Academia.eduAcademia.edu

PENYAKIT MULUT DAN KUKU

2022, Taufik Rahman (222114088)

MAKALAH PENYAKIT MULUT DAN KUKU Diserahkan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah : Mikrobiologi & Virologi Dosen Pengampu : Yayuk Putri Rahayu, S.Si.,M.Si Disusun Oleh : KELAS - 1H TAUFIK RAHMAN 222114088 PROGRAM SARJANA PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA (UMN) AL-WASHLIYAH MEDAN 2022 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim, Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat beserta salam semoga tetap tercurah dilimpahkan kepada baginda alam Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Mikrobiologi & Virologi pada Program Sarjana, Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN AW), Tahun Ajaran 2022-2023, dengan Judul makalah yang ditulis yaitu “Penyakit Mulut dan Kuku “ Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan dan menghaturkan banyak terima kasih kepada Ibu Yayuk Putri Rahayu, S.Si.,M.Si sebagai dosen pengampu pada mata kuliah Mikrobiologi & Virologi pada Program Sarjana, Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi UMN AW yang telah banyak memberikan arahan baik pada perkuliahan maupun dalam penulisan makalah ini, serta teman-teman yang telah bekerjasama dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari segala kekurangan, dan masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan sarannya guna kesempurnaan dan sebagai pertimbangan karya tulis yang akan datang. Terima kasih. Wassalamu’alaikum wr wb.. Medan, September 2022 Penulis i DAFTAR ISI PENYAKIT PMK KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i DAFTAR ISI ................................................................................................................................................. ii BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1 1.1.Latar belakang ........................................................................................................................................ 1 1.2.Rumusan Masalah .................................................................................................................................. 1 1.3.Tujuan ..................................................................................................................................................... 2 1.4.Manfaat ................................................................................................................................................... 2 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................... 3 2.1.Pengertian penyakit PMK ..................................................................................................................... 3 2.2.Penyebab penyakit PMK ....................................................................................................................... 3 2.3.Hewan yang rentan tertular penyakit PMK ........................................................................................ 4 2.4.Cara penularan penyakit PMK ............................................................................................................. 4 2.5.Gejala klinis penyakit PMK pada hewan ............................................................................................. 5 2.6.Pencegahan penyakit PMK pada hewan. ............................................................................................. 7 2.7.Pengobatan dan pengendalian penyakit PMK ..................................................................................... 8 BAB 3 PENUTUP ......................................................................................................................................... 9 3.1.Kesimpulan ............................................................................................................................................ 