https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/jpg
Hlm. 1-13
Perilaku Individu Dalam Organisasi (Individu, Kelompok, dan
Lembaga)
Lalu Tegar Ardani1
Program Studi Pendidikan Geografi, Universitas Lambung Mangkurat
[email protected]
Abstract
Behavior has a broad definition. Behavior can be understood as human
action or activity itself which is very broad in scope. Areas include: walking,
talking, crying, laughing, working, studying, writing, reading, etc. This
behavior is also understood as a person's reaction or response to external
stimuli or stimuli that are unique to the unique organizational environment.
The implementation of organizational plans is highly dependent on the
individual characteristics contained within the organization. Organizations
need to better understand the characteristics, attitudes and behavior of each
individual. It is necessary to acknowledge and accept that human beings are
destined not to be the same, both their origin and their biological origin,
education, to the various factors that influence each of the personal
characteristics. Thus, individual diversity has become a necessity, and its
existence cannot be denied. This article describes how individuals behave in
organizations with a side discussion of approaches to understanding nature
including cognitive approaches, gratification approaches, reinforcement
methods and psychoanalytic methods.
Keyword: Behavior, Individual, Organization
Perilaku Individu Dalam Organisasi
Jurnal Pendidikan Geografi 2022 2
Abstrak
Perilaku memiliki definisi yang luas. Perilaku dapat dipahami sebagai
tindakan atau Aktivitas manusia itu sendiri sangat luas cakupannya Wilayah
meliputi: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, belajar, menulis,
membaca, dll. Perilaku ini juga dipahami sebagai reaksi atau respons
seseorang terhadap stimulus atau stimulus eksternal yang salah lingkungan
organisasi yang unik. Pelaksanaan rencana organisasi sangat tergantung
pada karakteristik individu yang terkandung dalam organisasi. Organisasi
perlu lebih memahami karakteristik, sikap dan perilaku dari setiap individu.
Adalah perlu untuk mengakui dan menerima bahwa manusia adalah takdir
tidak sama baik asal usul maupun asal usul biologisnya pendidikan, hingga
berbagai faktor yang mempengaruhi masing-masing Karakteristik pribadi.
Dengan demikian, keragaman individu memiliki menjadi kebutuhan, dan
keberadaannya tidak dapat disangkal. Artikel ini menjelaskan bagaimana
perilaku individu dalam organisasi dengan diskusi sampingan tentang
pendekatan untuk memahami
alam termasuk pendekatan kognitif,
pendekatan kepuasan, metode penguatan dan metode psikoanalitik..
Kata kunci: Perilaku, Individu, Organisasi
Perilaku Individu Dalam Organisasi
Jurnal Pendidikan Geografi 2022
Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terlepas dari masyarakat,
kelompok sosial dan pranata sosial yang berkembang dalam kehidupan masyarakat
itu sendiri. Masyarakat adalah kelompok individu yang terorganisir yang
menganggap diri mereka sebagai kelompok yang terpisah. Ada juga kelompok
solidaritas sosial di masyarakat. Kelompok sosial adalah kumpulan atau unit orang
yang hidup bersama. Dikatakan kelompok sosial karena pengarangnya lebih dari
satu sehingga ada aksi dan reaksi. Tindakan tersebut dapat terjadi antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok.
Interaksi tersebut akan terus berlangsung sehari-hari untuk menunjang kehidupan
manusia sebagai individu dan sebagai bagian dari kehidupan sosial, kemudian
menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat dan kehidupan kelompok sosial
agar tetap berlangsung secara tertib dan seimbang, dalam suatu negara, atau bahkan
dalam masyarakat itu sendiri, tentu harus ada pranata – pranata sosial. Lembaga
sosial tersebut meliputi lembaga keluarga, lembaga pendidikan, lembaga ekonomi,
lembaga keagamaan, dan lembaga politik. Masing-masing lembaga sosial tersebut
memiliki karakteristik, fungsi, tujuan, dan simbol yang berbeda. Sedangkan negara
atau masyarakat tanpa pranata sosial akan hancur. Oleh karena itu, lembaga sosial
memainkan peran penting dalam masyarakat dan negara. Dari uraian di atas,
jelaslah bahwa masyarakat, kelompok sosial, dan pranata sosial merupakan satu
kesatuan yang saling bergantung dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu, untuk
mencapai ketertiban dan kesejahteraan dalam kehidupan setiap individu, perlu
menjaga ketertiban dalam hubungannya dengan masyarakat, kelompok sosial, dan
pranata sosial. Jika salah satu dari ketiga aspek tersebut menemui masalah atau
keterbatasan,
maka
akan
mengganggu
pula
kehidupan
individu
yang
menciptakannya.
