Komunikasi Kepemimpinan Ridwan Kamil Sebagai Gubernur
Jawa Barat Di Era Digital
Athifa Nabila Risti, Antar Venus, Hadi Suprapto Arifin
Program Studi Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran
E-mail:
[email protected]
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi ini, perkembangan dan kemajuan teknologi informasi
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Arus informasi kini sudah tak
dapat dibendung. Dengan hadirnya new media atau internet, segala sesuatu dapat
berubah hanya dalam waktu sekian detik saja, seperti usaha menggali informasi,
persebaran berita, hingga tren yang selalu berganti. Generasi muda Indonesia atau
yang biasa disebut generasi milenial beserta teknologi seperti internet yang begitu
mendominasi dapat membawa suatu pengaruh besar dalam kehidupan
bermasyarakat.
Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika jumlah
pengguna internet di Indonesia kini telah mencapai 63 juta orang, sedangkan 95
persennya ialah masyarakat yang mengakses media sosial. Media sosial saat ini
bukan hanya sebagai ajang permainan untuk anak muda, tetapi sudah menjadi
media yang penuh kreatifitas. Media sosial juga dimanfaatkan sebagai media
promosi untuk berbisnis secara daring yang dapat sangat menguntungkan karena
mencakup target pasar yang luas. Selain itu, longgarnya regulasi membuat media
sosial menjadi media tempat berekspresi setiap orang dengan bebas seakan tanpa
batas. Hal ini berbeda dengan media massa yang dibatasi oleh berbagai etika,
regulasi dan kepentingan.
Karakteristik media sosial yang cenderung bebas dan cepat tersebut, telah
mewarnai perubahan dalam komunikasi kepemimpinan. Di era digital ini, media
sosial sangat membantu seorang pemimpin baik pemimpin daerah maupun
nasional untuk berinteraksi dengan masyarakat. Era sebelum media sosial
interaksi komunikasi pemimpin (termasuk kepala daerah) kerap diwarnai
hambatan sekat birokrasi yang kaku dan penuh protokoler. Kini masyarakat dapat
berkomunikasi untuk menyampaikan aspirasi kepada pemimpinnya secara
langsung melalui media sosial. Dalam konteks ini media sosial telah menjadikan
diantara pemimpin dan masyarakat saling merasa memiliki kedekatan. Namun
demikian, tidak semua pemimpin di negeri ini memanfaatkan secara optimal
berbagai keunggulan media sosial dalam membangun komunikasi efektif dengan
masyarakat. Tidak semua pemimpin daerah maupun nasional memegang akun
1
pribadi media sosialnya sendiri. Sebagian besar dari mereka akun media sosialnya
dikelola oleh tim khusus, bahkan sebagian lagi dari mereka tidak menggunakan
media sosial.
Salah satu kepala daerah di Indonesia yang sangat memanfaatkan media
sosial dalam aktivitas sehari-harinya dan memegang kendali penuh terhadap akun
media sosialnya sendiri adalah Ridwan Kamil yang saat ini sedang menjabat
sebagai Gubernur Provinsi Jawa Barat. Sejak sebagai Wali Kota Bandung, sosok
Ridwan Kamil terkenal sebagai pemimpin kekinian karena inovasi yang
dilakukannya dalam berinteraksi dengan masyarakat melalui media sosial
Instagram dan Twitter pribadinya. Tidak jarang beliau membalas kritik dan saran
dari masyarakat di akun media sosialnya hingga membuat masyarakat dekat
dengannya. Ridwan Kamil kerap membagikan setiap inovasi dan kebijakan yang
dibuat, melalui akun media sosial pribadinya sehingga masyarakat dapat
mengetahui setiap kebijakan yang ada, mulai dari proses hingga hasil.
Pola kepemimpinan yang milenial dalam konteks memanfaatkan media sosial
telah mengantar Ridwan Kamil sebagai Wali Kota Bandung menjadi pemimpin
yang sangat popular dan relatif berhasil. Hingga akhir kepemimpinannya Ridwan
Kamil berhasil meraih 345 penghargaan untuk Kota Bandung. Oleh karena itu,
tujuan dari penulisan ini ialah untuk mengkaji sosok pemimpin seperti Ridwan
Kamil di era milenial yang serba digital terutama dalam konteks komunikasi
kepemimpinan. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi
literatur.
KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan yang baik tergantung kepada kemampuan seorang pemimpin
dalam membangun komunikasi efektif. Dengan kemampuan komunikasi tersebut
dapat membuat orang lain paham dan percaya untuk turut menyertai seorang
pemimpin. Seorang pemimpin tidak akan bisa menjadi pemimpin tanpa adanya
komunikasi yang efektif. Dalam buku Leadership Communication karya Deborah
Barrett (2014: 7) dijelaskan bahwa kemampuan yang dibutuhkan dalam
komunikasi kepemimpinan yang efektif yaitu seperti kemampuan dalam
menghargai, mengantisipasi kekacauan, memahami anggota, memilih media yang
sesuai, dan kemampuan dalam menyusun pesan yang dapat dipahami oleh seluruh
pendengarnya. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan
emosi yang baik agar dapat memahami dirinya sendiri dan orang lain yang ingin
mereka jangkau supaya dapat menyampaikan pesan dengan benar dan menguasai
perhatian mereka.
Dalam konteks ini komunikasi kepemimpinan menurut Barrett (2014: 7) ialah
sebuah proses menyampaikan makna yang terkontrol dan tersusun baik yang
berguna untuk memengaruhi seseorang, kelompok, organisasi maupun komunitas
2
dengan kemampuan komunikasi yang efektif, agar dapat terhubung dengan
audiens dengan tujuan untuk mengarahkan, memotivasi, atau menginspirasi
mereka untuk bertindak sesuai dengan keinginan pemimpin. Komunikasi
kepemimpinan di sini terdiri dari pengembangan kemampuan dalam menyusun
strategi, penulisan dan pembicaraan yang efektif, kecerdasan emosi, serta
kemampuan dalam komunikasi antar budaya agar dapat berfungsi secara efektif di
dalam organisasi untuk menangani hubungan internal maupun eksternal.
Sedangkan seorang pemimpin menurut Barret (2014: 3) ialah individu yang
membimbing, mengarahkan, memotivasi, atau menginspirasi orang lain.
Pemimpin ialah pria maupun wanita yang dapat memengaruhi orang lain pada
suatu organisasi, komunitas, dan sebagainya. Para pemimpinlah yang membujuk
orang lain agar mengikuti mereka atau mengejar tujuan yang mereka tetapkan.
Mereka juga yang mengendalikan situasi serta meningkatkan kinerja kelompok
dan organisasi.
Para ahli teori dan praktisi di beberapa tahun terakhir ini menekankan
perbedaan yang ada antara manajer dan pemimpin. Pada buku Perilaku Organisasi
Edisi Sepuluh, disebutkan bahwa Bennis (dalam Luthans, 2006: 638) mengatakan
untuk bertahan di abad 21, manusia membutuhkan pemimpin generasi baru,
bukanlah manajer. Bennis dan Thomas juga membuat kesimpulan tentang salah
satu indikator dari kepemimpinan sejati yang terpercaya, yaitu pemimpin yang
memiliki kemampuan pribadi dalam menemukan makna disetiap kejadian negatif
dan dapat belajar dari segala ujian. Pemimpin yang andal juga merupakan
pemimpin yang dapat menguasai lingkungan yang saling bertolak belakang,
hingga menjadikannya lebih kuat dibandingkan sebelumnya dan lebih
berkomitmen. Bennis pun menyebutkan perbedaan ciri-ciri antara manajer dengan
pemimpin di abad 21 dalam sebuah tabel.
Manajer
Pemimpin
Mengatur
Inovasi
Tiruan
Asli
Fokus pada sistem dan struktur
Fokus pada manusia
Mengandalkan kontrol
Menginspirasikan kepercayaan
Memelihara
Mengembangkan
Meniru
Mencetak
Perspektif jangka pendek
Perspektif jangka panjang
Tertuju pada laporan keuangan
Tertuju pada horizon
Bagaimana? Kapan?
Apa? Mengapa?
3
Menerima status quo
Menentang status quo
Prajurit yang baik
Diri sendiri
Melakukan segalanya dengan benar
Melakukan segala sesuatu yang benar
Sumber: Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh
KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN RIDWAN KAMIL
Ridwan Kamil atau Kang Emil yang memiliki nama lengkap Mochammad
Ridwan Kamil S.T., M.U.D lahir di Bandung, 4 Oktober 1971. Ridwan Kamil saat
ini menjabat sebagai Gubernur Provinsi Jawa Barat sejak tanggal 5 September
2018. Karir sebelumnya adalah sebagai Wali Kota Bandung dari tahun 2013
hingga 2018. Sebelum menjadi Wali Kota, Kang Emil bukanlah birokrat maupun
politisi melainkan seorang arsitek profesional dan dosen tidak tetap di ITB.
