BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Judul merupakan gambaran utama permasalahan pada suatu penelitian
karya ilmiah, skripsi ini berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap
Keputusan Pembelian Smartphone Advan Perspektif Ekonomi Islam” (Studi di
Asean Gadget Bandar Lampung). Untuk menghindari berbagai macam tafsiran
judul di atas, maka terlebih dahulu peneliti akan menjelaskan beberapa istilah
yang terdapat pada judul tersebut :
Pengaruh adalah daya yang ada dari sesuatu (benda, orang, dsb) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang..1
Bauran Pemasaran merupakan kumpulan alat pemasaran taktis terkendali
yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar
sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari : produk, harga, tempat dan promosi.2
Keputusan pembelian adalah cara individu, kelompok, organisasi memilih,
membeli, memakai dan memanfaatkan barang, jasa, gagasan, pengalaman dalam
rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat.3
Smartphone adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan
dengan pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer.4 Advan merupakan
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indnesia, Pusat Bahasa Edisi
Keempat, PT Gramedia Pustaka utama, Jakarta, 2011, hlm. 58
2
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsiples of Marketing, Alih Bahasa Bob Sabran,
Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2008, hlm. 62.
3
Ibid, hlm. 201.
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Ponsel_cerdas diakses pada 10 Juli 2016
2
sebuah perusahaan elektronik asal Indonesia.5 Smatrphone Advan adalah telepon
genggam yang berbasis komputer dengan nama merek Advan.
Ekonomi Islam merupakan suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia
dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan yang
terbatas di dalam kerangka syariah Islam.6
Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksudkan dengan judul skripsi
ini adalah mengukur seberapa besar pengaruh bauran pemasaran terhadap
keputusan pembelian smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung yang
kemudian ditelaah berdasarkan perspektif ekonomi Islam.
B. Alasan Memilih Judul
1. Secara Objektif
a. Persaingan yang ketat antar perusahaan di bidang telekomunikasi
mengharuskan setiap perusahaan untuk mengoptimalkan strategi dalam
memasarkan produknya, dengan menggunakan bauran pemasaran
sebagai usaha untuk mempengaruhi keputusan konsumen dalam
membeli sebuah produk. Maka dari itu penelitian ini penting dilakukan
untuk mempertahankan keputusan konsumen dalam membeli suatu
produk dan untuk meningkatkan penjualan bagi perusahaan.
b. Ekonomi Islam mengatur segala aktifitas manusia dalam memenuhi
kebutuhannya termasuk didalamnya dalam hal berbisnis. Dalam
berbisnis haruslah sesuai dengan ketentuan syariah atau sesuai dengan
5
https://id.wikipedia.org/wiki/Advan pada 10 Juli 2016
Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economics : Ekonomi Syariah Bukan Opsi
Tetapi Solusi, Bumi Aksara, Jakarta, 2013, hlm. 1
6
3
ketentuan Allah SWT dan Rasulullah SAW yang tentunya akan
menjamin kehidupan manusia yang lebih sejahtera.
c. Asean Gadget Bandar Lampung merupakan salah satu toko yang
menjual
smartphone
Advan
dan
juga
merupakan
distributor
smartphone Advan. Selain itu, belum pernah dilakukan penelitian
sebelumnya mengenai pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan
pembelian smartphone Advan di toko tersebut.
2. Secara Subjektif
a. Pokok bahasan skripsi ini sesuai dengan disiplin ilmu yang penulis
pelajari di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam,
yakni mengenai manajemen pemasaran.
b. Literatur dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi
ini tersedia di perpustakaan dan jurnal-jurnal terkait, sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan.
C. Latar Belakang Masalah
Di era modernisasi saat ini perkembangan teknologi, informasi dan
komunikasi sangat dibutuhkan guna mempermudah pekerjaan dan berkomunikasi
dapat mengefisienkan modal dan waktu. Salah satu alat teknologi, informasi dan
komunikasi (TIK) yang dibutuhkan saat ini adalah smartphone.
Pertumbuhan smartphone di Indonesia berkembang dengan pesat, terbukti
dengan Indonesia berada diperingkat ke tiga pengguna smartphone terbanyak
setelah China dan India untuk wilayah Asia-Pasifik, berdasarkan hasil survei yang
dilakukan oleh lembaga survey eMaketer. Pada tahun 2015 jumlah pengguna
4
smartphone di Indonesia mencapai 55,4 juta, naik dari tahun sebelumnya yakni
44,7 juta pengguna, dan di tahun 2016 diprediksi jumlah pengguna smartphone di
Indonesia mencapai 65,2 juta.7 Hal ini menunjukkan bahwa pemintaan akan
smartphone kian meningkat tiap tahunnya.
Kotler
mengatakan
bahwa
perusahaan
terkemuka
harus
mampu
mengetahui kebutuhan, keinginan dan permintaan pelanggannya.8 Artinya
perusahaan yang tidak mampu melakukan hal demikian akan mulai tergeser oleh
perusahaan lain dan perlahan akan ditinggalkan oleh pelanggannya. Pada
dasarnya, suatu bisnis perusahaan selalu berupaya untuk mencari dan membina
para pelanggannya, karena melalui pelangganlah bisnis suatu perusahaan akan
dapat tumbuh maju dan berkembang. Dengan kata lain, pelanggan merupakan
suatu komponen penting dalam menilai tingkat profitabilitas.9 Perusahaan yang
mampu memahami permintaan dan kebutuhan konsumen akan lebih mengerti
bagaimana melakukan strategi-strategi yang efektif agar konsumen melakukan
pembelian.
Menurut Jackson, keputusan konsumen dalam melakukan pembelian
bukanlah hal yang begitu saja terjadi. Banyak pertimbangan yang dilakukan
konsumen sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk misalnya kualitas
produk, harga, promosi dan kualitas pelayanan.10 Pertimbangan yang demikian
7
www.emarketer.com, diakses 10 Juli 2016
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Op.Cit., hlm. 7.
9
Sofjan Assauri, Strategic Marketing : Sustaining Lifetime Custumer Value Edisi 1,
Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm. 14.
10
Jackson R.S. Weenas, “Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Comforta”, Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi, Vol.1 No.4 , 2013, hlm. 608.
8
5
bertujuan untuk menciptakan kepercayaan dan kepuasan konsumen. Konsumen
dalam memilih produk tidak hanya bergantung pada kualitas, harga dan
promosinya saja tetapi juga bergantung pada nilai yang dirasakan pelanggan.
Dalam persaingan bisnis, nilai-nilai moralitas mutlak harus ditegakkan. Secara
khusus, nilai moralitas yang mendapat perhatian penting dalam bisnis ialah
persaingan yang sehat, kejujuran, keterbukaan dan keadilan.11
Berbisnis (niaga) dalam Islam harus dilakukan secara baik dengan rasa
suka sama suka. Sebab, Allah sangat membenci transaksi jual beli (niaga) yang
mengandung unsur bathil, dzalim dan paksaan hanya demi mendapatkan
keuntungan yang besar. Dalam Q.S An-Nisa’ {4}: 29 Allah berfirman.
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.” (Q.S An-Nisa’ {4}: 29)12
Islam tidak pernah melarang umatnya untuk melakukan bisnis, bahkan
Nabi Muhammad pun telah mencontohkan bisnis sebagai mata pencaharian
umatnya. Akan tetapi dalam berbisnis haruslah sesuai dengan ketentuan syariat
Islam. Karena itu Islam memberikan jalan yang terbaik dalam berbisnis dengan
11
M. Nur Rianto Al Arif, Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik, Pustaka Setia,
Bandung, 2015, hlm. 221.
12
Departemen Agama RI, Al-Qur’ an dan Terjemahnya, Diponegoro, Bandung 2005, hlm.
65.
6
mengikuti pesan-pesan Nabi Muhammad saw, yakni sifat sifat terpuji.13 Hal ini
bertujuan agar bisnis yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar, mendapat
kemaslahatan di dunia dan di akhirat, serta mendapat ridho dari Allah SWT.
Dalam bisnis, persaingan sudah menjadi hal yang lumrah. Hal inilah yang
membuat
perusahaan
berlomba-lomba
untuk
menciptakan
produk
yang
berkualitas dan menciptakan inovasi-inovasi baru untuk menarik minat
masyarakat. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah bauran pemasaran.
Bauran pemasaran merupakan kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang
dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar
sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari : produk, harga, tempat dan promosi.14
Strategi pemasaran yang tepat sangat dibutuhkan guna memperoleh dan
mempertahankan pelanggan.
Di tengah maraknya industri teknologi komputer yang didominasi oleh
brand asing, Advan hadir sebagai wujud kebangkitan brand lokal yang siap
bersaing dengan para pemain asing. Banyaknya brand asing yang menawarkan
kecanggihan teknologi mereka dengan harga yang mahal, Advan membuat
gebrakan, menawarkan berbagai produk komputer yang menggunakan berbagai
teknologi terkini dengan harga yang sangat terjangkau, untuk dimiliki siapa saja.15
Advan, sebagai brand lokal Indonesia telah memiliki berbagi penghargaan
diantaranya; Menduduki urutan pertama Indonesia brand katagori Notebook (IDC
survai tahun 2010), Teleplus fantastic gadget 2011, PC plus tablet terlengkap
13
Madnasir dan Khoiruddin, Etika Bisnis Dalam Islam, Seksi Penerbitan Fakultas
Syariah IAIN Raden Intan Lampung, Bandar Lampung, 2012, hlm. 112.
14
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Op.Cit., hlm. 62.
15
www.advandigital.com, diakses pada 10 Juli 2016
7
2011, PC plus tablet terinovatif 2011, sinyal best technical support 2012, 'The
most favorite brand' Indonesia Netizen Brand Champion 2013 Tahun 2015
diganjar tiga penghargaan sekaligus. Meliputi The Best Gaming Tablet, The Most
Favourite Gaming Tablet dan The Best Performance Gaming Tablet. Melalui
Tabletnya yakni Advan Barca Tab7 dan masih ada lagi penghargaan lainnya.16
Pada tahun 2014, Advan telah menjadi sponsor dalam acara bergengsi yakni Miss
World 2014.17
Banyaknya penghargaan dan pengakuan yang diterima Advan, semakin
menguatkan posisi Advan sebagai perusahaan berbasisis Komputer yang
berpengalaman dan berkualitas. Namun demikian, penguasaan pangsa pasar
smartphone Advan di Indonesia belum mampu menyaingi brand asing seperti
Samsung yang berada di peringkat pertama, seperti pada ditampilkan pada tabel
berikut ini.
Tabel 1.1
Top Five Smartphone Vendor, Shipment, Market Share and Year-OverYear-Growth, Calendar Year 2015 (Units in Millions)
Vendor
Samsung
Asus
Smartfren
Advan
16
2015
shipment
volumes
7.3
4.7
3.2
2.8
2015
market
share
24.5%
15.9%
10.6%
9.6%
2014
shipment
volumes
6.8
1.4
2.8
2.3
214
market
share
27.0%
6.6%
10.2%
9.2%
YearOverYearGrowth
7.5%
231.4%
23.7%
21.5%
Arsan Mailanto, “Advan Barca Tab 7 Sabet Tiga Penghargaan Sekaligus”, dalam
http://autotekno.sindonews.com/read/975459/122/advan-barca-tab-7-sabet-tiga-penghargaansekaligus-1426130865, diakses pada 10 Juli 2016.
17
Wiwin Nurwiyana, “Advan Vandroid T5C Menemani Aktivitas ' Perfect in Every
Detail’”,
dalam
http://www.kompasiana.com/wi2n/advan-vandroid-t5c-menemani-aktivitasperfect-in-every-detail_54f77699a3331145668b459d, diakses pada 10 Juli 2016
8
Lenovo
1.9
6.5%
1.4
5.8%
31.3%
Other
9.6
32.5%
10.8
42.2%
-9.8%
Total
29.3
100%
25.0
100%
17.1%
Sumber : IDC Asia Pasific Quarterly Mobile Phone Tracker, Februari 2015
Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui bahwa merek smartphone yang
menempati posisi pertama Samsung selama dua tahun berturut-turut. Asus,
mampu menaikkan rankingnya dari posisi ke lima dalam penguasaan market
sharenya menjadi posisi ke dua di tahun 2015, Smartfren turun ranking dari posisi
ke dua menjadi posisi ke tiga tahun 2015, Advan mampu mempertahankan
posisinya di peringkat ke empat, dan Lenovo pun masih bertahan diposisi ke lima
di tahun 2015. Ini merupakan sebuah prestasi bagi Advan sebagai brand lokal
Data tersebut menunjukkan meskipun Advan sebagai brand lokal mampu
masuk ke dalam lima besar tingkat penjualan terbanyak di posisi ke empat setelah
Samsung, Asus, dan Smartfren, serta mampu mengalahkan brand impor yakni
Lenovo yang berada di posisi ke lima. Ini sungguh prestasi yang membanggakan
bagi Advan sebagai brand lokal Indonesia. Sebagai harapan Advan mampu
menghadirkan smartphone yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, salah satu strategi yang
dilakukan adalah dengan mendistribusikan produknya ke berbagai tempat salah
satunya di Toko Asean Gadget Bandar Lampung.
Asean Gadget adalah toko yang menjual smartphone Advan dan juga
merupakan distributor resmi smartphone Advan yang berlokasi di Jl. Brigjen
Katamso, Simpur Center Bandar Lampung Lt. Dasar Blok A No.86-87.
Konsumen yang membeli di toko ini tidak hanya dalam kota tetapi juga luar kota.
9
Pemilik toko, Alif Aji Badaruddin mengatakan sampai saat ini toko Asean Gadget
sudah mendistribusikan smartphone Advan hingga puluhan toko baik di dalam
kota maupun luar kota.18 Hasil prasurvey yang dilakukan kepada 10 orang
konsumen smartphone Advan di Asean Gadget pada 24 Juli 2016 di menunjukan
hasil sebagai berikut.
Tabel 1.2
Daftar Pertanyaan Prasurvey
No
Pertanyaan
Jawaban
Kurang
Setuju
Setuju
1
Harga smartphone Advan lebih murah
7
3
dibanding smartphone lainnya
2
Sebagai merek lokal Kualitas smartphone
Advan tidak kalah saing dengan smartphone
6
4
lainnya termasuk merek asing
3
Smartphone Advan memberikan promosi
4
6
dagang yang bagus
4
Smartphone Advan dapat dibeli di tempat
8
2
yang terjangkau
5
Smartphone Advan dapat digunakan oleh
8
2
siapa pun di semua kalangan
Jumlah
33
17
Sumber: data diolah berdasarkan penelitian di Asean Gadget Bandar
Lampung
Dari hasil prasurvey diatas, menunjukkan bahwa konsumen yang membeli
smartphone Advan mengaku puas dengan kualitas yang diberikan smartphone
Advan, harga yang lebih murah dibanding dengan smartphone lainnya sehingga
dapat digunakan oleh siapa pun di semua kalangan, meskipun promosi dari
smartphone Advan kurang maksimal namun pelayanan penjaga toko Asean
Gadget terhadap smartphone Advan pada konsumen baik, ramah, sopan, dan
18
Juli 2016.