9 3.2.Saran. ....................................................................................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 10 LAMPIRAN .................................................................................................................................................. 11 ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan pemerintah memasukan daging kerbau dari India sebagai negara yang belum bebas PMK ke Indonesia sebagai negara yang bebas PMK, beresiko terhadap kemungkinan berjangkitnya PMK. Hal ini disebabkan kondisi peternakan sapi di dalam negeri masih dikelola oleh peternakan rakyat yang subsisten dan tradisional. Usaha Peternakan Rakyat ini berada di perdesaan; terkendala teknologi; ternak sebagai ‘rojo koyo’; menjual ternak berdasarkan keperluannya (orientasi sosial); tidak berorientasi ekonomi; tidak berbasis lahan usaha (flying herd); skala kecil; sumber pupuk, sumber tabungan, Sumber Tenaga Kerja; status sosial; ternak sebagai keperluan adat budaya dan keagamaan. Berkenaan dengan ternak yang dapat terinveksi oleh PMK, berdasarkan data statistik Direktorat Jenderal PKH Kementan (2015) adalah sebagai berikut; populasi ternak sapi potong 15,494 juta ekor, sapi perah 525 ribu ekor, kerbau 1,391 juta ekor, Kambing 18,88 juta ekor, Domba 16,509 Juta ekor dan babi sebanyak 8,044 Juta ekor. Keseluruhan ternak tersebut sebagian besar (lebih dari 90%) dipelihara oleh peternakan rakyat dalam kondisi subsisten tradisional.Selama ini, usaha peternakan rakyat (sapi potong, sapi perah, kerbau, domba dan kambing) telah menjadi tulang punggung bagi bangsa dan negara ini dalam penyediaan pangan khususnya protein hewani (daging dan susu) bagi seluruh rakyat. Sejauh ini menurut informasi, bahwa produksi daging sapi domestik memberikan kontribusi sekitar 60 % dan susu berkisar 20 % terhadap konsumsi nasional. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang timbul di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Defenisi penyakit PMK 2. Penyebab penyakit PMK 3. Hewan yang rentan tertular penyakit PMK 4. Cara Penularan penyakit PMK 5. Gejala klinis penyakit PMK pada hewan 6. Pencegahan penyakit PMK pada hewan 1 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Agar mengetahui defenisi penyakit PMK 2. Agar mengetahui penyebab penyakit PMK 3. Agar mengetahui hewan yang rentan tertular penyakit PMK 4. Agar mengetahui cara penularan penyakit PMK 5. Agar mengetahui gejala klinis penyakit PMK pada hewan 6. Agar mengetahui pencegahan penyakit PMK pada hewan 7. Agar mengetahui pengobatan dan pencegahan penyakit PMK 1.4 Manfaat Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi pemerintah - Dapat ditemukan dan dikembangkan obat obat untuk mempercepat penyembuhan penyakit PMK. - Dapat menemukan solusi agar memperkecil kemungkinan terjadinya penyakit PMK pada hewan ternak. 2. Bagi masyarakat - Dapat memberi pengetahuan masyarakat betapa berbahayanya penyakit PMK pada hewan ternak. - Dapat memberi pemahaman kepada masyarakat pengobatan penyakit PMK terhadap hewan ternaknya. 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian penyakit PMK PMK atau dikenal juga sebagai Foot and Mouth Disease (FMD) dan Apthtae Epizooticae adalah penyakit hewan menular bersifat akut yang disebabkan virus. Penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit hewan menular yang disebabkan oleh virus penyakit mulut dan kuku, Foot and Mouth Disease Virus (FMDV). Partikel virus PMK berukuran 2530 nm, memiliki kapsid ikosahedral yang disusun oleh protein, tidak beramplop, dengan genom berupa RNA untai tunggal dengan sense-positif. Virus PMK ditempatkan dalam genus Aphthovirus dan famili Picornaviridae. Penyakit PMK memiliki masa inkubasi berlangsung antara 2 – 7 hari, selama masa ini virus mulai bereplikasi dalam naso-pharyngeal. Viraemia dimulai beberapa jam setelah infeksi, tetapi biasanya tidak lebih dari 24 – 26 jam pasca infeksi. Viraemia menghasilkan adanya virus PMK di otot, kelenjar limphe, sumsum tulang, organ dlsbnya. Apabila tidak ada sapi dalam kelompok yang memperlihatkan lesi makroskopik, kelompok ini cenderung untuk lolos dalam pemeriksaan di peternakan dan di RPH. 2.2 Penyebab penyakit PMK Virus yang menyebabkan penyakit PMK adalah virus tipe A dari family Picornaviridae, yang bernama genus Apthovirus. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bersifat merusak jaringan sel. Masa inkubasi 2-14 hari (masa sejak hewan tertular penyakit sampai timbul gejala penyakit). 3 2.3 Hewan yang rentan tertular penyakit PMK Hewan yang rentan tertular penyakit PMK adalah sapi, kerbau, unta, gajah, rusa, kambing, domba dan babi. Penyakit ini merupakan penyakit akut, cepat, mendadak kemudian sangat menular dan sangat infeksius. Bisa mengenai ruminansia, babi, dan juga sejenis rusa. 2.4 Cara Penularan penyakit PMK 1. Kontak langsung maupun tidak langsung dengan hewan penderita (droplet, leleran hidung, serpihan kulit). 2. Vektor hidup (terbawa manusia, dll) 3. Bukan vektor hidup (terbawa mobil angkutan, peralatan, alas kandang dll.) 4. Tersebar melalui angin, daerah beriklim khusus (mencapai 60 km di darat dan 300 km di laut). Penyakit mulut dan kuku (PMK) menular dengan cepat. Virus masuk ke dalam tubuh hewan melalui mulut atau hidung dan virus memperbanyak diri pada sel-sel epitel di daerah nasofaring (Arzt et al. 2011), virus PMK kemudian masuk ke dalam darah dan memperbanyak diri pada kelenjar limfoglandula dan sel-sel epitel di daerah mulut dan kaki (teracak kaki) mengakibatkan luka/lepuh. Penularan PMK dari hewan sakit ke hewan lain terutama hewan yang peka dapat terjadi dengan dua cara yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Penularan secara langsung terjadi karena adanya kontak langsung dengan hewan sakit, kontak dengan air liur dan leleran hidung, dan bahan-bahan yang terkontaminasi virus PMK, serta hewan karier. Sedangkan penularan secara tidak langsung terjadi karena kontak dengan bahan/alat yang terkontaminasi virus PMK, seperti petugas, kendaraan, pakan ternak, produk ternak berupa susu, daging, jerohan, tulang, darah, semen, embrio, dan feses dari hewan sakit. Penyebaran PMK dari suatu daerah ke daerah lain pada umumnya terjadi melalui perpindahan atau transportasi ternak yang terinfeksi, produk asal ternak tertular dan hewan karier atau hewan pembawa virus infektif dalam tubuh (Salt 1993). Indonesia pernah menjadi negara tertular PMK (Ronohardjo et al. 1984), dan penyakit ini pertama kali dilaporkan pada pada tahun 1887 di Malang, yang kemudian menyebar ke berbagai wilayah Indonesia, seperti pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sumatra, Sulawesi dan Kalimantan. . 4 2.5 Gejala klinis penyakit PMK pada hewan Pada Sapi: 1. Pyrexia (demam) mencapai 41°C, anorexia (tidak nafsu makan), menggigil, penurunan produksi susu yang drastis pada sapi perah untuk 2-3 hari, kemudian: a. Menggosokkan bibir, menggeretakkan gigi, leleran mulut, suka menendangkan kaki: disebabkan oleh vesikula (lepuh) pada membrane mukosa hidung dan bukal serta antara kuku. b. Setelah 24 jam: vesikula tersebut rupture/pecah setelah terjadi erosi. c. Vesikula bisa juga terjadi pada kelenjar susu. 2. Proses penyembuhan umumnya terjadi antara 8 – 15 hari. 3.Komplikasi: erosi di lidah, superinfeksi dari lesi, mastitis dan penurunan produksi susu permanen, myocarditis, abotus kematian pada hewan muda, kehilangan berat badan permanen, kehilangan kontrol panas. 