Profesi tersebut sesuai dengan pendidikannya sebagai alumni Teknik Arsitektur
ITB dan Master of Urban Design di University of California.
Oleh karena itu, tahun 2004 Ridwan Kamil bersama teman-temannya yaitu
Achmad D. Tardiyana, Reza Nurtjahja, dan Irvan W. Darwis mendirikan
perusahaan jasa konsultan perencanaan, arsitektur, dan desain yang dinamakan
Urbane, singkatan dari Urang Bandung Euy. Dengan latar belakang sebagai
arsitek, Ridwan Kamil telah membawa banyak perubahan infrastruktur di Kota
Bandung selama menjabat sebagai Wali Kota. Beliau pun berhasil mendapatkan
345 penghargaan untuk Kota Bandung, bahkan sebelum menjadi Wali Kota beliau
juga telah menerima banyak penghargaan, salah satunya menjadi orang Indonesia
yang pertama kalinya mendapatkan penghargaan sebagai Urban Leadership
Award dari University of Pennsylvania pada Februari 2013.
Komunikasi kepemimpinan yang dimiliki oleh Ridwan Kamil pun dapat
dikatakan memenuhi berbagai kriteria yang baik. Inti atau konsep dari komunikasi
kepemimpinan yang ada dalam Buku Leadership Communication karya Deborah
Barrett nyaris seluruhnya ada pada diri Ridwan Kamil, mulai dari segi
penggunaan media sosial, penggunaan bahasa, kecerdasan emosional yang bagus,
presentasi yang efektif, serta dapat menghargai perbedaan dengan komunikasi
antar budaya yang baik.
Ridwan Kamil berbeda dengan pemimpin pada umumnya karena beliau rutin
menggunakan media sosialnya sendiri, yaitu Instagram dan Twitter dalam rangka
sosialisasi berbagai kebijakan yang diambilnya, mulai dari perancangan,
pengujian hingga pelaksanaannya. Oleh karena itu tidak mengherankan jika
masyarakat pun dapat memantau perkembangan setiap kebijakan melalui akun
media sosial pribadinya. Dengan media sosial, Ridwan Kamil merobohkan
dinding birokrasi yang rumit antara masyarakat dengan pemerintah. Melalui
media sosial masyarakat Jawa Barat dapat langsung memberikan kritik dan saran
4
kepada Gubernurnya. Salah satu tujuan Ridwan Kamil membuat akun pribadi di
Instagram dan Twitter adalah untuk membangun hubungan secara personal
dengan masyarakat. Masyarakat Jawa Barat yang relatif melek internet kerap
merespon berbagai hal yang diunggah Ridwan Kamil. Respon atau aspirasi
masyarakat yang beliau peroleh dari media sosialnya tersebut akan selalu didengar,
karena itulah Ridwan Kamil mendapat julukan Pemimpin Kreatif Era Milenial.
Menggunakan media sosial secara efektif termasuk ke dalam salah satu
konsep komunikasi kepemimpinan dari Deborah Barrett. Sosial media seperti
Instagram dan Twitter menurut Barrett ibarat blog kecil yang dapat membantu
seorang pemimpin dalam menjangkau masyarakat. Oleh sebab itu setiap
pemimpin yang menggunakan media sosial harus memperhatikan gaya, penulisan,
serta keterbacaannya. Barret juga menyebutkan beberapa saran agar dapat
memanfaatkan media sosial secara maksimal, seperti yang telah dilakukan
Ridwan Kamil ketika mengunggah sesuatu di media sosial yang selalu
mempunyai maksud dan tujuan, setiap unggahannya tepat sasaran, lalu
menggunakan identitas asli, dan mempunyai selera humor untuk dapat lebih
mencuri perhatian masyarakat.
Di dalam akun pribadi media sosialnya, Ridwan Kamil juga memposisikan
dirinya sebagai sosok pemimpin yang dekat bahkan akrab dengan masyarakat
seperti menggunggah foto selfie bersama warga yang ingin foto dengannya dalam
jarak dekat. Sosok lain yang ditampilkannya yaitu bahwa dirinya seorang
pemimpin yang nasionalis, dilihat dari busana yang sering digunakannya berupa
peci dan pangsi yang merupakan setelan pakaian adat Sunda. Ridwan Kamil juga
menampilkan sosok pemimpin yang lucu dengan berbagai candaan dan humor
yang beliau unggah di akun media sosialnya. Selain itu, Ridwan Kamil juga
memperlihatkan sosok sebagai suami dan kepala keluarga yang harmonis bersama
istri dan anak-anaknya. Tidak jarang beliau juga mengunggah foto-foto yang
romantis bersama istrinya dengan caption yang membuat warga internet
mengidolakannya.
