Academia.eduAcademia.edu

BAB I,II,III,IV,V, pustaka pdf

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul Judul merupakan gambaran utama permasalahan pada suatu penelitian karya ilmiah, skripsi ini berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Advan Perspektif Ekonomi Islam” (Studi di Asean Gadget Bandar Lampung). Untuk menghindari berbagai macam tafsiran judul di atas, maka terlebih dahulu peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul tersebut : Pengaruh adalah daya yang ada dari sesuatu (benda, orang, dsb) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang..1 Bauran Pemasaran merupakan kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari : produk, harga, tempat dan promosi.2 Keputusan pembelian adalah cara individu, kelompok, organisasi memilih, membeli, memakai dan memanfaatkan barang, jasa, gagasan, pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat.3 Smartphone adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer.4 Advan merupakan 1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indnesia, Pusat Bahasa Edisi Keempat, PT Gramedia Pustaka utama, Jakarta, 2011, hlm. 58 2 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsiples of Marketing, Alih Bahasa Bob Sabran, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2008, hlm. 62. 3 Ibid, hlm. 201. 4 https://id.wikipedia.org/wiki/Ponsel_cerdas diakses pada 10 Juli 2016 2 sebuah perusahaan elektronik asal Indonesia.5 Smatrphone Advan adalah telepon genggam yang berbasis komputer dengan nama merek Advan. Ekonomi Islam merupakan suatu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan dengan alat pemenuhan kebutuhan yang terbatas di dalam kerangka syariah Islam.6 Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksudkan dengan judul skripsi ini adalah mengukur seberapa besar pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung yang kemudian ditelaah berdasarkan perspektif ekonomi Islam. B. Alasan Memilih Judul 1. Secara Objektif a. Persaingan yang ketat antar perusahaan di bidang telekomunikasi mengharuskan setiap perusahaan untuk mengoptimalkan strategi dalam memasarkan produknya, dengan menggunakan bauran pemasaran sebagai usaha untuk mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli sebuah produk. Maka dari itu penelitian ini penting dilakukan untuk mempertahankan keputusan konsumen dalam membeli suatu produk dan untuk meningkatkan penjualan bagi perusahaan. b. Ekonomi Islam mengatur segala aktifitas manusia dalam memenuhi kebutuhannya termasuk didalamnya dalam hal berbisnis. Dalam berbisnis haruslah sesuai dengan ketentuan syariah atau sesuai dengan 5 https://id.wikipedia.org/wiki/Advan pada 10 Juli 2016 Veithzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic Economics : Ekonomi Syariah Bukan Opsi Tetapi Solusi, Bumi Aksara, Jakarta, 2013, hlm. 1 6 3 ketentuan Allah SWT dan Rasulullah SAW yang tentunya akan menjamin kehidupan manusia yang lebih sejahtera. c. Asean Gadget Bandar Lampung merupakan salah satu toko yang menjual smartphone Advan dan juga merupakan distributor smartphone Advan. Selain itu, belum pernah dilakukan penelitian sebelumnya mengenai pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian smartphone Advan di toko tersebut. 2. Secara Subjektif a. Pokok bahasan skripsi ini sesuai dengan disiplin ilmu yang penulis pelajari di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam, yakni mengenai manajemen pemasaran. b. Literatur dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi ini tersedia di perpustakaan dan jurnal-jurnal terkait, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. C. Latar Belakang Masalah Di era modernisasi saat ini perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi sangat dibutuhkan guna mempermudah pekerjaan dan berkomunikasi dapat mengefisienkan modal dan waktu. Salah satu alat teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) yang dibutuhkan saat ini adalah smartphone. Pertumbuhan smartphone di Indonesia berkembang dengan pesat, terbukti dengan Indonesia berada diperingkat ke tiga pengguna smartphone terbanyak setelah China dan India untuk wilayah Asia-Pasifik, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survey eMaketer. Pada tahun 2015 jumlah pengguna 4 smartphone di Indonesia mencapai 55,4 juta, naik dari tahun sebelumnya yakni 44,7 juta pengguna, dan di tahun 2016 diprediksi jumlah pengguna smartphone di Indonesia mencapai 65,2 juta.7 Hal ini menunjukkan bahwa pemintaan akan smartphone kian meningkat tiap tahunnya. Kotler mengatakan bahwa perusahaan terkemuka harus mampu mengetahui kebutuhan, keinginan dan permintaan pelanggannya.8 Artinya perusahaan yang tidak mampu melakukan hal demikian akan mulai tergeser oleh perusahaan lain dan perlahan akan ditinggalkan oleh pelanggannya. Pada dasarnya, suatu bisnis perusahaan selalu berupaya untuk mencari dan membina para pelanggannya, karena melalui pelangganlah bisnis suatu perusahaan akan dapat tumbuh maju dan berkembang. Dengan kata lain, pelanggan merupakan suatu komponen penting dalam menilai tingkat profitabilitas.9 Perusahaan yang mampu memahami permintaan dan kebutuhan konsumen akan lebih mengerti bagaimana melakukan strategi-strategi yang efektif agar konsumen melakukan pembelian. Menurut Jackson, keputusan konsumen dalam melakukan pembelian bukanlah hal yang begitu saja terjadi. Banyak pertimbangan yang dilakukan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk misalnya kualitas produk, harga, promosi dan kualitas pelayanan.10 Pertimbangan yang demikian 7 www.emarketer.com, diakses 10 Juli 2016 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Op.Cit., hlm. 7. 9 Sofjan Assauri, Strategic Marketing : Sustaining Lifetime Custumer Value Edisi 1, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm. 14. 10 Jackson R.S. Weenas, “Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Comforta”, Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi, Vol.1 No.4 , 2013, hlm. 608. 8 5 bertujuan untuk menciptakan kepercayaan dan kepuasan konsumen. Konsumen dalam memilih produk tidak hanya bergantung pada kualitas, harga dan promosinya saja tetapi juga bergantung pada nilai yang dirasakan pelanggan. Dalam persaingan bisnis, nilai-nilai moralitas mutlak harus ditegakkan. Secara khusus, nilai moralitas yang mendapat perhatian penting dalam bisnis ialah persaingan yang sehat, kejujuran, keterbukaan dan keadilan.11 Berbisnis (niaga) dalam Islam harus dilakukan secara baik dengan rasa suka sama suka. Sebab, Allah sangat membenci transaksi jual beli (niaga) yang mengandung unsur bathil, dzalim dan paksaan hanya demi mendapatkan keuntungan yang besar. Dalam Q.S An-Nisa’ {4}: 29 Allah berfirman.                           Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S An-Nisa’ {4}: 29)12 Islam tidak pernah melarang umatnya untuk melakukan bisnis, bahkan Nabi Muhammad pun telah mencontohkan bisnis sebagai mata pencaharian umatnya. Akan tetapi dalam berbisnis haruslah sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Karena itu Islam memberikan jalan yang terbaik dalam berbisnis dengan 11 M. Nur Rianto Al Arif, Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik, Pustaka Setia, Bandung, 2015, hlm. 221. 12 Departemen Agama RI, Al-Qur’ an dan Terjemahnya, Diponegoro, Bandung 2005, hlm. 65. 6 mengikuti pesan-pesan Nabi Muhammad saw, yakni sifat sifat terpuji.13 Hal ini bertujuan agar bisnis yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar, mendapat kemaslahatan di dunia dan di akhirat, serta mendapat ridho dari Allah SWT. Dalam bisnis, persaingan sudah menjadi hal yang lumrah. Hal inilah yang membuat perusahaan berlomba-lomba untuk menciptakan produk yang berkualitas dan menciptakan inovasi-inovasi baru untuk menarik minat masyarakat. Salah satu strategi yang dapat digunakan adalah bauran pemasaran. Bauran pemasaran merupakan kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari : produk, harga, tempat dan promosi.14 Strategi pemasaran yang tepat sangat dibutuhkan guna memperoleh dan mempertahankan pelanggan. Di tengah maraknya industri teknologi komputer yang didominasi oleh brand asing, Advan hadir sebagai wujud kebangkitan brand lokal yang siap bersaing dengan para pemain asing. Banyaknya brand asing yang menawarkan kecanggihan teknologi mereka dengan harga yang mahal, Advan membuat gebrakan, menawarkan berbagai produk komputer yang menggunakan berbagai teknologi terkini dengan harga yang sangat terjangkau, untuk dimiliki siapa saja.15 Advan, sebagai brand lokal Indonesia telah memiliki berbagi penghargaan diantaranya; Menduduki urutan pertama Indonesia brand katagori Notebook (IDC survai tahun 2010), Teleplus fantastic gadget 2011, PC plus tablet terlengkap 13 Madnasir dan Khoiruddin, Etika Bisnis Dalam Islam, Seksi Penerbitan Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung, Bandar Lampung, 2012, hlm. 112. 14 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Op.Cit., hlm. 62. 15 www.advandigital.com, diakses pada 10 Juli 2016 7 2011, PC plus tablet terinovatif 2011, sinyal best technical support 2012, 'The most favorite brand' Indonesia Netizen Brand Champion 2013 Tahun 2015 diganjar tiga penghargaan sekaligus. Meliputi The Best Gaming Tablet, The Most Favourite Gaming Tablet dan The Best Performance Gaming Tablet. Melalui Tabletnya yakni Advan Barca Tab7 dan masih ada lagi penghargaan lainnya.16 Pada tahun 2014, Advan telah menjadi sponsor dalam acara bergengsi yakni Miss World 2014.17 Banyaknya penghargaan dan pengakuan yang diterima Advan, semakin menguatkan posisi Advan sebagai perusahaan berbasisis Komputer yang berpengalaman dan berkualitas. Namun demikian, penguasaan pangsa pasar smartphone Advan di Indonesia belum mampu menyaingi brand asing seperti Samsung yang berada di peringkat pertama, seperti pada ditampilkan pada tabel berikut ini. Tabel 1.1 Top Five Smartphone Vendor, Shipment, Market Share and Year-OverYear-Growth, Calendar Year 2015 (Units in Millions) Vendor Samsung Asus Smartfren Advan 16 2015 shipment volumes 7.3 4.7 3.2 2.8 2015 market share 24.5% 15.9% 10.6% 9.6% 2014 shipment volumes 6.8 1.4 2.8 2.3 214 market share 27.0% 6.6% 10.2% 9.2% YearOverYearGrowth 7.5% 231.4% 23.7% 21.5% Arsan Mailanto, “Advan Barca Tab 7 Sabet Tiga Penghargaan Sekaligus”, dalam http://autotekno.sindonews.com/read/975459/122/advan-barca-tab-7-sabet-tiga-penghargaansekaligus-1426130865, diakses pada 10 Juli 2016. 17 Wiwin Nurwiyana, “Advan Vandroid T5C Menemani Aktivitas ' Perfect in Every Detail’”, dalam http://www.kompasiana.com/wi2n/advan-vandroid-t5c-menemani-aktivitasperfect-in-every-detail_54f77699a3331145668b459d, diakses pada 10 Juli 2016 8 Lenovo 1.9 6.5% 1.4 5.8% 31.3% Other 9.6 32.5% 10.8 42.2% -9.8% Total 29.3 100% 25.0 100% 17.1% Sumber : IDC Asia Pasific Quarterly Mobile Phone Tracker, Februari 2015 Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui bahwa merek smartphone yang menempati posisi pertama Samsung selama dua tahun berturut-turut. Asus, mampu menaikkan rankingnya dari posisi ke lima dalam penguasaan market sharenya menjadi posisi ke dua di tahun 2015, Smartfren turun ranking dari posisi ke dua menjadi posisi ke tiga tahun 2015, Advan mampu mempertahankan posisinya di peringkat ke empat, dan Lenovo pun masih bertahan diposisi ke lima di tahun 2015. Ini merupakan sebuah prestasi bagi Advan sebagai brand lokal Data tersebut menunjukkan meskipun Advan sebagai brand lokal mampu masuk ke dalam lima besar tingkat penjualan terbanyak di posisi ke empat setelah Samsung, Asus, dan Smartfren, serta mampu mengalahkan brand impor yakni Lenovo yang berada di posisi ke lima. Ini sungguh prestasi yang membanggakan bagi Advan sebagai brand lokal Indonesia. Sebagai harapan Advan mampu menghadirkan smartphone yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan mendistribusikan produknya ke berbagai tempat salah satunya di Toko Asean Gadget Bandar Lampung. Asean Gadget adalah toko yang menjual smartphone Advan dan juga merupakan distributor resmi smartphone Advan yang berlokasi di Jl. Brigjen Katamso, Simpur Center Bandar Lampung Lt. Dasar Blok A No.86-87. Konsumen yang membeli di toko ini tidak hanya dalam kota tetapi juga luar kota. 9 Pemilik toko, Alif Aji Badaruddin mengatakan sampai saat ini toko Asean Gadget sudah mendistribusikan smartphone Advan hingga puluhan toko baik di dalam kota maupun luar kota.18 Hasil prasurvey yang dilakukan kepada 10 orang konsumen smartphone Advan di Asean Gadget pada 24 Juli 2016 di menunjukan hasil sebagai berikut. Tabel 1.2 Daftar Pertanyaan Prasurvey No Pertanyaan Jawaban Kurang Setuju Setuju 1 Harga smartphone Advan lebih murah 7 3 dibanding smartphone lainnya 2 Sebagai merek lokal Kualitas smartphone Advan tidak kalah saing dengan smartphone 6 4 lainnya termasuk merek asing 3 Smartphone Advan memberikan promosi 4 6 dagang yang bagus 4 Smartphone Advan dapat dibeli di tempat 8 2 yang terjangkau 5 Smartphone Advan dapat digunakan oleh 8 2 siapa pun di semua kalangan Jumlah 33 17 Sumber: data diolah berdasarkan penelitian di Asean Gadget Bandar Lampung Dari hasil prasurvey diatas, menunjukkan bahwa konsumen yang membeli smartphone Advan mengaku puas dengan kualitas yang diberikan smartphone Advan, harga yang lebih murah dibanding dengan smartphone lainnya sehingga dapat digunakan oleh siapa pun di semua kalangan, meskipun promosi dari smartphone Advan kurang maksimal namun pelayanan penjaga toko Asean Gadget terhadap smartphone Advan pada konsumen baik, ramah, sopan, dan 18 Juli 2016. Wawancara dengan Alif Aji Badaruddin, Owner Asean Gadget Bandar Lampung, 18 10 memahami keinginan konsumen sehingga mampu menarik konsumen untuk membeli smartphone Advan di toko Asean Gadget Bandar Lampung. Berdasarkan data penjualan dari toko Asean Gadget smartphone Advan mengalami penurunan. Berikut penyajian data penjualan yang dirangkum ke dalam Tabel 1.3 Tabel 1.3 Data Penjualan Smartphone Di Asean Gadget Bulan Januari-Mei 2016 (Jumlah dalam unit) Merek Januari Februari Maret April Mei Advan 275 250 235 230 215 Sumber : Asean Gadget data diolah tahun 2016 Juni 200 Dari tabel 1.3 diatas diketahui bahwa data penjualan smartphone Advan mengalami penurunan secara signifikan. Alif mengatakan bahwa penurunan penjualan yang demikian dikarenakan beberapa faktor, diantaranya strategi pemasaran yang kurang maksimal, serta banyaknya merek-merek baru yang muncul sehingga menambah ketat persaingan dalam penjualan smartphone.19 Penelitian Algina Agnes Ulus yang berjudul “Bauran Pemasaran Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Daihatsu Pada PT Astra Internasional Manado”, menunjukan hasil bahwa faktor produk, harga, promosi dan tempat/distribusi berpengaruh signifikan secara simultan maupun secara parsial, dimana variabel yang dominan adalah variabel produk, harga, dan lokasi, dan untuk yang lemah adalah variabel promosi.20 19 Wawancara dengan Alif Aji Badaruddin, Owner Asean Gadget Bandar Lampung, 18 Juli 2016. 