Wawancara dengan Alif Aji Badaruddin, Owner Asean Gadget Bandar Lampung, 18
10
memahami keinginan konsumen sehingga mampu menarik konsumen untuk
membeli smartphone Advan di toko Asean Gadget Bandar Lampung.
Berdasarkan data penjualan dari toko Asean Gadget smartphone Advan
mengalami penurunan. Berikut penyajian data penjualan yang dirangkum ke
dalam Tabel 1.3
Tabel 1.3
Data Penjualan Smartphone Di Asean Gadget
Bulan Januari-Mei 2016
(Jumlah dalam unit)
Merek
Januari Februari
Maret
April
Mei
Advan
275
250
235
230
215
Sumber : Asean Gadget data diolah tahun 2016
Juni
200
Dari tabel 1.3 diatas diketahui bahwa data penjualan smartphone Advan
mengalami penurunan secara signifikan. Alif mengatakan bahwa penurunan
penjualan yang demikian dikarenakan beberapa faktor, diantaranya strategi
pemasaran yang kurang maksimal, serta banyaknya merek-merek baru yang
muncul sehingga menambah ketat persaingan dalam penjualan smartphone.19
Penelitian Algina Agnes Ulus yang berjudul “Bauran Pemasaran
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Daihatsu Pada PT Astra
Internasional Manado”, menunjukan hasil bahwa faktor produk, harga, promosi
dan tempat/distribusi berpengaruh signifikan secara simultan maupun secara
parsial, dimana variabel yang dominan adalah variabel produk, harga, dan lokasi,
dan untuk yang lemah adalah variabel promosi.20
19
Wawancara dengan Alif Aji Badaruddin, Owner Asean Gadget Bandar Lampung, 18
Juli 2016.
20
Algrina Agnes Ulus, “Bauran Pemasran Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian
Mobil Daihatsu Pada PT Astra Internasional Manado”, Jurnal EMBA,Vol.1 No.4 Desember 2013.
11
Penelitian lain yang dilakukan Muhammad Jauharul Mawahib, dengan
judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone
Samsung” (Studi Kasus Pada Mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas
Mulawarman) menunjukkan hasil bahwa secara bersama-sama variabel produk
(X1), harga (X2), tempat (X3) dan promosi (X4) secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) smartphone Samsung
pada mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman. Diantara keempat
variabel bebas yang diteliti, variabel yang paling berpengaruh adalah variabel
produk.21
Dalam penelitian Doni Hariadi menunjukkan hasil bahwa produk, harga,
promosi dan saluran distribusi berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian, dengan nilai determinasi parsial sebagai berikut : produk 15.21%,
harga 12.11%, promosi 5.11%, dan tempat (saluran distribusi) 4.94%.22
Penelitian I Kadek Suarjana, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini,
dalam “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Di
Indomaret Kecamatan Tampaksiring – Gianyar” memberikan hasil bahwa ada
pengaruh secara simultan maupun parsial mengenai bauran pemasaran tehadap
keputusan pembelian konsumen, dimana variabel produk yang paling dominan
pengaruhnya.23
21
Muhammad Jauharul Mawahib, “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan
Pembelian Smartphone Samsung”, eJournal Administrasi Bisnis, Vol. 4, No. 3, 2015.
22
Doni Hariadi, “Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan Distribusi Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Pada Produk Projector Microvision”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Vol. 1 No.8, 2012.
23
I Kadek Suarjana, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini, “Pengaruh Bauran
Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Di Indomaret Kecamatan Tampaksiring-Gianyar”,
Jurnal Manajemen, Vol. 2 Tahun 2014
12
Dalam Tesis Hendra Saputra yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh konsumen Rumah
Tangga di Kota Medan” memberikan hasil bahwa strategi pemasaran yang terdiri
dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi secara serempak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen
rumah tangga di kota Medan. Variabel yang paling dominan yaitu promosi
(53,2%).24
Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti bermaksud
mengambil judul tentang “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan
Pembelian Smartphone Advan Perspektif Ekonomi Islam” (Studi di Asean Gadget
Bandar Lampung). Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan, dimana
perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah variabel,
metode analisis dan objek penelitiannya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Seberapa besar pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian
Smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung?
b. Bagaimana kajian ekonomi Islam terkait pengaruh bauran pemasaran
terhadap keputusan pembelian Smartphone Advan di Asean Gadget
Bandar Lampung?
24
Hendra Saputra, Tesis: Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian
Teh Celup Sariwangi Oleh konsumen Rumah Tangga di Kota Medan, Universitas Sumatra Utara,
2008.
13
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bauran pemasaran
terhadap keputusan pembelian Smartphone Advan di Asean Gadget
Bandar Lampung.
b. Untuk mengetahui kajian ekonomi Islam terkait pengaruh bauran
pemasaran terhadap keputusan pembelian Smartphone Advan di Asean
Gadget Bandar Lampung.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian dalam tulisan ini adalah agar dapat
menjadi tambahan literatur atau referensi dan menambah ilmu
pengetahuan mengenai ilmu pemasaran khususnya yang berkaitan
dengan strategi pemasaran dalam perspektif Ekonomi Islam.
b. Manfaat Praktis
1) Akademisi atau pembaca: penelitian ini dapat dijadikan sebagai
tambahan informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi
pembaca dan sebagai salah satu sumber referensi bagi kepentingan
keilmuan dalam mengatasi masalah yang sama di masa yang akan
datang.
14
2) Perusahaan: dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk
meningkatkan
strategi
pemasaran
yang
tepat
untuk
mempertahankan konsumen dan menaikkan volume penjualan.
3) Peneliti: hasil penelitian diharapkan bisa menambah wawasan
tentang strategi pemasaran dalam perspektif Ekonomi Islam.
F. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang lingkup objek
Objek dalam penelitian ini adalah bauran pemasaran yakni produk, harga,
promosi dan tempat/distribusi terhadap keputusan pembelian Smartphone
Advan.
2. Ruang Lingkup Subjek
Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli Smartphone
Advan.
3. Ruang Lingkup tempat
Penelitian ini dilaksanakan di toko Asean Gadget Bandar Lampung.
4. Disiplin Ilmu
Disiplin Ilmu yang berhubungan dengan penelitian ini adalah manajemen
pemasaran yang mengangkat masalah pengaruh bauran pemasran terhadap
keputusan pembelian smartphone Advan perspektif ekonomi Islam.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemasaran
1. Pengertian Pemasaran
Salah satu hal penting bagi perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya dan memperoleh keuntungan ialah dengan melakukan
pemasaran. Pemasaran yang tepat sangat dibutuhkan guna memperoleh dan
mempertahankan pelanggan. Oleh karena itu, pemasaran harus dikelola dengan
sistemik agar tujuan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan target perusahaan.
Berbicara mengenai pemasaran, beberapa ahli mendefinisikannya sebagai berikut.
Menurut Kotler, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana
pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan
melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. 25 Murti Sumarni dan
John Soeprihanto berpendapat bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan
dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan
kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.26
Sedangkan menurut American Merketing Assosiasi (AMA) dalam buku Pandji
Anoraga, menyatakan, pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
25
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid
1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2008, hlm. 6.
26
Murti Sumarni & John Soeprihanto, Pengantar Bisnis: Dasar-Dasar Ekonomi
Perusahaan, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta, 2003,hlm. 261
16
rencana penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide-ide, barang-barang dan
jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan indvidual
dan organisasional.27 Stanton menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem
keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,
menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.28
Dari beberapa definisi diatas, pemasaran dapat diartikan sebagai proses
dimana individu atau organisasi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen dengan menciptakan dan menukarkan nilai satu sama lain.
2. Pemasaran Dalam Islam
Dalam Islam, pemasaran adalah bentuk muamalah yang dibenarkan
sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang terlarang
oleh ketentuan syariah.
“Muhammad Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula mendefinisikan
pemasaran syariah adalah sebuah disiplin strategis yang mengarahkan proses
penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari inisiator kepada stakeholdernya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip
muamalah dalam Islam.”29
Hal ini berarti bahwa dalam pemasaran syariah, seluruh proses baik proses
penciptaan, penawaran, maupun perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal
yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah Islam. Sepanjang
hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah Islami
27
Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm. 215.
Muhammad Wimman Zulfikar, Skripsi: Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian, Universitas Diponegoro, 2011, hlm. 9
29
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Mizan,
Bandung, 2006, hlm. 62.
28
17
tidak terjadi dalam suatu transaksi atau dalam proses suatu bisnis, maka bentuk
transaksi apapun dalam pemasaran dapat dibolehkan.30
Syariah marketing merupakan suatu kegiatan pemasaran yang dilandasi
semangat ibadah kepada Allah SWT, berusaha semaksimal mungkin dengan
tujuan untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan apalagi
kepentingan sendiri. Bisnis yang disertai keikhlasan semata-mata hanya untuk
mencari ridha Allah, maka seluruh bentuk transaksinya menjadi nilai ibadah
dihadapan Allah SW T. Firman Allah dalam Al Qur’ an.
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung” (Q.S Al Jumu’ ah{62}: 10)31
Ayat diatas dapat dijelaskan makna dalam kata “carilah karunia Allah”
yang digunakan didalamnya dimaksud untuk segala usaha yang halal yang
melibatkan orang untuk memenuhi kebutuhannya. Di dalam Islam bukanlah suatu
larangan apabila hamba-hamba-Nya mempunyai rencana atau keyakinan untuk
berhasil dalam usahanya, namun dengan syarat harus sesuai dan tidak
bertentangan dengan syariat Islam.
Dalam memasarkan suatu produk haruslah dilakukan secara baik dengan
rasa suka sama suka. Sebab, Allah sangat membenci transaksi jual beli yang
30
31
hlm. 442
Ibid, hlm. 63
Departemen Agama RI, Al-Qur’ an dan Terjemahnya, Diponegoro, Bandung 2005,
18
mengandung unsur bathil, dzalim dan paksaan hanya demi mendapatkan
keuntungan yang besar. Dalam Q.S An-Nisa’ {4}: 29 Allah berfirman.
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu”. (Q.S An-Nisa’ {4}: 29)32
Islam tidak pernah melarang umatnya untuk melakukan bisnis, bahkan
Nabi Muhammad pun telah mencontohkan bisnis sebagai mata pencaharian
umatnya. Akan tetapi dalam berbisnis haruslah sesuai dengan ketentuan syariat
Islam. Karena itu Islam memberikan jalan yang terbaik untuk dalam berbisnis
dengan mengikuti pesan-pesan Nabi Muhammad saw, yakni sifat sifat terpuji.33
Hal ini bertujuan agar bisnis yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar,
mendapat kemaslahatan di dunia dan di akhirat, serta mendapat ridho dari Allah
SWT.
B. Bauran Pemasaran
Ukuran keberhasilan perusahaan dalam menerapkan strategi pemasarannya
adalah mampu
memberikan kepuasan kepada pelanggan.34 Semakin banyak
pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka
32
Ibid, hlm. 65.
Madnasir dan Khoiruddin, Op.Cit., , hlm. 112.
34
Kasmir, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hlm. 187
33
19
semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup baik dan
berhasil. Pada pemasaran dikenal strategi yang berorientasi pada produk
(product), harga (price), promosi (promotion) dan saluran distribusi (place) yang
terangkum kedalam bauran pemasaran (marketing mix).
Pandji Anoraga mendefinisikan bauran pemasaran adalah variabel-variabel
yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang terdiri dari produk, harga,
distribusi dan promosi.35 Bauran pemasaran menurut Sofjan Assauri ialah
sekumpulan keputusan tentang harga, produk, saluran distribusi, komunikasi dan
manajemen hubungan pelanggan yang merupakan pengimplementasian strategi
pemasaran.36
Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang
dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar
sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari : produk, harga, tempat dan promosi.37
Pendapat
lain
mengatakan,
bauran
pemasaran
yaitu
kegiatan
mengkombinasikan berbagai kegiatan marketing agar dicapai kombinasi
maksimal dan hasil yang paling memuaskan ada empat elemen yang tercakup
dalam bauran pemasaran ini dikenal dengan elemen 4P yaitu product, price,
place, dan promotion.38
Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan taktik dalam
mengintegrasikan tawaran, logistik, dan komunikasi produk atau jasa anda.
Dengan marketing mix, anda tidak hanya perlu membuat penawaran yang
menarik, tetapi juga harus memikirkan taktik yang tepat dalam mendistribusikan
35
Pandji Anoraga, Op.cit. hlm, 220.
Sofjan Assauri, Strategic Marketing : Sustaining Lifetime Custumer Value, Edisi 1,
Rajawali Pers, 2012, hlm. 117
37
Philip Kotler dan Gary, Op.Cit., hlm. 62.
38
Buchari Alma, Kewirausahaan, Alabeta, Bandung, 2006, hlm. 180
36
20
dan mempromosikannya. Hal demikian yang dikatakan oleh Hermawan
Kartajaya.39
Bauran pemasaran dapat diartikan sebagai kombinasi dari variabelvariabel produk, harga, promosi dan tempat yang digunakan dalam kegiatan
pemasaran guna untuk mencapai sasaran pasar yang dituju. Strategi bauran
pemasaran merupakan bagian dari strategi pemasaran dan berfungsi sebagai
pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-variabel pemasaran yang
dapat dikendalikan pimpinan perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan
dalam bidang pemasaran.40
1. Produk
a. Pengertian Produk
Produk menurut Subhash C. Jain ialah sebagai suatu ciri kelompok
yang memuaskaan kebutuhan konsumen. Ciri-ciri tersebut dapat diberikan
dalam bentuk nyata, jasa, atau ide.41 Produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan sesuatu keinginan atau
kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat,
properti, organisasi, informasi, dan ide.42 Produk yaitu setiap apa saja yang
bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan,
39
Hermawan Kertajaya, Hermawan Kartajaya on Marketing mix, PT Mizan Pustaka,
Bandung, 2006, hlm. 18.
40
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1,
Erlangga, Jakarta, 2008, hlm. 10.
41
Subhash C. Jain, Manajemen Pemasaran Internasional, Edisi 5, Erlangga, Jakarta,
2001, hlm. 21.
42
Philip kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi Ke 13, Jakarta, Erlangga, 2009,
hlm. 4
21
pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau
kebutuhan.43
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala
sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan
konsumen baik barang maupun jasa. Cara dan penyediaan produk yang
tepat bagi pasar yang dituju, dapat memuaskan para konsumennya dan
dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang melalui
peningkatan penjualan. Sebuah strategi pemasaran yang tepat diharapkan
dapat merangsang penjualan dan perkembangan pasar produk. Produk
yang baik mempunyai peluang lebih besar untuk direspon dengan baik
oleh konsumen sehingga menarik konsumen untuk membeli produk yang
ditawarkan oleh perusahaan.
b. Pengembangan Produk
Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan pendefinisian
manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa tersebut. Manfaat ini
dikomunikasikan dan dihantarkan oleh atribut produk seperti mutu, fitur,
dan desain.44 Selain itu, untuk menambah nilai suatu produk maka
perusahaan dapat memberikan suatu merek pada produk yang akan
dijualnya.