Konsep komunikasi kepemimpinan selanjutnya dari Deborah Barrett yang
terdapat pada diri Ridwan Kamil ialah kecerdasan emosional. Hackman dan
Johnson (2013: 28) menyatakan bahwa kecerdasan emosional ialah kompetensi
yang penting untuk dimiliki oleh seorang pemimpin karena setiap pemimpin harus
mempunyai keterampilan berpikir dan bernalar dalam menyelesaikan setiap
masalah, dalam menetapkan tujuan, bernegosiasi, berdebat, membentuk opini
publik, menyesuaikan diri terhadap perbedaan budaya, serta dalam menyampaikan
presentasi yang efektif. Pemimpin yang baik juga dapat menanggapi dan
menyalurkan emosi agar mempertahankan hubungan dengan masyarakat.
Kecerdasan emosional yang dimiliki Ridwan Kamil relatif baik jika dilihat dari
cara beliau menanggapi kritik dan saran dari masyarakat dengan cara bernegosiasi
5
hingga menciptakan opini publik. Dalam komentar di akun media sosial
pribadinya terutama Instagram selain pujian dari warga internet, banyak juga
terdapat kritikan untuk Ridwan Kamil. Akan tetapi, beliau selalu menanggapi
dengan santai dan bijaksana. Sebagai sosok yang humoris Ridwan Kamil kerap
merespon kritikan netizen yang nyeleneh dengan gurauan.
Namun, dalam satu tahun menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Ridwan
Kamil telah mendapatkan banyak kritikan baik dari masyarakat, media, maupun
pemerintah sendiri. Salah satu contoh seperti DPRD Jawa Barat yang mengkritik
satu tahun kepemimpinan Ridwan Kamil. Dilansir dari SindoNews.com Jawa
Barat, DPRD Jawa Barat menilai kepemimpinan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul
Ulum belum memperlihatkan bukti nyata dari program-program unggulan yang
diciptakan sebelumnya. Bahkan terdapat tudingan bahwa alasan Bekasi dan Bogor
ingin melepaskan diri dari Jawa Barat karena Ridwan Kamil yang tidak mampu
berkomunikasi dengan baik dengan kepala daerah, baik Wali Kota maupun Bupati
di Jawa Barat.
Ridwan Kamil dalam IDN Times Jabar secara bijak menanggapi kritikan
tersebut dengan mengemukakan berbagai penjelasan, seperti dirinya yang
memberikan pembelaan bahwa telah terdapat program Kopdar yang
mengkoordinasikan seluruh kepala daerah untuk bertemu 3 kali dalam setahun,
yang tidak ada pada kepemimpinan sebelumnya. Ridwan Kamil juga mengklaim
bahwa dalam satu tahun kepemimpinannya lebih banyak menuai pujian
dibandingkan kritikan. Hal ini terbukti dengan 49 penghargaan yang berhasil
diraih Jawa Barat dalam waktu satu tahun, tetapi berita tersebut terkubur karena
masyarakat yang lebih menyukai isu polemik dari pemerintah, maka dari itu
Ridwan Kamil meminta media massa untuk memberikan informasi secara adil dan
merata dalam pemberitaan yang negatif maupun positif. Serta untuk setiap orang
yang menagih hasil dari setiap program yang dicanangkannya, Ridwan Kamil
menjawab secara logis bahwa dalam teori kepemimpinan tahun pertama bagi
kepala daerah ialah membangun pondasi, tahun kedua ialah akselerasi, dan pada
tahun ketiga ialah panen atau meraih hasil. Maka dari itu, 49 penghargaan dalam
waktu satu tahun merupakan suatu pencapaian yang tidak main-main. Oleh sebab
itu, ketika terdapat masyarakat yang mengkritik program-program yang tidak ada
hasilnya, Ridwan Kamil tidak pernah marah ataupun emosi melainkan dengan
santai menjawab bahwa kritikan tersebut tidak berdasar.
