Academia.eduAcademia.edu

Komunikasi Kepemimpinan Ridwan Kamil Sebagai Gubernur Jawa Barat Di Era Digital

2019, Artikel

Karakteristik media sosial yang cenderung bebas dan cepat tersebut, telah mewarnai perubahan dalam komunikasi kepemimpinan. Di era digital ini, media sosial sangat membantu seorang pemimpin baik pemimpin daerah maupun nasional untuk berinteraksi dengan masyarakat. Era sebelum media sosial interaksi komunikasi pemimpin (termasuk kepala daerah) kerap diwarnai hambatan sekat birokrasi yang kaku dan penuh protokoler. Kini masyarakat dapat berkomunikasi untuk menyampaikan aspirasi kepada pemimpinnya secara langsung melalui media sosial. Dalam konteks ini media sosial telah menjadikan diantara pemimpin dan masyarakat saling merasa memiliki kedekatan. Namun demikian, tidak semua pemimpin di negeri ini memanfaatkan secara optimal berbagai keunggulan media sosial dalam membangun komunikasi efektif dengan masyarakat. Tidak semua pemimpin daerah maupun nasional memegang akun pribadi media sosialnya sendiri. Sebagian besar dari mereka akun media sosialnya dikelola oleh tim khusus, bahkan sebagian lagi dari mereka tidak menggunakan media sosial. Salah satu kepala daerah di Indonesia yang sangat memanfaatkan media sosial dalam aktivitas sehari-harinya dan memegang kendali penuh terhadap akun media sosialnya sendiri adalah Ridwan Kamil yang saat ini sedang menjabat sebagai Gubernur Provinsi Jawa Barat. Sejak sebagai Wali Kota Bandung, sosok Ridwan Kamil terkenal sebagai pemimpin kekinian karena inovasi yang dilakukannya dalam berinteraksi dengan masyarakat melalui media sosial Instagram dan Twitter pribadinya. Tidak jarang beliau membalas kritik dan saran dari masyarakat di akun media sosialnya hingga membuat masyarakat dekat dengannya. Ridwan Kamil kerap membagikan setiap inovasi dan kebijakan yang dibuat, melalui akun media sosial pribadinya sehingga masyarakat dapat mengetahui setiap kebijakan yang ada, mulai dari proses hingga hasil. Pola kepemimpinan yang milenial dalam konteks memanfaatkan media sosial telah mengantar Ridwan Kamil sebagai Wali Kota Bandung menjadi pemimpin yang sangat popular dan relatif berhasil. Hingga akhir kepemimpinannya Ridwan Kamil berhasil meraih 345 penghargaan untuk Kota Bandung. Oleh karena itu, tujuan dari penulisan ini ialah untuk mengkaji sosok pemimpin seperti Ridwan Kamil di era milenial yang serba digital terutama dalam konteks komunikasi kepemimpinan. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi literatur.

Komunikasi Kepemimpinan Ridwan Kamil Sebagai Gubernur Jawa Barat Di Era Digital Athifa Nabila Risti, Antar Venus, Hadi Suprapto Arifin Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran E-mail: [email protected] PENDAHULUAN Pada era globalisasi ini, perkembangan dan kemajuan teknologi informasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Arus informasi kini sudah tak dapat dibendung. Dengan hadirnya new media atau internet, segala sesuatu dapat berubah hanya dalam waktu sekian detik saja, seperti usaha menggali informasi, persebaran berita, hingga tren yang selalu berganti. Generasi muda Indonesia atau yang biasa disebut generasi milenial beserta teknologi seperti internet yang begitu mendominasi dapat membawa suatu pengaruh besar dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika jumlah pengguna internet di Indonesia kini telah mencapai 63 juta orang, sedangkan 95 persennya ialah masyarakat yang mengakses media sosial. Media sosial saat ini bukan hanya sebagai ajang permainan untuk anak muda, tetapi sudah menjadi media yang penuh kreatifitas. Media sosial juga dimanfaatkan sebagai media promosi untuk berbisnis secara daring yang dapat sangat menguntungkan karena mencakup target pasar yang luas. Selain itu, longgarnya regulasi membuat media sosial menjadi media tempat berekspresi setiap orang dengan bebas seakan tanpa batas. Hal ini berbeda dengan media massa yang dibatasi oleh berbagai etika, regulasi dan kepentingan. Karakteristik media sosial yang cenderung bebas dan cepat tersebut, telah mewarnai perubahan dalam komunikasi kepemimpinan. Di era digital ini, media sosial