Pelanggan tidak hanya membeli produk fisiknya saja tapi juga manfaat
yang diberikan suatu produk. Untuk meyakinkan pelanggan bahwa suatu
43
Murti Sumarni dan John Soeprihanto, Op.Cit., hlm. 274.
Nembah F. Hartimbul, Manajemen Pemasaran, cetakan 1, Yrama Widya, Bandung,
2011, hlm. 97.
44
22
produk akan berfungsi seperti yang diharapkan, perusahaan biasanya
memberikan garansi. Demikian pula halnya bagi produk-produk tertentu,
biasanya barang-barang yang tahan lama dan produk industrial
membutuhkan servis selama masa manfaat mereka.45 Pendek kata, segala
sesuatu yang berkenaan dengan produk merupakan salah satu bagian dari
strategi pemasaran, agar dapat diyakinkan bahwa produk yang dihasilkan
adalah produk yang betul-betul dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen.46
1) Kualitas
Menurut The American Society for Quality, kualitas didefinisikan
sebagai karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada
kemampuannya untuk
dinyatakan atau tersirat.
memuaskan kebutuhan pelanggan
47
yang
Kualitas produk adalah salah satu sarana
positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung
pada kinerja produk atau jasa; oleh karena itu, kualitas berhubungan
erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan.
2) Fitur
Fitur
adalah
suatu
alat
bersaing
untuk
mendiferensiasikan
(membedakan) produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi
45
Subhash C. Jain, Op.Cit., hlm. 41.
Pandji Anoraga, Op.Cit., hlm. 231.
47
Philip Kotler dan gary Armstrong, Op.Cit., hlm. 273.
46
23
produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai
adalah satu cara paling efektif untuk bersaing.48
3) Desain
Desain merupakan faktor yang sering memberi keunggulan kompetitif
kepada perusahaan. Desain adalah totalitas fitur yang mempengaruhi
tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.49
Desain yang baik dimulai dengan pemahaman mendalam tentang
kebutuhan pelanggan. Lebih dari sekedar menciptakan atribut produk
atau jasa, desain melibatkan pembentukan pengalaman pemakaian
produk bagi pelanggan.
4) Merek
Merek merupakan sebuah nama, istilah, tanda lambang, atau desain
atau kombinasi semua ini, yang menunjukan identitas pembuat atau
penjual produk atau jasa.50 Konsumen memandang merek sebagai
bagian penting dari produk. Merek dapat membantu konsumen
mengenali produk yang bisa menguntungkan mereka. Merek yang kuat
memberi keuntungan akan kesadaran dan loyalitas merek dari
konsumen yang tinggi. Suatu merek adalah janji penjual untuk
menyerahkan seperangkat atribut, manfaat dan jasa kepada pembeli
secara konsisten. Merek terbaik membawa jaminan mutu.51
48
Nembah F. Hartimbul, Op.Cit., hlm. 97.
Sofjan Assauri, Manajemen pemasaran, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hlm. 198.
50
Philip Kotler dan gary Armstrong, Op.Cit., hlm. 275.
51
Nembah F. Hartimbul, Op.Cit., hlm. 101.
49
24
5) Garansi dan Servis
Pelayanan pelanggan merupakan unsur strategi produk. Layanan yang
baik dapat mempertahankan pelanggan, yang lebih murah dari mencari
pelanggan baru.52 Garansi ialah jaminan dari produsen bahwa daya
guna suatu produk akan sesuai dengan yang telah ditetapakan.53
Garansi mengurangi resiko anggapan pembeli. Garansi menunjukan
bahwa produk tersebut bermutu tinggi dan bahwa peruasahaan serta
kinerja karyawan dapat diandalkan.
Biasanya perusahaan menyediakan garansi diiringi layanan servis pada
produknya yang asli. Servis meliputi tawaran pemeliharaan produk asli
melalui pemeriksaan rutin, pergantian suku cadang, penyesuaian, dan
sebagainya.54
2. Harga
a. Pengertian Harga
Harga ialah variabel yang dapat dikendalikan yang menentukan
diterima tidaknya suatu produk oleh konsumen.55 Harga merupakan
sejumlah
uang
yang
harus
dibayar
oleh
kosnumen
untuk
mendapatkan produk56. Harga merupakan jumlah uang yang harus
dibayarkan pelanggan untuk memperoleh suatu produk. Dalam
mengembangkan bauran pemasaran, suatu produk meliputi: datar
52
Ibid., hlm. 113.
Subhash C. Jain., Op.cit., hlm. 41.
54
Ibid, hlm. 42
55
Pandji Anoraga, Op.Cit., hlm. 192.
56
Nembah F. Hartimbun, Op.Cit., hlm. 10.
53
25
harga diskon, potongan harga, periode pembayaran dan persyaratan
kredit.57
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa harga merupakan
nilai yang harus diberikan oleh konsumen untuk memperoleh suatu
produk. Nilai yang dimaksud disini adalah dalam bentuk uang. Untuk
memperoleh suatu produk yang dibutuhkan sesorang harus rela
berkorban dengan mengeluarkan sejumlah uang. Hal ini harus
diperhatikan oleh perusahaan jika perusahaan menetapkan harga
tinggi dengan maksud untuk menjadikan barang atau jasa
produksinya.
Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam
kegiatan marketing mix, penentuan harga menjadi sangat penting
untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab
laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan.58 Lebih dari itu,
penetapan harga yang tepat memungkinkan pertumbuhan yang pesat,
karena perkembangan pasar sangat tergantung pada harga yang
ditetapkan. Penetapan
harga
yang buruk
dapat
mengancam
kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Harga yang terlalu tinggi
menyebabkan perusahaan tidak akan memenangkan kontrak,
sementara harga yang terlalu rendah dapat mengakibatkan operasi
perusahaan menjadi tidak menguntungkan.59 Strategi penetapan harga
57
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Op.Cit., hlm. 63.
Kasmir, 2011, Op.Cit, hlm. 191.
59
Subhash C. Jain. Op.Cit., hlm. 50.
58
26
produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi
petumbuhan pasar. Selain itu untuk mencegah timbulnya persaingan
yang sengit.
b. Tujuan Penetapan Harga
Tujuan penetapan harga harus sejalan dengan tujuan pemasaran,
yang selanjutnya akan diturunkan dari tujuan perusahaan secara
keseluruhan yang didefinisikan dalam bentuk keuntungan penjualan.
Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah perusahaan
menetapkan harga.
Menurut Kotler dan Keller, ada lima tujuan utama dalam penetapan
harga60, yaitu ;
1) Kemampuan bertahan
Tujuan utama suatu perusahaan apabila mengalami kelebihan
kapasitas, persaingan ketat, atau keinginan pelanggan yang
berubah adalah perusahaan itu mengejar kemampuan bertahan.
2) Laba saat ini maksimum
Pada umumnya, suatu perusahaan berusaha menetapkan harga
yang akan memaksimalkan laba saat ini.
3) Pangsa pasar maksimum
Setiap perusahaan percaya bahwa semakin tinggi penjualan, maka
biaya unit akan semakin rendah dan laba jangka panjang semakin
tinggi.
4) Market skimming pricing
Perusahaan mengungkapkan teknologi baru yang menetapkan
harga tinggi untuk memaksimalkan pasar dimana pada mulanya
harga ditetapkan tinggi dan secara perlahan turun.
5) Kepemimpinan kualitas produk
Banyak merek yang berusaha menjadi produk atau jasa yang
”terjangkau” yang ditentukan oleh karakteristiknya yaitu kualitas,
selera dan status yang tinggi dengan harga yang cukup tinggi agar
tidak berada diluar jangkauan pelanggan.
60
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Op.Cit., hlm. 76-77
27
Pada intinya tujuan perusahaan dalam menetapkan harga ialah
untuk
mencapai
kelangsungan
tujuan
hidup
perusahaan
perusahaan
dan
yaitu
mempertahankan
membentuk
keuntungan
perusahaan.
c. Metode penetapan harga
Kotler dan Keller mengemukakan ada enam metode dalam
penetapan harga61, yaitu:
1) Penetapan harga markup
2)
3)
4)
5)
6)
61
Perusahaan kontruksi memasukkan penawaran tender dengan
memperkirakan total biaya proyek dan menambahkan markup
standar untuk laba.
Penetapan harga tingkat pengembalian sasaran
Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat
pengembalian atas investasi sasarannya.
Penetapan harga nilai anggapan
Nilai anggapan terdiri dari beberapa elemen seperti citra pembeli
akan kinerja produk, kemampuan penghantaran saluran, kualitas
jaminan, dukungan pelanggan, dan atribut yang kurang dominan
seperti reputasi pemasok, ketepercayaan dan harga diri. Perusahaan
harus menghantarkan nilai yang dijanjikan oleh proposisi nilai
mereka, dan pelanggan harus dapat menerima nilai ini menjadi
nilai anggapan.
Penetapan harga nilai
Menciptakan harga murah kepada konsumen untuk menarik
perhatian konsumen dengan mengabaikan kualitas produk
perusahaan.
Penetapan harga going to rate
Perusahaan mendasarkan sebagian besar harganya pada harga
pesaing, megenakan harga yang sama, lebih mahal atau lebih
murah dibandingkan harga pesaing utama.
Penetapan harga jenis lelang
Penetapan harga jenis lelang dilakukan untuk membuang
persediaan lebih atau barang bekas.
Ibid., hlm. 83-88.
28
3. Promosi
a. Pengertian Promosi
Promosi ialah aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan
membujuk pelanggan membelinya.62 Menurut A. Hamdani, promosi
merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat
penting dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk.
Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara
perusahaan dengan konsumen melainkan juga sebagai alat untuk
mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan
produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.63
Promosi penjualan merupakan aktivitas pemasaran yang mengurus
nilai tambah dari suatu produk (untuk mendapatkan lebih dari sekedar
yang ada dari nilai produk) dalam jangka waktu tertentu dalam rangka
mendorong
pembelian
konsumen,
efektifitas
penjualan
atau
mendorong upaya yang dilakukan oleh tenaga penjualan (sales
forces).64 Promosi penjualan adalah suatu tindakan perusahaan untuk
menjajakan produk yang dipasarkan sedemikian rupa sehingga
konsumen akan mudah melihatnya dan bahkan dengan cara
penempatan dan peraturan tertentu maka produk tersebut akan menarik
perhatian konsumen.65
62
Philip Kotler dan gary Armstrong, Op.Cit., hlm. 63
Danang Sunyoto, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi dan
Kasus), CAPS, Yogyakarta, 2014, hlm. 154.
64
Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 2012, hlm. 125.
65
Ibid., hlm. 160.
63
29
Dari definisi diatas disimpulkan, promosi ialah aktivitas yang
dilakukan perusahaan untuk mengenalkan produknya sehingga
mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Promosi sangat
penting dan harus dilakukan oleh suatu perusahaan karena dengan
adanya promosi konsumen/pelanggan akan mengetahui produk yang
ditawarkan oleh perusahaan sehingga dapat menarik konsumen untuk
membeli produk yang diinginkan dan dibutuhkan.
b. Tujuan promosi
Tujuan promosi menurut Lamb et.al adalah66;
1) Memberikan Informasi (Informing):
a) Meningkatkan kesadaran atas produk baru, kelas produk, atau
atribut produk.
b) Menjelaskan bagaimana produk tersebut bekerja.
c) Menyarankan kegunaan baru suatu produk.
d) Membangun citra suatu perusahaan.
2) Membujuk pelanggan sasaran (persuading):
a) Mendorong perpindahan merek.
b) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk.
c) Mempengaruhi pelanggan untuk membeli sekarang.
d) Merayu pelanggan untuk datang.
3) Mengingatkan (reminding):
a) Mengingatkan konsumen bahwa produk mungkin dibutuhkan
dalam waktu dekat ini.
b) Mengingatkan konsumen dimana untuk membeli produk
tersebut.
c) Mempertahankan kesadaran konsumen.
c. Bauran Promosi
Bauran promosi terdiri dari lima unsur utama67, sebagai berikut :
66
Wirawan Anuraga dan Sonang Sitohang, “ Pengaruh Produk, Harga, Promosi, dan
Merek Terhadap Keputusan Pembelian Ulang”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen , Volume 4,
Nomor 10, Oktober 2015, hlm. 7
67
Pandji Anoraga, Op.Cit., hlm. 222.
30
1) Periklanan
Periklanan adalah bentuk presentasi dan promosi ide, barang, dan
jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Sponsor bisa perorangan,
kelompok, atau organisasi.68 Iklan bertujuan untuk meningkatkan
reaksi
calon
pembeli
potensial
terhadap
perusahaan
dan
penawaran produk perusahaan.
2) Penjualan Personal
Penjualan personal merupakan interaksi tatap muka dengan satu
atau lebih pembeli prospektif dengan tujuan melakukan presentasi,
menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan.69
3) Hubungan Masyarakat
Suatu program yang didesain untuk mempromosikan atau
melindungi image perusahaan atau produk perusahaan secara
individual. Misalnya melalui seminar, sponsor kegiatan, donatur,
laporan tahunan, dsb.70
4) Pemasaran Langsung
Menggunakan surat, telepon, dan alat kontak personal lainnya
untuk berkomunikasi atau mendapatkan respon dari pelanggan
atau prospek tertentu. Bentuknya antara lain melalui katalog, pos,
telemarketing, elektronik, belanja melalui TV, dsb.71
68
Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen-Pendekatan Praktis Disertai
Himpunan Jurnal Penelitian, Andi, Yogyakarta, 2013, hlm. 225.
69
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Op.Cit., hlm. 174.
70
Pandji Anoraga, Op.Cit., hlm.22
71
Ibid, hlm. 222-223.
31
5) Promosi Penjualan
Perusahaan menggunakan alat penjualan berupa kupon, kontes,
premi, dan semacamnya untuk menarik respon pembeli yang lebih
kuat dan lebih cepat, termasuk efek jangka panjang seperti
menjelaskan penawaran produk dan mendorong penjualan yang
menurun.72
4. Saluran Distribusi
a. Pengertian
Saluran distribusi merupakan struktur unit organisasi dalam
perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri dari agen, pedagang besar
dan pengecer melalui mana produk atau jasa dipasarkan.73 Saluran
distribusi adalah mata rantai yang menghubungkan produsen dan
konsumen.74 Menurut Walters, saluran distribusi adalah sekelompok
pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara
pemindahan fisik dan nama suatu produk untuk menciptakan kegunaan
pasar tertentu.75 Kotler menyatakan bahwa saluran distribusi sebagai
himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak atau
membantu dalam mengalihkan hak atas barang atau jasa tersebut
berpindah dari produsen ke konsumen.76
72
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Op.Cit., hlm. 190.
Murti Sumarni dan John Seprihanto, Op.Cit., hlm. 288
74
Subhash c. Jain, Op.Cit., hlm. 83.
75
Doni Hariadi, Op.Cit., hlm. 5.