Selain itu, terdapat kreativitas dalam komunikasi kepemimpinan Ridwan
Kamil pada penggunaan bahasa atau penamaan dari setiap program kerja yang
diluncurkannya, bahkan hampir seluruh program atau kebijakannya tersebut
merupakan sebuah kata yang baru. Contohnya seperti Satu Desa Satu Hafidz yang
disingkat menjadi Sadesha, Ngabring ka Sakola yang disingkat menjadi Ngabaso,
Kredit BJB Mesra yang merupakan singkatan dari Kredit BJB Masyarakat
6
Ekonomi Sejahtera, Jabar Saber Hoaks di mana Saber singkatan dari Sapu Bersih,
Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita yang disingkat menjadi Sekoper
Cinta, Jabar Quick Response menjadi JQR, One Pesantren One Product menjadi
OPOP, dan bahkan di luar program kerja yaitu terobosan baru Birokrasi 3.0 yang
diluncurkan Ridwan Kamil sebagai birokrasi dinamis dalam mewujudkan Satu
Tahun Jabar Juara Lahir Batin memiliki nama A, B, C, G, M, yaitu singkatan dari
Akademisi, Bisnis, Community, Government, dan Media.
Hal ini juga merupakan konsep komunikasi kepemimpinan Deborah Barrett
yang menyatakan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai gaya bahasa atau
penggunaan bahasa yang memiliki dampak kepada masyarakat. Pembentukan kata
yang lazim digunakan oleh Ridwan Kamil ialah abreviasi atau istilah lainnya yaitu
kependekan yang berguna untuk menciptakan kata yang lebih praktis dan
komunikatif. Menurut Zaim (2015) dalam tulisannya bahwa pembentukan kata
baru yang berupa singkatan maupun akronim tersebut ialah suatu upaya untuk
mencapai efesiensi dalam komunikasi. Dengan cara Ridwan Kamil memberikan
kata baru atau singkatan dalam program-programnya dapat menciptakan warna
baru dan memberikan kesan tertentu kepada masyarakat karena menjadi mudah
dibaca serta mudah diingat. Jenis-jenis abreviasi atau kependekan yang digunakan
Ridwan Kamil ialah akronim dan blending. Akronim merupakan singkatan dari
gabungan huruf awal atau suku kata, maupun gabungan dari huruf dan suku kata
yang dibutuhkan untuk membentuk kata baru. Contohnya seperti program kerja
JQR merupakan akronim dari huruf awal Jabar Quick Response, begitu juga
dengan OPOP yang juga dari huruf awal di setiap kata One Pesantren One
Product. Sedangkan yang paling dominan digunakan Ridwan Kamil ialah
blending yaitu kata baru yang lebih memedulikan kemudahan dalam pengucapan
dan enak jika didengar. Contohnya seperti kata Mesra dalam Kredit BJB Mesra,
kata Saber dalam Jabar Saber Hoaks, Sadesha, Ngabaso, dan Sekoper Cinta.
Ridwan Kamil juga memiliki inovasi dalam komunikasi kepemimpinannya
yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi yang terbuka di media sosial dan juga
dengan beberapa program yang diluncurkan pada masa kepemimpinannya.
Dikatakan inovasi dalam komunikasi secara terbuka di media sosial karena
Ridwan Kamil pemimpin pertama yang melakukan terobosan dengan
menggunakan akun pribadi di media sosialnya untuk memperpendek alur
komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah tanpa adanya tangan kedua, dan
juga untuk transparasi dari setiap program yang dijalankannya agar masyarakat
dapat berpartisipasi aktif dengan memberikan saran dan kritik yang membangun.
Sedangkan inovasi komunikasi kepemimpinan yang beliau bentuk pada sebagian
program atau kebijakannya seperti yang dijelaskan di bawah ini.
Pertama, yaitu Jabar Quick Response (JQR). JQR adalah wadah pengaduan
masyarakat Jawa Barat yang dapat memberikan solusi maupun pertolongan
7
pertama untuk permasalahan kemanusiaan dan darurat. Bagi warga yang ingin
melapor dapat menghubungi nomor 08111357777 atau melalui akun media sosial
Facebook, Twitter, dan Instagram dengan keyword “Jabar Quick Response”. JQR
tersebut merupakan bentuk dari mediasi komunikasi antara masyarakat dengan
pemerintah dalam konteks penting untuk ditangani. Dirasa kurang cukup jika
hanya melakukan pengaduan di akun pribadi media sosial Ridwan Kamil karena
beliau tidak mampu menjawab semua respon dari masyarakat, dan juga hanya
bermodal keberuntungan jika komentar netizen dibalas oleh Ridwan Kamil.
Dengan hadirnya JQR dapat mempermudah masyarakat untuk berpartisipasi
dalam memberikan solusi bagi perkembangan daerah dan juga untuk membantu
masyarakat sendiri jika terjadi permasalahan dalam kemanusiaan maupun darurat.
Media untuk berkomunikasi dalam JQR ini pun tidak hanya satu, bisa melalui
telepon dan media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram. Hingga 31 Juli 2019,
JQR telah menerima 57.184 aduan dengan menanggapi 34.364 aduan, dan
berhasil menindaklanjuti 404 aduan.
