Academia.eduAcademia.edu

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS : PEMBERSIHAN KACA JENDELA

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS : PEMBERSIHAN KACA JENDELA) Achmad Suaeb Jurusan Teknil Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 16424 ABSTRAKSI Penelitian ini betujuan untuk mengetahui kebutuhan pekerja terhadap pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, menganalisis tingkat kepentingan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja melalui perhitungan nilai rata-rata dan skala pembobotan, serta mengusulkan tindakan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja pada pembersihan kaca jendela gedung kampus. Penelitian ini menggunakan pembobotan skala likert, di mana variabel pengukurnya berupa kebutuhan pekerja terhadap pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kebutuhan pekerja menggunakan sembilan pernyataan yang diedarkan dalam bentuk kuesioner kepada 10 responden, yakni pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja, pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja, pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja, asuransi, topi pelindung (helm), penutup hidung dan mulut (masker), sarung tangan, sepatu pengaman, sabuk pengaman. Dari penelitian diperoleh pekerja tidak menggunakan alat pelindung kesehatan dan keselamatan kerja sehingga perlu diusulkan tindakan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan berdasarkan pada histogram distribusi prioritas pada beberapa pernyataan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang harus didahulukan mulai dari nilai rata-rata tertinggi sampai yang terendah, yakni sabuk pengaman, asuransi, pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja, pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja, pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja, topi pelindung (helm), penutup hidung dan mulut (masker), sepatu pengaman, sarung tangan. PENDAHULUAN Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari pekerjaan. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari menjadi dorongan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Untuk itulah perlu dilakukan Apapun jenis pekerjaannya selalu suatu tindakan pencegahan kecelakaan dilakukan dalam rangka memenuhi dan penyakit akibat kerja yang sesuai kebutuhan sehari-hari, dengan pekerjaan yang mulai beresiko dari rendah kebutuhan pekerja agar kecelakaan dan penyakit akibat kerja hingga pekerjaan yang beresiko tinggi. dapat Disamping itu faktor kesehatan dan seefektif keselamatan dalam bekerja masih mungkin. Sehingga nantinya berguna kurang diperhatikan, padahal dalam pula bagi manajemen kampus dalam melakukan suatu pekerjaan, faktor menerapkan kesehatan bagi kecelakaan dan penyakit akibat kerja pekerja merupakan suatu faktor yang di lingkungan kampus, khususnya sangat penting dan harus diperhatikan pada pekerjaan pembersihan kaca agar pekerjaan tersebut dapat berjalan jendela. dan keselamatan dengan baik. Salah dicegah mungkin Dalam satu pekerjaan yang apakah adalah pekerjaan tentang dan alat-alat ilmu mungkin, seefisien pencegahan kesehatan dan keselamatan kerja, dapat diketahui beresiko tinggi dan perlu diperhatikan permasalahan sedini seseorang dengan itu melakukan perilaku yang kesehatan dan keselamatan kerja bagi selamat dan juga dalam kondisi yang pesuruh selamat kampus, yaitu dalam sehingga para pekerja membersihkan kaca jendela gedung terhindar dari kecelakaan dan penyakit kampus akibat kerja. tanpa menggunakan alat pelindung kesehatan dan keselamatan kerja, karena dapat beresiko terjadi kecelakaan, misalnya terjatuh, TINJAUAN PUSTAKA Kesehatan Kerja tertimpa dan terkena penyakit akibat debu, polusi udara, zat kimia beracun dll. Pengertian dari kesehatan kerja adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan para pekerja (Simanjuntak, 1994). Gangguan Tubuh Manusia kesehatan kerja mempunyai dampak yang terasa secara langsung dan yang tidak langsung, dampak secara langsung adalah gangguan kesehatan kerja yang dirasakan seketika itu juga oleh pekerja, sedang yang dimaksud dengan dampak secara tidak langsung adalah gangguan pada kesehatan yang dirasakan oleh pekerja setelah jangka waktu tertentu. Ketika gangguan kesehatan mulai terasa maka akan berpengaruh terhadap banyak aspek, salah satunya adalah turunnya produktivitas dari pekerja. Gangguan kesehatan yang dialami oleh pekerja dapat bersifat tidak permanen maupun permanen (Simanjuntak, 1994). Menurut manusia merupakan organisme rumit yang di dalamnya terdiri dari banyak sekali organ yang terbungkus dalam struktur kaku (berupa kerangka) dan di ikat oleh berbagai macam otot. Organorgan yang berbeda memiliki ketergantungan satu sama lain dan memainkan peran menjalankan fungsi khusus dalam tubuh secara efektif sebagai satu kesatuan. Akan tetapi, keefektifan setiap organ ini dapat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi dan substansi-substansi yang terdapat di lingkungan sekitarnya, termasuk di lingkungan kerja dan di rumah (Ridley, 2004). (2004), Menurut Ridley (2004), fungsi- kesehatan merupakan unsur penting fungsi beberapa organ utama dan agar kita dapat menikmati hidup yang bagaimana organ-organ tersebut dapat berkualitas, baik di rumah maupun terpengaruh akan dijelaskan yaitu, dalam juga tulang, berfungsi saling mengait untuk merupakan faktor penting menjaga membentuk kerangka, organ tulang keberlangsungan sebuah organisasi. mempunyai kerentanan yaitu dapat pekerjaan. Ridley Menurut Ridley (2004), tubuh Kesehatan rapuh dan dapat patah oleh benturan (pukulan) atau kadang oleh kekejangan otot. Kulit, berfungsi untuk cairan tubuh dan dapat rentan terkena melindungi dan menutupi permukaan kanker. terluar mempunyai mengambil oksigen dari udara dan kerentanan dapat di tembus oleh mengirimnya ke darah, paru, dapat benda-benda tajam dan menimbulkan rentan terhadap asap dan debu-debu luka fisik yang serius dan lemak yang di hirup dan dapat menimbulkan pelindungnya dapat larut oleh pelarut kanker. Otak, berfungsi sebagai pusat yang menimbulkan radang kulit. Usus, pengendali seluruh tubuh, organ otak yaitu organ pencernaan yang berfungsi dapat untuk menyerap sari-sari makanan, narkotika usus mempunyai kerentanan dapat mengandung khlorin, rentan rusak oleh rusak logam-logam tubuh, oleh kulit asupan zat-zat yang Organ rawan paru, berfungsi terhadap dari efek-efek pelarut yang tertentu, karbon disulfide, dan karbon monoksida. beracun. Hati, berfungsi menguraikan protein Mata, berfungsi sebagai organ untuk dari usus, penglihatan yang rentan terhadap partikel-partikel yang pelindung dari racun-racun tubuh dan debu, mengganti sel-sel darah merah yang beterbangan dan zat kimia. Telinga, sudah rusak, organ hati mempunyai berfungsi sebagai organ pendengaran kerentanan dapat rusak oleh racun, yang mencakup organ keseimbangan, seperti pelarut organik, logam-logam ketajaman pendengaran dapat rusak tertentu, dan alkohol yang berlebihan. permanen karena kebisingan yang Organ untuk tinggi dalam jangka panjang. Hidung, memisahkan air dan urea dari cairan berfungsi sebagai organ penciuman tubuh dan membuangnya, ginjal dapat yang rusak penciuman menjadi kurang peka akibat ginjal, oleh berfungsi bahan pelarut yang mengandung halogen dan beberapa logam berat lainnya. Kandung kemih, sangat sensitif dan saraf hidrogen sulfide. Organ jantung, berfungsi berfungsi memompa pasokan darah dan oksigen sebagai tempat penyimpanan sampah ke otak, otot, dan beberapa organ lainnya, organ jantung dapat rentan oleh karena dipengaruhi sehingga otot-ototnya oleh Keselamatan kerja diartikan listrik, sebagai kondisi yang bebas dari resiko percepatan kecelakaan atau kerusakan atau dengan kejutan menghasilkan dapat Keselamatan Kerja atau penghentian aksi pemompaan. Menurut Ridley (2004), zat-zat resiko yang relatif sangat kecil di bawah tingkat tertentu (Simanjuntak, yang berbahaya dan beresiko mampu 1994). menembus masuk ke dalam tubuh aman/selamat perlu dukungan dari melalui sejumlah jalur berbeda, yaitu sarana dan prasarana keselamatan yang asupan mulut berupa peralatan keselamatan, alat hirupan perlindungan diri dan rambu-rambu. makanan kemudian melalui menuju usus, Kondisi kerja yang pernapasan menuju paru, penyerapan Alat-alat yang tergolong melalui kulit, langsung melalui luka penunjang keselamatan kerja tersebut dan Tindakan antara lain adalah helm, sarung tangan, pencegahan sederhana dapat mencegah masker, jaket pelindung, peralatan pemasukan ini, yaitu dengan dilarang kebakaran, dan pelindung kaki. Untuk makan di tempat kerja, menjaga prasarana keselamatan seperti rambu- kebersihan rambu/tanda peringatan memerlukan sayatan diri, terbuka. mencuci tangan sebagai sebelum makan, dilarang merokok di ketentuan-ketentuan tempat kerja, menggunakan pelindung terlihat, mudah di baca, dan tahan pernapasan yang sesuai untuk zat-zat lama; di tulis dalam bahasa resmi tertentu, menyediakan ventilasi keluar, negara yang menggunakan produk ekstraksi uap dan debu, menggunakan yang dimaksud, kecuali bila secara sarung tangan, membersihkan area teknis salah satu bahasa tertentu terkontaminasi sabun, dianggap lebih sesuai; ringkas dan menggunakan krim pelindung kulit, jelas; dan