76
Ibid, hlm. 5
73
32
Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan, saluran
distribusi ialah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang
menghubungkan
produsen
dan
konsumen
dengan
membantu
mengalihkan hak atas produk tersebut. Dalam kegiatan pemasaran saluran
distribusi mempunyai peranan yang cukup penting, karena saluran
distribusi menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen.
b. Fungsi Saluran Distribusi
Saluran distribusi memiliki fungsi sebagai berikut77:
1) Mengumpulkan dan menyebarkan informasi riset dan intelijen
pemasaran mengenai pelaku dan kekuatan serta lingkungan pasar
yang diperlukan untuk perencanaan dan pertukaran.
2) Membuat dan menyebarkan komunikasi persuasif tentang tawaran.
3) Membentuk dan menyesuaikan tawaran dengan kebutuhan pembeli,
termasuk grading, perakitan dan pengepakan.
4) Menapai persetujuan atas harga dan syarat lain mengenai tawaran
sehingga pemindahan kepemilikan bisa terjadi.
c. Syarat dan Tanggung Jawab Anggota Saluran Distribusi
Setiap anggota harus diperlakukan dengan hormat dan memberikan
peluang bagi saluran distribusi tersebut untuk menghasilkan keuntungan.
Oleh karena itu ada syarat dan tanggung jawab setiap anggota saluran
distribusi, sebagai berikut78:
77
78
Nembah F. Hartimbul, Op.Cit., hlm. 160
Philip kotler dan Kevin Lane Keller, Op.Cit., hlm. 118.
33
1) Kebijakan harga yaitu mengharuskan produsen menentukan daftar
harga serta jadwal diskon dan insentif yang dilihat perantara sebagai
sesuatu yang adil dan mencukupi.
2) Kondisi penjualan mengacu pada syarat pembayaran dan jaminan
produsen. Produsen memberikan jaminan atau penurunan harga
kepada distributor atas barang yang rusak. Garansi dan penurunan
harga memberikan insenti kepada distributor yang membeli jumlah
yang lebih besar.
3) Hak teritorial distributor mendefinisikan wilayah distributor dan
syarat dimana produsen akan mewaralabakan kepada distributor lain.
Distributor biasanya berharap menerima penghargaan secara penuh
untuk semua penjualan diwilayahnya.
4) Layanan dan tanggung jawab bersama harus disebutkan dengan
seksama, terutama dalam waralaba dan agen eksklusif.
5. Kajian Islam Tentang Bauran Pemasaran
Pemasaran memainkan peran yang sangat penting dalam memenuhi
kebutuhan konsumen, disamping pencapaian tujuan perusahaan. Dalam
memenuhi tujuan ini, seorang pemasar muslim harus memastikan bahwa
semua aspek kegiatan pemasaran, seperti perencanaan barang dan jasa,
harga dan strategi distribusi, seperti halnya teknik promosi yang
digunakan, haruslah sesuai dengan tuntunan al-Quran dan as-Sunnah.
34
Bauran pemasaran bukanlah suatu hal yang baru dalam pemasaran
Islam. Bahkan Nabi Muhammad pun menggunakan konsep ini dalam
menjalankan bisnisnya (berdagang).
a. Produk
Dalam konsep pemasaran islami, tidak diperbolehkan menjual
barang jelek dengan harga yang tinggi, hal ini dikarenakan pemasaran
islami adalah pemasaran yang fair dimana harga sesuai dengan
barang/produk. Kualitas produk harus sesuai dengan yang ditawarkan
dan dilarang menyembunyikan kecacatan dari produk-produknya.79
Produk yang ditawarkan haruslah susuai selera dan memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Muhammad selalu menjelaskan
dengan baik kepada semua pembelinya akan kelebihan dan
kekurangan produk yang ia jual. Seandainya terjadi ketidakcocokan,
beliau mengajarkan, bahwa pada pelanggan ada hak khiyar, dengan
cara membatalkan jual beli, seandainya terdapat segala sesuatu yang
tidak cocok.80
Muhammad bersabda, “Dua oarang yang berjual beli, masingmasing mempunyai hak pilih (untuk meneruskan jual beli atau
tidak) selama keduanya masih belum berpisah. Jika keduanya
berlaku jujur dan berterus terang menjelaskan (keadaan barang
yang diperjualbelikan), maka keduanya mendapat berkat dengan
jual beli mereka tetapi jika mereka berdusta dan menyembunyikan
cacat, hilanglah berkat jual beli mereka.” (HR. Muslim, dari Hakim
bin Hizam Ra.)81
79
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Op.Cit., hlm. 218
Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad, Madania Prima,
Bandung, 2008, hlm. 58.
81
Ibid, hlm. 58
80
35
Kejujuran adalah kunci utama dalam perniagaan Nabi Muhammad.
Kejujuran adalah cara yang termurah walaupun sulit dan langka
ditemukan sekarang. Jika kita menjual produk dengan segala
kelebihan dan kekuranganya kita ungkapkan secara jelas, maka
yakin produk itu akan terjual dan juga akan dipercayai oleh
konsumen kita. Dan mereka tidak akan meninggalkan kita karena
merasa tidak dibohongi dengan ucapan kita.
b. Harga
Dalam ajaran syariah tidak dibenarkan mengambil keuntungan
sebesar-besarnya, tapi harus dalam batas-batas kelayakan. Harga
harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjualan secara adil,
yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal dan pembeli
memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarnya. 82
Harga yang ditetapkan tidak boleh lebih tinggi dari harga yang
ditawarkan oleh pesaing atau lebih rendah dari biaya yang
dikeluarkan. Tidak diperbolehkannya pembatasan harga komoditi di
masa Muhammad merupakan cerminan pemikiran yang mewakili
konsep pricing. 83 Muhammad bersabda yang artinya:
“Janganlah kamu menjual menyaingi penjualan saudaramu.” (HR.
Bukhari, dari Abdullah bin Umar Ra.)84
82
Sukarno Wibowo dan Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, Pustaka Setia, Bandung,
2013, hlm. 212.
83
Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Op.Cit., hlm. 62.
84
Ibid, hlm. 62
36
Perang harga tidak diperkenankan Raulullah karena bisa menjadi
bumerang bagi para penjual. Secara tidak langsung, Rasulullah
Muhammad melarang untuk melakukan perang harga dengan niat
menjatuhkan pesaing, tapi bersainglah secara fair, bukan keunggulan
dengan tampil beda dalam kualitas dan layanan yang diberikan.
Dalam melakukan jual beli, harga harus sesuai dengan nilai suatu
barang. Hal ini pada akhirnya akan menguntungkan pihak pengusaha
karena kepercayaan konsumen akan dapat diraih dengan sendirinya.
Harga harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjualan
secara adil, yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal,
tidak berlebih-lebihan tidak pula merendah-rendahkan, pembeli
memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarnya.
Dalam melakukan jual beli, harga harus sesuai dengan nilai suatu
barang. Dalam QS. Al Furqon{25}: 67 telah disebutkan sebagai
berikut.
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka
tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan
itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al Furqon{25}:
67)
c. Promosi
Promosi haruslah menggambarkan secara riil apa yang ditawarkan
dari produk-produk atau servis-servis perusahaan tersebut. Promosi
37
yang tidak sesuai dengan kualitas atau kompetensi, contohnya
promosi yang menampilkan imajinassi yang terlalu tinggi bagi
konsumennya adalah termasuk dalam praktik penipuan dan
kebohongan.85
Konsep promosi yang digunakan oleh Nabi Muhammad saw.
dalam menjualpun tidak pernah melebih-lebihkan produk dengan
maksud untuk memikat pembeli. Nabi Muhammad saw. dengan tegas
menyatakan bahwa seorang penjual harus menjauhkan diri dari
sumpah-sumpah yang berlebihan dalam menjual suatu barang.
Muhammad pun tidak pernah melakukan sumpah untuk melariskan
dagangannya. Kalau pun ada yang bersumpah, Muhammad
menyarankan orang itu untuk tidak melakukan sumpah tersebut
secara berlebihan.86 Muhammad bersabda :
“Sumpah yang diucapkan untuk melariskan perniagaan dapat
merusak keuntungan.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah Ra.)87
d. Saluran Distribusi
Penentuan lokasi dan distribusi serta sarana dan prasarana
pendukung menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan agar
konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta
mendistribusikan barang. Demikian pula sarana dan prasarana harus
memberikan rasa yang aman dan nyaman kepada seluruh
85
Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Loc.Cit.
Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Op.Cit., hlm. 59.
87
Ibid, hlm. 59
86
38
konsumennya.88 Hal ini dibutuhkan agar konsumen tidak merasa di
dzolimi. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Thaha{20}: 112.
Artinya: “Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan
ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan
yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan
haknya.” (QS. Thaha{20}:112)
Hal yang perlu diperhatikan dari sederetan proses distribusi adalah
setiap jaringan, channel, agen dan distributor termasuk dalam
kelompok pelanggan. Mereka pun harus mendapatkan layanan yang
memuaskan dari pihak perusahaan. Ikatan yang terjalin dengan baik
akan semakin mengefektifkan proses distribusi.89
Hal yang ingin ditekankan oleh Muhammad saat itu adalah bahwa
sebuah proses distribusi haruslah sesuai dengan peraturan yang telah
disepakati bersama dan tidak ada pihak yang dirugikan baik dari
pihak produsen, distributor, agen, penjual secara eceran dan
konsumen.90
C. Keputusan Pembelian
1. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Kotler keputusan pembelian merupakan tahap evaluasi, para
konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam
88
Kasmir, Manajemen Perbankan, Raja Grafindo, Jakarta, 2000, hlm. 186
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Opersional. Gema Insani, Bandung, 2004, hlm. 454
90
Thorik gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Op.Cit., hlm. 64
89
39
kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk
membeli merek yang paling disukai.91 Menurut Engel et al, menyatakan
perilaku pembelian adalah proses keputusan dan tindakan orang-orang
yang terlibat dalam pembelian dan penggunaan produk.92 Peter dan Olson,
menyatakan keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang
dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan
memilih salah satu di antaranya.93
Dari definisi diatas dapat disimpulkan, keputusan pembelian ialah
proses dan tindakan konsumen dalam menentukan pilihan produk yang
akan minatinya. Proses tersebut sebenarnya merupakan proses pemecahan
masalah dalam rangka memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen.
2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Perusahaan harus aktif dalam proses mempertahankan konsumen dan
di sisi lain pelanggan berada pada posisi sebagai pengambil keputusan.
Jadi hubungan perusahaan dengan konsumennya adalah mengenai
pengambilan keputusan konsumen. Oleh karena itu, agar proses
mempertahankan konsumen berhasil, perusahaan perlu mengetahui proses
pengambilan keputusan pada konsumen. Proses pengambilan keputusan
terdiri dari tahap-tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, pembelian dan perilaku pascapembelian. 94
a. Pengenalan kebutuhan
91
Philip kotler dan Gary Armstrong, Op.Cit., hlm 181.
Etta mamang Sangadji dan Sopiah, Op.Cit., hlm. 332.
93
Jackson R.S. Weenas., Op.Cit., hlm. 610.
94
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Op.cit., hlm. 179.
92
40
Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau
kebutuhan.
Pengenalan
kebutuhan
muncul
ketika
konsumen
menghadapi suatu masalah, yaitu keadaan dimana terdapat perbedaan
antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan yang sebenarnya
terjadi.
b. Pencarian informasi
Konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi
dengan membeli dan mengonsumsi suatu produk.
c. Evaluasi alternatif
Proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan memilihnya sesuai
dengan
keinginan
konsumen.
Pada
proses
ini
konsumen
membandingkan berbagai merek pilihan yang dapat memberikan
manfaat kepadanya serta masalah yang dihadapinya.
d. Keputusan pembelian
Pembeli akan menentukan sikap dalam pengambilan keputusan apakah
membeli atau tidak membeli produk tersebut.
e. Perilaku pascapembelian
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa
tingkat kepuasan. Konumen yang puas akan membeli produk lagi,
memberitakan hal-hal merek dan iklan pesaing, dan akan membeli
produk lain dari perusahaan tersebut.
41
3. Kajian Islam Dalam Keputusan Pembelian
Perilaku konsumen sangat erat kaitannya dengan masalah keputusan
yang diambil seseorang dalam persaingan dan penentuan untuk
mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa. Konsumen mengambil
banyak macam pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam
pembelian. Islam menganjurkan melakukan keputusan untuk melakukan
pembelian, maka seorang konsumen muslim harus dapat mengasumsikan
fungsi daya guna barang yang akan dibelinya bukan hanya karena
menuruti keinginan dan hawa nafsunya.95
Dalam Q.S Al-Maidah{5}:100, Allah menjelaskan bahwa dalam
melakukan hal apa pun termasuk dalam keputusan untuk membeli suatu
produk, seorang konsumen harus dapat membedakan antara kebutuhan
dengan keinginan, antara yang baik dengan yang buruk tujuannya agar
tidak merasa rugi di kemudian hari. Selain itu, kegiatan memanfaatkan
atau mengkonsumsi suatu produk yang baik itu sendiri dianggap sebagai
kebaikan dalam Islam.96
َ
َو
ُ
"Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada
Allah
hai
orang-orang
berakal,
agar
kamu
mendapat
keberuntungan"(Q.S. Al Maidah{5}: 100)97
95
96
M. Nur Rianto Al Arif, Op.Cit., hlm. 193.
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Edisi pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005, hlm.
93.
97
hlm. 99.
Departemen Agama RI, Al-Qur’ an dan Terjemahnya, Diponegoro, Bandung 2005,
42
Selain itu Allah SWT juga berirman dalam Q.S. Al Hujurat{49}: 6.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”
(Q.S. Al Hujurat{49}: 6)98
Ayat tersebut sudah cukup menjelaskan bahwa dalam melakukan
keputusan pembelian hendaknya kita memeriksa informasi yang kita dapat
dengan teliti dan penuh kehati-hatian, serta dapat memberikan penilaian
apakah produk tersebut memberikan manfaat baginya atau justru
mendatangkan kemudharatan, barulah konsumen dapat memutuskan untuk
membeli atau tidak membeli produk tersebut sesuai dengan kebutuhannya.
Ini dilakukan agar konsumen tidak merasa dirugikan, bahkan merasa puas.
Hal demikian sesuai dengan yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui konsumen dalam pengambilan
keputusan. Dimulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,
pemilihan alternatif, pengambilan keputusan dan perilaku pascapembelian.
D. Definisi Operasional Variabel
Adapun variabel penelitian yang menjadi titik suatu perhatian penelitian
adalah:
98
Ibid, hlm.412
43
1. Variabel independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. 99 Variabel
independen dalam penelitian ini adalah bauran pemasaran.
2. Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau akibat karena
adanya variabel bebas.100 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
keputusan pembelian.
Definisi operasional adalah variabel penelitian dimaksudkan untuk
memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis. Berikut
definisi operasional dalam penelitian ini.
Variabel
Tabel 2.1
Definisi Operasional Variabel
Dimensi
Indikator
Produk
Bauran Pemasaran
(X)
Kumpulan alat
pemasaran taktis
terkendali yang
dipadukan perusahaan
untuk menghasilkan
respons yang
diinginkan di pasar
sasaran.
Harga
(Philip kotler dan
Gary Armstrong,
2008)
99
1.
2.
3.
4.