20 Algrina Agnes Ulus, “Bauran Pemasran Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Daihatsu Pada PT Astra Internasional Manado”, Jurnal EMBA,Vol.1 No.4 Desember 2013. 11 Penelitian lain yang dilakukan Muhammad Jauharul Mawahib, dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung” (Studi Kasus Pada Mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman) menunjukkan hasil bahwa secara bersama-sama variabel produk (X1), harga (X2), tempat (X3) dan promosi (X4) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) smartphone Samsung pada mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman. Diantara keempat variabel bebas yang diteliti, variabel yang paling berpengaruh adalah variabel produk.21 Dalam penelitian Doni Hariadi menunjukkan hasil bahwa produk, harga, promosi dan saluran distribusi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan nilai determinasi parsial sebagai berikut : produk 15.21%, harga 12.11%, promosi 5.11%, dan tempat (saluran distribusi) 4.94%.22 Penelitian I Kadek Suarjana, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini, dalam “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Di Indomaret Kecamatan Tampaksiring – Gianyar” memberikan hasil bahwa ada pengaruh secara simultan maupun parsial mengenai bauran pemasaran tehadap keputusan pembelian konsumen, dimana variabel produk yang paling dominan pengaruhnya.23 21 Muhammad Jauharul Mawahib, “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung”, eJournal Administrasi Bisnis, Vol. 4, No. 3, 2015. 22 Doni Hariadi, “Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Projector Microvision”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol. 1 No.8, 2012. 23 I Kadek Suarjana, I Wayan Suwendra, Ni Nyoman Yulianthini, “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Di Indomaret Kecamatan Tampaksiring-Gianyar”, Jurnal Manajemen, Vol. 2 Tahun 2014 12 Dalam Tesis Hendra Saputra yang berjudul “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh konsumen Rumah Tangga di Kota Medan” memberikan hasil bahwa strategi pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi, dan promosi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian teh celup SariWangi oleh konsumen rumah tangga di kota Medan. Variabel yang paling dominan yaitu promosi (53,2%).24 Berdasarkan hal yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti bermaksud mengambil judul tentang “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Advan Perspektif Ekonomi Islam” (Studi di Asean Gadget Bandar Lampung). Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan, dimana perbedaan dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah variabel, metode analisis dan objek penelitiannya. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Seberapa besar pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian Smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung? b. Bagaimana kajian ekonomi Islam terkait pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian Smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung? 24 Hendra Saputra, Tesis: Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh konsumen Rumah Tangga di Kota Medan, Universitas Sumatra Utara, 2008. 13 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian Smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung. b. Untuk mengetahui kajian ekonomi Islam terkait pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian Smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung. 2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Secara teoritis manfaat penelitian dalam tulisan ini adalah agar dapat menjadi tambahan literatur atau referensi dan menambah ilmu pengetahuan mengenai ilmu pemasaran khususnya yang berkaitan dengan strategi pemasaran dalam perspektif Ekonomi Islam. b. Manfaat Praktis 1) Akademisi atau pembaca: penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca dan sebagai salah satu sumber referensi bagi kepentingan keilmuan dalam mengatasi masalah yang sama di masa yang akan datang. 14 2) Perusahaan: dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk meningkatkan strategi pemasaran yang tepat untuk mempertahankan konsumen dan menaikkan volume penjualan. 3) Peneliti: hasil penelitian diharapkan bisa menambah wawasan tentang strategi pemasaran dalam perspektif Ekonomi Islam. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup objek Objek dalam penelitian ini adalah bauran pemasaran yakni produk, harga, promosi dan tempat/distribusi terhadap keputusan pembelian Smartphone Advan. 2. Ruang Lingkup Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli Smartphone Advan. 3. Ruang Lingkup tempat Penelitian ini dilaksanakan di toko Asean Gadget Bandar Lampung. 4. Disiplin Ilmu Disiplin Ilmu yang berhubungan dengan penelitian ini adalah manajemen pemasaran yang mengangkat masalah pengaruh bauran pemasran terhadap keputusan pembelian smartphone Advan perspektif ekonomi Islam. 15 BAB II LANDASAN TEORI A. Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran Salah satu hal penting bagi perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan memperoleh keuntungan ialah dengan melakukan pemasaran. Pemasaran yang tepat sangat dibutuhkan guna memperoleh dan mempertahankan pelanggan. Oleh karena itu, pemasaran harus dikelola dengan sistemik agar tujuan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan target perusahaan. Berbicara mengenai pemasaran, beberapa ahli mendefinisikannya sebagai berikut. Menurut Kotler, pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. 25 Murti Sumarni dan John Soeprihanto berpendapat bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.26 Sedangkan menurut American Merketing Assosiasi (AMA) dalam buku Pandji Anoraga, menyatakan, pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan 25 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2008, hlm. 6. 26 Murti Sumarni & John Soeprihanto, Pengantar Bisnis: Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta, 2003,hlm. 261 16 rencana penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide-ide, barang-barang dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan indvidual dan organisasional.27 Stanton menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.28 Dari beberapa definisi diatas, pemasaran dapat diartikan sebagai proses dimana individu atau organisasi untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen dengan menciptakan dan menukarkan nilai satu sama lain. 2. Pemasaran Dalam Islam Dalam Islam, pemasaran adalah bentuk muamalah yang dibenarkan sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang terlarang oleh ketentuan syariah. “Muhammad Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula mendefinisikan pemasaran syariah adalah sebuah disiplin strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari inisiator kepada stakeholdernya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam.”29 Hal ini berarti bahwa dalam pemasaran syariah, seluruh proses baik proses penciptaan, penawaran, maupun perubahan nilai (value), tidak boleh ada hal-hal yang bertentangan dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah Islam. Sepanjang hal tersebut dapat dijamin, dan penyimpangan prinsip-prinsip muamalah Islami 27 Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm. 215. Muhammad Wimman Zulfikar, Skripsi: Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian, Universitas Diponegoro, 2011, hlm. 9 29 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Mizan, Bandung, 2006, hlm. 62. 28 17 tidak terjadi dalam suatu transaksi atau dalam proses suatu bisnis, maka bentuk transaksi apapun dalam pemasaran dapat dibolehkan.30 Syariah marketing merupakan suatu kegiatan pemasaran yang dilandasi semangat ibadah kepada Allah SWT, berusaha semaksimal mungkin dengan tujuan untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan apalagi kepentingan sendiri. Bisnis yang disertai keikhlasan semata-mata hanya untuk mencari ridha Allah, maka seluruh bentuk transaksinya menjadi nilai ibadah dihadapan Allah SW T. Firman Allah dalam Al Qur’ an.               “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (Q.S Al Jumu’ ah{62}: 10)31 Ayat diatas dapat dijelaskan makna dalam kata “carilah karunia Allah” yang digunakan didalamnya dimaksud untuk segala usaha yang halal yang melibatkan orang untuk memenuhi kebutuhannya. Di dalam Islam bukanlah suatu larangan apabila hamba-hamba-Nya mempunyai rencana atau keyakinan untuk berhasil dalam usahanya, namun dengan syarat harus sesuai dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Dalam memasarkan suatu produk haruslah dilakukan secara baik dengan rasa suka sama suka. Sebab, Allah sangat membenci transaksi jual beli yang 30 31 hlm. 442 Ibid, hlm. 63 Departemen Agama RI, Al-Qur’ an dan Terjemahnya, Diponegoro, Bandung 2005, 18 mengandung unsur bathil, dzalim dan paksaan hanya demi mendapatkan keuntungan yang besar. Dalam Q.S An-Nisa’ {4}: 29 Allah berfirman. Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”. (Q.S An-Nisa’ {4}: 29)32 Islam tidak pernah melarang umatnya untuk melakukan bisnis, bahkan Nabi Muhammad pun telah mencontohkan bisnis sebagai mata pencaharian umatnya. Akan tetapi dalam berbisnis haruslah sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Karena itu Islam memberikan jalan yang terbaik untuk dalam berbisnis dengan mengikuti pesan-pesan Nabi Muhammad saw, yakni sifat sifat terpuji.33 Hal ini bertujuan agar bisnis yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar, mendapat kemaslahatan di dunia dan di akhirat, serta mendapat ridho dari Allah SWT. B. Bauran Pemasaran Ukuran keberhasilan perusahaan dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan.34 Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka 32 Ibid, hlm. 65. Madnasir dan Khoiruddin, Op.Cit., , hlm. 112. 34 Kasmir, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hlm. 187 33 19 semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup baik dan berhasil. Pada pemasaran dikenal strategi yang berorientasi pada produk (product), harga (price), promosi (promotion) dan saluran distribusi (place) yang terangkum kedalam bauran pemasaran (marketing mix). Pandji Anoraga mendefinisikan bauran pemasaran adalah variabel-variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan yang terdiri dari produk, harga, distribusi dan promosi.35 Bauran pemasaran menurut Sofjan Assauri ialah sekumpulan keputusan tentang harga, produk, saluran distribusi, komunikasi dan manajemen hubungan pelanggan yang merupakan pengimplementasian strategi pemasaran.36 Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari : produk, harga, tempat dan promosi.37 Pendapat lain mengatakan, bauran pemasaran yaitu kegiatan mengkombinasikan berbagai kegiatan marketing agar dicapai kombinasi maksimal dan hasil yang paling memuaskan ada empat elemen yang tercakup dalam bauran pemasaran ini dikenal dengan elemen 4P yaitu product, price, place, dan promotion.38 Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan taktik dalam mengintegrasikan tawaran, logistik, dan komunikasi produk atau jasa anda. Dengan marketing mix, anda tidak hanya perlu membuat penawaran yang menarik, tetapi juga harus memikirkan taktik yang tepat dalam mendistribusikan 35 Pandji Anoraga, Op.cit. hlm, 220. Sofjan Assauri, Strategic Marketing : Sustaining Lifetime Custumer Value, Edisi 1, Rajawali Pers, 2012, hlm. 117 37 Philip Kotler dan Gary, Op.Cit., hlm. 62. 38 Buchari Alma, Kewirausahaan, Alabeta, Bandung, 2006, hlm. 180 36 20 dan mempromosikannya. Hal demikian yang dikatakan oleh Hermawan Kartajaya.39 Bauran pemasaran dapat diartikan sebagai kombinasi dari variabelvariabel produk, harga, promosi dan tempat yang digunakan dalam kegiatan pemasaran guna untuk mencapai sasaran pasar yang dituju. Strategi bauran pemasaran merupakan bagian dari strategi pemasaran dan berfungsi sebagai pedoman dalam menggunakan unsur-unsur atau variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan pimpinan perusahaan, untuk mencapai tujuan perusahaan dalam bidang pemasaran.40 1. Produk a. Pengertian Produk Produk menurut Subhash C. Jain ialah sebagai suatu ciri kelompok yang memuaskaan kebutuhan konsumen. Ciri-ciri tersebut dapat diberikan dalam bentuk nyata, jasa, atau ide.41 Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan sesuatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide.42 Produk yaitu setiap apa saja yang bisa ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, 39 Hermawan Kertajaya, Hermawan Kartajaya on Marketing mix, PT Mizan Pustaka, Bandung, 2006, hlm. 18. 40 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2008, hlm. 10. 41 Subhash C. Jain, Manajemen Pemasaran Internasional, Edisi 5, Erlangga, Jakarta, 2001, hlm. 21. 