sangat membantu seorang pemimpin baik pemimpin daerah maupun nasional untuk berinteraksi dengan masyarakat. Era sebelum media sosial interaksi komunikasi pemimpin (termasuk kepala daerah) kerap diwarnai hambatan sekat birokrasi yang kaku dan penuh protokoler. Kini masyarakat dapat berkomunikasi untuk menyampaikan aspirasi kepada pemimpinnya secara langsung melalui media sosial. Dalam konteks ini media sosial telah menjadikan diantara pemimpin dan masyarakat saling merasa memiliki kedekatan. Namun demikian, tidak semua pemimpin di negeri ini memanfaatkan secara optimal berbagai keunggulan media sosial dalam membangun komunikasi efektif dengan masyarakat. Tidak semua pemimpin daerah maupun nasional memegang akun 1 pribadi media sosialnya sendiri. Sebagian besar dari mereka akun media sosialnya dikelola oleh tim khusus, bahkan sebagian lagi dari mereka tidak menggunakan media sosial. Salah satu kepala daerah di Indonesia yang sangat memanfaatkan media sosial dalam aktivitas sehari-harinya dan memegang kendali penuh terhadap akun media sosialnya sendiri adalah Ridwan Kamil yang saat ini sedang menjabat sebagai Gubernur Provinsi Jawa Barat. Sejak sebagai Wali Kota Bandung, sosok Ridwan Kamil terkenal sebagai pemimpin kekinian karena inovasi yang dilakukannya dalam berinteraksi dengan masyarakat melalui media sosial Instagram dan Twitter pribadinya. Tidak jarang beliau membalas kritik dan saran dari masyarakat di akun media sosialnya hingga membuat masyarakat dekat dengannya. Ridwan Kamil kerap membagikan setiap inovasi dan kebijakan yang dibuat, melalui akun media sosial pribadinya sehingga masyarakat dapat mengetahui setiap kebijakan yang ada, mulai dari proses hingga hasil. Pola kepemimpinan yang milenial dalam konteks memanfaatkan media sosial telah mengantar Ridwan Kamil sebagai Wali Kota Bandung menjadi pemimpin yang sangat popular dan relatif berhasil. Hingga akhir kepemimpinannya Ridwan Kamil berhasil meraih 345 penghargaan untuk Kota Bandung. Oleh karena itu, tujuan dari penulisan ini ialah untuk mengkaji sosok pemimpin seperti Ridwan Kamil di era milenial yang serba digital terutama dalam konteks komunikasi kepemimpinan. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi literatur. KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN Kepemimpinan yang baik tergantung kepada kemampuan seorang pemimpin dalam membangun komunikasi efektif. Dengan kemampuan komunikasi tersebut dapat membuat orang lain paham dan percaya untuk turut menyertai seorang pemimpin. Seorang pemimpin tidak akan bisa menjadi pemimpin tanpa adanya komunikasi yang efektif. Dalam buku Leadership Communication karya Deborah Barrett (2014: 7) dijelaskan bahwa kemampuan yang dibutuhkan dalam komunikasi kepemimpinan yang efektif yaitu seperti kemampuan dalam menghargai, mengantisipasi kekacauan, memahami anggota, memilih media yang sesuai, dan kemampuan dalam menyusun pesan yang dapat dipahami oleh seluruh pendengarnya. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus mempunyai kecerdasan emosi yang baik agar dapat memahami dirinya sendiri dan orang lain yang ingin mereka jangkau supaya dapat menyampaikan pesan dengan benar dan menguasai perhatian mereka. Dalam konteks ini komunikasi kepemimpinan menurut Barrett (2014: 7) ialah sebuah proses menyampaikan makna yang terkontrol dan tersusun baik yang berguna untuk memengaruhi seseorang, kelompok, organisasi maupun komunitas 2 dengan kemampuan komunikasi yang efektif, agar dapat terhubung dengan audiens dengan tujuan untuk mengarahkan, memotivasi, atau menginspirasi mereka untuk bertindak sesuai dengan keinginan pemimpin. Komunikasi kepemimpinan di sini terdiri dari pengembangan kemampuan dalam menyusun strategi, penulisan dan pembicaraan yang efektif, kecerdasan emosi, serta kemampuan dalam komunikasi antar budaya agar dapat berfungsi secara efektif di dalam organisasi untuk menangani hubungan internal maupun eksternal. Sedangkan seorang pemimpin menurut Barret (2014: 3) ialah individu yang membimbing, mengarahkan, memotivasi, atau menginspirasi orang lain. Pemimpin ialah pria maupun wanita yang dapat memengaruhi orang