Merek
Kualitas
Fitur
Desain
(Philip Kotler
dan Kevin
Lane, 2008)
5. Garansi dan
Servis (Subhash
C. Jain, 2001)
1. Harga sesuai
dengan kualitas
2. Harga bersaing
3. Harga terjangkau
(Muhammad
Skala
Pengukuran
Ordinal
Ordinal
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian – Bisnis & Ekonomi, Pustaka Baru
Press, Yogyakarta, 2015, hlm. 86
100
Ibid, hlm. 86
44
Promosi
Wimman Zulfikar,
2011)
1. Format iklan
yang menarik
2. Promosi
penjualan dalam
berbagai event
3. Informasi yang
menarik dan
lengkap tentang
produk
Ordinal
(Muhammad
Jauharul
Mawahib, 2015)
Saluran
Distribusi
1. Lokasi penjualan
mudah ditemukan
2. Lokasi service
yang mudah
ditemukan
Ordinal
(Muhammad
Jauharul Mawahib,
2015)
Keputusan
Pembelian (Y)
Menurut Engel et al,
menyatakan perilaku
pembelian adalah
proses keputusan dan
tindakan orang-orang
yang terlibat dalam
pembelian dan
penggunaan produk.
(Etta Mamang
Sangadji dan
Sopiah, 2013)
1. Pengenalan
masalah
2. Pencarian
informasi
3. Evaluasi
alternatif
4. Pengambilan
keputusan
5. Perilaku
pasca
pembelian
(Philip Kotler
dan Gary
Armstorng,
2008)
1. Identifikasi
kebutuhan
2. Informasi
dari
sumber pribadi:
keluarga, teman
dan
tetangga
serta dari sumber
komersial: iklan
dan wiraniaga
3. Membandingkan
dengan produk
lain
4. Keputusan
memilih produk
5. Merasakan
kepuasan
dan
merekomendasik
an
produk
kepada
orang
lain.
(Selfi
Stefani,
2013)
Ordinal
45
E. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No
1
2
3
4
Peneliti
Judul Penelitian
dan Tahun
Doni
Jurnal: “Pengaruh
Hariadi
Produk,
Harga,
(2012)
Promosi
Dan
Distribusi
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Konsumen
Pada
Produk Projector
Microvisioon”
I
Kadek Jurnal: “Pengaruh
Suarjana, I Bauran Pemasaran
Wayan
Terhadap
Suendra, Ni Keputusan
Nyoman
Pembelian
Di
Yulisthini
Indomaret
(2014)
Kecamatan
Tampak
Siring–
Gianyar”
Algrina
Jurnal:
“Bauran
Agnes Ulus Pemasaran
(2013)
pengaruhnya
Terhadap
Keputusan
Pembelian Mobil
Daihatsu pada PT
Astra Internasional
Manado”
Muhammad Jurnal : “Pengaruh
Jauharul
Bauran Pemasaran
Mawahib
Terhadap
(2015)
keputusan
Pembelian
smartphone
Samsung”
Metode Analisis
Hasil Analisis
Analisis regresi
berganda dengan
uji simultan (F),
uji parsial (t), dan
analis determinasi
parsial (R2)
Variabel
bauran
pemasaran yang terdiri
dari produk, harga,
promosi dan distribusi
berpengaruh signifikan
terhadap
keputusan
pembelian konsumen
baik secara simultan
maupun parsial.
Pengujian
hipotesis
menggunakan
Analisis regresi
berganda, dengan
bantuan program
SPSS 20.00 for
windows.
Ada pengaruh secara
simultan dan parsial
antara variabel bauran
pemasaran
terhadap
keputusan pembelian.
Uji
analisis
regresi
linear
berganda
dan
koefisien
determinasi (R2)
Hasil penelitian yang
dilakukan
secara
simultan
maupun
parsial produk, harga,
tempat dan promosi
berpengaruh signiikan
terhadap
keputusan
pembelian.
Analisis regresi
linear berganda,
koefisien korelasi
(R),
koefisien
determinasi (R2),
uji F, dan uji t.
Secara bersama-sama
variabel produk, harga,
tempat, dan promosi
berpengaruh signifikan
terhadap
keputusan
pembelian smartphone
Samsung
pada
mahasiswa
Admnistrasi
Bisnis
Universitas
46
5
6
Jacson R.S. Jurnal: “Kualitas
Weenas
Produk,
Harga,
(2013)
Promosi
Dan
Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya
Terhadap
Keputusan
Pembelian Spring
Bed Comforta”
Hendra
Tesis:
“Analisis
Saputra
pengaruh Bauran
(2008)
Pemasaran
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Teh
Celup Sariwangi
Oleh
Konsumen
Rumah Tangga Di
Kota Medan”
Mulawarman.
Analisis regersi Hasil uji membuktikan
berganda, uji t, bahwa kualitas produk,
dan uji F.
harga, promosi dan
kualitas
pelayanan
mempunyai pengaruh
signifikan
terhadap
variabel
dependen
secara simultan.
Pengujian
hipoteses
menggunakan
analisis
regresi
linear berganda,
uji F, dan uji t.
7
Wirawan
Anuraga
dan Sonang
Sitohang
(2015)
Jurnal: “Pengaruh
Produk,
Harga
Promosi Dan Merk
Terhadap
Keputusan
Pembelian Ulang”
Pengujian
hipotesis
menggunakan
Analisis regresi
linear berganda,
uji
F,
dan
koefisien
determinasi
parsial.
8
Muhammad
Wimman
Zulfikar
(2011)
Skripsi : “Analisis
Pengaruh Bauran
Pemasaran
Terhadap
Keputusan
Pembelian”
Analisis regresi
berganda, uji t,
uji
F,
uji
koefisien
determinasi (R2)
9
Imam
Jurnal:
“Analisis Metode
analisis
Strategi
bauran
pemasaran yang terdiri
dari produk, harga,
saluran distribusi dan
promosi
secara
serempak berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan pembelian.
Secara parsial hanya
satu variabel saja yaitu
promosi berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan pembelian.
Hasil
penelitian
menunjukkan produk,
harga, promosi dan
merek
berpengruh
positif
terhadap
keputusan pembelian
ulang
kacang
GALARASA
di
Surabaya,
dimana
variabel yang dominan
adalah merek.
Secara parsial variabel
produk, harga, promosi
dan distribusi terbukti
secara
positif
dan
signifikan
mempengaruhi variabel
keputusan pembelian,
dimana pengaruh yang
paling dominan adalah
harga.
Secara berturut-turut
47
Heryanto
(2015)
10
11
12
Pengaruh produk,
harga, distribusi,
dan
promosi
terhadap keputusan
pembelian
serta
implikasinya pada
kepuasan
pelanggan”
deskriptif. Teknik
analisis
data
menggunakan
analisis jalur.
pengaruh
produk,
harga, distribusi, dan
promosi
terhadap
keputusan pembelian
sebesar
25.95%,
21.37%, 19.02%, dan
18.36%.
secara
simultan
berengaruh
sebesar
84,70%.
Sedangkan pengaruh
variabel
keputusan
pembelian
terhadap
kepuasan
pelanggan
sebesar 87.60%.
Jurnal: “Pengaruh
Harga,
Lokasi,
Promosi
Dan
Kualitas Layanan
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Pada
Toko
Komputer
Game Zone Mega
Mall Manado”
Hafrizal
Jurnal: “Pengaruh
Okta Ade Bauran Pemasaran
Putra
Jasa
Terhadap
(2012)
Keputusan
Pembelian Kartu
Perdana Prabayar
XL
di
Kota
Padang”
Analisis regresi
linear berganda,
uji F, uji t,
koefisien
determinasi
berganda
Hasil
penelitian
menunjukan
secara
simultan dan parsial
Harga, Lokasi, Promosi
dan Kulaitas Layanan
berpengaruh positif dan
signifikan
terhadap
Keputusan Pembelian.
Sandy
Sinambow
Dan Irvan
Trang
(2015)
Harry
Gunawan
Sanjaya
(2014)
Analisis
1. Produk,
harga,
deskriptif,
promosi, dan bukti
analisis jalur, uji
fisik
tidak
t.
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan
pembelian
kartu
perdana prabayar
XL di Kota Padang.
2. Distribusi,
karyawan
dan
proses berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan
pembelian
kartu
perdana prabayar
XL di Kota Padang.
Jurnal: Pengaruh Metode penelitian Hasil
penelitian
Bauran Pemasaran bersifat deskriptif menunjukkan bahwa
Terhadap
dan
verifikatif. bauran pemasaran yang
Keputusan
Teknik
analiis terdiri dari location,
48
Pembelian
data
Masakan Jepang menggunakan
Di Hayashi Teppan metode analisis
jalur
dengan
menggunakan
bantuan
SPSS.
Diuji dengan uji
R2, uji F, uji t.
13
Alizar
Hasan,
et.all.
(2014)
Jurnal: “Analisis
Hubungan Bauran
Pemasaran
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Smartphone
Blackberry
Dan
Samsung Android”
Pengujian
dilakukan dengan
uji
korelasi
Kendall
Tau
mengunakan
software
SPSS
15.
14
Pangrae
Aldila
Garinapuri
(2015)
Skripsi: “Analisis
Faktor-Aktor Yang
Mempengaruhi
Keputusan
Analisis
yang
digunakan dalam
penelitian
ini
meliputi
uji
pricing,
product,
promotion,
dan
relationship
secara
serempak berpengaruh
signifikan
terhadap
keputusan pembelian
masakan Jepang di
Hayashi
Teppan,
secara parsial pricing
yang
berpengaruh
paling dominan.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa
variabel produk, harga
dan
promosi
mempunyai
korelasi
yang
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian konsumen
terhadap smartphone
Blackberry.
Namun
variabel harga menjadi
variabel yang sangat
dominan berhubungan
dengan
keputusan
pembelian konsumen.
Sementara itu pada
pada
smartphone
Samsung
Android,
hanya variabel produk
dan
harga
yang
mempunyai
korelasi
yang
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian konsumen,
dan variabel produk
menjadi variabel yang
sangat
dominan
berhubungan dengan
keputusan pembelian
konsumen.
Berdasarkan analisis
data tiap – tiap faktor
keputusan pembelian
mengalami gap negatif
49
Pembelian Dengan
Menggunakan
Importance
Performance
Analysis
Pada
Konsumen Laptop
Asus
Di
Semarang”
Selfi
Skripsi: “Analisis
15
Stefani
Pengaruh
Iklan
(2013)
Televisi, Celebrity
Endorser, Kualitas
Produk Dan Citra
Merek Terhadap
Keputusan
Pembelian
Pada
Produk Kosmetik
Berlabel
Halal
“Wardah”
F. Kerangka Pemikiran
validitas dan uji
reliabilitas
dan
Importance
Performance
Analysis (IPA).
(-), dimana faktor
kualitas produk
mengalami gap -0,65.
Faktor Harga terjadi gap
-0,55. Faktor Promosi 0,86. Dan pada faktor
layanan purna jual 0,77.
Menggunakan
metode judgement
sampling
kemudian
data
diproses
menggunakan
analisa
regresi
berganda.
Hasil dari penelitian ini
menunjukan
bahwa
secara parsial dan
simultan
terbukti
bahwa iklan televisi,
celebrity
endorser,
kualitas produk dan
citra
merek
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
keputusan pembelian
Pada dasarnya kerangka pemikiran diturunkan dari beberapa teori maupun
knsep yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sehingga memunculkan
asumsi-asumsi yang berbentuk bagan alur pemikiran, yang kemudian kalau
mungkin dapat dirumuskan ke dalam hipotesis operasional atau hipotesis yang
dapat diuji.101 Berikut kerangka pemikiran dalam penelitian ini.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Bauran Pemasaran
(X)
-
Produk
Harga
Promosi
Saluran Distribusi
101
Ibid., hlm. 60.
Keputusan
Pembelian
(Y)
50
Gambar 2.1 menjelaskan bahwa bauran pemasaran yang merupakan
kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk
menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran yang terdiri dari : produk,
harga, tempat dan promosi diduga memiliki pengaruh terhadap keputusan
konsumen untuk membeli suatu produk. Produk yang dimaksud dalam penelitian
ini adalah smartphone Advan. Dengan kerangka pemikiran di atas, diharapkan
dapat mempermudah untuk memahami apa yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini.
G. Hipotesis
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap tujuan penelitian
yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. 102 Kebenaran dari
hipotesis harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Berikut hipotesis dalam
penelitian ini.
Ho1 :
Bauran pemasaran tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian.
Ha1 :
Bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Ho2 :
Bauran pemasaran tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian perspektif ekonomi Islam.
Ha2 :
Bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian
perspektif ekonomi Islam.
102
Ibid, hlm. 62.
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Pendekatan Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah (rasional, empiris, dan sistematis)
yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin imu untuk melakukan penelitian.103
Sedangkan menurut Sugiono, metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.104 Penelitian sangat
penting dilakukan, karena hanya dengan penelitianlah ilmu dapat dikembangkan
secara ilmiah.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu kegiatan penelitian yang
dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga-lembaga dan
organisasi kemasyarakatan maupun lembaga-lembaga pemerintah.105
Penelitian lapangan dikerjakan dengan menggali data yang bersumber dari
lokasi atau lapangan penelitian yaitu yang berkenaan dengan pengaruh
bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian smartphone Advan
perspektif ekonomi Islam (Studi di Asean Gadget Bandar Lampung.).
103
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian – Bisnis & Ekonomi, Pustaka Baru Press,
Yogyakarta, 2015, hlm. 10.
104
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Alfabeta , Bandung, 2014,
hlm. 2.
105
.Ibid, hlm. 205
52
2. Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat analisis deskriptif, yaitu metode yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan
analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.106 Dalam
penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk mengkaji dan mengukur
nilai rata-rata dari variabel bauran pemasran yakni produk, harga, promosi
dan saluran distribusi terhadap keputusan pembelian smartphone Advan
perspektif ekonomi Islam.
B. Sumber Data
Pada penelitian ini, digunakan dua sumber data yaitu data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data107. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari
konsumen atau masyarakat yang membeli Smartphone Advan di Asean
Gadget Bandar Lampung.
2. Data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data108. Data sekunder dalam penelitian ini
106
Ibid. hlm. 29.
Ibid, hlm. 225
108
Ibid.
107
53
diperoleh dari buku-buku dan sumber literatur serta data-data terkait yang
sesuai dengan topik yang diteliti.
C. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode survey,
dimana :
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian.109 Dalam metode observasi ini
pengamatan dilakukan secara langsung di toko Asean Gadget Bandar
Lampung sebagai distributor resmi smartphone Advan untuk mendapatkan
gambaran mengenai perilaku konsumen dalam pengambilan keputusannya.
2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan melakukan tanya
jawab lisan kepada pihak yang akan diteliti, yaitu orang-orang yang
terkait.110 Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai sebagian dari sampel
yaitu konsumen yang melakukan pembelian smartphone Advan di toko
Asea Gadget Bandar Lampung dan juga karyawan.
3. Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para
responden untuk dijawab.111 Kuisioner ini berisi pertanyaan atau
109
V. Wiratna, Op.Cit, hlm. 94
Ibid, hlm. 194
111
Ibid
110
54
pernyataan dengan jawaban alternatif yang berkenaan dengan pengaruh
bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian Smartphone Advan di
Asean Gadget Bandar Lampung perspektif ekonomi Islam. Adapun skala
yang dipakai adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tetang
fenomena sosial.112 Skala ini menggunakan 5 skor yaitu sebagai berikut113 :
Sangat setuju(SS)
= 5
Setuju (S)
=4
Ragu-ragu (RG)
=3
Tidak Setuju (TS)
=2
Sangat tidak setuju (STS)
=1
4. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.114
Dalam penelitian dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data
yang bersumber dari dokumen tertulis maupun tidak tertulis sesuai dengan
keperluan penelitian sekaligus pelengkap untuk mencari data-data yang
lebih objektif dan konkrit.
112
Ibid, hlm. 104
Sugiyono, Op.cit. hlm. 95
114
Ibid , hlm.228
113
55
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Polulasi ialah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya.115 Populasi penelitian
ini mencakup konsumen yang membeli smartphone Advan selama satu
minggu yang peneliti kumpulkan dari toko komputer Asean Gadget Bandar
Lampung, yakni rata-rata 50 konsumen.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karekteristik yang dimiliki oleh
populasi yang digunakan untuk penelitian.116 Metode pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling yakni
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.117
Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu atau kriteria-kriteria tertentu118. Pertimbangan yang
dimaksudkan ialah hanya konsumen yang membeli smartphone Advan saja
yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang
diambil adalah semuanya, namun apabila populasi berjumlah lebih dari 100
115
V. Wiratna Sujarweni, Op.Cit, hlm. 80.
Ibid.hlm.81.
117
Ibid. hlm. 87
118
Ibid. hlm. 88
116
56
maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.119
Karena populasi dalam penelitian ini kurang dari 100, maka sampel yang
diambil adalah seluruh popolasi tersebut yakni 50 sampel.
E. Teknik Pengolahan Data
1. Editing data adalah memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian
instrumen
pengumpulan
data.120
Dari
berbagai
data
yang
telah
dikumpulkan akan diteliti kembali untuk mengetahui apakah data tersebut
cukup akurat sehingga hal tersebut dapat dipresentasikan dan dijelaskan
dalam pemaparan penelitian ini.
2. Coding adalah proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan
yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabelvariabel yang diteliti.121 Dalam melakukan pengkodean data, jawabanjawaban responden diklasifikasikan dengan memberikan kode tertentu
berupa angka.
3. Tabulasi data adalah mencatat atau entri data ke dalam tabel induk
penelitian.122 Dengan memasukkan data dalam bentuk tabel akan
memudahkan kita dalam melakukan analisis.
F. Teknik Analisa Data
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Dilihat dari
119
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi,
Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm 134-135.
120
V. Wiratna Sujarweni, Op.Cit., hlm. 122
121
Ibid, hlm. 122
122
Ibid.
57
sifatnya penelitian ini bersifat deskriptif. Analisis deskriptif berusaha untuk
menggambarkan berbagai karakteristik data yang berasal dari suatu sampel.123
Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian deskriptif yang dimaksudkan
adalah penelitian yang menggambarkan peristiwa yang terjadi di lapangan apa
adanya dalam hal ini tentang pengaruh variabel bauran pemasaran yakni produk,
harga, promosi dan saluran distribusi terhadap keputusan pembelian smartphone
Advan perspektif ekonomi Islam (Studi di Asean Gadget Bandar Lampung).
1. Uji Normalitas data
Uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data memiliki distribusi
normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik, jika data tidak
bertdistribusi nrmal dapat dipakai statistik non parametrik. 124 Statistik
parametik mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis
harus berdistribusi normal. 125
2. Uji Validitas
Hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan antara data yang
terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jika pada tingkat
123
Ibid, hlm. 122
Ibid., hlm. 120
125
Sugiyono, Op.Cit., 172
124
58
signifikan 5% nilai r tabel < r hitung maka dapat disimpulkan bahwa butir
instrumen tersebut valid. 126
3. Uji Reliabilitas
Menurut Sugiyono, instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama. Setelah instrumen diuji validitasnya maka
langkah selanjutnya yaitu menguji reliabilitas.127 Suatu variabel dikatakan
reliabel jika nilai Alpha (a) > 0,60.
4. Alat Uji Hipotesis
a. Analisis regresi linear sederhana
Analisis regresi linear sederhana terdiri dari satu variabel dependen dan
satu variabel independen.128 Adapun rumus regresi linear sederhana
sebagai berikut.129
Rumus Y = a+bX
Dimana:
Y = Keputusan pembelian
a = konstanta
b = koefisien bauran pemasaran
X = bauran pemasaran
126
Ibid, hlm. 121.
Ibid, hlm. 124
128
V. Wiratna Sujarweni, Op.Cit, hlm. 117.
129
Sugiono, Op.Cit., hlm. 188.
127
59
b. Uji koefisien regresi (Uji t)
Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial indiviual yang digunakan
untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secara individual
mempengaruhi variabel dependen (Y). 130
Hipotesis:
Ho: tidak ada pengaruh antara variabel dependen terhadap variabel
independen
Ha: ada pengaruh antara variabel dependen terhadap variabel
independen
Kesimpulan:
Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima
Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak
Atau dapat pula sebagai berikut.
Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (Ho ditolak) atau dengan kata lain
masing-masing dimensi bauran pemasaran yang terdiri dari produk,
harga, promosi dan saluran distribusi berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen. Sebaliknya apabila thitung < ttabel, maka
Ho diterima (Ha ditolak) atau dengan kata lain masing-masing dimensi
bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran
distribusi, tidak berpengaruh (signifikan) terhadap keputusan pembelian
konsumen.
130
Ibid, hlm. 161
60
c. Koefiien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui prosentase
perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas
(X). Tujuannya adalah untuk menghitung besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R2 maka
semakin besar proporsi dari total variasi variabel depenen yang dapat
dijeklaskan oleh variabel independen.131
131
Ibid, hlm. 228
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Smartphone Advan
1. Profil Smartphone Advan
Di tengah maraknya industri teknologi komputer yang didominasi
oleh Brand asing, kini Advan hadir sebagai wujud kebangkitan Brand
lokal yang siap bersaing dengan para pemain asing. Banyaknya Brand
asing yang menawarkan kecanggihan teknologi mereka dengan harga yang
mahal, Advan membuat gebrakan, menawarkan berbagai produk komputer
yang menggunakan berbagai teknologi terkini dengan harga yang sangat
terjangkau, untuk dimiliki siapa saja.
Pada tahun 2000 Advan berdiri di Jakarta, sebagai perusahaan
elektronik berbasis teknologi komputer dengan range product meliputi;
TV Plasma, Notebook, Deskbook, Tablet PC, SmartPhone dan digital
accesoris (Speaker, USB, Flash Disk, Mp3, Mp4, UPS, dll). Jauh berbeda
dengan brand lokal teknologi komputer lain, seiring berjalannya waktu
Advan terus berkembang dan mendominasi pasar industri komputer lokal
berkualitas internasional yang selalu konsisten mengeluarkan produkproduk berkualitas dengan teknologi terkini.
Uji kualitas produk Advan dibuktikan dengan sudah diraihnya ISO
9001, yaitu bahwa kualitas produk-produk Advan sudah sesuai dengan
standar Internasional. Bukan hanya itu saja, Advan juga sudah
62
mengantongi sertifikat ISO 14001 tentang produk ramah lingkungan dan
dapat didaur ulang.
Advan merupakan produk dari Indonesia melalui PT Intech Surya
Abadi. Ketika banyak produk asing menyajikan keunggulan teknologi
yang harus dibayar dengan harga mahal, Advan sudah mendiverfikasi
produknya menjadi beberapa jenis dengan harga sangat terjangkau. Advan
kini memiliki pabrik perakitan smartphone sendiri, yang berlokasi di
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia sejak tahun 2009 dibawah manajemen
PT Arga Mas Lestari. Tidak hanya itu, service center Advan sudah
melebar ke 30 titik di Indonesia, salah satunya yang berada di Jl. Ki Maja,
Ruko Way Halim Blok BB No.8 Bandar Lampung.
Advan, sebagai brand lokal Indonesia telah memiliki berbagi
penghargaan diantaranya; Menduduki urutan pertama Indonesia brand
katagori Notebook (IDC survai tahun 2010), Teleplus fantastic gadget
2011, PC plus tablet terlengkap 2011, PC plus tablet terinovatif 2011,
sinyal best technical support 2012, 'The most favorite brand' Indonesia
Netizen Brand Champion 2013 Tahun 2015 diganjar tiga penghargaan
sekaligus. Meliputi The Best Gaming Tablet, The Most Favourite Gaming
Tablet dan The Best Performance Gaming Tablet. Melalui Tabletnya yakni
Advan Barca Tab7 dan masih ada lagi penghargaan lainnya. Pada tahun
2014, Advan telah menjadi sponsor dalam acara bergengsi yakni Miss
World 2014. Banyaknya penghargaan dan pengakuan yang diterima
Advan, semakin menguatkan posisi Advan sebagai perusahaan berbasisis
63
komputer yang berpengalaman dan berkualitas dengan purna jual yang
stabil.
2. VISI
Menjadi perusahaan teknologi informasi Indonesia dengan merek dan
produk terdepan.
3. MISI
-
Menciptakan manajemen mutu berstandar global.
-
Menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing dan
beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi.
-
Meningkatkan inovasi produk sesuai permintaan pasar.
-
Meningkatkan nilai invetasi untuk menjadi perusahaan berskala
nasional.
-
Meningkatkan kualitas pelayanan dan menawarkan nilai terbaik
kepada pelanggan.
4. NILAI-NILAI PERUSAHAAN :
-
Integritas
-
Disiplin
-
Rendah Hati
-
Costumer Focus132
132
www.advandigital.com dan sumber lainnya yang terkait
64
B. Gambaran umum responden
Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 50 orang yang
merupakan jumlah populasi dari pembeli smartphone Advan di Asean Gadget
Bandar Lampung selama seminggu dari tanggal 24–30 Oktober 2016.
Karakteristik responden didapat dari data diri responden yang berupa jenis
kelamin, usia, pekerjaan, dan penghasilan.
1. Jenis kelamin
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Frekuensi
Persentase
Laki-laki
24
48.0 %
Perempuan
26
52.0%
Jumlah
50
100.0%
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
Berdasarkan Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden paling
banyak adalah perempuan sebanyak 26 responden (52.0%) dan responden
laki-laki sebanyak 24 responden (42.0%). Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden yang membeli smartphone Advan di Asean Gadget
Bandar Lampung adalah wanita.
2. Usia
Tabel 4.2
Usia Responden
Usia
Frekuensi
<20 tahun
9
20-30 tahun
29
30-40 tahun
6
>40 tahun
6
Jumlah
50
Sumber: Data primer diolah, 2016
Persentasi
18.0%
58.0%
12.0%
12.0%
100.0%
65
Berdasarkan pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang
terkumpul berdasarkan usianya adalah berusia <20 tahun sebanyak 9
responden (18.0%), usia 20-30 tahun sebanyak 29 responden (58.0%), usia
30-40 tahun sebanyak 6 responden (12.0%) dan usia >40 tahun sebanyak 6
responden (12.0%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
membeli smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung adalah
berusia 20-30 tahun.
3. Pekerjaan
Tabel 4.3
Pekerjaan Responden
Pekerjaan
Frekuensi
Persentase
Pelajar/Mahasiswa
23
46.0%
Wiraswasta
15
30.0%
Pegawai Negeri
7
14.0%
Lain-lain
5
10.0%
Jumlah
50
100.0%
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang
terkumpul berdasarkan pekerjaan adalah pelajar/mahasiswa sebanyak 23
responden (46.0%), wiraswasta sebanyak 15 responden (30.0%), pegawai
negeri sebanyak 7 responden (14.0.%) dan lain-lain sebanyak 5 responden
(10.0%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang membeli
smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung merupakan
pelajar/mahasiswa.
66
4. Penghasilan
Tabel 4.4
Penghasilan Responden
Penghasilan
Frekuensi
<Rp 1.000.000
19
Rp 1.000.000 – Rp2.000.000
12
Rp 2.000.000 – Rp3.000.000
12
>Rp 3.000.000
7
Jumlah
50
Sumber: Data primer diolah, 2016
Persentase
38.0%
24.0%
24.0%
14.0%
100.0%
Berdasarkan Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah responden yang
terkumpul berdasarkan penghasilannya adalah <Rp 1.000.000 sebanyak 19
responden (38.0%), Rp1.000.000 – Rp2.000.000 sebanyak 12 responden
(24.0%), Rp2.000.000 - Rp3.000.000 sebanyak 12 responden (24.%) dan
>Rp3.000.000 sebanyak 7 responden (14.0%). Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden yang membeli smartphone Advan di Asean Gadget
Bandar Lampung memiliki penghasilan <Rp1.000.000.
C. Gambaran Distribusi Jawaban Responden
Distribusi jawaban responden yang didapat dari hasil penyebaran kuisioner
pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian smartphone Advan di
Asean Gadget Bandar Lampung adalah sebagai berikut.
1. Bauran Pemasaran (X)
Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Bauran Pemasaran
Jawaban
No
1
2
3
4
5
Item
P1
P2
P3
P4
P5
SS
F
10
7
9
5
16
S
%
20
14
18
10
32
F
27
28
31
35
26
RR
%
54
56
62
70
52
F
5
13
8
8
6
TS
%
10
26
16
16
12
F
8
2
2
1
2
%
16
4
4
2
4
F
0
0
0
1
0
STS
%
0
0
0
2
0
Total
F
%
50 100
50 100
50 100
50 100
50 100
67
6
P6
7
P7
8
P8
9
P9
10
P10
11
P11
12
P12
13
P13
Rata-rata
16
17
18
3
5
5
9
10
10
32
34
36
6
10
10
18
20
20
27
19
20
25
25
27
28
24
26
54
38
40
50
50
54
56
48
53
5
6
5
14
9
12
8
6
8
10
12
10
28
18
24
16
12
16
2
6
7
6
9
5
4
4
4
4
12
14
12
18
10
8
8
9
0
2
0
2
2
1
1
6
1
0
4
0
4
4
2
2
12
2
50
50
50
50
50
50
50
50
50
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan data pada tabel diatas, sebagian besar rata-rata responden
memberikan jawaban setuju yaitu sebanyak 26 orang atau 53%
responden, sebanyak 10 orang atau 20% responden menyatakan sangat
setuju, selanjutnya 8 orang atau 16% responden menyatakan ragu-ragu,
kemudian sebanyak 4 orang atau 9% responden menyatakan tidak setuju,
dan 1 orang atau 2% responden menyatakan sangat tidak setuju.
Dari hasil tersebut jika dikaitkan dengan teori yang digunakan penulis,
maka disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki pengaruh terhadap
keputusan konsumen dalam membeli smartphone Advan di Asean Gadget
Bandar Lampung.