Perilaku Individu Dalam Organisasi
3
Jurnal Pendidikan Geografi 2022 4
Pembahasan
1. Individu Sebagai Identitas Diri dan Sosial
Secara etimologis, kata individu berasal dari bahasa Yunani individu
yang berarti 'tak terbagi'. Sebagai individu atau individu yang terpisah dari
yang lain, individu mau tidak mau memiliki identitasnya sendiri. Itu melekat
pada setiap individu, misalnya lahir laki-laki atau perempuan, putih, hitam
atau berwarna, postur tubuh atau tubuh tinggi terlihat lebih bulat), dan
mesomorph dianggap banyak orang adalah postur tubuh yang ideal. Itulah
identitasnya.
Kuper
dan
Kuper
(2000:
986)
menjelaskan
bahwa
dalam
pengertianumum identitas sosial (Social Identity) mengacu pada definisi diri
seseorangdalam hubungannya dengan orang lain atau keanggotaan seseorang
dalam berbagai kelompok sosial. Pendapat serupa diungkap oleh Sunyoto
Usman(2012: 105) bahwa identitas sosial lazim dipergunakan untuk
menjelaskankarakteristik
sikap
dan
tindakan
kelompok
tertentu,
kemudianmembedakannya dengan karakteristik sikap dan tindakan kelompokkelompok lain.
Dalam konteks sosiologi dan ilmu sosial, individu adalah subjek
tindakan, subjek memiliki pemikiran dan kehendak, memberi makna dan
menilai serta menafsirkan peristiwa dan fenomena sosial yang terjadi di
masyarakat. Dari situ, individu dapat dikenal dalam masyarakat sebagai
manusia dengan ciri atau identitas tertentu.
Parsons
menjelaskan
bahwa
tindakan
individu
dan
kelompokdipengaruhi oleh tiga sistem, yaitu (1) sistem sosial (status dan
peran), (2) sistem budaya (nilai dan norma sosial), dan (3) sistem/tipe
kepribadianmasing-masing individu. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan
bahwa manusia sebagai individu tak dapat dipisahkan dari kelompok
ataumasyarakatnya, dengan kata lain individu dalam sosiologi merupakan
manusia dalam konteks hubungannya dengan manusia lain. Pendapat
Blummer dapat menguatkan pernyataan parson. Pertama, individu bertindak
Perilaku Individu Dalam Organisasi
Jurnal Pendidikan Geografi 2022
terhadap sesuatu berdasar makna sesuatu tersebut bagi mereka. Sesuatu yang
dimaksud di sini bermakna objek fisik, orang lain, institusi sosial dan ide-ide
atau nilai-nilai yang bersifat abstrak. Kedua, makna tersebut berasal dan hasil
interaksi sosial seseorang dengan orang lain. Ketiga, makna tersebut
disempurnakan dan dimodifikasi melalui proses penafsiran di saat proses
interaksi berlangsung (dalam Santosa, 2017: 3).
2. Kelompok Sosial
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri
dari hubungan dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang
terjadi di antara individu-individu (manusia) kemudian lahirlah kelompokkelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh kesamaan-kesamaan
kepentingan bersama.
Kelompok atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi
satu sama lain, pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk
meningkatan hubungan antar individu, atau bisa saja untuk keduanya. Sebuah
kelompok suatu waktu dibedakan secara kolektif, sekumpulan orang yang
memiliki kesamaan dalam aktifitas umum namun dengan arah interaksi
terkecil.
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran
bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh
anggota masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para
anggotanya. Kelompok-kelompok sosial merupakan himpunan manusia yang
saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan dengan sadar dan
tolong menolong (R.M. Macler & Charles H. Page: Society, An Introductory
Analysis, Macmillan & Co.Ltd., London, 1961: 213).