lain pada suatu organisasi, komunitas, dan sebagainya. Para pemimpinlah yang membujuk orang lain agar mengikuti mereka atau mengejar tujuan yang mereka tetapkan. Mereka juga yang mengendalikan situasi serta meningkatkan kinerja kelompok dan organisasi. Para ahli teori dan praktisi di beberapa tahun terakhir ini menekankan perbedaan yang ada antara manajer dan pemimpin. Pada buku Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh, disebutkan bahwa Bennis (dalam Luthans, 2006: 638) mengatakan untuk bertahan di abad 21, manusia membutuhkan pemimpin generasi baru, bukanlah manajer. Bennis dan Thomas juga membuat kesimpulan tentang salah satu indikator dari kepemimpinan sejati yang terpercaya, yaitu pemimpin yang memiliki kemampuan pribadi dalam menemukan makna disetiap kejadian negatif dan dapat belajar dari segala ujian. Pemimpin yang andal juga merupakan pemimpin yang dapat menguasai lingkungan yang saling bertolak belakang, hingga menjadikannya lebih kuat dibandingkan sebelumnya dan lebih berkomitmen. Bennis pun menyebutkan perbedaan ciri-ciri antara manajer dengan pemimpin di abad 21 dalam sebuah tabel. Manajer Pemimpin Mengatur Inovasi Tiruan Asli Fokus pada sistem dan struktur Fokus pada manusia Mengandalkan kontrol Menginspirasikan kepercayaan Memelihara Mengembangkan Meniru Mencetak Perspektif jangka pendek Perspektif jangka panjang Tertuju pada laporan keuangan Tertuju pada horizon Bagaimana? Kapan? Apa? Mengapa? 3 Menerima status quo Menentang status quo Prajurit yang baik Diri sendiri Melakukan segalanya dengan benar Melakukan segala sesuatu yang benar Sumber: Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN RIDWAN KAMIL Ridwan Kamil atau Kang Emil yang memiliki nama lengkap Mochammad Ridwan Kamil S.T., M.U.D lahir di Bandung, 4 Oktober 1971. Ridwan Kamil saat ini menjabat sebagai Gubernur Provinsi Jawa Barat sejak tanggal 5 September 2018. Karir sebelumnya adalah sebagai Wali Kota Bandung dari tahun 2013 hingga 2018. Sebelum menjadi Wali Kota, Kang Emil bukanlah birokrat maupun politisi melainkan seorang arsitek profesional dan dosen tidak tetap di ITB. Profesi tersebut sesuai dengan pendidikannya sebagai alumni Teknik Arsitektur ITB dan Master of Urban Design di University of California. Oleh karena itu, tahun 2004 Ridwan Kamil bersama teman-temannya yaitu Achmad D. Tardiyana, Reza Nurtjahja, dan Irvan W. Darwis mendirikan perusahaan jasa konsultan perencanaan, arsitektur, dan desain yang dinamakan Urbane, singkatan dari Urang Bandung Euy. Dengan latar belakang sebagai arsitek, Ridwan Kamil telah membawa banyak perubahan infrastruktur di Kota Bandung selama menjabat sebagai Wali Kota. Beliau pun berhasil mendapatkan 345 penghargaan untuk Kota Bandung, bahkan sebelum menjadi Wali Kota beliau juga telah menerima banyak penghargaan, salah satunya menjadi orang Indonesia yang pertama kalinya mendapatkan penghargaan sebagai Urban Leadership Award dari University of Pennsylvania pada Februari 2013. Komunikasi kepemimpinan yang dimiliki oleh Ridwan Kamil pun dapat dikatakan memenuhi berbagai kriteria yang baik. Inti atau konsep dari komunikasi kepemimpinan yang ada dalam Buku Leadership Communication karya Deborah Barrett nyaris seluruhnya ada pada diri Ridwan Kamil, mulai dari segi penggunaan media sosial, penggunaan bahasa, kecerdasan emosional yang bagus, presentasi yang efektif, serta dapat menghargai perbedaan dengan komunikasi antar budaya yang baik. Ridwan Kamil berbeda dengan pemimpin pada umumnya karena beliau rutin menggunakan media sosialnya sendiri, yaitu Instagram dan Twitter dalam rangka sosialisasi berbagai kebijakan yang diambilnya, mulai dari perancangan, pengujian hingga pelaksanaannya. Oleh karena itu tidak mengherankan jika masyarakat pun dapat memantau perkembangan setiap kebijakan melalui akun media sosial pribadinya. Dengan media sosial, Ridwan Kamil merobohkan dinding birokrasi yang rumit antara masyarakat dengan pemerintah. Melalui media sosial masyarakat Jawa Barat dapat langsung memberikan kritik dan saran 4 kepada Gubernurnya. Salah satu tujuan Ridwan Kamil membuat akun pribadi di Instagram dan Twitter adalah