Academia.eduAcademia.edu

Bindo

Masa anak-anak yaitu masa di mana terjadinya kelabilan jiwa karena telah memasuki fase dari anak-anak menuju fase remaja. Pada perkembangan manusia, terdapat tuntutan-tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, jika tidak maka akan menimbulkan dampak yang berkelanjutan. Anak-anak pun juga seperti itu, jika tuntutan itu tidak dipenuhi, maka akan menimbulkan dampak yang signifikan dalam perkembangannya menuju keremajaan. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok di seluruh dunia ini 47% adalah populasi pria sedangkan 12% adalah populasi wanita dengan berbagai kategori umur. Berbagai alasan orang merokok beraneka ragam, di kalangan anak-anak ini adalah faktor gengsi dan agar disebut " jagoan " , malahan ada satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu " ada ayam jago di atas genteng, tidak merokok tidak ganteng ". Adapun berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok di atas biasanya kalah atau dibilangin teman-temannya " anak mama " , seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masa anak-anak yaitu masa di mana terjadinya kelabilan jiwa karena telah memasuki fase dari anak-anak menuju fase remaja. Pada perkembangan manusia, terdapat tuntutan-tuntutan psikologis yang harus dipenuhi, jika tidak maka akan menimbulkan dampak yang berkelanjutan. Anak-anak pun juga seperti itu, jika tuntutan itu tidak dipenuhi, maka akan menimbulkan dampak yang signifikan dalam perkembangannya menuju keremajaan. Kebiasaan merokok telah menjadi budaya di berbagai bangsa di belahan dunia. Mayoritas perokok di seluruh dunia ini 47% adalah populasi pria sedangkan 12% adalah populasi wanita dengan berbagai kategori umur. Berbagai alasan orang merokok beraneka ragam, di kalangan anak-anak ini adalah faktor gengsi dan agar disebut “jagoan”, malahan ada satu pepatah menarik yang digunakan sebagai pembenar atas kebiasaan merokok yaitu “ada ayam jago di atas genteng, tidak merokok tidak ganteng”. Adapun berbagai alasan dan faktor penyebab untuk merokok di atas biasanya kalah atau dibilangin teman-temannya “anak mama”, seandainya beradu argumen dengan pakar yang ahli tentang potensi berbahaya atas apa ditimbulkan dari kebiasaan merokok baik bagi dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan. Fenomena merokok di kalangan anak-anak bukan pemandangan asing lagi. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, sebelum tahun 1995 prevalensi anak-anak terhadap rokok hanya tujuh persen. Pada 2010 naik menjadi 19 persen. 54,1 persen orang di atas usia 15 tahun merokok dan 43,3 persen dari jumlah keseluruhan perokok mulai merokok pada rentang usia 14-19 tahun. Jumlah perokok usia remaja di Indonesia terus meningkat. Merokok merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan. Apalagi sudah menjadi masalah nasional, dan bahkan internasional. Hal ini menjadi sulit, karena berkaitan dengan banyak faktor yang saling memicu, sehingga seolah- olah sudah menjadi lingkaran setan. Di tinjau dari segi kesehatan, merokok harus dihentikan karena menyebabkan kanker dan penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan kematian, oleh karena itu merokok harus dihentikan sebagai usaha pencegahan sedini mungkin. Terlebih diketahui bahwa sebagian besar perokok adalah anak-anak dan remaja sehingga perlu adanya pencegahan dini yang dimulai dari keluarga hingga pihak sekolah. Berkaitan dengan fenomena di atas, maka perlu adanya penelitian mengenai perilaku merokok pada anak-anak agar bisa menambah wawasan tentang perilaku merokok dan cara menanggulanginya sehingga dapat mencegah timbulnya perilaku merokok pada anak-anak, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tentang  Pengaruh Rokok Terhadap Perkembangan anak-anak dibawah umur. Identifikasi