Kelompok sosial atau social group adalah himpunan atau kesatuan
manusia yang hidup bersama, karena adanya hubungan di antara mereka.
Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling
mempengaruhi dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong (Soejono
Soekanto, 2006:104).
Perilaku Individu Dalam Organisasi
5
Jurnal Pendidikan Geografi 2022 6
Syarat kelompok menurut Baron dan Byrne: (1) Interaksi, anggotaanggota seharusnya berinteraksi satu sama lain. (2) Interdependen, apa yang
terjadi pada seorang anggota akan mempengaruhi perilaku anggota yang lain.
(3) Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti (bisa
minggu, bulan dan tahun). (4) Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat
umum bagi semua anggota. (5) Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki
beberapa macam struktur sehingga mereka memiliki set peran. (6) Persepsi,
anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian dari kelompok.
3. Lembaga Sosial
Lembaga sosial merupakan terjemahan dari social instution dalam
bahasa Inggris. Istilah social institution dalam bahasa Indonesia bermakna
‘lembaga sosial’ dan ‘pranata sosial’. Lembaga sosial merujuk pada suatu
bentuk yang mengandung pengertian abstrak tentang adanyanorma dan aturan
tertentu sebagai ciri suatu lembaga.
Iver dan Page (dalam Putri, 2016: 1-14) menyatakan bahwalembaga
merupakan bentuk atau kondisi prosedur mapan yang menjadikarakteristik
bagi aktivitas kelompok. Dalam sumber yang sama, Polakmenyatakan bahwa
lembaga atau social institution adalah suatu kompleksatau sistem peraturanperaturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai penting. Menurut
Soerjono Soekanto (dalam Maryati dan Suryawati, 2006:60), lembaga sosial
merupakan himpunan norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.Pendapat lain juga
dikemukakan Koentjaraningrat (2000: 70), pranata sosialadalah suatu sistem
tata kelakuan dan hubungan yang berpusat padaserangkaian aktivitas untuk
memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus dalamkehidupan masyarakat.
Berdasarkan keterbatasan tersebut, dapat dikatakan bahwa untuk
memahami pranata sosial perlu memperhatikan kebutuhan dasar manusia dan
sistem perilaku terorganisir. Secara garis besar pranata sosial memiliki dua
aspek, yaitu lembaga sosial sebagai aturan (lembaga pengatur sosial) dan
lembaga sosial yang benar-benar berlaku (institusi sosial fungsional).
Perilaku Individu Dalam Organisasi
Jurnal Pendidikan Geografi 2022
Menurut
Soerjono
Soekanto
(1982:
174)
untuk
mendapatkanmembedakan kekuatan mengikat norma, yaitu Cara (Usage)
menunjuk padasuatu bentuk perbuatan. Norma ini mempunyai kekuatan
memaksa yanglemah bila dibandingkan dengan kebiasaan (Folkways) .
Kebiasaan merujuk pada perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang
sama.
Menurut Schaefer (2012: 72), norma (norms) adalah standar perilaku
yang dibuat dan dipertahankan dalam suatu masyarakat. Untuk menjadi
signifikan,
norma
harus
ditaati
dan
dimengerti
bersama.
Sosiologimembedakan norma dengan dua cara, yaitu norma digolongkan
sebagainorma formal atau norma informal.
Berdasarkan pemaparan di atas, hakikat lembaga sosial adalah
kesatuan dari adat istiadat yang dengan norma-normanya menguasai sejumlah
tindakan dan kegiatan orang-orang atau kelompok sosial. Lembaga sosial
merupakan tata abstraksi yang lebih tinggi dari kelompok, organisasi
atausistem sosial lainnya.
4. Perilaku Individu Dalam Organisasi
Menurut Sopiah untuk dapat memahami perilaku individu dengan
baik, terlebih dahulu kita harus memahami karakteristik yang melekat pada
indvidu. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah ciri-ciri biografis,
kepribadian, persepsi dan sikap (Sopiah, 2008). Manusia merupakan salah
satu dimensi dalam organisasi yang amat penting, merupakan salah satu faktor
dan pendukung organisasi (Ratih, 2018). Perilaku organisasi pada hakikatnya
adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya.