menjelaskan tingkat bahaya mengobati dan memberikan cara mengurangi luka dengan seluruh sayatan, menutupi luka dan sayatan ketika bekerja. yaitu resiko (Simanjuntak, 1994). mudah Keselamatan kerja bertujuan bersalah, kelelahan, kejenuhan, untuk melindungi keselamatan tenaga kebosanan, kerja tim, dan hirarki kerja di dalam melaksanakan tugasnya manajemen dengan juga melindungi keselamatan setiap keselamatan kerja orang yang berada di tempat kerja, Termasuk selain keyakinan, itu melindungi keamanan mengutamakan (Wong bagaimana dan 2003). sikap, persepsi secara peralatan dan sumber produksi agar kelompok dalam menjabarkan norma- selalu dapat digunakan secara efisien norma dan nilai-nilai agar dapat (Suma’mur, 1996). bereaksi Keselamatan kerja pada dasarnya mencari dan kelemahan mengungkapkan operasional yang dan bertindak untuk mengontrol adanya resiko dari sumber bahaya (Hale, 2000). Peningkatan pemahaman memungkinkan terjadinya kecelakaan. terhadap keselamatan di tempat kerja Fungsi ini dapat dilaksanakan dengan dapat melalui perbandingan persepsi dua cara yaitu dengan mengungkapkan pekerja terhadap pimpinan, dimana sebab sesuatu kecelakaan (akarnya), sebenarnya standar dan aturan yang dan meneliti apakah pengendalian relevan akan membantu pimpinan secara cermat dilaksanakan atau tidak untuk memberi arahan secara persuasif (Silalahi, 1995). tentang faktor pekerjaan yang beresiko Karakteristik organisasi yang berbudaya keselamatan positif antara kecelakaan (Brown dkk, 2000). Kinerja keselamatan dapat lain adalah adanya komunikasi yang menjadi lebih baik, karena diawali dari penuh saling kepercayaan, memiliki persepsi yang tepat tentang perilaku persepsi bersama terhadap pentingnya selamat terkait dengan faktor kerja keselamatan yang beresiko kecelakaan tersebut, jika keyakinan diri berdasarkan rasa terhadap usaha pekerja memiliki persepsi bahwa pencegahan yang terukur. Hal tersebut program keselamatan cenderung tidak berdampak nyata terhadap bagaimana akan efektif atau bahwa pimpinan mensikapi tidak memiliki perhatian terhadap ketegangan kerja, rasa keselamatan kerja, maka tenaga kerja kemungkinan pekerja untuk terkena akan kecelakaan kerja. berperilaku yang cenderung Menurut untuk tidak mengikuti semua prosedur keselamatan kerja (Hagan dkk, 2001). beberapa contoh Ridley (2004), tipikal penyebab kecelakaan kerja adalah situasi kerja, yaitu pengendalian manajemen yang Kecelakaan Kerja domino kurang, standar kerja yang minim, Heinrich, suatu kecelakaan bukanlah tidak memenuhi standar, perlengkapan suatu peristiwa tunggal; kecelakaan ini yang gagal atau tempat kerja yang merupakan serangkaian tidak mencukupi; kesalahan orang, penyebab yang saling berkaitan. Jika yaitu keterampilan dan pengetahuan satu domino jatuh maka domino ini yang akan menimpa domino-domino yang mental, motivasi yang minim atau lainnya hingga domino yang terakhir salah penempatan, perhatian yang pun jatuh, artinya kecelakaan. Jika kurang; tindakan tidak aman, yaitu salah satu dari domino (sebab-sebab) tidak mengikuti metode kerja yang itu telah disetujui, mengambil jalan pintas, Menurut hasil dihilangkan, teori dari misalnya, kita minim, masalah fisik atau atau melakukan tindakan keselamatan kerja menyingkirkan tidak yang benar, maka tidak akan ada menggunakan kecelakaan (Ridley, 2004). keselamatan kerja; kecelakaan, yaitu perlengkapan Penyebab kecelakaan menurut kejadian yang tidak terduga, akibat Anton (1989), adalah perilaku yang kontak dengan mesin atau listrik yang tidak aman, yaitu setiap tindakan pada berbahaya, terjatuh, terhantam mesin bagian dari manusia/pekerja yang akan atau meningkatkan kemungkinan terkena sebagainya. material yang jatuh, dan kecelakaan kerja. Kondisi yang tidak Secara statistik diungkapkan aman adalah kondisi dalam lingkungan bahwa 80% kecelakaan disebabkan kerja oleh perbuatan yang tidak selamat dan yang meningkatkan hanya 20% oleh kondisi yang tidak (2) Kerugian yang terselubung, selamat (Silalahi, 1995). Prinsip yang harus di pegang kesalahan utama adalah bahwa sebagian besar tahun 1959, Heinrich menyusun daftar kerugian terselubung akibat kecelakaan, kerugian, atau kerusakan kecelakaan kerja yaitu, kerugian akibat terletak pada pekerja yang kurang hilangnya waktu karyawan yang luka; bergairah, kurang terampil, kurang kerugian tepat, terganggu emosinya, yang pada karyawan yang berhenti kerja karena umumnya menyebabkan kecelakaan rasa dan kerugian (Silalahi, 1995). membantu menolong karyawan yang Menurut terdapat dua akibat ingin hilangnya tahu, rasa Sudarjana, 1996 luka, alasan-alasan lain. kerugian akibat Kerugian