5 Pada kambing dan domba Lesi kurang terlihat, atau lesi pada kaki bisa juga tidak terlihat. Lesi pada sekitar gigi domba, kematian pada hewan muda. Pada Babi : Kemungkinan bisa timbul beberapa lesi kaki ketika dikandangkan pada alas permukaan yang keras. Kematian yang sering terjadi pada anak babi. Lesi/ kerusakan jaringan berupa: • Vesikula atau lepuh pada lidah, sela gigi, gusi, pipi, pallatum molle dan pallatum durum (langit-langit mulut), bibir, nostril, moncong, cincin koroner, puting, ambing, moncong, ujung kuku, sela antar kuku. • Lesi yang ditemukan setelah hewan mati pada dinding rumen, lesi di miokardium, sebagian hewan muda (disebut juga tiger heart). 6 2.6 Pencegahan penyakit PMK pada hewan A. Pencegahan Dengan Cara Biosekuriti: 1. Perlindungan pada zona bebas dengan membatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans. 2. Pemotongan pada hewan terinfeksi, hewan baru sembuh, dan hewan - hewan yang kemungkinan kontak dengan agen PMK. 3. Desinfeksi asset dan semua material yang terinfeksi (perlengkapan kandang, mobil, baju, dll.) 4. Musnahkan bangkai, sampah, dan semua produk hewan pada area yang terinfeksi. 5. Tindakan karantina. B. Pencegahan Dengan Cara Medis Untuk daerah tertular : 1. Vaksin virus aktif yang mengandung adjuvant 2. Kekebalan 6 bulan setelah dua kali pemberian vaksin, sebagian tergantung pada antigen yang berhubungan antara vaksin dan strain yang sedang mewabah. Untuk daerah bebas (Indonesia) : 1. Pengawasan lalu lintas ternak 2. Pelarangan pemasukan ternak dari daerah tertular. 7 2.7 Pengobatan dan pengendalian penyakit PMK 1. Pemotongan dan pembuangan jaringan tubuh hewan yang terinfeksi. 2. Kaki yang terinfeksi di terapi dengan chloramphenicol atau bisa juga diberikan larutan cuprisulfat. 3. Injeksi intravena preparat sulfadimidine juga disinyalir efektif terhadap PMK. 4. Selama dilakukan pengobatan, hewan yang terserang penyakit harus dipisahkan dari hewan yang sehat (dikandang karantina terpisah dari kandang hewan sehat). 5. Hewan tidak terinfeksi harus ditempatkan pada lokasi yang kering dan dibiarkan bebas jalan-jalan serta diberi pakan cukup untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. 6. Pada kaki hewan ternak yang sehat diolesi larutan Cuprisulfat 5% setiap hari selama satu minggu, kemudian setelah itu terapi dilakukan seminggu sekali sebagai cara yang efektif untuk pencegahan PMK pada ternak sapi. 8 BAB III PENUTUP 3.1Kesimpulan Penyakit mulut dan kuku disingkat PMK merupakan penyakit hewan menular akut yang menyerang hewan berkuku belah baik hewan ternak maupun hewan liar seperti sapi, kerbau, domba, kambing, babi, rusa/kijang, onta dan gajah. Penyakit ini menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat tinggi. Di dunia internasional, penyakit PMK disebut foot and mouth disease yang disingkat dengan FMD. Penyakit PMK atau FMD disebabkan oleh virus yang dinamai virus penyakit mulut dan kuku (virus PMK) atau foot and mouth diseases virus (FMDV). Virus ini masuk dalam famili Picornaviridae dan genus Aphtovirus (MacLachlan & Dubovi 2017). 3.2Saran Bagi pembaca yang mempunyai hewan ternak yang rentan tertular penyakit PMK haruslah merawat hewan peliharaannya dengan baik dan benar. Karna makalah ini hanya sekedar menambah wawasan, pembaca di anjurkan untuk mencari informasi mengenai penyakit PMK dari sumber lain. 9 DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, 2018. http://www.litbang.pertanian.go.id/info-aktual/18/ (diakses pada Januari 2020) Anonim, 2018 2. http://id.wikipedia.org/wiki/Bovine_spongiform_encephalopathy. (Diakses Pada Januari 2020) 3. https://bogorkab.go.id/post/detail/mengenal-bahaya-penyakit-mulut-dan-kuku 4. Adjid, A.RM., 2020. Penyakit Mulut dan Kuku: Penyakit Hewan Eksotik yang Harus Diwaspadai Masuknya ke Indonesia. WARTAZOA Vol. 30 No. 2 Th. 2020 Hlm. 61-70. https://medpub.litbang.pertanian.go.id 5. Widhi Luthfi, 2020. Success Story Pembebasan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia. https://www.goodnewsfromindonesia.id › IPTEK 10 LAMPIRAN 11