliner)–Jalan Teuku Umar, Denpasar

Beberapa oleh-oleh Bali yang terkenal diantaranya adalah dodol bali, brem, kacang rahayu, pie susu, kacang disco, salak bali, kacang kapri, kerupuk ceker ayam, pia legong dan kopi bali. Beberapa tempat khusus yang menjual oleh-oleh diantaranya adalah:

  • Toko Krisna
  • Toko Erlangga
  • Pasar Kumbasari

Konsulat jenderal

[sunting | sunting sumber]

Kota Kembar

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-09-19. Diakses tanggal 05-12-2018. 
  2. ^ a b c "Beberapa Karakteristik Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Bali Hasil Sensus Penduduk 2020". bali.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-24. Diakses tanggal 14 Maret 2022. 
  3. ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2024" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 22 Agustus 2024. 
  4. ^ "Indeks Pembangunan Manusia menurut Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". Denpasar: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Diakses tanggal 6 Januari 2024. 
  5. ^ a b http://www.bi.go.id Diarsipkan 2020-12-11 di Wayback Machine. KER Provinsi Bali Triwulan IV 2009 Diarsipkan 2011-01-03 di Wayback Machine. (diakses pada 6 April 2011)
  6. ^ http://metro.vivanews.com/news/read/201289-medan--makassar--denpasar-jadi-metropolitan
  7. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-10-18. Diakses tanggal 2011-06-22. 
  8. ^ "Gambaran Umum Kota Denpasar dan Pemertahanan Bahasa Bali" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 20 May 2013. Diakses tanggal 25 January 2013. 
  9. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-28. Diakses tanggal 2018-02-20. 
  10. ^ "Sejarah Kota Denpasar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-01-07. Diakses tanggal 25 Januari 2013. 
  11. ^ Sutaba, Made; Kartadarmadja, Soenyata (1983). Sejarah perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme di daerah Bali. Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. 
  12. ^ Undang-undang Nomor 64 Tahun 1958 Tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
  13. ^ I.B. Kade Sugirawan, Kondisi Ekologi Perairan Muara Sungai Badung di Teluk Benoa Ditinjau dari Parameter Fisika, Kimia, dan Biologi, Skripsi, Institut Pertanian Bogor, 1992.
  14. ^ "INDONESIA - NGURAH RAI". Centro de Investigaciones Fitosociológicas. Diakses tanggal 22 September 2020. 
  15. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 78 & 143. Diakses tanggal 22 September 2024. 
  16. ^ "Denpasar, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 22 September 2020. 
  17. ^ Maulana, Rivki (2021-02-17). Wiratmini, Ni Putu Eka, ed. "Pelantikan Wali Kota Denpasar Diundur, Kepemimpinan Sementara Di Tangan Sekda". Bisnis.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-22. Diakses tanggal 2021-02-24. 
  18. ^ a b Komisi Pemilihan Umum. "Pemilihan Umum Dalam Angka di Kota Denpasar tahun 2004-2014" (PDF). kpu-denpasarkota.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-04-20. Diakses tanggal 27-11-2020. 
  19. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Denpasar 2014-2019
  20. ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Denpasar 2019-2024
  21. ^ Dewi, Ni Made Ari Rismaya (04-05-2024). M. Ridwan, ed. "KPU Denpasar Tetapkan 45 Kursi DPRD Kota Terpilih, Simak Komposisi Perolehan Kursi Partai-Partai!". jawapos.com. Diakses tanggal 15-05-2024. 
  22. ^ Djojosoekarto, A., Siahaan, H.M.P., Setiyawati, N.H. (2008). Pelayanan publik dalam persepsi masyarakat: hasil survei persepsi masyarakat dengan metode citizen report card di daerah, Kemitraan Partnership, ISBN 979-26-9631-8. 
  23. ^ Sadiawati, D., Djojosoekarto, A., Setiyawati, N.H., (2008). Membangun sistem integrasi dalam pemberantasan korupsi di daerah: catatan atas pengalaman pengawalan rencana aksi daerah pemberantasan korupsi (RAD PK) dan pelaksanaan citizen report card (CRC) di lima daerah, Kemitraan Partnership, ISBN 979-26-9625-3. 