waktu simpati, akibat hilangnya kecelakaan kerja yaitu, (1) Kerugian waktu bagi mandor, para pimpinan yang lainnya antara lain karena membantu terlihat diantaranya adalah kerusakan pada bagian mesin, pesawat, karyawan alat kerja, bahan, proses, tempat dan penyebab kecelakaan, mengatur agar lingkungan rusak proses produksi di tempat karyawan kekacauan yang luka tetap dapat dilanjutkan oleh karena kerja mungkin kecelakaan; yang luka, organisasi, akibat kerusakan tersebut karyawan terjadilah kekacauan organisasi dalam melatih ataupun menerima karyawan proses baru produksi; kesedihan, orang keluhan yang dan lainnya, menyelidiki untuk memilih menggantikan dan posisi tertimpa karyawan yang terluka, menyiapkan kecelakaan mengeluh dan menderita laporan peristiwa kecelakaan atau sedangkan keluarga dan kawan-kawan menghadapi dengan pendapat sebelum akan bersedih hati; kelainan dan cacat, dikeluarkannya suatu penjelasan resmi. kecelakaan tidak jarang berakibat luka- Kerugian akibat penggunaan luka, terjadinya kelainan tubuh dan waktu cacat; kematian, kecelakaan bahkan pertolongan dapat merenggut nyawa dan brakibat departemen kematian. pembiayaan ini di tanggung oleh dari petugas pertama rumah pemberi dan sakit, staf apabila perusahaan asuransi; kerugian akibat serupa yang terus berlangsung semasa rusaknya karyawan yang terluka tidak produktif. mesin, perkakas atau peralatan lainnya atau oleh karena tercemarnya bahan-bahan baku; Pencegahan kerugian insidental akibat Kerja terganggunya produksi, kegagalan Kecelakaan Akibat Menurut Ridley (2004), sasaran memenuhi pesanan pada waktunya, pencegahan kehilangan bonus, pembayaran denda mencegah terjadinya kecelakaan dan atau akibat-akibat lainnya yang serupa; jika kecelakaan terjadi, mencegahnya kerugian akibat pelaksanaan sistem agar tidak terulang kembali. Prosedur kesejahteraan pencegahan kecelakaan kerja adalah dan masalah bagi kecelakaan mengidentifikasi karyawan. adalah bahaya, keharusan menghilangkan bahaya, mengurangi untuk meneruskan pembayaran penuh bahaya hingga seminim mungkin jika bagi karyawan yang dulu terluka penghilangan setelah dilakukan, melakukan penilaian resiko Kerugian mereka akibat bekerja kembali, bahaya walaupun mereka hanya menghasilkan residual, separuh dari kemampuan saat normal; residual (Ridley, 2004). tidak mengendalikan dapat resiko kerugian akibat hilangnya kesmpatan Menurut Ridley (2004), teknik- memperoleh laba dari produktivitas teknik praktis pencegahan kecelakaan karyawan yang terluka dan akibat adalah nyaris, yaitu membudayakan mesin yang menganggur; kerugian pelaporan kecelakaan yang nyaris yang timbul akibat ketegangan atau terjadi, menurunnya mencegah moral kerja karena menyelidikinya kecelakaan untuk serius, kecelakaan tersebut; kerugian biaya menumbuhkan budaya tidak saling umum menyalahkan; misalnya perkaryawan biaya yang luka, penerangan, pemanasan, sewa dan hal lain yang identifikasi bahaya, yaitu dengan melakukan inspeksi, melalui patroli dan inspeksi keselamatan kerja, dan sebagainya, laporan dari operator, laporan dalam pakaian jurnal-jurnal penyingkiran pelindung mata, penutup hidung dan bahaya, yaitu dengan sarana-sarana mulut (masker), penyumbat telinga, teknis, mengubah pabrik, mengubah sarung tangan, sepatu pengaman, (k) material, proses; peringatan tanda-tanda, (l) penerangan, dengan (m) ventilasi dan pengaturan suhu. teknis; mengubah pengukuran sarana bahaya, yaitu teknis kerja, topi pelindung, memodifikasi Alat pelindung diri adalah alat perlengkapan, pemberian yang digunakan oleh para pekerja perlindungan/kumbung, pemberian selama menjalankan pekerjaan sesuai alat melakukan dengan kriteria pekerjaan masing- penilaian sisa resiko; pengendalian masing dengan maksud dan tujuan resiko residual, yaitu dengan sarana untuk melindungi pekerja agar selama teknis-alarm, pemutusan aliran, dan bekerja mendapat kenyamanan dan sebagainya, sistem kerja yang aman, keselamatan (Suma’mur, 1996). pelindung diri; pelatihan para pekerja. Menurut Ridley (2004), (International perlindungan yang disediakan oleh 1989, beberapa jenis alat pelindung diri pencegahan kecelakaan dan penyakit adalah helm keras, dapat melindungi akibat kerja diklasifikasikan yaitu, (a) kepala dari benda-benda jatuh; tutup peraturan-peraturan, (b) standarisasi, telinga dan sumbat telinga, dapat (c) melindungi telinga dari suara bising; Menurut Labour ILO Organization) pengawasan, (d) penelitian baik psikologis maupun penelitian- teknik medis, statistik, (e) kaca mata melindungi pelindung, mata dari dapat debu dan pendidikan, (f) pelatihan, (g) persuasi, partikel-partikel (h) dan penutup hidung dan mulut (masker), pengaturan ruangan yang baik, (j) dapat melindungi paru dari debu, asap, tindakan-tindakan dan asuransi, (i) penataan atau pemakaian gas yang beracun; beterbangan; sarung tangan alat-alat pengaman yang dilakukan pelindung, dapat melindungi tangan oleh masing-masing individu berupa dari tepi-tepi dan ujung yang tajam; sepatu pengaman, dapat melindungi akibat kerja yang diisi oleh responden kaki dari terpeleset, tertusuk benda sebanyak 10 orang sebagai objek tajam di lantai, benda jatuh; tali-temali penelitian. pelindung, dapat melindungi diri dari pengumpulan data dilakukan dengan terjatuh. cara mengambil gambar dari para pekerja Selain pada itu saat juga melakukan pekerjaannya. METODOLOGI PENELITIAN Pengumpulan Data dan Variabel Pada penelitian ini data yang data pada penelitian ini menggunakan kuesioner dikumpulkan berupa data primer. Data yang primer merupakan data yang diperoleh menggunakan melalui wawancara langsung dengan responden dibatasi dalam menjawab para pekerja dan penyebaran kuesioner pertanyaan yaitu “Sangat Penting (SP), yang berisi pernyataan menyangkut bobot 5 ”, “Penting (P), bobot 4”, kebutuhan “Cukup Penting (CP), bobot 3”, pekerja terhadap bersifat tertutup skala likert dengan dimana pencegahan kecelakaan dan penyakit “Tidak akibat kerja dalam membersihkan kaca “Sangat Tidak Penting (STP), bobot jendela 1”. gedung Universitas kampus Gunadarma. E di Penting Rancangan (TP), bobot kuesioner 2”, yang Variabel digunakan terdiri dari 20 pernyataan penelitian adalah kebutuhan pekerja tentang kebutuhan pekerja terhadap terhadap pencegahan kecelakaan dan pencegahan kecelakaan dan penyakit penyakit akibat kerja. akibat kerja yang didasarkan dari International penelitian wawancara data diperoleh langsung Organization (ILO) tentang pencegahan kecelakaan Teknik Pengumpulan Data. Pengumpulan Lobour dalam dan penyakit akibat kerja yang terdiri melalui dari peraturan-peraturan; standarisasi; dengan para pengawasan kesehatan dan pekerja dan penyebaran kuesioner keselamatan kerja; penelitian teknik pencegahan kecelakaan dan penyakit medis, psikologis, statistik; pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja; pelatihan kesehatan dan keselamatan kampus E Universitas Gunadarma, Jl. Akses UI, Kelapa Dua, Depok. kerja; persuasi; asuransi; penataan dan pengaturan ruangan yang baik; pakaian kerja; topi pelindung Teknik Analisis Data Analisis data penelitian ini (helm); pelindung mata; penutup hidung dan adalah mulut (masker); penyumbat telinga; terhadap pencegahan kecelakaan dan sarung tangan; penyakit akibat kerja. Pengukuran sabuk pengaman; sepatu pengaman; tentang kebutuhan pekerja dan dilakukan dengan menghitung rata-rata tanda-tanda; penerangan; ventilasi dan nilai (mean) terhadap masing-masing pengaturan suhu. pernyataan peringatan tentang pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Perhitungan nilai rata-rata (mean) Penentuan Jumlah Sampel Sampel yang diambil dalam masing-masing pernyataan di dapat pada dari total jumlah jawaban di kali bobot purposive sampling atau yang dikenal nilai dan di bagi jumlah responden. juga dengan sampling pertimbangan. Hasil Pengambilan sampel dengan metode (mean) ini dikarenakan peneliti mempunyai mengukur tingkat kebutuhan pekerja pertimbangan-pertimbangan tertentu di terhadap pencegahan kecelakaan dan dalam pengambilan sampelnya atau penyakit akibat kerja dan dengan dengan kata lain penentuan sampel menggunakan skala likert yang terdiri tersebut untuk tujuan tertentu. Jumlah atas 5 pembobotan, yaitu “Sangat sampel yang digunakan yaitu sebanyak Penting (SP), bila nilai rata-rata/bobot 10 (sepuluh) orang pekerja yang 5 ”, “Penting (P), bila nilai rata- bekerja membersihkan kaca jendela di rata/bobot 4”, “Cukup Penting (CP), kampus E Universitas Gunadarma. bila nilai rata-rata/bobot 3”, “Tidak Penelitian ini dilakukan bertempat di Penting (TP), bila nilai rata-rata/bobot penelitian ini bedasarkan perhitungan akan nilai digunakan rata-rata untuk 2”, “Sangat Tidak Penting (STP), bila yang tinggi, di samping itu pekerjaan nilai rata-rata/bobot 1”. dilakukan di atas bidang miring sehingga sangat rawan terpeleset dan PEMBAHASAN DAN ANALISIS terjatuh. Pekerjaan pembersihan kaca Pengumpulan Data jendela tersebut seperti ditunjukkan Deskripsi Pekerja Pembersihan pada Gambar 4.1 dan Gambar 4.2. Kaca Jendela Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan secara langsung terhadap pekerja dalam membersihkan kaca jendela kampus di dapat bahwa jumlah pekerja pembersihan kaca jendela di kampus E Universitas Gunadarma yaitu 10 