untuk membangun hubungan secara personal dengan masyarakat. Masyarakat Jawa Barat yang relatif melek internet kerap merespon berbagai hal yang diunggah Ridwan Kamil. Respon atau aspirasi masyarakat yang beliau peroleh dari media sosialnya tersebut akan selalu didengar, karena itulah Ridwan Kamil mendapat julukan Pemimpin Kreatif Era Milenial. Menggunakan media sosial secara efektif termasuk ke dalam salah satu konsep komunikasi kepemimpinan dari Deborah Barrett. Sosial media seperti Instagram dan Twitter menurut Barrett ibarat blog kecil yang dapat membantu seorang pemimpin dalam menjangkau masyarakat. Oleh sebab itu setiap pemimpin yang menggunakan media sosial harus memperhatikan gaya, penulisan, serta keterbacaannya. Barret juga menyebutkan beberapa saran agar dapat memanfaatkan media sosial secara maksimal, seperti yang telah dilakukan Ridwan Kamil ketika mengunggah sesuatu di media sosial yang selalu mempunyai maksud dan tujuan, setiap unggahannya tepat sasaran, lalu menggunakan identitas asli, dan mempunyai selera humor untuk dapat lebih mencuri perhatian masyarakat. Di dalam akun pribadi media sosialnya, Ridwan Kamil juga memposisikan dirinya sebagai sosok pemimpin yang dekat bahkan akrab dengan masyarakat seperti menggunggah foto selfie bersama warga yang ingin foto dengannya dalam jarak dekat. Sosok lain yang ditampilkannya yaitu bahwa dirinya seorang pemimpin yang nasionalis, dilihat dari busana yang sering digunakannya berupa peci dan pangsi yang merupakan setelan pakaian adat Sunda. Ridwan Kamil juga menampilkan sosok pemimpin yang lucu dengan berbagai candaan dan humor yang beliau unggah di akun media sosialnya. Selain itu, Ridwan Kamil juga memperlihatkan sosok sebagai suami dan kepala keluarga yang harmonis bersama istri dan anak-anaknya. Tidak jarang beliau juga mengunggah foto-foto yang romantis bersama istrinya dengan caption yang membuat warga internet mengidolakannya. Konsep komunikasi kepemimpinan selanjutnya dari Deborah Barrett yang terdapat pada diri Ridwan Kamil ialah kecerdasan emosional. Hackman dan Johnson (2013: 28) menyatakan bahwa kecerdasan emosional ialah kompetensi yang penting untuk dimiliki oleh seorang pemimpin karena setiap pemimpin harus mempunyai keterampilan berpikir dan bernalar dalam menyelesaikan setiap masalah, dalam menetapkan tujuan, bernegosiasi, berdebat, membentuk opini publik, menyesuaikan diri terhadap perbedaan budaya, serta dalam menyampaikan presentasi yang efektif. Pemimpin yang baik juga dapat menanggapi dan menyalurkan emosi agar mempertahankan hubungan dengan masyarakat. Kecerdasan emosional yang dimiliki Ridwan Kamil relatif baik jika dilihat dari cara beliau menanggapi kritik dan saran dari masyarakat dengan cara bernegosiasi 5 hingga menciptakan opini publik. Dalam komentar di akun media sosial pribadinya terutama Instagram selain pujian dari warga internet, banyak juga terdapat kritikan untuk Ridwan Kamil. Akan tetapi, beliau selalu menanggapi dengan santai dan bijaksana. Sebagai sosok yang humoris Ridwan Kamil kerap merespon kritikan netizen yang nyeleneh dengan gurauan. Namun, dalam satu tahun menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil telah mendapatkan banyak kritikan baik dari masyarakat, media, maupun pemerintah sendiri. Salah satu contoh seperti DPRD Jawa Barat yang mengkritik satu tahun kepemimpinan Ridwan Kamil. Dilansir dari SindoNews.com Jawa Barat, DPRD Jawa Barat menilai kepemimpinan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum belum memperlihatkan bukti nyata dari program-program unggulan yang diciptakan sebelumnya. Bahkan terdapat tudingan bahwa alasan Bekasi dan Bogor ingin melepaskan diri dari Jawa Barat karena Ridwan Kamil yang tidak mampu berkomunikasi dengan baik dengan kepala daerah, baik Wali Kota maupun Bupati di Jawa Barat. Ridwan Kamil dalam IDN Times Jabar secara bijak menanggapi kritikan tersebut dengan mengemukakan berbagai penjelasan, seperti dirinya yang memberikan pembelaan bahwa telah terdapat program Kopdar yang mengkoordinasikan seluruh kepala daerah untuk bertemu 3 kali dalam setahun, yang tidak ada pada kepemimpinan sebelumnya. Ridwan