Masalah Bahaya Rokok Faktor penggunaan Rokok oleh Anak-anak Cara mencegah dan mengantisipasi penggunaan rokok Rumusan Masalah Apa bahaya merokok bagi anak-anak dari sudut pandang aspek psikologi? Kenapa anak-anak merokok? Dan faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan anak-anak merokok? Bagaimana cara mengantisipasi dan mencegah agar anak-anak menjauhi serta terhindar dari bahaya rokok? Tujuan Penulisan Karya ilmiah ini bertujuan untuk : Untuk mengetahui pengertian dari rokok Untuk mengetahui bahaya & dampak dari merokok Untuk mengetahui penyebab merokok bagi anak dibawah umur Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan oleh orang tua untuk menghindari anak dari bahayanya rokok Metode Penulisan Metode penelitian yang penulis gunakan yaitu metode observasi tidak langsung yaitu penulis mencari bahan – bahan dalam karya ilmiah ini dari buku dan dari internet. Jadi, kami hanya menggunakan satu metode saja karena terbatasnya waktu pengerjaan yang terlalu singkat. BAB II PEMBAHASAN Definisi Rokok Dari definisi yang saya temukan di blog wikipedia, di sana dikatakan, Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya  kanker paru-paru  atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi). Menurut, Drs. Yayan Suherian di buku sosiologinya halaman 69 mengatakan bahwa tembakau mengandung racun nikotin keras, untungnya nikotin lenyap pada waktu tembakau terbakar urap saraf dapat menimbulkan ketagihan. TIR merupakan zat yang mengandung dalam tembakau yang dapat menimbulkan penyakit kanker paru-paru mengapa para remaja harus diselamatkan dari bahaya Narkotika! Orang tua tidak selamanya kuat dan hidup. Orang tua itu bila sudah umur 55 Tahun ke atas, tenaganya tidak kuat lagi untuk bekerja. Umur 55 tahun untuk pegawai negeri sudah mulai pensium dan harus di ganti dengan angkatan mudah . peran remaja haruslah mempersiapkan diri menjadi orang besar berjiwa besar dan tangguh menghadapi kesulitan – kesulitan dan mampu mengatasinya.Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi). Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan ketergantungan, disamping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema. Sejarah Awal Rokok Rokok pertama kali digunakan oleh orang-orang dari suku-suku di Amerika, seperti Indian, Maya, dan Aztec. Rokok pada awalnya berupa tembakau yang dibakar dan dihisap melalui sebuah pipa. Kegiatan ini awalnya dilakukan  pada saat berkumpulnya beberapa suku untuk mempererat hubungan antar suku yang berbeda. Namun selain sebagai penguat hubungan antar suku, banyak juga yang menggunakan tembakau sebagai media pengobatan. Dan suku Indian menggunakannya sebagai media ritual terhadap dewa-dewa mereka. Kemudian, pada abad ke-16, saat Christoper Columbus dan rombongan nya datang ke Benua Amerika, sebagian dari mereka mencoba untuk menghisap tembakau. Dan akhirnya tertarik untuk membawa budaya menghisap tembaku ini ke benua asal mereka, yaitu Benua Eropa. Setelah budaya ini dibawa ke Eropa, ada seorang diplomat Prancis yang tertarik untuk mempopulerkannya ke seluruh Eropa. Dia lah Jean Nicot, yang kemudian namanya digunakan sebagai istilah Nikotin. Kebiasaan merokok pun muncul di kalangan bangsawan Eropa. Namun tidak seperti suku indian, yang menggunakannya untuk upacara ritual, para bangsawan Eropa menggunakannya untuk kesenangan belaka. Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh.Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa.Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa.Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata.Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam. Kepopuleran nya yang semakin meningkat di Eropa membuat John Rolfe tertarik untuk membudidayakan tembakau dengan lebih serius. John Rolfe adalah orang pertama yang berhasil menanam tembakau dalam skala besar, yang kemudian diikuti oleh perdagangan dan pengiriman tembakau dari AS ke Eropa. Secara ilmiah, buku petunjuk bertanam tembakau pertama kali diterbitkan di Inggris pada tahun 1855. Setelah itu, pada abad ke-17, Para pedagang dari Spanyol masuk ke Turki, yang merupakan negara Islam. Dan akhirnya kemudian kebiasaan merokok masuk ke negara-negara Islam. Bahan yang terdapat di dalam Rokok Zat Kimia Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah). Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol.Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker (karsinogen). NIKOTIN Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya.Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang. TIMAH HITAM (Pb) Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akanmenghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh GAS KARBONMONOKSIDA (CO) Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Berlipat-lipat! TAR Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mg. Bahaya Rokok & Dampaknya Dari aspek psikologis, merokok dapat menimbulkan relaksasi, mengurangi ketegangan, dan melupakan sejenak masalah yang sedang dihadapi. Hal ini kemudian disadari oleh perokok bahwa ada kondisi yang menyenangkan yang ditimbulkan dengan merokok. Pada kondisi inilah timbul hasrat atau keinginan untuk mengulangi perilaku tersebut. Namun hal ini akan berbeda jika ternyata sang perokok itu adalah anak-anak. Mengapa demikian? Karena masa anak-anak adalah masa dimana individu memulai dan mencapai pertumbuhan yang hampir optimal, dan sangat tidak pantas sekali jika anak-anak bahkan anak di usia dini sudah melakukan rutinitas negatif tersebut, yaitu merokok. Padahal pertumbuhan dan perkembangan pada masa anak-anak adalah masa yang paling penting dalam rentang kehidupan, karena pertumbuhan dan perkembanggan pada masa anak-anak akan sangat berpengaruh dan pasti berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada masa-masa selanjutnya.Berikut adalah beberapa bahaya merokok bagi anak-anak : Masalah dan penyakit pernapasan; kapasitas paru-parunya akan berkurang 25 persen serta memiliki risiko terkena bronkitis dan pneumonia dua kali lebih tinggi. Mengganggu perkembangan kecerdasan; suatu penelitian di Italia, menunjukkan, anak-anak yang merokok kemampuan untuk belajar membacanya lebih lambat dibandingkan anak-anak yang ibunya tidak merokok. Penelitian lain di Amerika, menunjukkan, anak-anak berumur 11 tahun yang merokok, kemampuan belajarnya terlambat 6 bulan. Hiperaktif dan cepat lelah; anak-anak yang merokok akan cenderung lebih aktif dibandingkan anak-anak lain, disebabkan pengaruh rokok yang memberikan rasa percaya diri yang berlebihan namun keaktifan tersebut tidak akan bertahan lama karena kapasitas paru-paru dari anak tersebut akan berkurang seiring kebiasanya merokok sehingga mengakibatkan dirinya menjadi cepat lelah. Kanker otak 22% Leukemia Jangkitan telinga Sindrom kematian mendadak Dari contoh-contah bahaya diatas sudah jelas bahwa merokok sangat memberikan efek negatif bagi anak-anak baik dari aspek fisiologis maupun aspek psikologis. Salah satu contoh kasus yang belakangan merebak adalah tentang anak yang merokok di usia dininya yaitu pada kasus kasus Aldi, bocah usia 2,5 tahun asal Musi Banyuasin Sumatera Selatan yang pandai merokok. Aldi hidup di lingkungan nelayan dan tinggal dengan ayahnya yang seorang perokok. Terlebih, lingkungan tempat tinggalnya membanggakan kemampuan Aldi dalam merokok. Meskipun masih balita, Aldi mampu menghembuskan asap rokok membentuk lingkaran-lingkaran kecil di udara. Karena mendapat perhatian dan pujian dari lingkungannya itu, Aldi merasa bangga dan senang melakukan aksinya. Dia mendapat reward, jadi tiap kali dia merokok dia mendapatkan perhatian lingkungan, itu yang membentuk dia sebagai perokok. Selain mencontoh perilaku orang di sekitarnya, anak juga akan terdorong untuk merokok atas pengaruh iklan. Menurut kak Seto, iklan rokok yang bebas tampil di Indonesia ini sangat efektif mengajak anak menjadi perokok pemula. Adapun 2 dampak yangdapat dijelaskan yaitu: Dampak paru-paru Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru.Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia).Pada saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir.Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM).Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma. Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini.Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru.Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering. Dampak terhadap jantung Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986 dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama). Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung tersebut.Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer. Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti. Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard. Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya kebutuhan oksigen miokard.Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung.Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah. Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah penggumpalan darah. Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL lebih rendah. Faktor-Faktor Penyebab Anak Merokok Berdasarkan hasil survei, faktor-faktor penyebab kecanduan rokok meliputi : Faktor Sosial Faktor terbesar dari kebiasaan merokok dipengaruhi oleh faktor sosial atau lingkungan, dimana karakter seseorang banyak dibentuk oleh lingkungan sekitar,baik dari keluarga, tetangga, ataupun teman pergaulannya.Bersosialisasi merupakan cara utama pada anak-anak dan remaja untuk mencari jati diri mereka.Dengan melihat apa yang dilakukan orang lain dan kadang kala mencoba untuk meniru apa yang dilakukan orang lain.Hal itu merupakan suatu proses yang terjadi pada remaja untuk mencari jati diri dan belajar menjalani hidup bersosial.Namun sangat disayangkan, tidak hanya kebiasaan-kebiasaan yang baik saja yang ditiru melainkan juga kebiasaan-kebiasaan buruk, termasuk kebiasaan merokok. Jika seseorang yang bukan perokok, hidup atau berkerja bersama dengan seorang perokok, secara otomatis salah satunya akan terpengaruh. Mungkin yang bukan perokok mulai mencoba merokok, mungkin juga sebaliknya yang perokok mengurangi konsumsi rokok. Baik disadari maupun tidak disadari, adaptasi tersebut dilakukan untuk berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan berusaha untuk diterima di lingkungan sosial-nya. Kebutuhan Menghisap Dan Mengunyah Setiap orang memiliki kebutuhan untuk mengisap dan mengunyah. Kebutuhan ini mulai ada sejak kita lahir yaitu kebutuhan untuk minum susu, dan secara berangsur-angsur berkurang dan hilang, tetapi pada beberapa orang masih ada sampai dewasa. Beberapa orang menggunakan rokok atau perangkat merokok dan asap sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan ini. Ada hipotesis bahwa kebutuhan ini lebih besar oleh beberapa orang dewasa kemudian oleh orang lain karena kebutuhan ini atau beberapa kebutuhan dasar serupa lainnya, belum sepenuhnya puas pada masa anak-anak. Jika anda ingin berhenti merokok, maka ganti kebutuhan menghisap rokok dengan cara lain. Misal, diganti dengan permen, atau makanan-makanan ringan untuk dikunyah, ketika keingin merokok muncul. Memang, terlalu banyak mengkonsumsi makanan ringan merupakan salah satu penyebab obesitas. Namun untuk proses awal, cara ini dinilai efektif. Respon Mengulang Otomatis Ketika seseorang telah melakukan