42 Philip kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi Ke 13, Jakarta, Erlangga, 2009, hlm. 4 21 pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan.43 Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen baik barang maupun jasa. Cara dan penyediaan produk yang tepat bagi pasar yang dituju, dapat memuaskan para konsumennya dan dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dalam jangka panjang melalui peningkatan penjualan. Sebuah strategi pemasaran yang tepat diharapkan dapat merangsang penjualan dan perkembangan pasar produk. Produk yang baik mempunyai peluang lebih besar untuk direspon dengan baik oleh konsumen sehingga menarik konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan. b. Pengembangan Produk Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan pendefinisian manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa tersebut. Manfaat ini dikomunikasikan dan dihantarkan oleh atribut produk seperti mutu, fitur, dan desain.44 Selain itu, untuk menambah nilai suatu produk maka perusahaan dapat memberikan suatu merek pada produk yang akan dijualnya. Pelanggan tidak hanya membeli produk fisiknya saja tapi juga manfaat yang diberikan suatu produk. Untuk meyakinkan pelanggan bahwa suatu 43 Murti Sumarni dan John Soeprihanto, Op.Cit., hlm. 274. Nembah F. Hartimbul, Manajemen Pemasaran, cetakan 1, Yrama Widya, Bandung, 2011, hlm. 97. 44 22 produk akan berfungsi seperti yang diharapkan, perusahaan biasanya memberikan garansi. Demikian pula halnya bagi produk-produk tertentu, biasanya barang-barang yang tahan lama dan produk industrial membutuhkan servis selama masa manfaat mereka.45 Pendek kata, segala sesuatu yang berkenaan dengan produk merupakan salah satu bagian dari strategi pemasaran, agar dapat diyakinkan bahwa produk yang dihasilkan adalah produk yang betul-betul dapat memberikan kepuasan kepada konsumen.46 1) Kualitas Menurut The American Society for Quality, kualitas didefinisikan sebagai karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk dinyatakan atau tersirat. memuaskan kebutuhan pelanggan 47 yang Kualitas produk adalah salah satu sarana positioning utama pemasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk atau jasa; oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan kepuasan pelanggan. 2) Fitur Fitur adalah suatu alat bersaing untuk mendiferensiasikan (membedakan) produk perusahaan dari produk pesaing. Menjadi 45 Subhash C. Jain, Op.Cit., hlm. 41. Pandji Anoraga, Op.Cit., hlm. 231. 47 Philip Kotler dan gary Armstrong, Op.Cit., hlm. 273. 46 23 produsen pertama yang memperkenalkan fitur baru yang bernilai adalah satu cara paling efektif untuk bersaing.48 3) Desain Desain merupakan faktor yang sering memberi keunggulan kompetitif kepada perusahaan. Desain adalah totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa, dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.49 Desain yang baik dimulai dengan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pelanggan. Lebih dari sekedar menciptakan atribut produk atau jasa, desain melibatkan pembentukan pengalaman pemakaian produk bagi pelanggan. 4) Merek Merek merupakan sebuah nama, istilah, tanda lambang, atau desain atau kombinasi semua ini, yang menunjukan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa.50 Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari produk. Merek dapat membantu konsumen mengenali produk yang bisa menguntungkan mereka. Merek yang kuat memberi keuntungan akan kesadaran dan loyalitas merek dari konsumen yang tinggi. Suatu merek adalah janji penjual untuk menyerahkan seperangkat atribut, manfaat dan jasa kepada pembeli secara konsisten. Merek terbaik membawa jaminan mutu.51 48 Nembah F. Hartimbul, Op.Cit., hlm. 97. Sofjan Assauri, Manajemen pemasaran, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hlm. 198. 50 Philip Kotler dan gary Armstrong, Op.Cit., hlm. 275. 51 Nembah F. Hartimbul, Op.Cit., hlm. 101. 49 24 5) Garansi dan Servis Pelayanan pelanggan merupakan unsur strategi produk. Layanan yang baik dapat mempertahankan pelanggan, yang lebih murah dari mencari pelanggan baru.52 Garansi ialah jaminan dari produsen bahwa daya guna suatu produk akan sesuai dengan yang telah ditetapakan.53 Garansi mengurangi resiko anggapan pembeli. Garansi menunjukan bahwa produk tersebut bermutu tinggi dan bahwa peruasahaan serta kinerja karyawan dapat diandalkan. Biasanya perusahaan menyediakan garansi diiringi layanan servis pada produknya yang asli. Servis meliputi tawaran pemeliharaan produk asli melalui pemeriksaan rutin, pergantian suku cadang, penyesuaian, dan sebagainya.54 2. Harga a. Pengertian Harga Harga ialah variabel yang dapat dikendalikan yang menentukan diterima tidaknya suatu produk oleh konsumen.55 Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh kosnumen untuk mendapatkan produk56. Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh suatu produk. Dalam mengembangkan bauran pemasaran, suatu produk meliputi: datar 52 Ibid., hlm. 113. Subhash C. Jain., Op.cit., hlm. 41. 54 Ibid, hlm. 42 55 Pandji Anoraga, Op.Cit., hlm. 192. 56 Nembah F. Hartimbun, Op.Cit., hlm. 10. 53 25 harga diskon, potongan harga, periode pembayaran dan persyaratan kredit.57 Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa harga merupakan nilai yang harus diberikan oleh konsumen untuk memperoleh suatu produk. Nilai yang dimaksud disini adalah dalam bentuk uang. Untuk memperoleh suatu produk yang dibutuhkan sesorang harus rela berkorban dengan mengeluarkan sejumlah uang. Hal ini harus diperhatikan oleh perusahaan jika perusahaan menetapkan harga tinggi dengan maksud untuk menjadikan barang atau jasa produksinya. Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix, penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk dan jasa yang ditawarkan.58 Lebih dari itu, penetapan harga yang tepat memungkinkan pertumbuhan yang pesat, karena perkembangan pasar sangat tergantung pada harga yang ditetapkan. Penetapan harga yang buruk dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Harga yang terlalu tinggi menyebabkan perusahaan tidak akan memenangkan kontrak, sementara harga yang terlalu rendah dapat mengakibatkan operasi perusahaan menjadi tidak menguntungkan.59 Strategi penetapan harga 57 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Op.Cit., hlm. 63. Kasmir, 2011, Op.Cit, hlm. 191. 59 Subhash C. Jain. Op.Cit., hlm. 50. 58 26 produk baru harus dapat memberikan pengaruh yang baik bagi petumbuhan pasar. Selain itu untuk mencegah timbulnya persaingan yang sengit. b. Tujuan Penetapan Harga Tujuan penetapan harga harus sejalan dengan tujuan pemasaran, yang selanjutnya akan diturunkan dari tujuan perusahaan secara keseluruhan yang didefinisikan dalam bentuk keuntungan penjualan. Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah perusahaan menetapkan harga. Menurut Kotler dan Keller, ada lima tujuan utama dalam penetapan harga60, yaitu ; 1) Kemampuan bertahan Tujuan utama suatu perusahaan apabila mengalami kelebihan kapasitas, persaingan ketat, atau keinginan pelanggan yang berubah adalah perusahaan itu mengejar kemampuan bertahan. 2) Laba saat ini maksimum Pada umumnya, suatu perusahaan berusaha menetapkan harga yang akan memaksimalkan laba saat ini. 3) Pangsa pasar maksimum Setiap perusahaan percaya bahwa semakin tinggi penjualan, maka biaya unit akan semakin rendah dan laba jangka panjang semakin tinggi. 4) Market skimming pricing Perusahaan mengungkapkan teknologi baru yang menetapkan harga tinggi untuk memaksimalkan pasar dimana pada mulanya harga ditetapkan tinggi dan secara perlahan turun. 5) Kepemimpinan kualitas produk Banyak merek yang berusaha menjadi produk atau jasa yang ”terjangkau” yang ditentukan oleh karakteristiknya yaitu kualitas, selera dan status yang tinggi dengan harga yang cukup tinggi agar tidak berada diluar jangkauan pelanggan. 60 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Op.Cit., hlm. 76-77 27 Pada intinya tujuan perusahaan dalam menetapkan harga ialah untuk mencapai kelangsungan tujuan hidup perusahaan perusahaan dan yaitu mempertahankan membentuk keuntungan perusahaan. c. Metode penetapan harga Kotler dan Keller mengemukakan ada enam metode dalam penetapan harga61, yaitu: 1) Penetapan harga markup 2) 3) 4) 5) 6) 61 Perusahaan kontruksi memasukkan penawaran tender dengan memperkirakan total biaya proyek dan menambahkan markup standar untuk laba. Penetapan harga tingkat pengembalian sasaran Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat pengembalian atas investasi sasarannya. Penetapan harga nilai anggapan Nilai anggapan terdiri dari beberapa elemen seperti citra pembeli akan kinerja produk, kemampuan penghantaran saluran, kualitas jaminan, dukungan pelanggan, dan atribut yang kurang dominan seperti reputasi pemasok, ketepercayaan dan harga diri. Perusahaan harus menghantarkan nilai yang dijanjikan oleh proposisi nilai mereka, dan pelanggan harus dapat menerima nilai ini menjadi nilai anggapan. Penetapan harga nilai Menciptakan harga murah kepada konsumen untuk menarik perhatian konsumen dengan mengabaikan kualitas produk perusahaan. Penetapan harga going to rate Perusahaan mendasarkan sebagian besar harganya pada harga pesaing, megenakan harga yang sama, lebih mahal atau lebih murah dibandingkan harga pesaing utama. Penetapan harga jenis lelang Penetapan harga jenis lelang dilakukan untuk membuang persediaan lebih atau barang bekas. Ibid., hlm. 83-88. 28 3. Promosi a. Pengertian Promosi Promosi ialah aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya.62 Menurut A. Hamdani, promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.63 Promosi penjualan merupakan aktivitas pemasaran yang mengurus nilai tambah dari suatu produk (untuk mendapatkan lebih dari sekedar yang ada dari nilai produk) dalam jangka waktu tertentu dalam rangka mendorong pembelian konsumen, efektifitas penjualan atau mendorong upaya yang dilakukan oleh tenaga penjualan (sales forces).64 Promosi penjualan adalah suatu tindakan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkan sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan peraturan tertentu maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.65 62 Philip Kotler dan gary Armstrong, Op.Cit., hlm. 63 Danang Sunyoto, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi dan Kasus), CAPS, Yogyakarta, 2014, hlm. 154. 64 Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 2012, hlm. 125. 65 Ibid., hlm. 160. 63 29 Dari definisi diatas disimpulkan, promosi ialah aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengenalkan produknya sehingga mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Promosi sangat penting dan harus dilakukan oleh suatu perusahaan karena dengan adanya promosi konsumen/pelanggan akan mengetahui produk yang ditawarkan oleh perusahaan sehingga dapat menarik konsumen untuk membeli produk yang diinginkan dan dibutuhkan. b. Tujuan promosi Tujuan promosi menurut Lamb et.al adalah66; 1) Memberikan Informasi (Informing): a) Meningkatkan kesadaran atas produk baru, kelas produk, atau atribut produk. b) Menjelaskan bagaimana produk tersebut bekerja. c) Menyarankan kegunaan baru suatu produk. d) Membangun citra suatu perusahaan. 2) Membujuk pelanggan sasaran (persuading): a) Mendorong perpindahan merek. b) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk. c) Mempengaruhi pelanggan untuk membeli sekarang. d) Merayu pelanggan untuk datang. 3) Mengingatkan (reminding): a) Mengingatkan konsumen bahwa produk mungkin dibutuhkan dalam waktu dekat ini. b) Mengingatkan konsumen dimana untuk membeli produk tersebut. c) Mempertahankan kesadaran konsumen. c. Bauran Promosi Bauran promosi terdiri dari lima unsur utama67, sebagai berikut : 66 Wirawan Anuraga dan Sonang Sitohang, “ Pengaruh Produk, Harga, Promosi, dan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Ulang”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen , Volume 4, Nomor 10, Oktober 2015, hlm. 7 67 Pandji Anoraga, Op.Cit., hlm. 222. 30 1) Periklanan Periklanan adalah bentuk presentasi dan promosi ide, barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Sponsor bisa perorangan, kelompok, atau organisasi.68 Iklan bertujuan untuk meningkatkan reaksi calon pembeli potensial terhadap perusahaan dan penawaran produk perusahaan. 2) Penjualan Personal Penjualan personal merupakan interaksi tatap muka dengan satu atau lebih pembeli prospektif dengan tujuan melakukan presentasi, menjawab pertanyaan, dan pengadaan pesanan.69 3) Hubungan Masyarakat Suatu program yang didesain untuk mempromosikan atau melindungi image perusahaan atau produk perusahaan secara individual. Misalnya melalui seminar, sponsor kegiatan, donatur, laporan tahunan, dsb.70 4) Pemasaran Langsung Menggunakan surat, telepon, dan alat kontak personal lainnya untuk berkomunikasi atau mendapatkan respon dari pelanggan atau prospek tertentu. Bentuknya antara lain melalui katalog, pos, telemarketing, elektronik, belanja melalui TV, dsb.71 68 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen-Pendekatan Praktis Disertai Himpunan Jurnal Penelitian, Andi, Yogyakarta, 2013, hlm. 225. 69 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Op.Cit., hlm. 174. 70 Pandji Anoraga, Op.Cit., hlm.22 71 Ibid, hlm. 222-223. 31 5) Promosi Penjualan Perusahaan menggunakan alat penjualan berupa kupon, kontes, premi, dan semacamnya untuk menarik respon pembeli yang lebih kuat dan lebih cepat, termasuk efek jangka panjang seperti menjelaskan penawaran produk dan mendorong penjualan yang menurun.72 4. Saluran Distribusi a. Pengertian Saluran distribusi merupakan struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan yang terdiri dari agen, pedagang besar dan pengecer melalui mana produk atau jasa dipasarkan.73 Saluran distribusi adalah mata rantai yang menghubungkan produsen dan konsumen.74 Menurut Walters, saluran distribusi adalah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara pemindahan fisik dan nama suatu produk untuk menciptakan kegunaan pasar tertentu.75 Kotler menyatakan bahwa saluran distribusi sebagai himpunan perusahaan dan perorangan yang mengambil alih hak atau membantu dalam mengalihkan hak atas barang atau jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen.76 72 Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Op.Cit., hlm. 190. Murti Sumarni dan John Seprihanto, Op.Cit., hlm. 288 74 Subhash c. Jain, Op.Cit., hlm. 83. 75 Doni Hariadi, Op.Cit., hlm. 5. 