Kamil juga mengklaim bahwa dalam satu tahun kepemimpinannya lebih banyak menuai pujian dibandingkan kritikan. Hal ini terbukti dengan 49 penghargaan yang berhasil diraih Jawa Barat dalam waktu satu tahun, tetapi berita tersebut terkubur karena masyarakat yang lebih menyukai isu polemik dari pemerintah, maka dari itu Ridwan Kamil meminta media massa untuk memberikan informasi secara adil dan merata dalam pemberitaan yang negatif maupun positif. Serta untuk setiap orang yang menagih hasil dari setiap program yang dicanangkannya, Ridwan Kamil menjawab secara logis bahwa dalam teori kepemimpinan tahun pertama bagi kepala daerah ialah membangun pondasi, tahun kedua ialah akselerasi, dan pada tahun ketiga ialah panen atau meraih hasil. Maka dari itu, 49 penghargaan dalam waktu satu tahun merupakan suatu pencapaian yang tidak main-main. Oleh sebab itu, ketika terdapat masyarakat yang mengkritik program-program yang tidak ada hasilnya, Ridwan Kamil tidak pernah marah ataupun emosi melainkan dengan santai menjawab bahwa kritikan tersebut tidak berdasar. Selain itu, terdapat kreativitas dalam komunikasi kepemimpinan Ridwan Kamil pada penggunaan bahasa atau penamaan dari setiap program kerja yang diluncurkannya, bahkan hampir seluruh program atau kebijakannya tersebut merupakan sebuah kata yang baru. Contohnya seperti Satu Desa Satu Hafidz yang disingkat menjadi Sadesha, Ngabring ka Sakola yang disingkat menjadi Ngabaso, Kredit BJB Mesra yang merupakan singkatan dari Kredit BJB Masyarakat 6 Ekonomi Sejahtera, Jabar Saber Hoaks di mana Saber singkatan dari Sapu Bersih, Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita yang disingkat menjadi Sekoper Cinta, Jabar Quick Response menjadi JQR, One Pesantren One Product menjadi OPOP, dan bahkan di luar program kerja yaitu terobosan baru Birokrasi 3.0 yang diluncurkan Ridwan Kamil sebagai birokrasi dinamis dalam mewujudkan Satu Tahun Jabar Juara Lahir Batin memiliki nama A, B, C, G, M, yaitu singkatan dari Akademisi, Bisnis, Community, Government, dan Media. Hal ini juga merupakan konsep komunikasi kepemimpinan Deborah Barrett yang menyatakan bahwa seorang pemimpin harus mempunyai gaya bahasa atau penggunaan bahasa yang memiliki dampak kepada masyarakat. Pembentukan kata yang lazim digunakan oleh Ridwan Kamil ialah abreviasi atau istilah lainnya yaitu kependekan yang berguna untuk menciptakan kata yang lebih praktis dan komunikatif. Menurut Zaim (2015) dalam tulisannya bahwa pembentukan kata baru yang berupa singkatan maupun akronim tersebut ialah suatu upaya untuk mencapai efesiensi dalam komunikasi. Dengan cara Ridwan Kamil memberikan kata baru atau singkatan dalam program-programnya dapat menciptakan warna baru dan memberikan kesan tertentu kepada masyarakat karena menjadi mudah dibaca serta mudah diingat. Jenis-jenis abreviasi atau kependekan yang digunakan Ridwan Kamil ialah akronim dan blending. Akronim merupakan singkatan dari gabungan huruf awal atau suku kata, maupun gabungan dari huruf dan suku kata yang dibutuhkan untuk membentuk kata baru. Contohnya seperti program kerja JQR merupakan akronim dari huruf awal Jabar Quick Response, begitu juga dengan OPOP yang juga dari huruf awal di setiap kata One Pesantren One Product. Sedangkan yang paling dominan digunakan Ridwan Kamil ialah blending yaitu kata baru yang lebih memedulikan kemudahan dalam pengucapan dan enak jika didengar. Contohnya seperti kata Mesra dalam Kredit BJB Mesra, kata Saber dalam Jabar Saber Hoaks, Sadesha, Ngabaso, dan Sekoper Cinta. Ridwan Kamil juga memiliki inovasi dalam komunikasi kepemimpinannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi yang terbuka di media sosial dan juga dengan beberapa program yang diluncurkan pada masa kepemimpinannya. Dikatakan inovasi dalam komunikasi secara terbuka di media sosial karena Ridwan Kamil pemimpin pertama yang melakukan terobosan dengan menggunakan akun pribadi di media sosialnya untuk memperpendek alur komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah tanpa adanya tangan kedua, dan juga untuk transparasi dari setiap program yang dijalankannya agar masyarakat dapat