Kedua, yaitu Layad Rawat dan Public Safety Center (PSC). Program di
bidang kesehatan ini merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang langsung
mengunjungi rumah-rumah warga dengan cara menghubungi pusat panggilan 119.
Nyaris serupa dengan Jabar Quick Response, program Layad Rawat dan Public
Safety Center ini juga merupakan layanan cepat tanggap namun khusus untuk
darurat kesehatan dan keselamatan. Ridwan Kamil berharap dengan adanya
program ini dapat mempercepat proses pertolongan bagi masyarakat yang
membutuhkan. Menurut Ridwan Kamil dilansir dari Kompas.com, pada era
pemerintahan dinamis sudah saatnya negara yang mendatangi masyarakat
terutama untuk hal-hal yang darurat, dan program ini adalah bentuk awal dari
komunikasi kepemimpinan yang akan beliau bawa ke seluruh Jawa Barat selama
masa kepemimpinannya sebagai Gubernur Jawa Barat.
Ketiga, yaitu Kredit BJB Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera). Program
ini bagian dari komunikasi kepemimpinan Ridwan Kamil sebagai bentuk strategi
dalam rangka mengentaskan kemiskinan. Latar belakang program ini disebabkan
oleh banyak masyarakat yang menggunakan jasa rentenir atau bank keliling. Oleh
sebab itu, Ridwan Kamil ingin masyarakat terutama pelaku UMKM mengajukan
kredit ke Bank BJB yang tidak dikenakan beban bunga dan tanpa agunan.
Harapannya program tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat
Jawa Barat.
Keempat, yaitu Jabar Saber (Sapu Bersih) Hoaks yang merupakan program di
bawah Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Barat untuk
memverifikasi segala informasi yang dapat meresahkan masyarakat di era digital
ini. Ridwan Kamil mengatakan latar belakang pembuatan program ini karena
masyarakat yang tidak suka membaca maupun menulis, tetapi suka mengobrol,
8
sebab itulah media sosial laku karena media sosial merupakan teknologi yang
mewadahi masyarakat untuk saling bercakap-cakap. Informasi yang masuk sangat
cepat dalam perbincangan di media sosial, jika tidak melakukan verifikasi maka
informasi tersebut tidak jelas kebenarannya dan dapat berupa hoaks. Jaber Saber
Hoaks ini juga dibentuk agar terjadinya peningkatan tingkat literasi digital dan
sikap kritis masyarakat Jawa Barat terhadap berita yang belum tentu
kebenarannya.
Kelima, yaitu Desa Digital. Program yang diluncurkan pada 10 Desember
2018 di Desa Puntang Kecamatan Losarang, Indramayu ini merupakan suatu
bentuk pemberdayaan masyarakat dengan cara memanfaatkan teknologi digital
dan internet untuk mengembangkan potensi desa serta mempercepat akses dan
pelayanan informasi. Desa Digital tersebut akan terus dikembangkan ke 5.300
desa lainnya di Jawa Barat. Hasil yang diharapkan ialah seluruh pelayanan publik
akan didigitalisasi dengan adanya koneksi jaringan nirkabel, memiliki command
center, memiliki akun media sosial untuk penyebaran informasi, dan memiliki
sistem e-commerce atau aplikasi sesuai dengan kebutuhan pada setiap desa. Di era
digital saat ini, sudah seharusnya terjadi pemerataan teknologi digital di seluruh
wilayah untuk mempermudah komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah
demi kemajuan di setiap daerah.
SIMPULAN
Salah satu tokoh pemimpin daerah yang memiliki kemampuan komunikasi
kepemimpinan yang baik ialah Gubernur Jawa Barat pada saat ini, yaitu Ridwan
Kamil yang terkenal akan pemimpin bergaya milenial di era digital ini. Ridwan
Kamil cukup berbeda dibandingkan pemimpin daerah lainnya yang cenderung
formal. Beliau bahkan jauh dari kata formal jika dilihat dari akun media sosial
pribadinya. Melaui akun media soialnya, Ridwan Kamil meruntuhkan jarak antara
dirinya dengan masyarakat. Masyarakat dapat lebih berpartisipasi atas
pembangunan daerah karena memantau langsung perkembangan setiap program
yang dijalankan dan dapat memberikan kritik serta saran kepada pemerintah
melalui akun pribadi Ridwan Kamil. Selain itu, Ridwan Kamil juga memiliki
kecerdasan emosional yang cukup baik, dapat dilihat dari setiap kritik yang
diterimanya selalu beliau respon dengan tenang, bijaksana, dan santai. Bahkan
masyarakat yang mengolok-olok atau memberi kritikan nyeleneh kepadanya di
media sosial, beliau balas dengan gurauan. Kreativitas Ridwan Kamil pun juga
tampak dari cara beliau memberikan singkatan pada nama di setiap program
kerjanya. Hal itu dilakukan untuk menciptakan kata baru yang lebih praktis dan
komunikatif agar mudah diucapkan dan diingat oleh masyarakat. Beberapa
program kerja yang diluncurkan oleh Ridwan Kamil pun berkaitan dengan
kemampuan komunikasi kepemimpinannya, seperti Jabar Quick Response, Layad
9
Rawat dan Public Safety Center, Kredit BJB Mesra, Jabar Saber Hoaks, dan Desa
Digital.