Oleh karena itu untuk memahami perilku organisasi sebaiknya diketahui
terlebih dahulu individu-individu sebagai pendukung organisasi tersebut
(Thoha, 2012).
Kast dan James, mengemukakan perilaku adalah cara bertindak, ia
menunjukkan tingkah laku seseorang. Pola perilaku adalah mode tingkah laku
yang dipakai seseorang dalam melaksanakan kgiatan-kegiatannya. Dikatakan
Perilaku Individu Dalam Organisasi
7
Jurnal Pendidikan Geografi 2022 8
bahwa proses perilaku serupa untuk semua individu, walaupun pola
perilakunya mungkin berbeda. Ada 3 asumsi yang saling berkaitan mengenai
perilaku manusia, yakni: 1) perilaku itu disebabkan (caused), 2) perilaku itu
digerakkan (motivated), 3) perilaku itu ditunjukan pada sasaran. Ketiga unsur
ini saling terkait dalam modal dasar perilaku individu dan berlaku kepada
siapa dan kapan saja (Kast & Rosenzweig, 1995). Setiap individu berperilaku
ketika ada ransangan dan memiliki sasaran tertentu. Perialku ke arah sasaran,
timbul karena ada ransangan dan semua perilaku ada penyebabnya.Yang
pokok dalam proses ini adalah jarak antara kondisi sekarang dengan kondisi
yang diinginkan dan perilaku yang timbil untuk menutup jarak itu. Ransangan
disaring melalui system keinginan atau kebutuhan yang mungkin bermacammacam bentuknya.
Perilaku organisasi merupakan ilmu pengetahuan yang membahas
tentang dampak perseorangan, kelompok, dan struktur dalam perilaku
berorganisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan mengenai hal–hal
tersebut guna memperbaiki efektivitas organisasi (Umam, 2012). Perilaku
manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu
dengan lingkungannya. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi
kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman
masa lalunya.
5. Memahami Sifat Manusia
Manusia berbeda perilakunya, karena kemampuannya tidak sama
Mempelajari prinsip dasar kemampuan amat penting agar dapat diketahui
mengapa seseorang berbuat dan berperilaku berbeda dengan yang lain.
Dengan adanya keterbatasan kemampuan ini, maka setiap orang didalam
melaksanakan tugasnya akan tidak sama pula. Demikian pula dengan seorng
pemimpin. Ada seorang pemimpin bisa mengatasi persoalan yang rumit hanya
memerlukan beberapa saat saja, tetapi tidak demikianlah dengan pimpinan
yang lain, ia memerlukan puasa tiga hari tiga malam, berkonsultasi dengan
orang tua disuatu desa yang diagung-agungkan, dan banyak cara yang
Perilaku Individu Dalam Organisasi
Jurnal Pendidikan Geografi 2022
dilakukan.Keterbatasan kemampuan ini yang membuat seseorang bertingkah
laku yang berbeda. Banyak yang diinginkan manusia, tetapi jawaban manusia
untuk mewujudkan keinginannya itu terbatas, sehingga menyebabkan semua
yang diinginkan itu tidak tercapai (Thoha, 2012).
Orang berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang
bagaimana bertindak. Kebutuhan-kebutuhan manusia dapat dipenuhi lewat
perilakunya masingmasing. Didalam banyak hal, seseorang dihadapi dengan
sejumlah kebutuhan yang potensial harus dipenuhi lewat perilaku yang
diperilakunya. Cara untuk menjelaskan bagaimana seseorang membuat pilihan
di antara sejumlah besar rangkaian pilihan perilaku yang terbuka baginya,
adalah dengan mempergunakan penjelasan teori expectancy (pengharapan).
Teori ini didasarkan atas proposisi yang sederhana yakni bahwa seseorang
memilih berperilaku sedemikian karena ia yakin dapat mengerjakan untuk
mendapatkan sesuatu hasil tertentu (misalkan mendapatkan hadiah atau upah,
dan dikenal oleh atasan yang menarik baginya karena sesuai dengan tuntutan
kebutuhannya) (Thoha, 2012).
Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang
(affective). Orangorang jarang bertindak netral mengenai suatu hal yang
mereka ketahui dan alami. Dan mereka cenderung untuk mengevaluasi
sesuatu yang mereka alami dengan cara senang atau tidak senang.