berpartisipasi aktif dengan memberikan saran dan kritik yang membangun. Sedangkan inovasi komunikasi kepemimpinan yang beliau bentuk pada sebagian program atau kebijakannya seperti yang dijelaskan di bawah ini. Pertama, yaitu Jabar Quick Response (JQR). JQR adalah wadah pengaduan masyarakat Jawa Barat yang dapat memberikan solusi maupun pertolongan 7 pertama untuk permasalahan kemanusiaan dan darurat. Bagi warga yang ingin melapor dapat menghubungi nomor 08111357777 atau melalui akun media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram dengan keyword “Jabar Quick Response”. JQR tersebut merupakan bentuk dari mediasi komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah dalam konteks penting untuk ditangani. Dirasa kurang cukup jika hanya melakukan pengaduan di akun pribadi media sosial Ridwan Kamil karena beliau tidak mampu menjawab semua respon dari masyarakat, dan juga hanya bermodal keberuntungan jika komentar netizen dibalas oleh Ridwan Kamil. Dengan hadirnya JQR dapat mempermudah masyarakat untuk berpartisipasi dalam memberikan solusi bagi perkembangan daerah dan juga untuk membantu masyarakat sendiri jika terjadi permasalahan dalam kemanusiaan maupun darurat. Media untuk berkomunikasi dalam JQR ini pun tidak hanya satu, bisa melalui telepon dan media sosial Facebook, Twitter, dan Instagram. Hingga 31 Juli 2019, JQR telah menerima 57.184 aduan dengan menanggapi 34.364 aduan, dan berhasil menindaklanjuti 404 aduan. Kedua, yaitu Layad Rawat dan Public Safety Center (PSC). Program di bidang kesehatan ini merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang langsung mengunjungi rumah-rumah warga dengan cara menghubungi pusat panggilan 119. Nyaris serupa dengan Jabar Quick Response, program Layad Rawat dan Public Safety Center ini juga merupakan layanan cepat tanggap namun khusus untuk darurat kesehatan dan keselamatan. Ridwan Kamil berharap dengan adanya program ini dapat mempercepat proses pertolongan bagi masyarakat yang membutuhkan. Menurut Ridwan Kamil dilansir dari Kompas.com, pada era pemerintahan dinamis sudah saatnya negara yang mendatangi masyarakat terutama untuk hal-hal yang darurat, dan program ini adalah bentuk awal dari komunikasi kepemimpinan yang akan beliau bawa ke seluruh Jawa Barat selama masa kepemimpinannya sebagai Gubernur Jawa Barat. Ketiga, yaitu Kredit BJB Mesra (Masyarakat Ekonomi Sejahtera). Program ini bagian dari komunikasi kepemimpinan Ridwan Kamil sebagai bentuk strategi dalam rangka mengentaskan kemiskinan. Latar belakang program ini disebabkan oleh banyak masyarakat yang menggunakan jasa rentenir atau bank keliling. Oleh sebab itu, Ridwan Kamil ingin masyarakat terutama pelaku UMKM mengajukan kredit ke Bank BJB yang tidak dikenakan beban bunga dan tanpa agunan. Harapannya program tersebut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Jawa Barat. Keempat, yaitu Jabar Saber (Sapu Bersih) Hoaks yang merupakan program di bawah Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Barat untuk memverifikasi segala informasi yang dapat meresahkan masyarakat di era digital ini. Ridwan Kamil mengatakan latar belakang pembuatan program ini karena masyarakat yang tidak suka membaca maupun menulis, tetapi suka mengobrol, 8 sebab itulah media sosial laku karena media sosial merupakan teknologi yang mewadahi masyarakat untuk saling bercakap-cakap. Informasi yang masuk sangat cepat dalam perbincangan di media sosial, jika tidak melakukan verifikasi maka informasi tersebut tidak jelas kebenarannya dan dapat berupa hoaks. Jaber Saber Hoaks ini juga dibentuk agar terjadinya peningkatan tingkat literasi digital dan sikap kritis masyarakat Jawa Barat terhadap berita yang belum tentu kebenarannya. Kelima, yaitu Desa Digital. Program yang diluncurkan pada 10 Desember 2018 di Desa Puntang Kecamatan Losarang, Indramayu ini merupakan suatu bentuk pemberdayaan masyarakat dengan cara memanfaatkan teknologi digital dan internet untuk mengembangkan potensi desa serta mempercepat akses dan pelayanan informasi. Desa Digital tersebut akan terus dikembangkan ke 5.300 desa lainnya di Jawa Barat. Hasil yang diharapkan ialah