KATA KUNCI
Kepemimpinan, Kreatif, Digital, Milenial, Media Sosial
DAFTAR PUSTAKA
Barrett, Deborah J. (2014). Leadership Communication. New York: Mc Graw Hill
Education.
Hackman, Michael Z. dan Craig E. Johnson. (2013). Leadership A
Communication Perspective, Sixth Edition. United States of America:
Waveland Press, Inc.
Komarudin. (2018). Im ‘Indonesia: Pemimpin Pembawa Perubahan. Bandung:
7SkyMedia.
Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Qadaruddin, Muhammad. (2016). Kepemimpinan Politik Perspektif Komunikasi.
Yogyakarta: Penerbit Deepublish.
Sumber lain:
Abdurrahman, Muhammad Sufyan. (2014). Twitter Dan Ruang Publik
Pemerintahan Lokal Yang Partisipatif. Jurnal Penelitian Komunikasi Dan
Pembangunan. Vol. 15 No. 2 Desember 2014 : 152 - 168.
Elfina, Santia. (2019). Kepemimpinan Ridwan Kamil, Pemimpin Kreatif Era
Milenial. Jurnal Research Gate.
Lestari, Puji. (2017). Kepemimpinan Transformatif Dalam Membangun Budaya
Kewargaan: Studi Kepemimpinan Ridwan Kamil Di Kota Bandung.
Integralistik No.1/Th. Xxviii/2017, Januari-Juni 2017.
Munandar, Harris dan Maman Suherman. (2016). Aktivitas Komunikasi
Pemerintahan Ridwan Kamil di Media Sosial. Prosiding Hubungan
Masyarakat Volume 2, No.1, ISSN: 2460-6510.
Pratiwi, Rani. (2017). Aktualisasi Ridwan Kamil Di Media Sosial Instagram Bagi
Kalangan Remaja Bandung. Tesis. Magister Ilmu Komunikasi Universitas
Pelita Harapan.
Prafitrasari, Raini. (2016). Representasi Pemimpin Pemerintah Yang
Digambarkan Melalui Media Sosial Instagram Walikota Bandung Ridwan
Kamil.
Ramdhani, Lany Erinda. (2015). Fenomena Kepemimpinan Fenomenal. Jurnal
Borneo Administrator/Volume 11/No. 3/2015.
Zaim, M. (2015). Pergeseran Sistem Pembentukan Kata Bahasa Indonesia: Kajian
Akronim, Blending, Dan Kliping. Jurnal Linguistik Indonesia, 173-192.
Volume Ke-33, No. 2. Issn: 0215-4846.
Febrinasti, Fabiola. (2019). Ridwan Kamil Jadi Kepala Daerah Inovatif 2019
Berkat
Jabar
Quick
Response.
Retrieved
from:
10
https://www.suara.com/news/2019/08/25/150033/ridwan-kamil-jadi-kepala-d
aerah-inovatif-2019-berkat-jabar-quick-response
Finansialku. (2017). Gaya Kepemimpinan Ridwan Kamil. Retrieved from:
https://www.finansialku.com/gaya-kepemimpinan-ridwan-kamil/
Herlambang, Adib Auliawan. (2019). Pemerintahannya Dikritik, Ini Tanggapan
Ridwan
Kamil.