Selanjutnya, evaluasinya itu merupakan salah satu faktor yang teramat sulit di
dalam mempengaruhi perilakunya dimasa yang akan datang. Perasaan senang
dan tidak senang ini akan menjadikan seseorang berbuat yang berbeda dengan
orang lain dalam rangka menanggapi sesuatu hal. Seseorang bisa puas
mendapatkan gaji tertentu karena bekerja di suatu tempat tertentu, orang lain
pada tempat yang sama merasa tidak puas. Kepuasan dan ketidakpuasan ini
ditimbulkan karena adanya perbedaan dari sesuatu yang diterima dengan
sesuatu yang diharapkan seharusnya diterima (Arifin, 2014).
6. Pendekatan-Pendekatan Untuk Memahami Sifat Manusia
Perilaku Individu Dalam Organisasi
9
Jurnal Pendidikan Geografi 2022 10
Teori kognitif ini melihat cara variabel-variabel terbentuknya kognitif
yang menyebabkan terbentuknya perilaku tertentu (Littlejohn & Foss, 2010).
Perilaku ini menurut Miftah Thoha, tersusun secara teratur. Seseorang
mengatur pengalamannya ke dalam kegiatan untuk mengetahui (cognition)
dan kemudian memasukkan ke dalam kognitifnya. Susunan ini akan
menentukan jawaban. Singkatnya, seseorang mengetahui adanya rangsangan,
memprosesnya ke dalam kognisi, dan menghasilkan suatu jawaban. Kita
melihat jawaban tersebut sebagai perilaku (Thoha, 2012).
Pendekatan Kepuasan. Teori ini menaruh perhatian pada faktor-faktor
dalam diri seseorang yang menguatkan (energize), mengarahkan (direct),
mendukung (sustain), dan menghentikan (stop) perilakunya. Mendampingi
teori kepuasan, adalah teori proses yang menguraikan dan menganalisis
bagaimana perilaku tersebut dikuatkan, diarahkan, didukung, dan dihentikan.
Menurut Gibson, dkk, kedua teori tersebut sebenarnya berhubungan dengan
proses motivasi seseorang (James, 1993).
7. Hierarki Kebutuhan Maslow (Maslow’s Hierarchy of Needs)
Teori Abraham H. Maslow berasumsi bahwa: (1) Manusia mempunyai
kebutuhan berbeda yang ingin dipenuhinya; (2) Kebutuhan yang paling
mendesak yang akan dipenuhi terlebih dahulu, oleh karena itulah manusia
akan berperilaku; (3) Kebutuhan yang sudah terpenuhi tidak lagi menjadi
pendorong untuk berperilaku.
Dengan alasan itulah maka kebutuhan manusia disusun dalam suatu
hierarki yang kita kenal sebagai “Lima Jenjang Kebutuhan” (Five Hierachies
of Needs). Kebutuhankebutuhan tersebut, adalah kebutuhan Fisiologis
(makan, minum, tempat tinggal, sex, dan lain-lain.), kebutuhan Keselamatan
dan Keamanan (dari ancaman, dan lain-lain), kebutuhan Rasa Memiliki,
Sosial dan Cinta, kebutuhan Penghargaan, dan kebutuhan Aktualisasi
Diri/Pengakuan (pengakuan dirinya terbaik). Ada beberapa hal penting yang
patut diketahui dari penemuan Maslow ini, yaitu (1) teorinya disusun
berdasarkan anggapan bahwa manusia mempunyai kebutuhan untuk
Perilaku Individu Dalam Organisasi
Jurnal Pendidikan Geografi 2022
berkembang dan maju; (2) adanya kebutuhan tingkat tinggi, yaitu kebutuhan
penghargaan dan aktualisasi diri yang belum terpenuhi membuat para manajer
memusatkan perhatian dan strategi untuk memenuhinya; dan (3) kebutuhan
yang belum terpenuhi sama sekali dapat menimbulkan kesulitan bagi manajer,
antara lain frustrasi, konflik, dan tekanan di dalam organisasi (Maslow &
Iman, 1993). Pendekatan penguatan. Pendekatan penguatan adalah bahwa
suatu perilaku dipengaruhi oleh gerakan reflex yang digerakan oleh system
syaraf motorik yang ada di otak kita, contohnya jika tangan kita terkena api
maka secara otomatis kita menjauhkan atau menarik tangan dari api tersebut
(Darmanto, 2010).