2. Keputusan Pembelian (Y)
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Keputusan Pembelian
Jawaban
No
Item
1
P14
2
P15
3
P16
4
P17
5
P18
Rata-rata
SS
F
10
7
9
5
16
9
S
%
20
14
18
10
32
19
F
27
28
31
35
26
29
RR
%
54
56
62
70
52
59
F
5
13
8
8
6
8
Sumber: Data primer diolah, 2016
TS
%
10
26
16
16
12
16
F
8
2
2
1
2
3
%
16
4
4
2
4
6
STS
F
%
0
0
0
0
0
0
1
2
0
0
0
0
Total
F
%
50 100
50 100
50 100
50 100
50 100
50 100
68
Berdasarkan data pada tabel diatas, sebagian besar rata-rata responden
memberikan jawaban setuju yaitu sebanyak 29 orang atau 59%
responden, sebanyak 9 orang atau 19% responden menyatakan sangat
setuju, selanjutnya 8 orang atau 16% responden menyatakan ragu-ragu,
kemudian sebanyak 3 orang atau 6% responden menyatakan tidak setuju,
dan tidak ada orang atau 0% responden yang menyatakan sangat tidak
setuju.
Dari hasil tersebut jika dikaitkan dengan teori yang digunakan penulis,
maka disimpulkan bahwa keputusan konsumen dalam membeli
smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung dilakukan dengan
melaui lima tahap yaitu konsumen mengenali hal yang dibutuhkan,
kemudian mencari informasi melalui beberapa referensi, melakukan
evaluasi
terhadap
produk
dengan
membandingkan
produk
lain,
melakukan pembelian dan setelah merasa puas akan produk tersebut akan
merekomendasikannya kepada orang lain.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Uji validitas dan Reliabilitas
a. Uji validitas
Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner tersebut
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner itu
sendiri. Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan nilai r tabel untuk degre of freedom (df) = n-2 (n adalah jumlah
69
sampel).133 Jumlah sampel (n) dalam penelitian ini adalah 50 dan
tingkat signifikasi 0.05 (5%), maka r hitung pada penelitian ini adalah
0.238 (0.05; 50-2=48).
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Bauran Pemasaran
Item
r hitung
r tabel
Keterangan
P1
0.530
0.238
Valid
P2
0.566
0.238
Valid
P3
0.574
0.238
Valid
P4
0.560
0.238
Valid
P5
0.509
0.238
Valid
P6
0.649
0.238
Valid
P7
0.774
0.238
Valid
P8
0.733
0.238
Valid
P9
0.587
0.238
Valid
P10
0.395
0.238
Valid
P11
0.604
0.238
Valid
P12
0.668
0.238
Valid
P13
0.748
0.238
Valid
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan
bauran pemasaran dalam kuisioner mempunyai nilai r hitung > r tabel
0.238, maka pertanyaan tersebut valid.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian
Item
r hitung
r tabel
Keterangan
P14
0.530
0.238
Valid
P15
0.774
0.238
Valid
P16
0.514
0.238
Valid
P17
0.566
0.238
Valid
P18
0.404
0.238
Valid
Sumber: Data primer diolah, 2016
133
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian – Bisnis & Ekonomi, Pustaka Baru
Press, Yogyakarta, 2015, hlm. 165
70
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan
keputusan pembelian dalam kuisioner mempunyai nilai r hitung > r
tabel 0.238, maka pertanyaan tersebut valid.
b. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan
valid. Suatu kuisioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach Alpha
>0,60.134 Perhitungan nilai koefisien untuk instrumen penelitian yang
digunakan diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Bauran Pemasaran
Minimal
Cronbanch
Item
Cronbanch
Keterangan
Alpha
Alpha
P1
0.915
0.60
Reliabel
P2
0.914
0.60
Reliabel
P3
0.914
0.60
Reliabel
P4
0.914
0.60
Reliabel
P5
0.915
0.60
Reliabel
P6
0.912
0.60
Reliabel
P7
0.908
0.60
Reliabel
P8
0.909
0.60
Reliabel
P9
0.913
0.60
Reliabel
P10
0.919
0.60
Reliabel
P11
0.913
0.60
Reliabel
P12
0.911
0.60
Reliabel
P13
0.909
0.60
Reliabel
Sumber: Data primer diolah, 2016
134
V. Wiratna Sujarweni, Ibid., hlm 169
71
Berdasarkan tabel diatas, seluruh item pertanyaan dalam kuisioner
bauran pemasaran mempunyai Cronbach Alpha >0.60, maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut dinyatakan reliabel.
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian
Minimal
Cronbanch
Cronbanch
Item
Keterangan
Alpha
Alpha
P14
0.915
0.60
Reliabel
P15
0.908
0.60
Reliabel
P16
0.915
0.60
Reliabel
P17
0.914
0.60
Reliabel
P18
0.917
0.60
Reliabel
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan tabel diatas, seluruh item pertanyaan dalam kuisioner
keputusan pembelian mempunyai Cronbach Alpha >0.60, maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut dinyatakan reliabel.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam
variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan
layak digunakan adalah data yang memiliki distribusi normal.135
Normalitas data dapat dilihat dengan menggunakan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov dengan alat ukur SPSS 17.0 sebagai berikut.
135
hlm. 52.
V. Wiratna Sujarweni, SPSS Untuk Penelitian, Pustaka Baru Pers, Yogyakarta, 2015,
72
Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas Bauran Pemasaran
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
bauran
pemasaran
N
50
Normal Parameters
a,,b
Most Extreme
Differences
Mean
49.28
Std. Deviation
8.018
Absolute
.165
Positive
.069
Negative
-.165
Kolmogorov-Smirnov Z
1.166
Asymp. Sig. (2-tailed)
.132
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data yang
diuji berdistribusi normal karena tingkat signifikannya sebesar >0.05
yaitu sebesar 0.132.
Tabel 4.12
Hasil Uji Normalitas Keputusan Pembelian
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
keputusan
pembelian
N
Normal Parameters
50
a,,b
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Mean
18.24
Std. Deviation
2.994
Absolute
.122
Positive
.082
Negative
-.122
.861
73
Asymp. Sig. (2-tailed)
.449
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data yang diuji
berdistribusi normal karena tingkat signifikannya sebesar >0.05 yaitu
sebesar 0.449.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Teknik Analisis Regresi Linear Sederhana
Pengujian hipotesis dalam peelitian ini menggunakan teknik
analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana
digunakan untuk memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel
bebas atau variabel independent terhadap variabel dependent. Regresi
sederhana dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini:
Tabel 4.13
Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Bauran Pemasaran
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model
B
Std. Error
1 (Constant)
4.557
1.798
2.534
.015
bauran
pemasaran
.278
.036
.744 7.707
.000
a. Dependent Variable: keputusan pembelian
Sumber: Data primer diolah, 2016
Beta
t
Sig.
74
Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan mengenai hubungan
antara bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian dimana
artinya nilai a=4.557 jika bauran pemasaran adalah 0 maka, keputusan
pembelian sebesar 4.557.
Koefisien regresi bauran pemasaran sebesar 0.278, artinya adalah
jika bauran pemasaran mengalami peningkatan sebesar 1% maka
keputusan pembelian akan mengalami peningkatan sebesar 0.278%.
Koefisien bernilai positif berarti terjadi hubungan positif antara bauran
pemasaran dan keputusan pembelian. Semakin bagus bauran
pemasaran yang dilakukan, maka preferensi keputusan pembelian
konsumen akan semakin meningkat. Begitupun sebaliknya, semakin
buruk bauran pemasaran maka preferensi keputusan pembelian akan
semakin berkurang.
Data diatas menunjukkan bahwa nilai signifikannya adalah 0.000,
dimana sig 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
bahwa terdapat pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan
pembelian.
Persamaan regresi yang diperoleh berdasarkan hasil data pada
tabel coefficient regresi sederhana bauran pemasaran terhadap
keputusan pembelian adalah sebagai berikut:
Y=4.557 + 0.278X
75
b. Uji t (uji parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
dimensi bauran pemasaran (X) yaitu produk, harga, promosi dan
saluran distribusi masing-masing berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Sebelum menyimpulkan hipotesis yang diterima
atau ditolak, terlebih dahulu menentukan ttabel dengan tingkat
signifikansi 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dan derajat kebebasan (df) n – k
– 1 atau 50 – 2 – 1 = 47. Dengan pengujian dua sisi tersebut hasil yang
diperoleh untuk ttabel sebesar 2,012. Berikut tabel hasil uji regresi linear
sederhana pada masing-masing dimensi bauran pemasaran terhadap
keputusan pembelian.
Tabel 4.14
Hasil uji t Dimensi Bauran Pemasaran
Dimensi
thitung
ttabel
Keterangan
Produk
6.111
2.012 Berpengaruh signifikan
Harga
7.296
2.012 Berpengaruh signifikan
Promosi
3.272
2.012 Berpengaruh signifikan
Saluran Distribusi
5.574
2.012 Berpengaruh sinifikan
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan hasil tersebut maka thitung pada dimensi produk, harga,
promosi dan saluran distribusi masing-masing lebih besar dari ttabel
yaitu 2,012 artinya semua dimensi bauran pemasaran berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian.
76
c. Uji R2 (uji determinasi)
Tabel 4.15
Hasil Uji Determinasi Regresi Linear Sederhana
Bauran Pemasaran
Model Summaryb
Model
R
R Square
a
1
.744
Adjusted R
Square
.553
.544
Std. Error of
the Estimate
DurbinWatson
2.022
1.810
a. Predictors: (Constant), bauran pemasaran
b. Dependent Variable: keputusan pembelian
Sumber: Data primer diolah, 2016
Berdasarkan pada hasil tabel summary, bahwa nilai R Square
bauran pemasaran = 0.553 atau 55.3%. Dengan adanya nilai R Square
tersebut dijelaskan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh
bauran pemasaran sebesar 55.3% sisanya 44.7% dipengaruhi oleh
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini berarti
55.3% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh bauran pemasaran
yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi.
4. Pembahasan
a. Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian
Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh
bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen dalam membeli
smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung. Hal ini sesuai
dengan teori Kotler yang menyatakan bahwa bauran pemasaran
merupakan kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan
77
perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar
sasaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Muhamad Jauharul
Mawahib yang menyatakan bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari
produk, harga, promosi dan distribusi berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen untuk produk smartphone Samsung
pada mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman.
Secara parsial, dimensi produk pada bauran pemasaran memiliki
pengaruh secara siginifikan terhadap keputusan pembelian sebesar
6.111. Berdasarkan uji statistik dapat dijelaskan bahwa instrumen
produk seperti merek, kualitas, fitur, desain, garansi dan servis
berpengaruh
terhadap
keputusan
konsumen
dalam
membeli
smartphone Advan yang ada di Toko Asean Gadget Bandar Lampung.
Hasil ini sesuai dan memperkuat penelitian sebelumnya khususnya
penelitian dari Muhammad Jauharul Mawahib bahwa produk
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian untuk produk
smartphone Samsung pada mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas
Mulawarman.
Hasil penelitian juga menunjukkan ada pengaruh secara parsial
harga terhadap keputusan pembelian sebesar 7.296. Berdasarkan uji
statistik dapat dijelaskan bahwa instrumen harga seperti harga sesuai
dengan kualitas, harga bersaing, dan harga terjangkau berpengaruh
terhadap keputusan konsumen dalam membeli smartphone Advan
yang ada di Toko Asean Gadget Bandar Lampung. Hasil ini tidak
78
sesuai dengan penelitian dari Muhammad Jauharul Mawahib yang
menyatakan bahwa harga tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian untuk produk smartphone Samsung pada mahasiswa
Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman.
Hasil penelitian juga menunjukkan ada pengaruh secara parsial
promosi terhadap keputusan pembelian sebesar 3.272. Berdasarkan uji
statistik dapat dijelaskan bahwa instrumen promosi seperti format iklan
yang menarik, promosi penjualan dalam berbagai event dan informasi
yang menarik dan lengkap tentang produk berpengaruh terhadap
keputusan konsumen dalam membeli smartphone Advan yang ada di
Toko Asean Gadget Bandar Lampung. Hasil ini
sesuai dengan
penelitian dari Muhammad Jauharul Mawahib yang menyatakan
bahwa promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian untuk
produk smartphone Samsung pada mahasiswa Administrasi Bisnis
Universitas Mulawarman.
Hasil penelitian juga menunjukkan ada pengaruh secara parsial
saluran distribusi terhadap keputusan pembelian sebesar 5.574.
Berdasarkan uji statistik dapat dijelaskan bahwa instrumen saluran
distribusi seperti lokasi penjualan mudah ditemukan dan lokasi service
center yang mudah ditemukan berpengaruh terhadap keputusan
konsumen dalam membeli smartphone Advan di toko Asean Gadget
Bandar Lampung. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian dari
Muhammad Jauharul Mawahib yang menyatakan bahwa ditribusi tidak
79
berpengaruh terhadap keputusan pembelian untuk produk smartphone
Samsung
pada
mahasiswa
Administrasi
Bisnis
Universitas
Mulawarman.
Dari keempat dimensi bauran pemasaran, diketahui bahwa dimensi
yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone
Advan di toko Asean Gadget Bandar Lampung adalah harga. Dapat
dilihat bahwa nilai tertinggi standart koefisien beta adalah 0.725 pada
dimensi harga. standart koefisien beta yaitu digunakan untuk melihat
pentingnya masing-masing variabel bebas secara relatif, dan hanya
dapat diintepretasikan dalam kontek variabel yang lain dalam
persamaan regresi. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Muhammad Jauharul Mawahib karena didapat bahwa
produk yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian
smartphone Samsung pada mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas
Mulawarman.
Hal ini menunjukkan bahwa harga yang ditawarkan oleh
smartphone Advan di toko Asean Gadget Bandar Lampung berhasil
menarik minat konsumen untuk membeli serta menggunakannya.
Karena terbukti dengan harga yang lebih murah dan terjangkau oleh
semua kalangan memiliki pengaruh besar bagi konsumen untuk
membeli sebuah produk.
80
b. Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian perspektif
ekonomi Islam
Pemasaran memainkan peran yang sangat
penting dalam
memenuhi kebutuhan konsumen, disamping pencapaian tujuan
perusahaan. Dalam memenuhi tujuan ini, seorang pemasar muslim
harus memastikan bahwa semua aspek kegiatan pemasaran, seperti
perencanaan barang dan jasa, harga dan strategi distribusi, seperti
halnya teknik promosi yang digunakan, haruslah sesuai dengan
tuntunan al-Quran dan as-Sunnah. Tidak hanya bagi pemasar, seorang
konsumen pun harus dapat mengetahui apa, bagaimana dan mengapa
ia membeli sebuah produk khususnya smartphone Advan. Hal ini
membuat perusahaan yang memiliki smartphone Advan yaitu PT
Intech Surya Abadi untuk melakukan sebuah strategi pemasaran yang
terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi yang sering
disebut bauran pemasaran. Salah satu strategi yang digunakan adalah
dengan mendistribusikan ke toko-toko, salah satunya adalah di Asean
Gadget Bandar Lampung. Tujuannya adalah untuk menjangkau
seluruh masyarakat dan menarik minat masyarakat untuk membeli
produk yang ditawarkannya khususnya smartphone Advan.