Retrieved
from:
https://www.ayosemarang.com/read/2019/09/07/43599/pemerintahannya-dikr
itik-ini-tanggapan-ridwan-kamil
Kominfo. (2013). Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang. Retrieved from:
https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Penggu
na+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker
Pamungkas, Wisnu Wage. (2019). Walau Bekasi dan Bogor Ingin Lepas dari
Jabar, Ridwan Kamil Tak Merasa Ada Masalah Komunikasi. Retrieved from:
https://bandung.bisnis.com/read/20190908/549/1145720/walau-bekasi-dan-b
ogor-ingin-lepas-dari-jabar-ridwan-kamil-tak-merasa-ada-masalah-komunika
si
Persiana, Galih. (2019). Dikritik Sering Bermasalah dengan Kepala Daerah, Ini
Kata
Ridwan
Kamil.
Retrieved
from:
https://jabar.idntimes.com/news/jabar/galih/dikritik-sering-bermasalah-denga
n-kepala-daerah-ini-kata-ridwan-kamil/full
Ramdhani, Dendi. (2018). 14 Daftar Program yang Diluncurkan Ridwan Kamil
dalam 100 Hari Kerja sebagai Gubernur Jabar. Retrieved from:
https://regional.kompas.com/read/2018/12/17/11020831/14-daftar-program-y
ang-diluncurkan-ridwan-kamil-dalam-100-hari-kerja-sebagai?page=all#page1
Ramdhani, Dendi. (2018). Ridwan Kamil Luncurkan Program Layad Rawat di
Cirebon.
Retrieved
from:
https://regional.kompas.com/read/2018/11/15/08554741/ridwan-kamil-luncur
kan-program-layad-rawat-di-cirebon?page=all#page2
Ramdhani, Dendi. (2018). Ridwan Kamil Luncurkan Jabar Saber Hoaks.
Retrieved
from:
https://regional.kompas.com/read/2018/12/07/15530151/ridwan-kamil-luncur
kan-jabar-saber-hoaks
Sarasa, Agung Bakti. (2019). DPRD Jabar Kritisi Setahun Kepemimpinan Ridwan
Kamil.
Retrieved
from:
https://jabar.sindonews.com/read/10187/1/dprd-jabar-kritisi-setahun-kepemi
mpinan-ridwan-kamil-1567742990
Simanjuntak, Turneysen. (2019). Inovasi dan Kolaborasi, Dua Kunci Sukses Jabar
Juara.
Retrieved
from:
https://www.kompasiana.com/thurneysen/5d6548290d8230027639c062/inov
asi-dan-kolaborasi-dua-kunci-sukses-jabar-juara?page=all
BIOGRAFI PENULIS
Athifa Nabila Risti, S.I.Kom., lahir di Bukittinggi, 16 Juli 1997. Pada saat ini
aktif sebagai mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Pada
tahun 2019 lalu, ia baru saja menyelesaikan pendidikan sarjana di almamaternya
11
yaitu Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Tertarik pada
bidang Ilmu Komunikasi khususnya penelitian sosial dan bisnis seperti
fenomenologi dan komunikasi bisnis. Selain itu, mempunyai minat juga pada
dunia broadcasting, teater, dan sastra.
Dr. Antar Venus, M.A. Comm., adalah dosen Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran. Ia menyelesaikan pendidikan S1 di jurusan Manajemen
Komunikasi Fikom Unpad tahun 1992 dan memperoleh gelar M.A. in
International Communication dari Macquarie University Sidney (1999) atas biaya
pemerintah Australia melalui beasiswa ASTAS. Pada tahun 2009, Ia
menyelesaikan pendidikan Doktor Ilmu Komunikasi di almamaternya Universitas
Padjadjaran. Beragam pelatihan bersertifikasi internasional juga diikutinya seperti
Certified Hypno-Communication Therapist & Counselor tahun 2009 (IACT-USA),
Certified Behavior Analysis 2007 (DISC-Singapore), Professional Hypnosis dari
Institute for advanced-Neuro research and Education, Auditor Komunikasi
Organisasi, hingga menjadi International Certified Instructor untuk Microfinance
Management di bawah konsorsium ICIMM 2010.
Dr. Hadi Suprapto Arifin, M.Si., lahir di Cirebon, 8 Mei 1958. Saat ini aktif
sebagai pengajar di Prodi Ilmu Komunikasi Fikom Unpad. Selain mengajar,
penulis juga aktif sebagai instruktur dalam berbagai pelatihan komunikasi &
kehumasan. Jejak pendidikan formal penulis dimulai dari studi S1 Fikom Unpad,
S2 Program Komunikasi Pembangunan Pertanian & Pedesaan IPB, dan S3 Ilmu
Komunikasi Unpad. Minat dan keahliannya di bidang Ilmu Komunikasi meliputi
Komunikasi Wicara, Komunikasi Pembangunan (Kesehatan, Pariwisata, &
Politik), dan Kampanye & Propaganda.
12