orang pekerja, masing-masing gedung yang terdiri Gambar 4.1 Pekerja Saat dari 5 gedung memiliki 2 orang Membersihkan Kaca Jendela Tampak pekerja. Pekerjaan tersebut Depan membutuhkan lama waktu antara 1-2 jam untuk membersihkan jendela gedung kampus pada setiap gedung yang terdiri dari 4 lantai. Pekerjaan pembersihan kaca jendela tidak dilakukan setiap hari, hanya pada harihari tertentu saja para pekerja membersihkan kaca jendela, hal ini disebabkan mereka juga harus bekerja Gambar 4.2 Pekerja Saat menyapu, mengepel, dll. Pekerjaan tersebut Membersihkan Kaca Jendela Tampak sangat berbahaya karena berada pada tempat Samping Hasil Penyebaran Tabel 4.1 Karakteristik Pekerja Kuesioner No Penelitian Kuesioner penelitian Pekerja adalah Jenis Usia Kelamin (Tahun) (L/P) kuesioner pencegahan kecelakaan dan untuk 1 Pekerja 1 L 22 pekerja 2 Pekerja 2 L 42 terhadap pencegahan kecelakaan dan 3 Pekerja 3 L 23 penyakit akibat kerja ketika mereka 4 Pekerja 4 L 43 bekerja pada kondisi yang tidak aman. 5 Pekerja 5 L 18 penyakit akibat mengetahui kerja kebutuhan Pengisian kuesioner dilakukan dengan memberikan tanda check list (√) Tabel 4.1 Karakteristik Pekerja mengenai pernyataan pekerja terhadap (Lanjutan) pencegahan kecelakaan dan penyakit 6 Pekerja 6 L 18 akibat kerja yang terdiri dari 20 7 Pekerja 7 L 20 pernyataan (Lampiran 1). 8 Pekerja 8 L 24 terhadap 9 Pekerja 9 L 23 pencegahan kecelakaan dan penyakit 10 Pekerja 10 L 21 Tingkat akibat kerja kebutuhan di ukur dengan yaitu Dari Tabel 4.1 dapat diketahui “Sangat Penting (SP) = 5 ”, “Penting sebagian besar usia pekerja berusia (P) = 4”, “Cukup Penting (CP) = 3”, muda, hal ini dapat beresiko tinggi jika “Tidak Penting (TP) = 2”, “Sangat pekerjaan Tidak Penting (STP) = 1”. Dari hasil menggunakan alat keselamatan dan kuesioner, diketahui kesehatan kerja karena usia muda pekerja-pekerja cenderung bekerja kurang hati-hati di menggunakan karakteristik skala dapat dari likert tersebut yang terdapat pada Tabel 4.1. yang dilakukan tidak tambah lagi pekerjaan yang dilakukan juga beresiko tinggi. Pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja di dapat dari Organization ruangan yang baik; pakaian kerja; (ILO) tentang pencegahan kecelakaan pelindung mata; penyumbat telinga; kerja peringatan International Labour (Lampiran penyebaran 1). kuesioner Dari hasil dan tanda-tanda; pencegahan penerangan; ventilasi dan pengaturan kecelakaan dan penyakit akibat kerja suhu, tidak dibutuhkan oleh pekerja diketahui dari ke dua puluh pernyataan dengan tentang pencegahan kecelakaan akibat menjawab “Tidak Penting (TP)” dan kerja hanya sembilan yang dibutuhkan “Sangat pekerja dalam membersihkan kaca terhadap jendela seperti ditunjukkan pada Tabel tersebut di atas, oleh karena itu tidak 4.2, dilakukan perhitungan lebih lanjut sedangkan untuk pernyataan sebab semua Tidak Penting pernyataan untuk peraturan; tingkat kebutuhan pekerja. penelitian mengetahui (STP)” pencegahan pencegahan lainnya seperti peraturanstandarisasi; pekerja seberapa besar teknik medis, psikologis, statistik; persuasi; penataan dan pengaturan Tabel 4.2 Hasil Penyebaran Kuesioner Kebutuhan Pencegahan kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja No Jawaban Pernyataan Kebutuhan Pekerja SP P CP TP STP 1 Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja 5 4 1 - - 2 Pendidikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja 2 6 2 - - 3 Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja 2 6 2 - - 4 Asuransi 8 2 - - - 5 Topi Pelindung (Helm) - 10 - - - 6 Penutup Hidung dan Mulut (Masker) - 10 - - - 7 Sarung Tangan - 8 2 - - 8 Sepatu Pengaman - 10 - - - 9 Sabuk Pengaman 10 - - - - menunjukkan Topi pelindung (helm) yaitu, kebutuhan pekerja dari hasil kuesioner 10 responden menyatakan penting (P). yang disebarkan kepada 10 responden Penutup hidung dan mulut (masker) bahwa untuk pengawasan kesehatan yaitu, dan 5 penting (SP). Sarung tangan yaitu, 8 responden menyatakan sangat penting responden menyatakan penting (P) dan (SP), 4 responden menyatakan penting 2 (P) dan 1 responden menyatakan penting (CP). Sepatu pengaman yaitu, cukup penting (CP). 