Seorang konsumen muslim pun harus dapat mengasumsikan fungsi
daya guna barang yang akan dibelinya bukan hanya karena menuruti
keinginan dan hawa nafsunya, serta dapat membedakan antara yang
bathil dengan yang haq, antara yang baik dengan yang buruk, dengan
81
tujuan agar tidak terdapat penyesalan dikemudian hari. Sebagaimana
telah dijelaskan dalam QS. Al Ma’ idah{5}:100.
َ
َو
"Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah
kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat
keberuntungan"(Q.S. Al Maidah{5}:100)
a. Produk
Produk yang ditawarkan haruslah susuai selera dan memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Disamping itu, Islam
mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan
produk tersebut. Barang yang dijual harus terang dan jelas
kualitasnya, sehingga pembeli dapat dengan mudah memberi
penilaian. Kualitas barang harus sesuai dengan yang ditawarkan.
Tidak boleh menipu kualitas dengan jalan memperlihatkan yang
baik bagian luarnya, dan menyembunyikan yang jelek pada bagian
dalam.
Produk smartphone Advan yang ada di Toko Asean Gadget
Bandar Lampung memiliki merek yang bagus, kualitas yang baik,
fitur
yang mudah digunakan dan desain yang bagus serta
memberikan pelayanan servis dan garansi. Artinya smartphone
Advan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
sehingga membeli produk tersebut. Responden yang membeli rata-
82
rata berusia 20-30 tahun, dimana usia ini merupakan usia
produktif. Di usia ini, orang-orang membutuhkan alat yang dapat
memudahkan aktifitasnya dengan kualitas yang baik tidak hanya
untuk
berkomunikasi
tetapi
juga
untuk
memperlancar
pekerjaannya. Selain itu, konsumen merasa puas dan tidak
dibohongi mengenai produk yang dibeli. Hal ini sejalan dengan
hadits Rosulullah sebagai berikut
Muhammad bersabda, “Dua orang yang berjual beli, masingmasing mempunyai hak pilih (untuk meneruskan jual beli atau
tidak) selama keduanya masih belum berpisah. Jika keduanya
berlaku jujur dan berterus terang menjelaskan (keadaan barang
yang diperjualbelikan), maka keduanya mendapat berkat
dengan jual beli mereka tetapi jika mereka berdusta dan
menyembunyikan cacat, hilanglah berkat jual beli mereka.”
(HR. Muslim, dari Hakim bin Hizam Ra.)
Dari hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa produk
smartphone Advan telah sesuai dengan prinsip ekonomi Islam
karena kualitas barang sesuai dengan yang ditawarkan.
b. Harga
Dalam ajaran syariah tidak dibenarkan mengambil keuntungan
sebesar-besarnya, tapi harus dalam batas-batas kelayakan. Harga
harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjualan secara
adil, yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal, tidak
berlebih-lebihan
tidak
pula
merendah-rendahkan,
pembeli
memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarnya.
Dalam melakukan jual beli, harga harus sesuai dengan nilai suatu
83
barang. Dalam QS. Al Furqon{25}: 67 telah disebutkan sebagai
berikut.
إ ِ َذ
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta),
mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah
(pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS.
Al Furqon:{25}: 67).
Berdasarkan hadits tersebut diatas, harga smartphone Advan
yang ada di toko Asean Gadget Bandar Lampung sudah sesuai
dengan ekonomi Islam. Responden yang membeli smartphone
Advan rata-rata memiliki adalah pelajar/mahasiswa dengan
memiliki penghasilan (uang saku) rata-rata <Rp 1.000.000,- Ini
menunjukkan bahwa harga produk sesuai dengan kualitasnya,
harga yang relatif murah dan mampu dijangkau oleh semua
kalangan termasuk kalangan menengah ke bawah, baik laki-laki
maupun perempuan. Dalam hal ini berarti harga smartphone
Advan yang ada di toko Asean Gadget Bandar Lampung telah
memenuhi kebutuhan konsumen. Kebutuhan yang dimaksud disini
ialah konsumen rela membeli suatu barang dengan tingkat harga
yang berbeda-beda sesuai dengan kualitas harga.
c. Promosi
Promosi haruslah menggambarkan secara riil apa yang
ditawarkan dari produk-produk atau servis-servis perusahaan
84
tersebut. Promosi yang tidak sesuai dengan kualitas atau
kompetensi, contohnya promosi yang menampilkan imajinassi
yang terlalu tinggi bagi konsumennya adalah termasuk dalam
praktik penipuan dan kebohongan.
“Sumpah yang diucapkan untuk melariskan perniagaan dapat
merusak keuntungan.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah Ra.)
Berdasarkan
hadis
tersebut,
promosi
yang
dilakukan
smartphone Advan yang ada di toko Asean Gadget Bandar
Lampung sudah sesuai dengan ekonomi Islam. Terbukti dengan
jawaban responden yang menyatakan bahwa produk tidak
melanggar norma-norma Islam, mampu menampilkan iklan yang
menarik, tidak menipu dan berbohong, tidak menjelek-jelekan
produk lain, transparan serta memberikan pelayanan dengan baik.
Sehingga konsumen tertarik untuk membeli smartphone Advan di
toko Asean Gadget Bandar Lampung.
d. Saluran Distribusi
Penentuan lokasi dan distribusi serta sarana dan prasarana
pendukung menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan agar
konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada. Demikian
pula sarana dan prasarana harus memberikan rasa yang aman dan
nyaman kepada seluruh konsumennya sehingga konsumen tidak
merasa di dzolimi. Sesuai dengan firman Allah dalam QS.
Thaha{20}: 112.
85
Artinya: “Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh
dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan
perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan
pengurangan haknya.” (QS. Thaha{20}: 112)
Saluran distribusi smartphone Advan sudah sesuai dengan
prinsip ekonomi Islam, hal ini dapat dilihat dari jawaban
konsumen bahwa konsumen cukup mudah untuk menjangkau
lokasi penjualan produk, lokasi servise center smartphone Advan
mudah ditemukan sehingga konsumen merasa puas dengan
kenyamanan, keramahan, dan keamanan karena sarana dan
prasarana yang cukup terpenuhi dan medukung konsumen untuk
membeli smartphone Advan di toko Asean Gadget Bandar
Lampung.
Secara umum bauran pemasaran yang dilakukan smartphone
Advan di toko Asean Gadget Bandar Lampung mampu memenuhi
kebutuhan serta keinginan konsumen sehingga konsumen merasa puas
baik dari produk, harga, promosi yang dilakukan dan saluran distribusi
smartphoen Advan.
Oleh karena itu, bauran pemasaran yang
dilakukan di toko Asean Gadget Bandar Lampung sudah sesuai
dengan ekonomi Islam.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh bauran pemasaran
terhadap keputusan pembelian smartphone Advan perspektif ekonomi Islam,
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Bauran pemasaran berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian smartphone Advan dengan nilai koefisien determinasinya
sebesar 55.3%, sisanya 44.7% dipengaruhi oleh faktor lain seperti brand
image, pengetahuan produk, dan lain sebagainya yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Dimensi yang memiliki pengaruh paling besar adalah
harga. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Muhamad Jauharul Mawahib
yang menyatakan bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari produk,
harga, promosi dan distribusi berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian
konsumen
untuk
produk
smartphone
Samsung
pada
mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman.
2. Dalam perspektif ekonomi Islam, secara umum bauran pemasaran yang
dilakukan smartphone Advan di toko Asean Gadget Bandar Lampung
mampu memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen dan konsumen
merasa puas baik dari produk, harga, promosi yang dilakukan dan saluran
distribusi smartphone Advan.
Sehingga, bauran pemasaran yang
dilakukan sudah sesuai dengan ekonomi Islam.
87
B. Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa produk, harga, promosi
dan saluran distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian
smartphone Advan. Oleh karena itu, bagi perusahaan diharapkan dapat
mempertahankan serta meningkatkan strategi bauran pemasaran secara
berkala. Dimensi harga secara parsial memiliki perngaruh dominan
dibanding dimensi lain, maka disarankan agar perusahaan selalu
memonitor harga yang ditetapkan, agar harga tersebut tidak terlalu tinggi,
serta meningkatkan kualitas produknya, sehingga konsumen akan lebih
menarik minat konsumen untuk dapat membeli dan memiliki smartphne
Advan. Perusahaan juga diharapkan dapat memperhatikan faktor lain
seperti menambahkan desain dan fitur yang bagus, mengadakan pameran
di berbagai event dengan promo beragam dan lebih menarik, mempercepat
pelayanan servis dan garansi dan lain sebagainya yang dinilai akan
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produknya serta
mampu bersaing dengan perusahaan lain.
2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian lebih
dalam dan luas mengenai permasalahan pemahaman pengaruh bauran
pemasaran terhadap keputusan pembelian dengan sampel yang lebih besar,
metode lain dan menambah variabel-variabel lain seperti pengetahuan
konsumen akan citra merek produk, pengetahuan top branding produk,
loyalitas
pelanggan
terhadap
mempengaruhi tingkat penjualan.
merek,
dan
lain-lain
yang
dapat
88
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Al Arif, M. Nur Rianto, Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik, Pustaka
Setia, Bandung, 2015.
Alma, Buchari, Kewirausahaan, Alabeta, Bandung, 2006.
Anoraga, Pandji, Manajemen Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi
Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 2010
Assauri, Sofjan, Manajemen Pemasaran, Rajawali Pers, Jakarta, 2011
-------, Strategic Marketing : Sustaining Lifetime Custumer Value-Edisi 1,
Rajawali Pers, Jakarta : 2012.
Departemen Agama RI, Al-Qur’ an dan Terjemahnya, Diponegoro, Bandung,
2005.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indnesia, Pusat Bahasa
Edisi Keempat, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011.
Gunara, Thorik dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad, Madania
Prima, Bandung, 2008.
Hartimbul, Nembah F.,
Bandung, 2011.
Manajemen Pemasaran, cetakan 1, Yrama Widya,
Hermawan, Agus, Komunikasi Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 2012.
Jain, Subhash C., Manajemen Pemasaran Internasional, Edisi 5, Erlangga,
Jakarta, 2001.
Kasmir, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 2011.
-------, Manajemen Perbankan, Raja Grafindo, Jakarta, 2000.
Kertajaya, Hermawan, Hermawan Kartajaya on Marketing mix, PT Mizan
Pustaka, Bandung, 2006.
------- dan Muhammad Syakir sula, Syariah Marketing, Mizan, Bandung, 2006.
89
Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 2 terjemahan oleh
Benjamin Molan, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2007.
-------, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi Ke 13, Jakarta, Erlangga, 2009.
------- dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1, Erlangga,
Jakarta, 2008.
------- dan Gary Armstrong, Prinsiples of Marketing, Alih Bahasa Bob Sabran,
Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 2008.
Madnasir, dan Khoiruddin, Etika Bisnis Dalam Islam, Seksi Penerbitan Fakultas
Syariah IAIN Raden Intan Lampung, Bandar Lampung, 2012.
Mursid, M., Manajemen Pemasaran Edisi 1 , Bumi Aksara, Jakarta, 2014
Rivai, Veithzal dan Andi Buchari, Islamic Economics : ekonomi syariah bukan
opsi tetapi solusi, , Bumi Aksara, Jakarta, 2013.
Sumarni, Murti & John Soeprihanto, Pengantar Bisnis : Dasar-Dasar Ekonomi
Perusahaan, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta, 2003.
Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah, Perilaku Konsumen-Pendekatan Praktis
Disertai Himpunan Jurnal Penelitian, Andi, Yogyakarta, 2013.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Alfabeta, Bandung,
2014.
Sunyoto, Danang, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi dan
Kasus), CAPS, Yogyakarta, 2014
Suprayitno, Eko, Ekonomi Islam, Edisi pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005.
Sujarweni, V. Wiratna, Metodologi Penelitian – Bisnis & Ekonomi, Pustaka Baru
Press, Yogyakarta, 2015.
_______, SPSS Untuk Penelitian, Pustaka Baru Pers, Yogyakarta, 2015.
Syakir Sula, Muhammad, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem
Opersional. Gema Insani, Bandung, 2004.
90
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Syariah, Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung, Bandar Lampung,
2010.
Wibowo, Sukarno dan Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, Pustaka Setia,
Bandung, 2013
Jurnal
Anuraga, Wirawan dan Sonang Sitohang, “ Pengaruh Produk, Harga, Promosi,
dan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Ulang”, Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen , Volume 4, Nomor 10, Oktober 2015
Hariadi, Doni, “Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan Distribusi Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Projector Microvision”,
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vo. 1 No.8, 2012.
Kadek Suarjana, I; I Wayan Suwendra, dan Ni Nyoman Yulianthini, “Pengaruh
Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Di Indomaret
Kecamatan Tampaksiring-Gianyar”, Jurnal Manajemen, Vol. 2 Tahun 2014
Mawahib, Muhammad Jauharul, “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap
Keputusan Pembelian Smartphone Samsung”, Ejournal Administrasi Bisnis,
Vol. 4, No. 3, 2015.
R.S. Weenas, Jackson, “Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Comforta”, Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi, Vol.1 No.4, 2013.
Ulus, Algrina Agnes, “Bauran Pemasran Pengaruhnya Terhadap Keputusan
Pembelian Mobil Daihatsu Pada PT Astra Internasional Manado”, Jurnal
EMBA,Vol.1 No.4 Desember 2013
Skripsi dan Tesis
Zulfikar, Muhammad Wimman, Skripsi : Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Pembelian, Universitas Diponegoro, 2011.
Saputra, Hendra, Tesis: Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan
Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga di Kota
Medan, Universitas Sumatra Utara, 2008.
Melalui Website :
91
http://www.advandigital.com/catalog/page/view/id/about-us , diakses pada 10 Juli
2016.
https://id.wikipedia.org/wiki/Advan diakses pada 10 Juli 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Ponsel_cerdas diakses pada 10 Juli 2016
Mailanto, Arsan, “Advan Barca Tab 7 Sabet Tiga Penghargaan Sekaligus”, dalam
http://autotekno.sindonews.com/read/975459/122/advan-barca-tab-7-sabettiga-penghargaan-sekaligus-1426130865, diakses pada 10 Juli 2016.
NN, “Asia-Pacific Boasts More Than 1 Billion Smartphone Users” dalam
http://www.emarketer.com/Article/Asia-Pacific-Boasts-More-Than-1Billion-Smartphone-Users/1012984 , diakses 10 Juli 2016.
Press Release, “Indonesia Smartphone Market Ends the Year on a High Note in
2015Q4,
says
IDC
Indonesia”
dalam
https://www.idc.com/getdoc.jsp?containerId=prAP41041116 , diakses pada
10 Juni 2016.
Nurwiyana, Wiwin, “Advan Vandroid T5C Menemani Aktivitas ' Perfect in Every
Detail’”, dalam http://www.kompasiana.com/wi2n/advan-vandroid-t5cmenemani-aktivitas-perfect-in-every-detail_54f77699a3331145668b459d,
diakses pada 10 Juli 2016