sesuatu berkali-kali dan cukup sering, maka akan tercipta pola pengulangan perilaku tertentu secara otomatis. Hal ini terutama berlaku jika tindakan tertentu dilakukan dalam situasi yang tidak menyenangkan, yang memberikan efek membuat seseorang merasa lebih aman dalam kehidupan sehari-hari dan rutinitas. Seperti pola pengulangan otomatis selalu menjadi komponen dalam kebiasaan merokok. Kalau anda ingin berhenti merokok, anda harus mencari tahu di mana situasi dan lingkungan anda yang biasanya mengambil sebatang rokok. Kemudian cobalah untuk menghindari situasi-situasi atau lingkungan tersebut. Faktor Genetik Tidak semua orang sangat tergantung pada nikotin. Ada beberapa orang yang lebih mudah kecanduan nikotin daripada yang lain, dengan alasan yang masih susah untuk dipahami. Dan alasan-alasan tersebut diyakini diwariskan dalam kode genetik. Kecanduan Pada Sel Syaraf Otak secara normal memiliki substansi-substansi yang memberikan efek penenang dan efek rangsangan pada sel-sel saraf, dimana substansi-substansi tersebut bekerja dengan cara menempel pada reseptor-reseptor sel-sel saraf. Dan nikotin memiliki efek yang sama dengan substansi-substansi tersebut terhadap saraf, ketika nikotin menempel pada reseptor-reseptor di sel-sel saraf. Dengan menempelnya nikotin pada reseptor, maka otak memproduksi dopamin. Dopamin inilah yang memberikan efek menenangkan dan merangsang organ-organ lain, yang memberikan efek menyenangkan dari merokok. Namun, ketika nikotin terus menginduksi pelepasan dopamin, otak secara bertahap mengurangi produksi dopamin ketika nikotin tidak ada, dan otak akan merasakan kebutuhan yang lebih besar terhadap nikotin untuk tetap bekerja normal dan merasa nyaman. Cara Mengatasi & Menghindari Anak dari Rokok Anak merokok tentu akan tidak disukai orang tua, namun seringkali orang tua kecolongan anak-anak mereka merokok di luar pengawasan orang tua, nah bagaimana agar anak anda tidak menjadi seorang perokok? berikut ada beberapa cara agar anak tidak merokok. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua, yaitu: Cobalah untuk mendiskusikan topik yang sensitif dengan cara tidak menakut-nakuti atau semacam penghakiman. Tekankan pada anak-anak mengenai hal yang benar dan bukan mengenai yang salah, serta kepercayaan diri adalah perlindungan terbaik bagi anak agar terhindar dari tekanan teman sebayanya. Mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas yang melarang untuk merokok Sangat penting untuk terus berbicara pada anak-anak tentang bahaya penggunaan rokok selama bertahun-tahun. Tanyakan pada anak apa yang menarik dan tidak menarik tentang rokok, usahakan orangtua menjadi pendengar yang sabar. Diskusikan dengan anak tentang cara anak menanggapi tekanan dari teman sebayanya. Mungkin akan sulit untuk mengatakan tidak, tapi cobalah memberikan respons alternatif seperti mengatakan bahwa merokok bisa membuat baju dan napasnya menjadi bau. Mendorong anak untuk meninggalkan teman-temannya yang tidak menghormati alasannya. Jelaskan pada anak bagaimana rokok bisa mengatur hidupnya, seperti bagaimana cara membeli rokok, dari mana anak-anak bisa mendapatkan uang dan hal lainnya. Namun seringkali orang tua kecolongan dan menemukan anaknya sudah mulai merokok, misalnya dengan mencium bau asap dari pakaiannya. Hal pertama yang dilakukan oleh orangtua cobalah untuk tidak bereaksi berlebihan. Tanyakan padanya apakah ia bergaul dengan teman-teman yang merokok atau hanya mencobanya saja, karena banyak anak yang hanya mencoba sekali lalu meninggalkan rokok. Tapi jika setelah itu muncul tanda-tanda seperti anak sering batuk, suara serak, bau mulut, rentan terkena pilek, sesak napas dan seringkali menemukan bau asap di pakaiannya, maka ada kemungkinan anak sudah mulai terbiasa untuk merokok. Kondisi ini