10 responden menyatakan penting (P). Tabel 4.2 keselamatan Pendidikan kerja yaitu, kesehatan dan keselamatan kerja yaitu, 2 responden 10 responden responden menyatakan menyatakan cukup Sabuk pengaman yaitu, 10 responden menyatakan sangat penting (SP). menyatakan sangat penting (SP), 6 responden menyatakan penting (P) dan 2 responden menyatakan cukup Analisa Data Hasil kuesioner penelitian penting (CP). Pelatihan kesehatan dan tentang pencegahan kecelakaan dan keselamatan kerja yaitu, 2 responden penyakit akibat kerja yang disebarkan menyatakan sangat penting (SP), 6 kepada 10 pekerja diketahui terdapat responden menyatakan penting (P) dan sembilan pernyataan (Tabel 4.2) yang 2 responden meyatakan cukup penting masuk kategori sangat penting, penting (CP). Asuransi yaitu, 8 responden dan cukup penting. Ke sembilan menyatakan sangat penting (SP) dan 2 pernyataan responden menyatakan penting (P). kecelakaan dan penyakit akibat kerja selanjutnya tentang dilakukan pencegahan perhitungan untuk mencari kebutuhan nilai terhadap rata-rata Tabel 4.3 Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja masing-masing pernyataan. Skala likert digunakan untuk mengukur tingkat kebutuhan pekerja tentang Bobot Jawaban Jumlah Nilai pencegahan Jumlah x Bobot Nilai kecelakaan dan penyakit akibat kerja, SP 5 5 25 yaitu sangat penting (bobot 5), penting P 4 4 16 (bobot 4), cukup penting (bobot 3), CP 1 3 3 tidak penting (bobot 2), sangat tidak TP 0 2 0 STP 0 1 0 penting (bobot 1). Berikut adalah analisa tingkat kebutuhan pekerja terhadap pencegahan kesehatan dan Total Jumlah x Bobot 44 Nilai keselamatan kerja : Jumlah Responden Pengawasan Kesehatan dan 10 4,4 Rata-rata (Penting) Keselamatan Kerja Tingkat pengawasan kebutuhan terhadap kesehatan dan keselamatan kerja dapat di lihat pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 menunjukkan, nilai rata-rata kebutuhan pekerja terhadap pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja penyebaran kuesioner. dari hasil Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pengawasan kesehatan dan keselamatan kerja memiliki rata-rata kebutuhan 4,4 yang di dapat dari hasil total jumlah pernyataan di kali bobot nilai dan di bagi jumlah responden. Dari rata-rata tersebut jika dibulatkan berarti nilainya menjadi 4, dalam skala pembobotan maka 4 berarti penting untuk pengawasan keselamatan kerja. kesehatan dan Pendidikan Kesehatan dan yang di dapat dari hasil total jumlah pernyataan di kali bobot nilai dan di Keselamatan Kerja terhadap bagi jumlah responden. Dalam skala pendidikan kesehatan dan keselamatan pembobotan maka 4 berarti penting kerja dapat di lihat pada Tabel 4.4. untuk Tabel 4.4 menunjukkan, nilai rata-rata keselamatan kerja. Tingkat kebutuhan kebutuhan pekerja pendidikan kesehatan dan terhadap pendidikan kesehatan dan keselamatan Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan kerja dari hasil penyebaran kuesioner. Kerja Tingkat kebutuhan terhadap Tabel 4.4 Pendidikan Kesehatan dan pelatihan kesehatan dan keselamatan Keselamatan Kerja kerja dapat di lihat pada Tabel 4.5. Jawaban Jumlah Bobot Nilai Jumlah x Tabel 4.5 menunjukkan, nilai rata-rata Bobot kebutuhan pekerja terhadap pelatihan Nilai kesehatan dan keselamatan kerja dari SP 2 5 10 P 6 4 24 CP 2 3 6 TP 0 2 0 STP 0 1 0 Total Jumlah x Bobot Nilai Jumlah Responden Rata-rata 40 10 4 (Penting) Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan dan keselamatan kerja memiliki rata-rata kebutuhan 4 hasil penyebaran kuesioner. Tabel 4.5 Pelatihan Kesehatan dan Asuransi Keselamatan Kerja Jawaban Jumlah Bobot Nilai Tingkat terhadap Jumlah x asuransi dapat di lihat pada Tabel 4.6. Bobot Tabel 4.6 menunjukkan, nilai rata-rata Nilai kebutuhan pekerja terhadap asuransi SP 2 5 10 P 6 4 24 CP 2 3 6 TP 0 2 0 STP 0 1 0 Total Jumlah x Bobot dari hasil penyebaran kuesioner. Tabel 4.6 Asuransi Jawaban Jumlah 40 Bobot Nilai Jumlah x Bobot Nilai SP 8 5 40 10 P 2 4 8 4 CP 0 3 0 (Penting) TP 0 2 0 STP 0 1 0 Nilai Jumlah Responden Rata-rata kebutuhan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pelatihan kesehatan dan keselamatan Total Jumlah x Bobot Nilai 48 Jumlah Responden 10 kerja memiliki rata-rata kebutuhan 4 4,8 yang didapat dari hasil total jumlah Rata-rata (Sangat pernyataan di kali bobot nilai dan di penting) bagi jumlah responden. Dalam skala pembobotan maka 4 berarti penting untuk pelatihan keselamatan kerja. kesehatan dan Tabel 4.6 menunjukkan bahwa asuransi memiliki rata-rata kebutuhan 4,8 yang di dapat dari hasil total jumlah pernyataan di kali bobot nilai dan di bagi jumlah responden. Dari rata-rata tersebut jika dibulatkan berarti nilainya menjadi 5, dalam skala rata kebutuhan 4 yang di dapat dari pembobotan maka 5 berarti sangat hasil total jumlah pernyataan di kali penting untuk asuransi. bobot nilai dan di bagi jumlah responden. Dalam skala pembobotan maka 4 berarti penting untuk topi Topi Pelindung (Helm) Tingkat kebutuhan terhadap pelindung (helm). topi pelindung (helm) dapat di lihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 menunjukkan, nilai rata-rata kebutuhan