8. Pendekatan Psikoanalitis
Sehubungan dengan pertanyaan Albert Einstein pada tahun 1932
dalam suratnya kepada Sigmund Freud (Russell G. Geen, 1976), yang intinya
tentang dasar pembawaan halus dan gerak hati manusia yang dapat
menimbulkan perilaku agresif, karena keterbatasan pengendalian dirinya,
Freud menjawab bahwa manusia mempunyai naluri (instink) yang dengan
mudahnya dapat menyulut semangat untuk berperang. Freud menulis tentang
naluri untuk menghancurkan (instinct for destruction) secara panjang lebar
dalam bukunya Beyond the Pleasure Principle (Darmanto, 2010). Dalam
teorinya, ia mengatakan bahwa ada dua kekuatan pendorong kehidupan
manusia. Kekuatan yang pertama, adalah Eros, atau naluri untuk hidup yang
menunjukkan semua kecenderungan dalam diri manusia untuk bersatu,
penjagaan diri, seksualitas, dan cinta. Kekuatan lainnya disebutnya sebagai
Thanatos atau harapan kematian, yang menghimpun seluruh kecenderungan
ke arah kehancuran.
Id (das es), merupakan salah satu unsur atau subsistem kepribadian
yang berdasarkan pada kesenangan (pleasure). Id, adalah penggerak utama
keseluruhan perilaku manusia. Id, adalah kawah candradimuka yang penuh
dengan keinginan yang memerlukan pemuasan segera. Dalam kegiatannya, id
tidak terbelenggu oleh batasan-batasan etika, moral, logika, dan lain-lain
Perilaku Individu Dalam Organisasi
11
Jurnal Pendidikan Geografi 2022 12
faktor. Sehingga sering kali ditemukan adanya perilaku baik dan buruk
sekaligus dalam waktu bersamaan (simultan). Id bekerja secara tidak rasional
dan secara impulsive (Thoha, 2012).
Pertentangan antara id dan super ego menyebabkan ego melakukan
kegiatan jalan tengah. Ego harus mengadakan kompromi dan berusaha
menyenangkan id dan super ego. Hal ini merupakan salah satu mekanisme
proses mental yang berusaha memecahkan konflik antara keadaan psikologis
manusia dan kenyataan yang dihadapinya (Thoha, 2012).
.
Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas, (1) individu adalah subjek tindakan,
subjek memiliki pemikiran dan kehendak, memberi makna dan menilai serta
menafsirkan peristiwa dan fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Dari
situ, individu dapat dikenal dalam masyarakat sebagai manusia dengan ciri
atau identitas tertentu. (2) Kelompok atau group adalah kumpulan dari
individu yang berinteraksi satu sama lain, pada umumnya hanya untuk
melakukan pekerjaan, untuk meningkatan hubungan antar individu, atau bisa
saja untuk keduanya. Sebuah kelompok suatu waktu dibedakan secara
kolektif, sekumpulan orang yang memiliki kesamaan dalam aktifitas umum
namun dengan arah interaksi terkecil. (3) Hakikat lembaga sosial adalah
kesatuan dari adat istiadat yang dengan norma-normanya menguasai sejumlah
tindakan dan kegiatan orang-orang atau kelompok sosial. Lembaga sosial
merupakan tata abstraksi yang lebih tinggi dari kelompok, organisasi
atausistem sosial lainnya.
Perilaku Individu Dalam Organisasi
Jurnal Pendidikan Geografi 2022
Referensi
Rodiah, Siti, Ulfiah Ulfiah, and Bambang Samsul Arifin. 2022. “Perilaku Individu
Dalam Organisasi Pendidikan.” Islamika 4(1):108–18. doi:
10.36088/islamika.v4i1.1602.
Ginintasasi, Rahayu. 2012. “Kelompok Sosial Dan Perananya Dalam Membentuk
Masyarakat Terstruktur.” 1–12.
Suparyanto dan Rosad (2015. 2020. “済無No Title No Title No Title.” Suparyanto
Dan Rosad (2015 5(3):248–53.
Perilaku Individu Dalam Organisasi
13