  24. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  25. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  26. ^ a b http://www.bps.go.id Diarsipkan 2012-02-04 di Wayback Machine. Sensus penduduk 2010 Kota Denpasar Diarsipkan 2010-11-13 di Wayback Machine. (diakses pada 6 April 2011)
  27. ^ a b c ciptakarya.pu.go.id Profil Kota Denpasar Diarsipkan 2018-11-24 di Wayback Machine. (diakses pada 6 April 2011)
  28. ^ "Kerja Sama Kunci Terwujudnya Perpres Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan". BKPRN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-01. Diakses tanggal 25 January 2013. 
  29. ^ a b c "Peta Sebaran Penduduk Menurut Suku Bangsa Provinsi Bali" (pdf). bali.bps.go.id. 15 Januari 2015. hlm. 9, 11. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-30. Diakses tanggal 18 Juni 2022. 
  30. ^ "Kota Denpasar Dalam Angka 2022" (pdf). denpasarkota.bps.go.id. hlm. 100–101. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-14. Diakses tanggal 18 Juni 2022. 
  31. ^ Motivasi Kerja Perempuan Bali pada Hotel Berbintang di Kota Denpasar Diarsipkan 2012-01-11 di Wayback Machine. (diakses pada 6 April 2011)
  32. ^ http://www.depkes.go.id Diarsipkan 2010-07-20 di Wayback Machine. Profil Kesehatan Kota Denpasar Diarsipkan 2011-09-02 di Wayback Machine. (diakses pada 6 April 2011)
  33. ^ "Data Puskesmas Di Kota Denpasar". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-11. Diakses tanggal 15 Oktober 2021. 
  34. ^ "Universitas Terbuka". 
  35. ^ https://dapo.kemdikbud.go.id/sp/2/226000 Diarsipkan 2021-10-07 di Wayback Machine. (diakses pada 8 Oktober 2021)
  36. ^ http://www.beritabali.com Diarsipkan 2011-04-26 di Wayback Machine. Mendesak, Swakelola Sampah Plus di Denpasar Diarsipkan 2012-05-10 di Wayback Machine. (diakses pada 6 April 2011)
  37. ^ http://www.pplhbali.or.id Diarsipkan 2011-01-04 di Wayback Machine. Sanur Kauh Depot[pranala nonaktif permanen] (diakses pada 6 April 2011)
  38. ^ http://www.pp3.co.id Diarsipkan 2012-12-18 di Archive.is Pelabuhan Benoa Diarsipkan 2011-04-17 di Wayback Machine.
  39. ^ Ni Nyoman Murniasih, Evaluasi Kinerja Pelayanan Aangkutan Kota Denpasar Ditinjau Dari Pihak Operator, Skripsi, Institut Teknologi Bandung, 2005
  40. ^ http://www.balipost.co.id Diarsipkan 2011-04-08 di Wayback Machine. Angkot di Denpasar Mati Suri Diarsipkan 2012-01-08 di Wayback Machine. (diakses pada 11 April 2011)
  41. ^ http://www.balipost.co.id Diarsipkan 2011-04-08 di Wayback Machine. Kemacetan di Denpasar Diarsipkan 2012-01-08 di Wayback Machine. (diakses pada 11 April 2011)
  42. ^ Riza, Angga. "Trans Metro Dewata Diresmikan di Bali: Ada 105 Unit, Operasi di 4 Koridor". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-24. Diakses tanggal 24 Juli 2021. 
  43. ^ "Rute Trans Metro Dewata". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-06. Diakses tanggal 24 Juli 2021. 
  44. ^ ""SBY Namai Jalan Tol Bali Mandara"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-20. Diakses tanggal 2013-10-19. 
  45. ^ Profil daerah kabupaten dan kota, Volume 2, Penerbit Buku Kompas, 2001, ISBN 979-709-054-X.
  46. ^ Mery Wanyi Rihi, Kedudukan Anak Angkat Menurut Hukum Waris Adat Bali (Studi Kasus Di Kelurahan Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar dan Pengadilan Negeri Denpasar), Tesis, Universitas Diponegoro, 2006
  47. ^ "Denpasar to ink sister city pact with Haikou". The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-10-19. Diakses tanggal 4 November 2012. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
  Kota Provinsi Populasi     Kota Provinsi Populasi
1 Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11.135.191 Kota Denpasar
Kota Denpasar
7 Makassar Sulawesi Selatan 1.477.861
2 Surabaya Jawa Timur 3.017.382 8 Batam Kepulauan Riau 1.294.548
3 Bandung Jawa Barat 2.579.837 9 Pekanbaru Riau 1.138.530
4 Medan Sumatera Utara 2.539.829 10 Bandar Lampung Lampung 1.073.451
5 Palembang Sumatera Selatan 1.781.672 11 Padang Sumatera Barat 939.851
6 Semarang Jawa Tengah 1.699.585 12 Malang Jawa Timur 885.271
Sumber: Data Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (per 30 Juni 2024). Catatan: Tidak termasuk kota satelit.