seluruh pelayanan publik akan didigitalisasi dengan adanya koneksi jaringan nirkabel, memiliki command center, memiliki akun media sosial untuk penyebaran informasi, dan memiliki sistem e-commerce atau aplikasi sesuai dengan kebutuhan pada setiap desa. Di era digital saat ini, sudah seharusnya terjadi pemerataan teknologi digital di seluruh wilayah untuk mempermudah komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah demi kemajuan di setiap daerah. SIMPULAN Salah satu tokoh pemimpin daerah yang memiliki kemampuan komunikasi kepemimpinan yang baik ialah Gubernur Jawa Barat pada saat ini, yaitu Ridwan Kamil yang terkenal akan pemimpin bergaya milenial di era digital ini. Ridwan Kamil cukup berbeda dibandingkan pemimpin daerah lainnya yang cenderung formal. Beliau bahkan jauh dari kata formal jika dilihat dari akun media sosial pribadinya. Melaui akun media soialnya, Ridwan Kamil meruntuhkan jarak antara dirinya dengan masyarakat. Masyarakat dapat lebih berpartisipasi atas pembangunan daerah karena memantau langsung perkembangan setiap program yang dijalankan dan dapat memberikan kritik serta saran kepada pemerintah melalui akun pribadi Ridwan Kamil. Selain itu, Ridwan Kamil juga memiliki kecerdasan emosional yang cukup baik, dapat dilihat dari setiap kritik yang diterimanya selalu beliau respon dengan tenang, bijaksana, dan santai. Bahkan masyarakat yang mengolok-olok atau memberi kritikan nyeleneh kepadanya di media sosial, beliau balas dengan gurauan. Kreativitas Ridwan Kamil pun juga tampak dari cara beliau memberikan singkatan pada nama di setiap program kerjanya. Hal itu dilakukan untuk menciptakan kata baru yang lebih praktis dan komunikatif agar mudah diucapkan dan diingat oleh masyarakat. Beberapa program kerja yang diluncurkan oleh Ridwan Kamil pun berkaitan dengan kemampuan komunikasi kepemimpinannya, seperti Jabar Quick Response, Layad 9 Rawat dan Public Safety Center, Kredit BJB Mesra, Jabar Saber Hoaks, dan Desa Digital. KATA KUNCI Kepemimpinan, Kreatif, Digital, Milenial, Media Sosial DAFTAR PUSTAKA Barrett, Deborah J. (2014). Leadership Communication. New York: Mc Graw Hill Education. Hackman, Michael Z. dan Craig E. Johnson. (2013). Leadership A Communication Perspective, Sixth Edition. United States of America: Waveland Press, Inc. Komarudin. (2018). Im ‘Indonesia: Pemimpin Pembawa Perubahan. Bandung: 7SkyMedia. Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi Edisi Sepuluh. Yogyakarta: Penerbit Andi. Qadaruddin, Muhammad. (2016). Kepemimpinan Politik Perspektif Komunikasi. Yogyakarta: Penerbit Deepublish. Sumber lain: Abdurrahman, Muhammad Sufyan. (2014). Twitter Dan Ruang Publik Pemerintahan Lokal Yang Partisipatif. Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Pembangunan. Vol. 15 No. 2 Desember 2014 : 152 - 168. Elfina, Santia. (2019). Kepemimpinan Ridwan Kamil, Pemimpin Kreatif Era Milenial. Jurnal Research Gate. Lestari, Puji. (2017). Kepemimpinan Transformatif Dalam Membangun Budaya Kewargaan: Studi Kepemimpinan Ridwan Kamil Di Kota Bandung. Integralistik No.1/Th. Xxviii/2017, Januari-Juni 2017. Munandar, Harris dan Maman Suherman. (2016). Aktivitas Komunikasi Pemerintahan Ridwan Kamil di Media Sosial. Prosiding Hubungan Masyarakat Volume 2, No.1, ISSN: 2460-6510. Pratiwi, Rani. (2017). Aktualisasi Ridwan Kamil Di Media Sosial Instagram Bagi Kalangan Remaja Bandung. Tesis. Magister Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan. Prafitrasari, Raini. (2016). Representasi Pemimpin Pemerintah Yang Digambarkan Melalui Media Sosial Instagram Walikota Bandung Ridwan Kamil. Ramdhani, Lany Erinda. (2015). Fenomena Kepemimpinan Fenomenal. Jurnal Borneo Administrator/Volume 11/No. 3/2015. Zaim, M. (2015). Pergeseran Sistem Pembentukan Kata Bahasa Indonesia: Kajian Akronim, Blending, Dan Kliping. Jurnal Linguistik Indonesia, 173-192. Volume Ke-33, No. 2. Issn: 0215-4846. Febrinasti, Fabiola. (2019). Ridwan Kamil Jadi Kepala Daerah Inovatif 2019 Berkat Jabar Quick Response. Retrieved from: 10 https://www.suara.com/news/2019/08/25/150033/ridwan-kamil-jadi-kepala-d aerah-inovatif-2019-berkat-jabar-quick-response Finansialku. (2017). Gaya Kepemimpinan Ridwan Kamil. Retrieved from: https://www.finansialku.com/gaya-kepemimpinan-ridwan-kamil/ Herlambang, Adib Auliawan. (2019). Pemerintahannya Dikritik, Ini Tanggapan Ridwan Kamil. Retrieved from: https://www.ayosemarang.com/read/2019/09/07/43599/pemerintahannya-dikr itik-ini-tanggapan-ridwan-kamil Kominfo. (2013). Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang. Retrieved from: https://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%3A+Penggu na+Internet+di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker Pamungkas, Wisnu Wage. (2019). Walau Bekasi dan Bogor Ingin Lepas dari Jabar, Ridwan Kamil Tak Merasa Ada Masalah Komunikasi. Retrieved from: https://bandung.bisnis.com/read/20190908/549/1145720/walau-bekasi-dan-b ogor-ingin-lepas-dari-jabar-ridwan-kamil-tak-merasa-ada-masalah-komunika si Persiana, Galih. (2019). Dikritik Sering Bermasalah dengan Kepala Daerah, Ini Kata Ridwan Kamil. Retrieved from: https://jabar.idntimes.com/news/jabar/galih/dikritik-sering-bermasalah-denga n-kepala-daerah-ini-kata-ridwan-kamil/full Ramdhani, Dendi. (2018). 14 Daftar Program yang Diluncurkan Ridwan Kamil dalam 100 Hari Kerja sebagai Gubernur Jabar. Retrieved from: https://regional.kompas.com/read/2018/12/17/11020831/14-daftar-program-y ang-diluncurkan-ridwan-kamil-dalam-100-hari-kerja-sebagai?page=all#page1 Ramdhani, Dendi. (2018). Ridwan Kamil Luncurkan Program Layad Rawat di Cirebon. Retrieved from: https://regional.kompas.com/read/2018/11/15/08554741/ridwan-kamil-luncur kan-program-layad-rawat-di-cirebon?page=all#page2 Ramdhani, Dendi. (2018). Ridwan Kamil Luncurkan Jabar Saber Hoaks. Retrieved from: https://regional.kompas.com/read/2018/12/07/15530151/ridwan-kamil-luncur kan-jabar-saber-hoaks Sarasa, Agung Bakti. (2019). DPRD Jabar Kritisi Setahun Kepemimpinan Ridwan Kamil. Retrieved from: https://jabar.sindonews.com/read/10187/1/dprd-jabar-kritisi-setahun-kepemi mpinan-ridwan-kamil-1567742990 Simanjuntak, Turneysen. (2019). Inovasi dan Kolaborasi, Dua Kunci Sukses Jabar Juara. Retrieved from: https://www.kompasiana.com/thurneysen/5d6548290d8230027639c062/inov asi-dan-kolaborasi-dua-kunci-sukses-jabar-juara?page=all BIOGRAFI PENULIS Athifa Nabila Risti, S.I.Kom., lahir di Bukittinggi, 16 Juli 1997. Pada saat ini aktif sebagai mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Pada tahun 2019 lalu, ia baru saja menyelesaikan pendidikan sarjana di almamaternya 11 yaitu Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Tertarik pada bidang Ilmu Komunikasi khususnya penelitian sosial dan bisnis seperti fenomenologi dan komunikasi bisnis. Selain itu, mempunyai minat juga pada dunia broadcasting, teater, dan sastra. Dr. Antar Venus, M.A. Comm., adalah dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Ia menyelesaikan pendidikan S1 di jurusan Manajemen Komunikasi Fikom Unpad tahun 1992 dan memperoleh gelar M.A. in International Communication dari Macquarie University Sidney (1999) atas biaya pemerintah Australia melalui beasiswa ASTAS. Pada tahun 2009, Ia menyelesaikan pendidikan Doktor Ilmu Komunikasi di almamaternya Universitas Padjadjaran. Beragam pelatihan bersertifikasi internasional juga diikutinya seperti Certified Hypno-Communication Therapist & Counselor tahun 2009 (IACT-USA), Certified Behavior Analysis 2007 (DISC-Singapore), Professional Hypnosis dari Institute for advanced-Neuro research and Education, Auditor Komunikasi Organisasi, hingga menjadi International Certified Instructor untuk Microfinance Management di bawah konsorsium ICIMM 2010. Dr. Hadi Suprapto Arifin, M.Si., lahir di Cirebon, 8 Mei 1958. Saat ini aktif sebagai pengajar di Prodi Ilmu Komunikasi Fikom Unpad. Selain mengajar, penulis juga aktif sebagai instruktur dalam berbagai pelatihan komunikasi & kehumasan. Jejak pendidikan formal penulis dimulai dari studi S1 Fikom Unpad, S2 Program Komunikasi Pembangunan Pertanian & Pedesaan IPB, dan S3 Ilmu Komunikasi Unpad. Minat dan keahliannya di bidang Ilmu Komunikasi meliputi Komunikasi Wicara, Komunikasi Pembangunan (Kesehatan, Pariwisata, & Politik), dan Kampanye & Propaganda. 12