76 Ibid, hlm. 5 73 32 Dari definisi-definisi di atas dapat ditarik kesimpulan, saluran distribusi ialah sekelompok pedagang dan agen perusahaan yang menghubungkan produsen dan konsumen dengan membantu mengalihkan hak atas produk tersebut. Dalam kegiatan pemasaran saluran distribusi mempunyai peranan yang cukup penting, karena saluran distribusi menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen. b. Fungsi Saluran Distribusi Saluran distribusi memiliki fungsi sebagai berikut77: 1) Mengumpulkan dan menyebarkan informasi riset dan intelijen pemasaran mengenai pelaku dan kekuatan serta lingkungan pasar yang diperlukan untuk perencanaan dan pertukaran. 2) Membuat dan menyebarkan komunikasi persuasif tentang tawaran. 3) Membentuk dan menyesuaikan tawaran dengan kebutuhan pembeli, termasuk grading, perakitan dan pengepakan. 4) Menapai persetujuan atas harga dan syarat lain mengenai tawaran sehingga pemindahan kepemilikan bisa terjadi. c. Syarat dan Tanggung Jawab Anggota Saluran Distribusi Setiap anggota harus diperlakukan dengan hormat dan memberikan peluang bagi saluran distribusi tersebut untuk menghasilkan keuntungan. Oleh karena itu ada syarat dan tanggung jawab setiap anggota saluran distribusi, sebagai berikut78: 77 78 Nembah F. Hartimbul, Op.Cit., hlm. 160 Philip kotler dan Kevin Lane Keller, Op.Cit., hlm. 118. 33 1) Kebijakan harga yaitu mengharuskan produsen menentukan daftar harga serta jadwal diskon dan insentif yang dilihat perantara sebagai sesuatu yang adil dan mencukupi. 2) Kondisi penjualan mengacu pada syarat pembayaran dan jaminan produsen. Produsen memberikan jaminan atau penurunan harga kepada distributor atas barang yang rusak. Garansi dan penurunan harga memberikan insenti kepada distributor yang membeli jumlah yang lebih besar. 3) Hak teritorial distributor mendefinisikan wilayah distributor dan syarat dimana produsen akan mewaralabakan kepada distributor lain. Distributor biasanya berharap menerima penghargaan secara penuh untuk semua penjualan diwilayahnya. 4) Layanan dan tanggung jawab bersama harus disebutkan dengan seksama, terutama dalam waralaba dan agen eksklusif. 5. Kajian Islam Tentang Bauran Pemasaran Pemasaran memainkan peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen, disamping pencapaian tujuan perusahaan. Dalam memenuhi tujuan ini, seorang pemasar muslim harus memastikan bahwa semua aspek kegiatan pemasaran, seperti perencanaan barang dan jasa, harga dan strategi distribusi, seperti halnya teknik promosi yang digunakan, haruslah sesuai dengan tuntunan al-Quran dan as-Sunnah. 34 Bauran pemasaran bukanlah suatu hal yang baru dalam pemasaran Islam. Bahkan Nabi Muhammad pun menggunakan konsep ini dalam menjalankan bisnisnya (berdagang). a. Produk Dalam konsep pemasaran islami, tidak diperbolehkan menjual barang jelek dengan harga yang tinggi, hal ini dikarenakan pemasaran islami adalah pemasaran yang fair dimana harga sesuai dengan barang/produk. Kualitas produk harus sesuai dengan yang ditawarkan dan dilarang menyembunyikan kecacatan dari produk-produknya.79 Produk yang ditawarkan haruslah susuai selera dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Muhammad selalu menjelaskan dengan baik kepada semua pembelinya akan kelebihan dan kekurangan produk yang ia jual. Seandainya terjadi ketidakcocokan, beliau mengajarkan, bahwa pada pelanggan ada hak khiyar, dengan cara membatalkan jual beli, seandainya terdapat segala sesuatu yang tidak cocok.80 Muhammad bersabda, “Dua oarang yang berjual beli, masingmasing mempunyai hak pilih (untuk meneruskan jual beli atau tidak) selama keduanya masih belum berpisah. Jika keduanya berlaku jujur dan berterus terang menjelaskan (keadaan barang yang diperjualbelikan), maka keduanya mendapat berkat dengan jual beli mereka tetapi jika mereka berdusta dan menyembunyikan cacat, hilanglah berkat jual beli mereka.” (HR. Muslim, dari Hakim bin Hizam Ra.)81 79 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Op.Cit., hlm. 218 Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad, Madania Prima, Bandung, 2008, hlm. 58. 81 Ibid, hlm. 58 80 35 Kejujuran adalah kunci utama dalam perniagaan Nabi Muhammad. Kejujuran adalah cara yang termurah walaupun sulit dan langka ditemukan sekarang. Jika kita menjual produk dengan segala kelebihan dan kekuranganya kita ungkapkan secara jelas, maka yakin produk itu akan terjual dan juga akan dipercayai oleh konsumen kita. Dan mereka tidak akan meninggalkan kita karena merasa tidak dibohongi dengan ucapan kita. b. Harga Dalam ajaran syariah tidak dibenarkan mengambil keuntungan sebesar-besarnya, tapi harus dalam batas-batas kelayakan. Harga harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjualan secara adil, yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal dan pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarnya. 82 Harga yang ditetapkan tidak boleh lebih tinggi dari harga yang ditawarkan oleh pesaing atau lebih rendah dari biaya yang dikeluarkan. Tidak diperbolehkannya pembatasan harga komoditi di masa Muhammad merupakan cerminan pemikiran yang mewakili konsep pricing. 83 Muhammad bersabda yang artinya: “Janganlah kamu menjual menyaingi penjualan saudaramu.” (HR. Bukhari, dari Abdullah bin Umar Ra.)84 82 Sukarno Wibowo dan Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm. 212. 83 Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Op.Cit., hlm. 62. 84 Ibid, hlm. 62 36 Perang harga tidak diperkenankan Raulullah karena bisa menjadi bumerang bagi para penjual. Secara tidak langsung, Rasulullah Muhammad melarang untuk melakukan perang harga dengan niat menjatuhkan pesaing, tapi bersainglah secara fair, bukan keunggulan dengan tampil beda dalam kualitas dan layanan yang diberikan. Dalam melakukan jual beli, harga harus sesuai dengan nilai suatu barang. Hal ini pada akhirnya akan menguntungkan pihak pengusaha karena kepercayaan konsumen akan dapat diraih dengan sendirinya. Harga harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjualan secara adil, yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal, tidak berlebih-lebihan tidak pula merendah-rendahkan, pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarnya. Dalam melakukan jual beli, harga harus sesuai dengan nilai suatu barang. Dalam QS. Al Furqon{25}: 67 telah disebutkan sebagai berikut. “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al Furqon{25}: 67) c. Promosi Promosi haruslah menggambarkan secara riil apa yang ditawarkan dari produk-produk atau servis-servis perusahaan tersebut. Promosi 37 yang tidak sesuai dengan kualitas atau kompetensi, contohnya promosi yang menampilkan imajinassi yang terlalu tinggi bagi konsumennya adalah termasuk dalam praktik penipuan dan kebohongan.85 Konsep promosi yang digunakan oleh Nabi Muhammad saw. dalam menjualpun tidak pernah melebih-lebihkan produk dengan maksud untuk memikat pembeli. Nabi Muhammad saw. dengan tegas menyatakan bahwa seorang penjual harus menjauhkan diri dari sumpah-sumpah yang berlebihan dalam menjual suatu barang. Muhammad pun tidak pernah melakukan sumpah untuk melariskan dagangannya. Kalau pun ada yang bersumpah, Muhammad menyarankan orang itu untuk tidak melakukan sumpah tersebut secara berlebihan.86 Muhammad bersabda : “Sumpah yang diucapkan untuk melariskan perniagaan dapat merusak keuntungan.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah Ra.)87 d. Saluran Distribusi Penentuan lokasi dan distribusi serta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada serta mendistribusikan barang. Demikian pula sarana dan prasarana harus memberikan rasa yang aman dan nyaman kepada seluruh 85 Hermawan Kertajaya dan Muhammad Syakir Sula, Loc.Cit. Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Op.Cit., hlm. 59. 87 Ibid, hlm. 59 86 38 konsumennya.88 Hal ini dibutuhkan agar konsumen tidak merasa di dzolimi. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Thaha{20}: 112. Artinya: “Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya.” (QS. Thaha{20}:112) Hal yang perlu diperhatikan dari sederetan proses distribusi adalah setiap jaringan, channel, agen dan distributor termasuk dalam kelompok pelanggan. Mereka pun harus mendapatkan layanan yang memuaskan dari pihak perusahaan. Ikatan yang terjalin dengan baik akan semakin mengefektifkan proses distribusi.89 Hal yang ingin ditekankan oleh Muhammad saat itu adalah bahwa sebuah proses distribusi haruslah sesuai dengan peraturan yang telah disepakati bersama dan tidak ada pihak yang dirugikan baik dari pihak produsen, distributor, agen, penjual secara eceran dan konsumen.90 C. Keputusan Pembelian 1. Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Kotler keputusan pembelian merupakan tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam 88 Kasmir, Manajemen Perbankan, Raja Grafindo, Jakarta, 2000, hlm. 186 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Opersional. Gema Insani, Bandung, 2004, hlm. 454 90 Thorik gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, Op.Cit., hlm. 64 89 39 kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai.91 Menurut Engel et al, menyatakan perilaku pembelian adalah proses keputusan dan tindakan orang-orang yang terlibat dalam pembelian dan penggunaan produk.92 Peter dan Olson, menyatakan keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang dikombinasikan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu di antaranya.93 Dari definisi diatas dapat disimpulkan, keputusan pembelian ialah proses dan tindakan konsumen dalam menentukan pilihan produk yang akan minatinya. Proses tersebut sebenarnya merupakan proses pemecahan masalah dalam rangka memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. 2. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Perusahaan harus aktif dalam proses mempertahankan konsumen dan di sisi lain pelanggan berada pada posisi sebagai pengambil keputusan. Jadi hubungan perusahaan dengan konsumennya adalah mengenai pengambilan keputusan konsumen. Oleh karena itu, agar proses mempertahankan konsumen berhasil, perusahaan perlu mengetahui proses pengambilan keputusan pada konsumen. Proses pengambilan keputusan terdiri dari tahap-tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan perilaku pascapembelian. 94 a. Pengenalan kebutuhan 91 Philip kotler dan Gary Armstrong, Op.Cit., hlm 181. Etta mamang Sangadji dan Sopiah, Op.Cit., hlm. 332. 93 Jackson R.S. Weenas., Op.Cit., hlm. 610. 94 Philip Kotler dan Gary Armstrong, Op.cit., hlm. 179. 92 40 Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi. b. Pencarian informasi Konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengonsumsi suatu produk. c. Evaluasi alternatif Proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen. Pada proses ini konsumen membandingkan berbagai merek pilihan yang dapat memberikan manfaat kepadanya serta masalah yang dihadapinya. d. Keputusan pembelian Pembeli akan menentukan sikap dalam pengambilan keputusan apakah membeli atau tidak membeli produk tersebut. e. Perilaku pascapembelian Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan. Konumen yang puas akan membeli produk lagi, memberitakan hal-hal merek dan iklan pesaing, dan akan membeli produk lain dari perusahaan tersebut. 41 3. Kajian Islam Dalam Keputusan Pembelian Perilaku konsumen sangat erat kaitannya dengan masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingan dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa. Konsumen mengambil banyak macam pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam pembelian. Islam menganjurkan melakukan keputusan untuk melakukan pembelian, maka seorang konsumen muslim harus dapat mengasumsikan fungsi daya guna barang yang akan dibelinya bukan hanya karena menuruti keinginan dan hawa nafsunya.95 Dalam Q.S Al-Maidah{5}:100, Allah menjelaskan bahwa dalam melakukan hal apa pun termasuk dalam keputusan untuk membeli suatu produk, seorang konsumen harus dapat membedakan antara kebutuhan dengan keinginan, antara yang baik dengan yang buruk tujuannya agar tidak merasa rugi di kemudian hari. Selain itu, kegiatan memanfaatkan atau mengkonsumsi suatu produk yang baik itu sendiri dianggap sebagai kebaikan dalam Islam.96 َ ‫َو‬ ُ "Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan"(Q.S. Al Maidah{5}: 100)97 95 96 M. Nur Rianto Al Arif, Op.Cit., hlm. 193. Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Edisi pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005, hlm. 93. 97 hlm. 99. Departemen Agama RI, Al-Qur’ an dan Terjemahnya, Diponegoro, Bandung 2005, 42 Selain itu Allah SWT juga berirman dalam Q.S. Al Hujurat{49}: 6. “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu” (Q.S. Al Hujurat{49}: 6)98 Ayat tersebut sudah cukup menjelaskan bahwa dalam melakukan keputusan pembelian hendaknya kita memeriksa informasi yang kita dapat dengan teliti dan penuh kehati-hatian, serta dapat memberikan penilaian apakah produk tersebut memberikan manfaat baginya atau justru mendatangkan kemudharatan, barulah konsumen dapat memutuskan untuk membeli atau tidak membeli produk tersebut sesuai dengan kebutuhannya. Ini dilakukan agar konsumen tidak merasa dirugikan, bahkan merasa puas. Hal demikian sesuai dengan yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat tahapan-tahapan yang harus dilalui konsumen dalam pengambilan keputusan. Dimulai dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pemilihan alternatif, pengambilan keputusan dan perilaku pascapembelian. D. Definisi Operasional Variabel Adapun variabel penelitian yang menjadi titik suatu perhatian penelitian adalah: 98 Ibid, hlm.412 43 1. Variabel independen Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. 99 Variabel independen dalam penelitian ini adalah bauran pemasaran. 2. Variabel dependen Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau akibat karena adanya variabel bebas.100 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian. Definisi operasional adalah variabel penelitian dimaksudkan untuk memahami arti setiap variabel penelitian sebelum dilakukan analisis. Berikut definisi operasional dalam penelitian ini. Variabel Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel Dimensi Indikator Produk Bauran Pemasaran (X) Kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran. Harga (Philip kotler dan Gary Armstrong, 2008) 99 1. 