masih bisa terjadi karena terkadang pondasi yang baik antara orangtua dan anak tidak cukup untuk menghentikan anak bereksperimen dengan rokok. Karenanya diperlukan komunikasi yang intens dan lebih fokus. Berikut ini ada beberapa cara yang bisa membantu, yaitu: Cobalah untuk meminta anak mengungkapkan apa yang membuatnya tertarik dengan rokok dan meminta anak untuk berbicara jujur. Sebagian besar anak tidak bisa menghargai bahwa perilakunya saat ini dapat mempengaruhi kesehatan di masa depan. Untuk itu cobalah berbicara bahwa anak bisa membelikan suatu barang yang lebih berarti dengan uangnya dibandingkan membeli barang yang bisa membuatnya sesak napas, bau mulut dan gigi kuning. Jika anak mengungkapkan bahwa ia bisa berhenti merokok kapanpun ia menginginkannya, maka mintalah anak untuk menghentikan konsumsi makanan favoritnya selama sepekan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak mudah untuk berhenti merokok jika sudah kecanduan. Cobalah untuk tidak mengomel, karena akan semakin sulit untuk membuat anak berhenti merokok. Membantu anak untuk mengembangkan rencananya berhenti merokok serta tidak lupa memberinya pujian saat rencana tersebut berhasil. Jika hal tersebut tidak membantu dan frekuensi anak merokok semakin sering, maka ajaklah ia bertemu dengan dokter untuk merencanakan terapi menghentikan kebiasaan merokoknya. BAB III PENUTUP Kesimpulan Rokok adalah tembakau mengandung racun nikotin keras, untungnya nikotin hanya lenyap pada tembakau terbakar urap saraf dapat menimbulkan ketagihan. TIR merupakan zat yang mengandung dalam tembakau yang dapat menimbulkan penyakit kanker paru – paru. Kesehatan dalam keadaan badan segar tak terasa apapun. Oleh sebab itu di duga ada pengaruh yang ditimbulkan rokok terhadap tingkat kesehatan siswa. Kesehatan merupakan faktor utama penunjang kebugaran tubuh seorang namun karena adanya rokok mengakibatkan kondisi tubuh melemah. Masyarakat menggunakan rokok untuk menghilangkan stress, atas dasar solidaritas dan lain-lain. Pengaruh yang ditimbulkan oleh rokok dikalangan masyarakat adalah masalah kesehatan dan keuangan. Masalah kesehatan tersebut yaitu, kanker, serangan jantung, hipertensi, gangguan kehamilan dan janin. Upaya-upaya untuk menanggulangi agar masyarakat tidak merokok lagi yaitu, mengajarkan kepada masyarakat cara hidup sehat, mengadakan penyuluhan tentang bahaya rokok, dan sebagainya. Dewasa ini rokok memang sudah terlanjur merajalela dan tidak dapat dihentikan penyebarannya, kita juga tidak dapat pula begitu saja lepas tangan tentang bahaya yang disebabkan oleh rokok. Karena sudah jelas rokok banyak sekali mempunyai sisi negatif dalam penggunaannya. Dan di dalam topik yang dibahas ini tentunya kita juga tidak dapat menyangsingkan bahwa sudah banyak anak dalam usia dini yang sudah mengkonsumsi rokok, untuk pencegahannya sebaiknya diberikan pendidikan lebih dalam akan bahaya-bahaya mengkonsumsi rokok tersebut. Namun darimana pendidikan merokok, miras atau yang lainnya mereka dapatkan? Jawabannya dari lingkungan sekitarnya ataupun dari teman sebayanya. Agar anak terhindar dari mengkonsumsi-mengkonsumsi hal yang seperti itu sebaiknya jauhkan anak dri lingkungan yang tidak baik tersebut, jika masalah teman sebaiknya saat anak bermain, orang tua juga ikut mendampinginya agar anak terhindar dari hal-hal semacam itu. Selain itu sikap orang tua juga menjadi pemicu pembentukan karakter seorang anak, jadi untuk orang tua sebaiknya lebih hati-hati dalam bersikap di depan anaknya. Juga berikan pendidikan untuk si anak mana yang tidak boleh di lakukan dan yang boleh di lakukan, dan mana tindakan yang jahat dan tindakan baik. Hal tersebut agar anak mendapatkan karakter yang baik agar di masa depannya kelak tidak terjerumus pada hal-hal yang tidak baik tersebut. 22