2. 3. 4. Merek Kualitas Fitur Desain (Philip Kotler dan Kevin Lane, 2008) 5. Garansi dan Servis (Subhash C. Jain, 2001) 1. Harga sesuai dengan kualitas 2. Harga bersaing 3. Harga terjangkau (Muhammad Skala Pengukuran Ordinal Ordinal V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian – Bisnis & Ekonomi, Pustaka Baru Press, Yogyakarta, 2015, hlm. 86 100 Ibid, hlm. 86 44 Promosi Wimman Zulfikar, 2011) 1. Format iklan yang menarik 2. Promosi penjualan dalam berbagai event 3. Informasi yang menarik dan lengkap tentang produk Ordinal (Muhammad Jauharul Mawahib, 2015) Saluran Distribusi 1. Lokasi penjualan mudah ditemukan 2. Lokasi service yang mudah ditemukan Ordinal (Muhammad Jauharul Mawahib, 2015) Keputusan Pembelian (Y) Menurut Engel et al, menyatakan perilaku pembelian adalah proses keputusan dan tindakan orang-orang yang terlibat dalam pembelian dan penggunaan produk. (Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, 2013) 1. Pengenalan masalah 2. Pencarian informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Pengambilan keputusan 5. Perilaku pasca pembelian (Philip Kotler dan Gary Armstorng, 2008) 1. Identifikasi kebutuhan 2. Informasi dari sumber pribadi: keluarga, teman dan tetangga serta dari sumber komersial: iklan dan wiraniaga 3. Membandingkan dengan produk lain 4. Keputusan memilih produk 5. Merasakan kepuasan dan merekomendasik an produk kepada orang lain. (Selfi Stefani, 2013) Ordinal 45 E. Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No 1 2 3 4 Peneliti Judul Penelitian dan Tahun Doni Jurnal: “Pengaruh Hariadi Produk, Harga, (2012) Promosi Dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Projector Microvisioon” I Kadek Jurnal: “Pengaruh Suarjana, I Bauran Pemasaran Wayan Terhadap Suendra, Ni Keputusan Nyoman Pembelian Di Yulisthini Indomaret (2014) Kecamatan Tampak Siring– Gianyar” Algrina Jurnal: “Bauran Agnes Ulus Pemasaran (2013) pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Daihatsu pada PT Astra Internasional Manado” Muhammad Jurnal : “Pengaruh Jauharul Bauran Pemasaran Mawahib Terhadap (2015) keputusan Pembelian smartphone Samsung” Metode Analisis Hasil Analisis Analisis regresi berganda dengan uji simultan (F), uji parsial (t), dan analis determinasi parsial (R2) Variabel bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen baik secara simultan maupun parsial. Pengujian hipotesis menggunakan Analisis regresi berganda, dengan bantuan program SPSS 20.00 for windows. Ada pengaruh secara simultan dan parsial antara variabel bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian. Uji analisis regresi linear berganda dan koefisien determinasi (R2) Hasil penelitian yang dilakukan secara simultan maupun parsial produk, harga, tempat dan promosi berpengaruh signiikan terhadap keputusan pembelian. Analisis regresi linear berganda, koefisien korelasi (R), koefisien determinasi (R2), uji F, dan uji t. Secara bersama-sama variabel produk, harga, tempat, dan promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung pada mahasiswa Admnistrasi Bisnis Universitas 46 5 6 Jacson R.S. Jurnal: “Kualitas Weenas Produk, Harga, (2013) Promosi Dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Comforta” Hendra Tesis: “Analisis Saputra pengaruh Bauran (2008) Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga Di Kota Medan” Mulawarman. Analisis regersi Hasil uji membuktikan berganda, uji t, bahwa kualitas produk, dan uji F. harga, promosi dan kualitas pelayanan mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. Pengujian hipoteses menggunakan analisis regresi linear berganda, uji F, dan uji t. 7 Wirawan Anuraga dan Sonang Sitohang (2015) Jurnal: “Pengaruh Produk, Harga Promosi Dan Merk Terhadap Keputusan Pembelian Ulang” Pengujian hipotesis menggunakan Analisis regresi linear berganda, uji F, dan koefisien determinasi parsial. 8 Muhammad Wimman Zulfikar (2011) Skripsi : “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian” Analisis regresi berganda, uji t, uji F, uji koefisien determinasi (R2) 9 Imam Jurnal: “Analisis Metode analisis Strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Secara parsial hanya satu variabel saja yaitu promosi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasil penelitian menunjukkan produk, harga, promosi dan merek berpengruh positif terhadap keputusan pembelian ulang kacang GALARASA di Surabaya, dimana variabel yang dominan adalah merek. Secara parsial variabel produk, harga, promosi dan distribusi terbukti secara positif dan signifikan mempengaruhi variabel keputusan pembelian, dimana pengaruh yang paling dominan adalah harga. Secara berturut-turut 47 Heryanto (2015) 10 11 12 Pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian serta implikasinya pada kepuasan pelanggan” deskriptif. Teknik analisis data menggunakan analisis jalur. pengaruh produk, harga, distribusi, dan promosi terhadap keputusan pembelian sebesar 25.95%, 21.37%, 19.02%, dan 18.36%. secara simultan berengaruh sebesar 84,70%. Sedangkan pengaruh variabel keputusan pembelian terhadap kepuasan pelanggan sebesar 87.60%. Jurnal: “Pengaruh Harga, Lokasi, Promosi Dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Toko Komputer Game Zone Mega Mall Manado” Hafrizal Jurnal: “Pengaruh Okta Ade Bauran Pemasaran Putra Jasa Terhadap (2012) Keputusan Pembelian Kartu Perdana Prabayar XL di Kota Padang” Analisis regresi linear berganda, uji F, uji t, koefisien determinasi berganda Hasil penelitian menunjukan secara simultan dan parsial Harga, Lokasi, Promosi dan Kulaitas Layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Sandy Sinambow Dan Irvan Trang (2015) Harry Gunawan Sanjaya (2014) Analisis 1. Produk, harga, deskriptif, promosi, dan bukti analisis jalur, uji fisik tidak t. berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kartu perdana prabayar XL di Kota Padang. 2. Distribusi, karyawan dan proses berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kartu perdana prabayar XL di Kota Padang. Jurnal: Pengaruh Metode penelitian Hasil penelitian Bauran Pemasaran bersifat deskriptif menunjukkan bahwa Terhadap dan verifikatif. bauran pemasaran yang Keputusan Teknik analiis terdiri dari location, 48 Pembelian data Masakan Jepang menggunakan Di Hayashi Teppan metode analisis jalur dengan menggunakan bantuan SPSS. Diuji dengan uji R2, uji F, uji t. 13 Alizar Hasan, et.all. (2014) Jurnal: “Analisis Hubungan Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Blackberry Dan Samsung Android” Pengujian dilakukan dengan uji korelasi Kendall Tau mengunakan software SPSS 15. 14 Pangrae Aldila Garinapuri (2015) Skripsi: “Analisis Faktor-Aktor Yang Mempengaruhi Keputusan Analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji pricing, product, promotion, dan relationship secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian masakan Jepang di Hayashi Teppan, secara parsial pricing yang berpengaruh paling dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel produk, harga dan promosi mempunyai korelasi yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen terhadap smartphone Blackberry. Namun variabel harga menjadi variabel yang sangat dominan berhubungan dengan keputusan pembelian konsumen. Sementara itu pada pada smartphone Samsung Android, hanya variabel produk dan harga yang mempunyai korelasi yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen, dan variabel produk menjadi variabel yang sangat dominan berhubungan dengan keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan analisis data tiap – tiap faktor keputusan pembelian mengalami gap negatif 49 Pembelian Dengan Menggunakan Importance Performance Analysis Pada Konsumen Laptop Asus Di Semarang” Selfi Skripsi: “Analisis 15 Stefani Pengaruh Iklan (2013) Televisi, Celebrity Endorser, Kualitas Produk Dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Pada Produk Kosmetik Berlabel Halal “Wardah” F. Kerangka Pemikiran validitas dan uji reliabilitas dan Importance Performance Analysis (IPA). (-), dimana faktor kualitas produk mengalami gap -0,65. Faktor Harga terjadi gap -0,55. Faktor Promosi 0,86. Dan pada faktor layanan purna jual 0,77. Menggunakan metode judgement sampling kemudian data diproses menggunakan analisa regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial dan simultan terbukti bahwa iklan televisi, celebrity endorser, kualitas produk dan citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian Pada dasarnya kerangka pemikiran diturunkan dari beberapa teori maupun knsep yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sehingga memunculkan asumsi-asumsi yang berbentuk bagan alur pemikiran, yang kemudian kalau mungkin dapat dirumuskan ke dalam hipotesis operasional atau hipotesis yang dapat diuji.101 Berikut kerangka pemikiran dalam penelitian ini. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Bauran Pemasaran (X) - Produk Harga Promosi Saluran Distribusi 101 Ibid., hlm. 60. Keputusan Pembelian (Y) 50 Gambar 2.1 menjelaskan bahwa bauran pemasaran yang merupakan kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran yang terdiri dari : produk, harga, tempat dan promosi diduga memiliki pengaruh terhadap keputusan konsumen untuk membeli suatu produk. Produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah smartphone Advan. Dengan kerangka pemikiran di atas, diharapkan dapat mempermudah untuk memahami apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. G. Hipotesis Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap tujuan penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran yang telah dibuat. 102 Kebenaran dari hipotesis harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Berikut hipotesis dalam penelitian ini. Ho1 : Bauran pemasaran tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Ha1 : Bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Ho2 : Bauran pemasaran tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian perspektif ekonomi Islam. Ha2 : Bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian perspektif ekonomi Islam. 102 Ibid, hlm. 62. 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Pendekatan Penelitian Metode penelitian adalah cara ilmiah (rasional, empiris, dan sistematis) yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin imu untuk melakukan penelitian.103 Sedangkan menurut Sugiono, metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.104 Penelitian sangat penting dilakukan, karena hanya dengan penelitianlah ilmu dapat dikembangkan secara ilmiah. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga-lembaga dan organisasi kemasyarakatan maupun lembaga-lembaga pemerintah.105 Penelitian lapangan dikerjakan dengan menggali data yang bersumber dari lokasi atau lapangan penelitian yaitu yang berkenaan dengan pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian smartphone Advan perspektif ekonomi Islam (Studi di Asean Gadget Bandar Lampung.). 103 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian – Bisnis & Ekonomi, Pustaka Baru Press, Yogyakarta, 2015, hlm. 10. 104 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Alfabeta , Bandung, 2014, hlm. 2. 105 .Ibid, hlm. 205 52 2. Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat analisis deskriptif, yaitu metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.106 Dalam penelitian ini metode deskriptif digunakan untuk mengkaji dan mengukur nilai rata-rata dari variabel bauran pemasran yakni produk, harga, promosi dan saluran distribusi terhadap keputusan pembelian smartphone Advan perspektif ekonomi Islam. B. Sumber Data Pada penelitian ini, digunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data107. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari konsumen atau masyarakat yang membeli Smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung. 2. Data sekunder Sumber data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data108. Data sekunder dalam penelitian ini 106 Ibid. hlm. 29. Ibid, hlm. 225 108 Ibid. 107 53 diperoleh dari buku-buku dan sumber literatur serta data-data terkait yang sesuai dengan topik yang diteliti. C. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode survey, dimana : 1. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.109 Dalam metode observasi ini pengamatan dilakukan secara langsung di toko Asean Gadget Bandar Lampung sebagai distributor resmi smartphone Advan untuk mendapatkan gambaran mengenai perilaku konsumen dalam pengambilan keputusannya. 2. Wawancara Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab lisan kepada pihak yang akan diteliti, yaitu orang-orang yang terkait.110 Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai sebagian dari sampel yaitu konsumen yang melakukan pembelian smartphone Advan di toko Asea Gadget Bandar Lampung dan juga karyawan. 3. Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawab.111 Kuisioner ini berisi pertanyaan atau 109 V. Wiratna, Op.Cit, hlm. 94 Ibid, hlm. 194 111 Ibid 110 54 pernyataan dengan jawaban alternatif yang berkenaan dengan pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian Smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung perspektif ekonomi Islam. Adapun skala yang dipakai adalah skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tetang fenomena sosial.112 Skala ini menggunakan 5 skor yaitu sebagai berikut113 : Sangat setuju(SS) = 5 Setuju (S) =4 Ragu-ragu (RG) =3 Tidak Setuju (TS) =2 Sangat tidak setuju (STS) =1 4. Dokumentasi Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.114 Dalam penelitian dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data yang bersumber dari dokumen tertulis maupun tidak tertulis sesuai dengan keperluan penelitian sekaligus pelengkap untuk mencari data-data yang lebih objektif dan konkrit. 112 Ibid, hlm. 104 Sugiyono, Op.cit. hlm. 95 114 Ibid , hlm.228 113 55 D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Polulasi ialah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya.115 Populasi penelitian ini mencakup konsumen yang membeli smartphone Advan selama satu minggu yang peneliti kumpulkan dari toko komputer Asean Gadget Bandar Lampung, yakni rata-rata 50 konsumen. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari sejumlah karekteristik yang dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian.116 Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling yakni teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.117 Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu atau kriteria-kriteria tertentu118. Pertimbangan yang dimaksudkan ialah hanya konsumen yang membeli smartphone Advan saja yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Apabila populasi penelitian berjumlah kurang dari 100 maka sampel yang diambil adalah semuanya, namun apabila populasi berjumlah lebih dari 100 115 V. Wiratna Sujarweni, Op.Cit, hlm. 80. Ibid.hlm.81. 117 Ibid. hlm. 87 118 Ibid. hlm. 88 116 56 maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.119 Karena populasi dalam penelitian ini kurang dari 100, maka sampel yang diambil adalah seluruh popolasi tersebut yakni 50 sampel. E. Teknik Pengolahan Data 1. Editing data adalah memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian instrumen pengumpulan data.120 Dari berbagai data yang telah dikumpulkan akan diteliti kembali untuk mengetahui apakah data tersebut cukup akurat sehingga hal tersebut dapat dipresentasikan dan dijelaskan dalam pemaparan penelitian ini. 2. Coding adalah proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap pertanyaan yang terdapat dalam instrumen pengumpulan data menurut variabelvariabel yang diteliti.121 Dalam melakukan pengkodean data, jawabanjawaban responden diklasifikasikan dengan memberikan kode tertentu berupa angka. 3. Tabulasi data adalah mencatat atau entri data ke dalam tabel induk penelitian.122 Dengan memasukkan data dalam bentuk tabel akan memudahkan kita dalam melakukan analisis. F. Teknik Analisa Data Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Dilihat dari 119 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm 134-135. 120 V. Wiratna Sujarweni, Op.Cit., hlm. 122 121 Ibid, hlm. 122 122 Ibid. 57 sifatnya penelitian ini bersifat deskriptif. Analisis deskriptif berusaha untuk menggambarkan berbagai karakteristik data yang berasal dari suatu sampel.123 Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengertian deskriptif yang dimaksudkan adalah penelitian yang menggambarkan peristiwa yang terjadi di lapangan apa adanya dalam hal ini tentang pengaruh variabel bauran pemasaran yakni produk, harga, promosi dan saluran distribusi terhadap keputusan pembelian smartphone Advan perspektif ekonomi Islam (Studi di Asean Gadget Bandar Lampung). 1. Uji Normalitas data Uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik, jika data tidak bertdistribusi nrmal dapat dipakai statistik non parametrik. 124 Statistik parametik mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. 125 2. Uji Validitas Hasil penelitian yang valid apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Jika pada tingkat 123 Ibid, hlm. 122 Ibid., hlm. 120 125 Sugiyono, Op.Cit., 172 124 58 signifikan 5% nilai r tabel < r hitung maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut valid. 126 3. Uji Reliabilitas Menurut Sugiyono, instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Setelah instrumen diuji validitasnya maka langkah selanjutnya yaitu menguji reliabilitas.127 Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai Alpha (a) > 0,60. 4. Alat Uji Hipotesis a. Analisis regresi linear sederhana Analisis regresi linear sederhana terdiri dari satu variabel dependen dan satu variabel independen.128 Adapun rumus regresi linear sederhana sebagai berikut.129 Rumus Y = a+bX Dimana: Y = Keputusan pembelian a = konstanta b = koefisien bauran pemasaran X = bauran pemasaran 126 Ibid, hlm. 121. Ibid, hlm. 124 128 V. Wiratna Sujarweni, Op.Cit, hlm. 117. 129 Sugiono, Op.Cit., hlm. 188. 127 59 b. Uji koefisien regresi (Uji t) Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial indiviual yang digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secara individual mempengaruhi variabel dependen (Y). 130 Hipotesis: Ho: tidak ada pengaruh antara variabel dependen terhadap variabel independen Ha: ada pengaruh antara variabel dependen terhadap variabel independen Kesimpulan: Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak Atau dapat pula sebagai berikut. Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima (Ho ditolak) atau dengan kata lain masing-masing dimensi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Sebaliknya apabila thitung < ttabel, maka Ho diterima (Ha ditolak) atau dengan kata lain masing-masing dimensi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi, tidak berpengaruh (signifikan) terhadap keputusan pembelian konsumen. 130 Ibid, hlm. 161 60 c. Koefiien determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui prosentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X). Tujuannya adalah untuk menghitung besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R2 maka semakin besar proporsi dari total variasi variabel depenen yang dapat dijeklaskan oleh variabel independen.131 131 Ibid, hlm. 228 61 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Smartphone Advan 1. Profil Smartphone Advan Di tengah maraknya industri teknologi komputer yang didominasi oleh Brand asing, kini Advan hadir sebagai wujud kebangkitan Brand lokal yang siap bersaing dengan para pemain asing. Banyaknya Brand asing yang menawarkan kecanggihan teknologi mereka dengan harga yang mahal, Advan membuat gebrakan, menawarkan berbagai produk komputer yang menggunakan berbagai teknologi terkini dengan harga yang sangat terjangkau, untuk dimiliki siapa saja. Pada tahun 2000 Advan berdiri di Jakarta, sebagai perusahaan elektronik berbasis teknologi komputer dengan range product meliputi; TV Plasma, Notebook, Deskbook, Tablet PC, SmartPhone dan digital accesoris (Speaker, USB, Flash Disk, Mp3, Mp4, UPS, dll). Jauh berbeda dengan brand lokal teknologi komputer lain, seiring berjalannya waktu Advan terus berkembang dan mendominasi pasar industri komputer lokal berkualitas internasional yang selalu konsisten mengeluarkan produkproduk berkualitas dengan teknologi terkini. Uji kualitas produk Advan dibuktikan dengan sudah diraihnya ISO 9001, yaitu bahwa kualitas produk-produk Advan sudah sesuai dengan standar Internasional. Bukan hanya itu saja, Advan juga sudah 62 mengantongi sertifikat ISO 14001 tentang produk ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. Advan merupakan produk dari Indonesia melalui PT Intech Surya Abadi. Ketika banyak produk asing menyajikan keunggulan teknologi yang harus dibayar dengan harga mahal, Advan sudah mendiverfikasi produknya menjadi beberapa jenis dengan harga sangat terjangkau. Advan kini memiliki pabrik perakitan smartphone sendiri, yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia sejak tahun 2009 dibawah manajemen PT Arga Mas Lestari. Tidak hanya itu, service center Advan sudah melebar ke 30 titik di Indonesia, salah satunya yang berada di Jl. Ki Maja, Ruko Way Halim Blok BB No.8 Bandar Lampung. Advan, sebagai brand lokal Indonesia telah memiliki berbagi penghargaan diantaranya; Menduduki urutan pertama Indonesia brand katagori Notebook (IDC survai tahun 2010), Teleplus fantastic gadget 2011, PC plus tablet terlengkap 2011, PC plus tablet terinovatif 2011, sinyal best technical support 2012, 'The most favorite brand' Indonesia Netizen Brand Champion 2013 Tahun 2015 diganjar tiga penghargaan sekaligus. Meliputi The Best Gaming Tablet, The Most Favourite Gaming Tablet dan The Best Performance Gaming Tablet. Melalui Tabletnya yakni Advan Barca Tab7 dan masih ada lagi penghargaan lainnya. Pada tahun 2014, Advan telah menjadi sponsor dalam acara bergengsi yakni Miss World 2014. Banyaknya penghargaan dan pengakuan yang diterima Advan, semakin menguatkan posisi Advan sebagai perusahaan berbasisis 63 komputer yang berpengalaman dan berkualitas dengan purna jual yang stabil. 2. VISI Menjadi perusahaan teknologi informasi Indonesia dengan merek dan produk terdepan. 3. MISI - Menciptakan manajemen mutu berstandar global. - Menciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi. - Meningkatkan inovasi produk sesuai permintaan pasar. - Meningkatkan nilai invetasi untuk menjadi perusahaan berskala nasional. - Meningkatkan kualitas pelayanan dan menawarkan nilai terbaik kepada pelanggan. 4. NILAI-NILAI PERUSAHAAN : - Integritas - Disiplin - Rendah Hati - Costumer Focus132 132 www.advandigital.com dan sumber lainnya yang terkait 64 B. Gambaran umum responden Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 50 orang yang merupakan jumlah populasi dari pembeli smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung selama seminggu dari tanggal 24–30 Oktober 2016. Karakteristik responden didapat dari data diri responden yang berupa jenis kelamin, usia, pekerjaan, dan penghasilan. 1. Jenis kelamin Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 24 48.0 % Perempuan 26 52.0% Jumlah 50 100.0% Sumber: Data Primer Diolah, 2016 Berdasarkan Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden paling banyak adalah perempuan sebanyak 26 responden (52.0%) dan responden laki-laki sebanyak 24 responden (42.0%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang membeli smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung adalah wanita. 2. Usia Tabel 4.2 Usia Responden Usia Frekuensi <20 tahun 9 20-30 tahun 29 30-40 tahun 6 >40 tahun 6 Jumlah 50 Sumber: Data primer diolah, 2016 Persentasi 18.0% 58.0% 12.0% 12.0% 100.0% 65 Berdasarkan pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang terkumpul berdasarkan usianya adalah berusia <20 tahun sebanyak 9 responden (18.0%), usia 20-30 tahun sebanyak 29 responden (58.0%), usia 30-40 tahun sebanyak 6 responden (12.0%) dan usia >40 tahun sebanyak 6 responden (12.0%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang membeli smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung adalah berusia 20-30 tahun. 3. Pekerjaan Tabel 4.3 Pekerjaan Responden Pekerjaan Frekuensi Persentase Pelajar/Mahasiswa 23 46.0% Wiraswasta 15 30.0% Pegawai Negeri 7 14.0% Lain-lain 5 10.0% Jumlah 50 100.0% Sumber: Data primer diolah, 2016 Berdasarkan Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang terkumpul berdasarkan pekerjaan adalah pelajar/mahasiswa sebanyak 23 responden (46.0%), wiraswasta sebanyak 15 responden (30.0%), pegawai negeri sebanyak 7 responden (14.0.%) dan lain-lain sebanyak 5 responden (10.0%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang membeli smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung merupakan pelajar/mahasiswa. 66 4. Penghasilan Tabel 4.4 Penghasilan Responden Penghasilan Frekuensi <Rp 1.000.000 19 Rp 1.000.000 – Rp2.000.000 12 Rp 2.000.000 – Rp3.000.000 12 >Rp 3.000.000 7 Jumlah 50 Sumber: Data primer diolah, 2016 Persentase 38.0% 24.0% 24.0% 14.0% 100.0% Berdasarkan Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah responden yang terkumpul berdasarkan penghasilannya adalah <Rp 1.000.000 sebanyak 19 responden (38.0%), Rp1.000.000 – Rp2.000.000 sebanyak 12 responden (24.0%), Rp2.000.000 - Rp3.000.000 sebanyak 12 responden (24.%) dan >Rp3.000.000 sebanyak 7 responden (14.0%). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang membeli smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung memiliki penghasilan <Rp1.000.000. C. Gambaran Distribusi Jawaban Responden Distribusi jawaban responden yang didapat dari hasil penyebaran kuisioner pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung adalah sebagai berikut. 1. Bauran Pemasaran (X) Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Bauran Pemasaran Jawaban No 1 2 3 4 5 Item P1 P2 P3 P4 P5 SS F 10 7 9 5 16 S % 20 14 18 10 32 F 27 28 31 35 26 RR % 54 56 62 70 52 F 5 13 8 8 6 TS % 10 26 16 16 12 F 8 2 2 1 2 % 16 4 4 2 4 F 0 0 0 1 0 STS % 0 0 0 2 0 Total F % 50 100 50 100 50 100 50 100 50 100 67 6 P6 7 P7 8 P8 9 P9 10 P10 11 P11 12 P12 13 P13 Rata-rata 16 17 18 3 5 5 9 10 10 32 34 36 6 10 10 18 20 20 27 19 20 25 25 27 28 24 26 54 38 40 50 50 54 56 48 53 5 6 5 14 9 12 8 6 8 10 12 10 28 18 24 16 12 16 2 6 7 6 9 5 4 4 4 4 12 14 12 18 10 8 8 9 0 2 0 2 2 1 1 6 1 0 4 0 4 4 2 2 12 2 50 50 50 50 50 50 50 50 50 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Sumber: Data primer diolah, 2016 Berdasarkan data pada tabel diatas, sebagian besar rata-rata responden memberikan jawaban setuju yaitu sebanyak 26 orang atau 53% responden, sebanyak 10 orang atau 20% responden menyatakan sangat setuju, selanjutnya 8 orang atau 16% responden menyatakan ragu-ragu, kemudian sebanyak 4 orang atau 9% responden menyatakan tidak setuju, dan 1 orang atau 2% responden menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil tersebut jika dikaitkan dengan teori yang digunakan penulis, maka disimpulkan bahwa bauran pemasaran memiliki pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung. 2. Keputusan Pembelian (Y) Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Keputusan Pembelian Jawaban No Item 1 P14 2 P15 3 P16 4 P17 5 P18 Rata-rata SS F 10 7 9 5 16 9 S % 20 14 18 10 32 19 F 27 28 31 35 26 29 RR % 54 56 62 70 52 59 F 5 13 8 8 6 8 Sumber: Data primer diolah, 2016 TS % 10 26 16 16 12 16 F 8 2 2 1 2 3 % 16 4 4 2 4 6 STS F % 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 Total F % 50 100 50 100 50 100 50 100 50 100 50 100 68 Berdasarkan data pada tabel diatas, sebagian besar rata-rata responden memberikan jawaban setuju yaitu sebanyak 29 orang atau 59% responden, sebanyak 9 orang atau 19% responden menyatakan sangat setuju, selanjutnya 8 orang atau 16% responden menyatakan ragu-ragu, kemudian sebanyak 3 orang atau 6% responden menyatakan tidak setuju, dan tidak ada orang atau 0% responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil tersebut jika dikaitkan dengan teori yang digunakan penulis, maka disimpulkan bahwa keputusan konsumen dalam membeli smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung dilakukan dengan melaui lima tahap yaitu konsumen mengenali hal yang dibutuhkan, kemudian mencari informasi melalui beberapa referensi, melakukan evaluasi terhadap produk dengan membandingkan produk lain, melakukan pembelian dan setelah merasa puas akan produk tersebut akan merekomendasikannya kepada orang lain. D. Hasil dan Pembahasan 1. Uji validitas dan Reliabilitas a. Uji validitas Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner itu sendiri. Uji signifikan dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel untuk degre of freedom (df) = n-2 (n adalah jumlah 69 sampel).133 Jumlah sampel (n) dalam penelitian ini adalah 50 dan tingkat signifikasi 0.05 (5%), maka r hitung pada penelitian ini adalah 0.238 (0.05; 50-2=48). Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Bauran Pemasaran Item r hitung r tabel Keterangan P1 0.530 0.238 Valid P2 0.566 0.238 Valid P3 0.574 0.238 Valid P4 0.560 0.238 Valid P5 0.509 0.238 Valid P6 0.649 0.238 Valid P7 0.774 0.238 Valid P8 0.733 0.238 Valid P9 0.587 0.238 Valid P10 0.395 0.238 Valid P11 0.604 0.238 Valid P12 0.668 0.238 Valid P13 0.748 0.238 Valid Sumber: Data primer diolah, 2016 Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan bauran pemasaran dalam kuisioner mempunyai nilai r hitung > r tabel 0.238, maka pertanyaan tersebut valid. Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Item r hitung r tabel Keterangan P14 0.530 0.238 Valid P15 0.774 0.238 Valid P16 0.514 0.238 Valid P17 0.566 0.238 Valid P18 0.404 0.238 Valid Sumber: Data primer diolah, 2016 133 V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian – Bisnis & Ekonomi, Pustaka Baru Press, Yogyakarta, 2015, hlm. 165 70 Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan keputusan pembelian dalam kuisioner mempunyai nilai r hitung > r tabel 0.238, maka pertanyaan tersebut valid. b. Uji reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid. Suatu kuisioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki Cronbach Alpha >0,60.134 Perhitungan nilai koefisien untuk instrumen penelitian yang digunakan diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Bauran Pemasaran Minimal Cronbanch Item Cronbanch Keterangan Alpha Alpha P1 0.915 0.60 Reliabel P2 0.914 0.60 Reliabel P3 0.914 0.60 Reliabel P4 0.914 0.60 Reliabel P5 0.915 0.60 Reliabel P6 0.912 0.60 Reliabel P7 0.908 0.60 Reliabel P8 0.909 0.60 Reliabel P9 0.913 0.60 Reliabel P10 0.919 0.60 Reliabel P11 0.913 0.60 Reliabel P12 0.911 0.60 Reliabel P13 0.909 0.60 Reliabel Sumber: Data primer diolah, 2016 134 V. Wiratna Sujarweni, Ibid., hlm 169 71 Berdasarkan tabel diatas, seluruh item pertanyaan dalam kuisioner bauran pemasaran mempunyai Cronbach Alpha >0.60, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut dinyatakan reliabel. Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian Minimal Cronbanch Cronbanch Item Keterangan Alpha Alpha P14 0.915 0.60 Reliabel P15 0.908 0.60 Reliabel P16 0.915 0.60 Reliabel P17 0.914 0.60 Reliabel P18 0.917 0.60 Reliabel Sumber: Data primer diolah, 2016 Berdasarkan tabel diatas, seluruh item pertanyaan dalam kuisioner keputusan pembelian mempunyai Cronbach Alpha >0.60, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian tersebut dinyatakan reliabel. 2. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan adalah data yang memiliki distribusi normal.135 Normalitas data dapat dilihat dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan alat ukur SPSS 17.0 sebagai berikut. 135 hlm. 52. V. Wiratna Sujarweni, SPSS Untuk Penelitian, Pustaka Baru Pers, Yogyakarta, 2015, 72 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Bauran Pemasaran One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test bauran pemasaran N 50 Normal Parameters a,,b Most Extreme Differences Mean 49.28 Std. Deviation 8.018 Absolute .165 Positive .069 Negative -.165 Kolmogorov-Smirnov Z 1.166 Asymp. Sig. (2-tailed) .132 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data primer diolah, 2016 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal karena tingkat signifikannya sebesar >0.05 yaitu sebesar 0.132. Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Keputusan Pembelian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test keputusan pembelian N Normal Parameters 50 a,,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Mean 18.24 Std. Deviation 2.994 Absolute .122 Positive .082 Negative -.122 .861 73 Asymp. Sig. (2-tailed) .449 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Data primer diolah, 2016 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi normal karena tingkat signifikannya sebesar >0.05 yaitu sebesar 0.449. 3. Hasil Uji Hipotesis a. Teknik Analisis Regresi Linear Sederhana Pengujian hipotesis dalam peelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana. Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk memprediksi atau menguji pengaruh satu variabel bebas atau variabel independent terhadap variabel dependent. Regresi sederhana dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini: Tabel 4.13 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana Bauran Pemasaran Coefficientsa Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error 1 (Constant) 4.557 1.798 2.534 .015 bauran pemasaran .278 .036 .744 7.707 .000 a. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: Data primer diolah, 2016 Beta t Sig. 74 Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan mengenai hubungan antara bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian dimana artinya nilai a=4.557 jika bauran pemasaran adalah 0 maka, keputusan pembelian sebesar 4.557. Koefisien regresi bauran pemasaran sebesar 0.278, artinya adalah jika bauran pemasaran mengalami peningkatan sebesar 1% maka keputusan pembelian akan mengalami peningkatan sebesar 0.278%. Koefisien bernilai positif berarti terjadi hubungan positif antara bauran pemasaran dan keputusan pembelian. Semakin bagus bauran pemasaran yang dilakukan, maka preferensi keputusan pembelian konsumen akan semakin meningkat. Begitupun sebaliknya, semakin buruk bauran pemasaran maka preferensi keputusan pembelian akan semakin berkurang. Data diatas menunjukkan bahwa nilai signifikannya adalah 0.000, dimana sig 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian. Persamaan regresi yang diperoleh berdasarkan hasil data pada tabel coefficient regresi sederhana bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian adalah sebagai berikut: Y=4.557 + 0.278X 75 b. Uji t (uji parsial) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi dimensi bauran pemasaran (X) yaitu produk, harga, promosi dan saluran distribusi masing-masing berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sebelum menyimpulkan hipotesis yang diterima atau ditolak, terlebih dahulu menentukan ttabel dengan tingkat signifikansi 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dan derajat kebebasan (df) n – k – 1 atau 50 – 2 – 1 = 47. Dengan pengujian dua sisi tersebut hasil yang diperoleh untuk ttabel sebesar 2,012. Berikut tabel hasil uji regresi linear sederhana pada masing-masing dimensi bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian. Tabel 4.14 Hasil uji t Dimensi Bauran Pemasaran Dimensi thitung ttabel Keterangan Produk 6.111 2.012 Berpengaruh signifikan Harga 7.296 2.012 Berpengaruh signifikan Promosi 3.272 2.012 Berpengaruh signifikan Saluran Distribusi 5.574 2.012 Berpengaruh sinifikan Sumber: Data primer diolah, 2016 Berdasarkan hasil tersebut maka thitung pada dimensi produk, harga, promosi dan saluran distribusi masing-masing lebih besar dari ttabel yaitu 2,012 artinya semua dimensi bauran pemasaran berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. 76 c. Uji R2 (uji determinasi) Tabel 4.15 Hasil Uji Determinasi Regresi Linear Sederhana Bauran Pemasaran Model Summaryb Model R R Square a 1 .744 Adjusted R Square .553 .544 Std. Error of the Estimate DurbinWatson 2.022 1.810 a. Predictors: (Constant), bauran pemasaran b. Dependent Variable: keputusan pembelian Sumber: Data primer diolah, 2016 Berdasarkan pada hasil tabel summary, bahwa nilai R Square bauran pemasaran = 0.553 atau 55.3%. Dengan adanya nilai R Square tersebut dijelaskan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh bauran pemasaran sebesar 55.3% sisanya 44.7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini berarti 55.3% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi. 4. Pembahasan a. Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen dalam membeli smartphone Advan di Asean Gadget Bandar Lampung. Hal ini sesuai dengan teori Kotler yang menyatakan bahwa bauran pemasaran merupakan kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan 77 perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Muhamad Jauharul Mawahib yang menyatakan bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen untuk produk smartphone Samsung pada mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman. Secara parsial, dimensi produk pada bauran pemasaran memiliki pengaruh secara siginifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 6.111. Berdasarkan uji statistik dapat dijelaskan bahwa instrumen produk seperti merek, kualitas, fitur, desain, garansi dan servis berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli smartphone Advan yang ada di Toko Asean Gadget Bandar Lampung. Hasil ini sesuai dan memperkuat penelitian sebelumnya khususnya penelitian dari Muhammad Jauharul Mawahib bahwa produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian untuk produk smartphone Samsung pada mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman. Hasil penelitian juga menunjukkan ada pengaruh secara parsial harga terhadap keputusan pembelian sebesar 7.296. Berdasarkan uji statistik dapat dijelaskan bahwa instrumen harga seperti harga sesuai dengan kualitas, harga bersaing, dan harga terjangkau berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli smartphone Advan yang ada di Toko Asean Gadget Bandar Lampung. Hasil ini tidak 78 sesuai dengan penelitian dari Muhammad Jauharul Mawahib yang menyatakan bahwa harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian untuk produk smartphone Samsung pada mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman. Hasil penelitian juga menunjukkan ada pengaruh secara parsial promosi terhadap keputusan pembelian sebesar 3.272. Berdasarkan uji statistik dapat dijelaskan bahwa instrumen promosi seperti format iklan yang menarik, promosi penjualan dalam berbagai event dan informasi yang menarik dan lengkap tentang produk berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli smartphone Advan yang ada di Toko Asean Gadget Bandar Lampung. Hasil ini sesuai dengan penelitian dari Muhammad Jauharul Mawahib yang menyatakan bahwa promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian untuk produk smartphone Samsung pada mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman. Hasil penelitian juga menunjukkan ada pengaruh secara parsial saluran distribusi terhadap keputusan pembelian sebesar 5.574. Berdasarkan uji statistik dapat dijelaskan bahwa instrumen saluran distribusi seperti lokasi penjualan mudah ditemukan dan lokasi service center yang mudah ditemukan berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli smartphone Advan di toko Asean Gadget Bandar Lampung. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian dari Muhammad Jauharul Mawahib yang menyatakan bahwa ditribusi tidak 79 berpengaruh terhadap keputusan pembelian untuk produk smartphone Samsung pada mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman. Dari keempat dimensi bauran pemasaran, diketahui bahwa dimensi yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone Advan di toko Asean Gadget Bandar Lampung adalah harga. Dapat dilihat bahwa nilai tertinggi standart koefisien beta adalah 0.725 pada dimensi harga. standart koefisien beta yaitu digunakan untuk melihat pentingnya masing-masing variabel bebas secara relatif, dan hanya dapat diintepretasikan dalam kontek variabel yang lain dalam persamaan regresi. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Jauharul Mawahib karena didapat bahwa produk yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung pada mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman. Hal ini menunjukkan bahwa harga yang ditawarkan oleh smartphone Advan di toko Asean Gadget Bandar Lampung berhasil menarik minat konsumen untuk membeli serta menggunakannya. Karena terbukti dengan harga yang lebih murah dan terjangkau oleh semua kalangan memiliki pengaruh besar bagi konsumen untuk membeli sebuah produk. 80 b. Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian perspektif ekonomi Islam Pemasaran memainkan peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen, disamping pencapaian tujuan perusahaan. Dalam memenuhi tujuan ini, seorang pemasar muslim harus memastikan bahwa semua aspek kegiatan pemasaran, seperti perencanaan barang dan jasa, harga dan strategi distribusi, seperti halnya teknik promosi yang digunakan, haruslah sesuai dengan tuntunan al-Quran dan as-Sunnah. Tidak hanya bagi pemasar, seorang konsumen pun harus dapat mengetahui apa, bagaimana dan mengapa ia membeli sebuah produk khususnya smartphone Advan. Hal ini membuat perusahaan yang memiliki smartphone Advan yaitu PT Intech Surya Abadi untuk melakukan sebuah strategi pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi yang sering disebut bauran pemasaran. Salah satu strategi yang digunakan adalah dengan mendistribusikan ke toko-toko, salah satunya adalah di Asean Gadget Bandar Lampung. Tujuannya adalah untuk menjangkau seluruh masyarakat dan menarik minat masyarakat untuk membeli produk yang ditawarkannya khususnya smartphone Advan. Seorang konsumen muslim pun harus dapat mengasumsikan fungsi daya guna barang yang akan dibelinya bukan hanya karena menuruti keinginan dan hawa nafsunya, serta dapat membedakan antara yang bathil dengan yang haq, antara yang baik dengan yang buruk, dengan 81 tujuan agar tidak terdapat penyesalan dikemudian hari. Sebagaimana telah dijelaskan dalam QS. Al Ma’ idah{5}:100. َ ‫َو‬ "Katakanlah: Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan"(Q.S. Al Maidah{5}:100) a. Produk Produk yang ditawarkan haruslah susuai selera dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Disamping itu, Islam mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan produk tersebut. Barang yang dijual harus terang dan jelas kualitasnya, sehingga pembeli dapat dengan mudah memberi penilaian. Kualitas barang harus sesuai dengan yang ditawarkan. Tidak boleh menipu kualitas dengan jalan memperlihatkan yang baik bagian luarnya, dan menyembunyikan yang jelek pada bagian dalam. Produk smartphone Advan yang ada di Toko Asean Gadget Bandar Lampung memiliki merek yang bagus, kualitas yang baik, fitur yang mudah digunakan dan desain yang bagus serta memberikan pelayanan servis dan garansi. Artinya smartphone Advan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga membeli produk tersebut. Responden yang membeli rata- 82 rata berusia 20-30 tahun, dimana usia ini merupakan usia produktif. Di usia ini, orang-orang membutuhkan alat yang dapat memudahkan aktifitasnya dengan kualitas yang baik tidak hanya untuk berkomunikasi tetapi juga untuk memperlancar pekerjaannya. Selain itu, konsumen merasa puas dan tidak dibohongi mengenai produk yang dibeli. Hal ini sejalan dengan hadits Rosulullah sebagai berikut Muhammad bersabda, “Dua orang yang berjual beli, masingmasing mempunyai hak pilih (untuk meneruskan jual beli atau tidak) selama keduanya masih belum berpisah. Jika keduanya berlaku jujur dan berterus terang menjelaskan (keadaan barang yang diperjualbelikan), maka keduanya mendapat berkat dengan jual beli mereka tetapi jika mereka berdusta dan menyembunyikan cacat, hilanglah berkat jual beli mereka.” (HR. Muslim, dari Hakim bin Hizam Ra.) Dari hadits tersebut, dapat disimpulkan bahwa produk smartphone Advan telah sesuai dengan prinsip ekonomi Islam karena kualitas barang sesuai dengan yang ditawarkan. b. Harga Dalam ajaran syariah tidak dibenarkan mengambil keuntungan sebesar-besarnya, tapi harus dalam batas-batas kelayakan. Harga harus mencerminkan manfaat bagi pembeli dan penjualan secara adil, yaitu penjual memperoleh keuntungan yang normal, tidak berlebih-lebihan tidak pula merendah-rendahkan, pembeli memperoleh manfaat yang setara dengan harga yang dibayarnya. Dalam melakukan jual beli, harga harus sesuai dengan nilai suatu 83 barang. Dalam QS. Al Furqon{25}: 67 telah disebutkan sebagai berikut. ‫إ ِ َذ‬ “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al Furqon:{25}: 67). Berdasarkan hadits tersebut diatas, harga smartphone Advan yang ada di toko Asean Gadget Bandar Lampung sudah sesuai dengan ekonomi Islam. Responden yang membeli smartphone Advan rata-rata memiliki adalah pelajar/mahasiswa dengan memiliki penghasilan (uang saku) rata-rata <Rp 1.000.000,- Ini menunjukkan bahwa harga produk sesuai dengan kualitasnya, harga yang relatif murah dan mampu dijangkau oleh semua kalangan termasuk kalangan menengah ke bawah, baik laki-laki maupun perempuan. Dalam hal ini berarti harga smartphone Advan yang ada di toko Asean Gadget Bandar Lampung telah memenuhi kebutuhan konsumen. Kebutuhan yang dimaksud disini ialah konsumen rela membeli suatu barang dengan tingkat harga yang berbeda-beda sesuai dengan kualitas harga. c. Promosi Promosi haruslah menggambarkan secara riil apa yang ditawarkan dari produk-produk atau servis-servis perusahaan 84 tersebut. Promosi yang tidak sesuai dengan kualitas atau kompetensi, contohnya promosi yang menampilkan imajinassi yang terlalu tinggi bagi konsumennya adalah termasuk dalam praktik penipuan dan kebohongan. “Sumpah yang diucapkan untuk melariskan perniagaan dapat merusak keuntungan.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah Ra.) Berdasarkan hadis tersebut, promosi yang dilakukan smartphone Advan yang ada di toko Asean Gadget Bandar Lampung sudah sesuai dengan ekonomi Islam. Terbukti dengan jawaban responden yang menyatakan bahwa produk tidak melanggar norma-norma Islam, mampu menampilkan iklan yang menarik, tidak menipu dan berbohong, tidak menjelek-jelekan produk lain, transparan serta memberikan pelayanan dengan baik. Sehingga konsumen tertarik untuk membeli smartphone Advan di toko Asean Gadget Bandar Lampung. d. Saluran Distribusi Penentuan lokasi dan distribusi serta sarana dan prasarana pendukung menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan agar konsumen mudah menjangkau setiap lokasi yang ada. Demikian pula sarana dan prasarana harus memberikan rasa yang aman dan nyaman kepada seluruh konsumennya sehingga konsumen tidak merasa di dzolimi. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. Thaha{20}: 112. 85 Artinya: “Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya.” (QS. Thaha{20}: 112) Saluran distribusi smartphone Advan sudah sesuai dengan prinsip ekonomi Islam, hal ini dapat dilihat dari jawaban konsumen bahwa konsumen cukup mudah untuk menjangkau lokasi penjualan produk, lokasi servise center smartphone Advan mudah ditemukan sehingga konsumen merasa puas dengan kenyamanan, keramahan, dan keamanan karena sarana dan prasarana yang cukup terpenuhi dan medukung konsumen untuk membeli smartphone Advan di toko Asean Gadget Bandar Lampung. Secara umum bauran pemasaran yang dilakukan smartphone Advan di toko Asean Gadget Bandar Lampung mampu memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen sehingga konsumen merasa puas baik dari produk, harga, promosi yang dilakukan dan saluran distribusi smartphoen Advan. Oleh karena itu, bauran pemasaran yang dilakukan di toko Asean Gadget Bandar Lampung sudah sesuai dengan ekonomi Islam. 86 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian smartphone Advan perspektif ekonomi Islam, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Bauran pemasaran berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Advan dengan nilai koefisien determinasinya sebesar 55.3%, sisanya 44.7% dipengaruhi oleh faktor lain seperti brand image, pengetahuan produk, dan lain sebagainya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dimensi yang memiliki pengaruh paling besar adalah harga. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Muhamad Jauharul Mawahib yang menyatakan bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen untuk produk smartphone Samsung pada mahasiswa Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman. 2. Dalam perspektif ekonomi Islam, secara umum bauran pemasaran yang dilakukan smartphone Advan di toko Asean Gadget Bandar Lampung mampu memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen dan konsumen merasa puas baik dari produk, harga, promosi yang dilakukan dan saluran distribusi smartphone Advan. Sehingga, bauran pemasaran yang dilakukan sudah sesuai dengan ekonomi Islam. 87 B. Saran 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa produk, harga, promosi dan saluran distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian smartphone Advan. Oleh karena itu, bagi perusahaan diharapkan dapat mempertahankan serta meningkatkan strategi bauran pemasaran secara berkala. Dimensi harga secara parsial memiliki perngaruh dominan dibanding dimensi lain, maka disarankan agar perusahaan selalu memonitor harga yang ditetapkan, agar harga tersebut tidak terlalu tinggi, serta meningkatkan kualitas produknya, sehingga konsumen akan lebih menarik minat konsumen untuk dapat membeli dan memiliki smartphne Advan. Perusahaan juga diharapkan dapat memperhatikan faktor lain seperti menambahkan desain dan fitur yang bagus, mengadakan pameran di berbagai event dengan promo beragam dan lebih menarik, mempercepat pelayanan servis dan garansi dan lain sebagainya yang dinilai akan mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produknya serta mampu bersaing dengan perusahaan lain. 2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian lebih dalam dan luas mengenai permasalahan pemahaman pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan pembelian dengan sampel yang lebih besar, metode lain dan menambah variabel-variabel lain seperti pengetahuan konsumen akan citra merek produk, pengetahuan top branding produk, loyalitas pelanggan terhadap mempengaruhi tingkat penjualan. merek, dan lain-lain yang dapat 88 DAFTAR PUSTAKA Buku Al Arif, M. Nur Rianto, Pengantar Ekonomi Syariah Teori dan Praktik, Pustaka Setia, Bandung, 2015. Alma, Buchari, Kewirausahaan, Alabeta, Bandung, 2006. Anoraga, Pandji, Manajemen Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta, 2009. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 2010 Assauri, Sofjan, Manajemen Pemasaran, Rajawali Pers, Jakarta, 2011 -------, Strategic Marketing : Sustaining Lifetime Custumer Value-Edisi 1, Rajawali Pers, Jakarta : 2012. Departemen Agama RI, Al-Qur’ an dan Terjemahnya, Diponegoro, Bandung, 2005. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indnesia, Pusat Bahasa Edisi Keempat, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2011. Gunara, Thorik dan Utus Hardiono Sudibyo, Marketing Muhammad, Madania Prima, Bandung, 2008. Hartimbul, Nembah F., Bandung, 2011. Manajemen Pemasaran, cetakan 1, Yrama Widya, Hermawan, Agus, Komunikasi Pemasaran, Erlangga, Jakarta, 2012. Jain, Subhash C., Manajemen Pemasaran Internasional, Edisi 5, Erlangga, Jakarta, 2001. Kasmir, Kewirausahaan, Edisi Revisi, Rajawali Pers, Jakarta, 2011. -------, Manajemen Perbankan, Raja Grafindo, Jakarta, 2000. Kertajaya, Hermawan, Hermawan Kartajaya on Marketing mix, PT Mizan Pustaka, Bandung, 2006. ------- dan Muhammad Syakir sula, Syariah Marketing, Mizan, Bandung, 2006. 89 Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid 2 terjemahan oleh Benjamin Molan, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2007. -------, Manajemen Pemasaran, Jilid 2, Edisi Ke 13, Jakarta, Erlangga, 2009. ------- dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2008. ------- dan Gary Armstrong, Prinsiples of Marketing, Alih Bahasa Bob Sabran, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi keduabelas, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2008. Madnasir, dan Khoiruddin, Etika Bisnis Dalam Islam, Seksi Penerbitan Fakultas Syariah IAIN Raden Intan Lampung, Bandar Lampung, 2012. Mursid, M., Manajemen Pemasaran Edisi 1 , Bumi Aksara, Jakarta, 2014 Rivai, Veithzal dan Andi Buchari, Islamic Economics : ekonomi syariah bukan opsi tetapi solusi, , Bumi Aksara, Jakarta, 2013. Sumarni, Murti & John Soeprihanto, Pengantar Bisnis : Dasar-Dasar Ekonomi Perusahaan, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta, 2003. Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah, Perilaku Konsumen-Pendekatan Praktis Disertai Himpunan Jurnal Penelitian, Andi, Yogyakarta, 2013. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D, Alfabeta, Bandung, 2014. Sunyoto, Danang, Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran (Konsep, Strategi dan Kasus), CAPS, Yogyakarta, 2014 Suprayitno, Eko, Ekonomi Islam, Edisi pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005. Sujarweni, V. Wiratna, Metodologi Penelitian – Bisnis & Ekonomi, Pustaka Baru Press, Yogyakarta, 2015. _______, SPSS Untuk Penelitian, Pustaka Baru Pers, Yogyakarta, 2015. Syakir Sula, Muhammad, Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan Sistem Opersional. Gema Insani, Bandung, 2004. 90 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung, Bandar Lampung, 2010. Wibowo, Sukarno dan Dedi Supriadi, Ekonomi Mikro Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2013 Jurnal Anuraga, Wirawan dan Sonang Sitohang, “ Pengaruh Produk, Harga, Promosi, dan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Ulang”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen , Volume 4, Nomor 10, Oktober 2015 Hariadi, Doni, “Pengaruh Produk, Harga, Promosi dan Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Projector Microvision”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vo. 1 No.8, 2012. Kadek Suarjana, I; I Wayan Suwendra, dan Ni Nyoman Yulianthini, “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Di Indomaret Kecamatan Tampaksiring-Gianyar”, Jurnal Manajemen, Vol. 2 Tahun 2014 Mawahib, Muhammad Jauharul, “Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Samsung”, Ejournal Administrasi Bisnis, Vol. 4, No. 3, 2015. R.S. Weenas, Jackson, “Kualitas Produk, Harga, Promosi dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Comforta”, Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis, dan Akuntansi, Vol.1 No.4, 2013. Ulus, Algrina Agnes, “Bauran Pemasran Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Daihatsu Pada PT Astra Internasional Manado”, Jurnal EMBA,Vol.1 No.4 Desember 2013 Skripsi dan Tesis Zulfikar, Muhammad Wimman, Skripsi : Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian, Universitas Diponegoro, 2011. Saputra, Hendra, Tesis: Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Teh Celup Sariwangi Oleh Konsumen Rumah Tangga di Kota Medan, Universitas Sumatra Utara, 2008. Melalui Website : 91 http://www.advandigital.com/catalog/page/view/id/about-us , diakses pada 10 Juli 2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Advan diakses pada 10 Juli 2016 https://id.wikipedia.org/wiki/Ponsel_cerdas diakses pada 10 Juli 2016 Mailanto, Arsan, “Advan Barca Tab 7 Sabet Tiga Penghargaan Sekaligus”, dalam http://autotekno.sindonews.com/read/975459/122/advan-barca-tab-7-sabettiga-penghargaan-sekaligus-1426130865, diakses pada 10 Juli 2016. NN, “Asia-Pacific Boasts More Than 1 Billion Smartphone Users” dalam http://www.emarketer.com/Article/Asia-Pacific-Boasts-More-Than-1Billion-Smartphone-Users/1012984 , diakses 10 Juli 2016. Press Release, “Indonesia Smartphone Market Ends the Year on a High Note in 2015Q4, says IDC Indonesia” dalam https://www.idc.com/getdoc.jsp?containerId=prAP41041116 , diakses pada 10 Juni 2016. Nurwiyana, Wiwin, “Advan Vandroid T5C Menemani Aktivitas ' Perfect in Every Detail’”, dalam http://www.kompasiana.com/wi2n/advan-vandroid-t5cmenemani-aktivitas-perfect-in-every-detail_54f77699a3331145668b459d, diakses pada 10 Juli 2016