pekerja terhadap topi pelindung (helm) dari hasil penyebaran kuesioner. Penutup Hidung dan Mulut kebutuhan terhadap (Masker) Tingkat penutup hidung dan mulut (masker) dapat di lihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8 Tabel 4.7 Topi Pelindung (Helm) Jawaban Jumlah Bobot Nilai Jumlah x pekerja terhadap penutup hidung dan Bobot mulut (masker) dari hasil penyebaran Nilai kuesioner. SP 0 5 0 P 10 4 40 CP 0 3 0 TP 0 2 0 STP 0 1 0 Total Jumlah x Bobot Nilai Jumlah Responden Rata-rata menunjukkan, nilai rata-rata kebutuhan 40 10 4 (Penting) Tabel 4.7 menunjukkan bahwa topi pelindung (helm) memiliki rata- Tabel 4.8 Penutup Hidung dan Mulut 4.9. Tabel 4.9 menunjukkan, nilai rata- (Masker) rata kebutuhan pekerja terhadap sarung Jawaban Jumlah Bobot Nilai Jumlah x Bobot 0 5 0 P 10 4 40 CP 0 3 0 TP 0 2 0 STP 0 1 0 40 Nilai Jumlah Responden Rata-rata kuesioner. Nilai SP Total Jumlah x Bobot tangan dari hasil penyebaran Tabel 4.9 Sarung Tangan Jawaban Jumlah Nilai 0 P 8 4 32 CP 2 3 6 2 0 1 0 STP 0 0 Total Jumlah x Bobot Nilai Jumlah Responden penutup hidung dan mulut (masker) dapat dari hasil total Nilai 5 4 memiliki rata-rata kebutuhan 4 yang di Bobot 0 TP Tabel 4.8 menunjukkan bahwa Jumlah x SP 10 (Penting) Bobot Rata-rata 38 10 3,8 (Penting) jumlah pernyataan di kali bobot nilai dan di Tabel 4.9 menunjukkan bahwa bagi jumlah responden. Dalam skala sarung tangan memiliki rata-rata 3,8 pembobotan maka 4 berarti penting yang di dapat dari hasil total jumlah untuk penutup hidung dan mulut pernyataan di kali bobot nilai dan di (masker). bagi jumlah responden. Dari rata-rata tersebut jika dibulatkan berarti nilainya Sarung Tangan Tingkat kebutuhan terhadap sarung tangan dapat di lihat pada Tabel menjadi 4, dalam skala pembobotan maka 4 berarti penting untuk sarung rata 4 yang di dapat dari hasil total tangan. jumlah pernyataan di kali bobot nilai dan di bagi jumlah responden. Dalam skala pembobotan maka 4 berarti Sepatu Pengaman Tingkat kebutuhan terhadap penting untuk sepatu pengaman. sepatu pengaman dapat di lihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10 menunjukkan, nilai rata-rata kebutuhan Sabuk Pengaman Tingkat pekerja kebutuhan terhadap terhadap sepatu pengaman dari hasil sabuk pengaman dapat di lihat pada penyebaran kuesioner. Tabel 4.11. Tabel 4.11 menunjukkan, nilai Tabel 4.10 Sepatu Pengaman Jawaban Jumlah Bobot Nilai Jumlah x 5 0 P 10 4 40 CP 0 3 0 TP 0 2 0 STP 0 1 0 Jumlah Responden Rata-rata pekerja terhadap sabuk pengaman dari hasil penyebaran kuesioner. Tabel 4.11 Sabuk Pengaman Nilai 0 Nilai kebutuhan Bobot SP Total Jumlah x Bobot rata-rata 40 10 4 (Penting) Jawaban Jumlah Bobot Nilai Jumlah x Bobot Nilai SP 10 5 50 P 0 4 0 CP 0 3 0 TP 0 2 0 STP 0 1 0 Total Jumlah x Bobot Nilai 50 Jumlah Responden 10 5 Tabel 4.10 menunjukkan bahwa sepatu pengaman memiliki rata- Rata-rata (Sangat penting) menunjukkan prioritas kebutuhan pekerja terhadap bahwa sabuk pengaman memiliki rata- pencegahan kecelakaan dan penyakit rata 5 yang di dapat dari hasil total akibat kerja dari rata-rata tertinggi jumlah pernyataan di kali bobot nilai sampai rata-rata terendah seperti pada dan di bagi jumlah responden. Dalam Tabel 4.12. Tabel 4.11 bobot penilaian maka 5 berarti sangat penting untuk sabuk pengaman. Distribusi Prioritas Pencegahan Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja Dari hasil analisa data yang diperoleh maka dapat dibuat tabel distribusi Tabel 4.12 Distribusi Prioritas Kebutuhan Pencegahan Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja Pernyataan Kebutuhan Pekerja Jawaban Bobot Nilai Sabuk Pengaman Sangat Penting 5 Asuransi Sangat Penting 4,8 Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Penting 4,4 Pendidikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Penting 4 Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Penting 4 Topi Pelindung (Helm) Penting 4 Penutup Hidung dan Mulut (Masker) Penting 4 Sepatu Pengaman Penting 4 Sarung Tangan Penting 3,8 Tabel menunjukkan mengusulkan perlu dilakukan tindakan terhadap pencegahan kecelakaan dan penyakit pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja kepada kampus agar akibat kerja adalah pertama yaitu kecelakaan dan penyakit akibat kerja sabuk pengaman, kedua yaitu asuransi, dalam membersihkan kaca jendela ketiga yaitu pengawasan kesehatan dan dapat di cegah. Tindakan pencegahan keselamatan yaitu dilakukan pendidikan kesehatan dan keselamatan penelitian kerja, kelima yaitu pelatihan kesehatan memprioritaskan dan keselamatan kerja, keenam yaitu pencegahan kecelakaan dan penyakit topi pelindung (helm), ketujuh yaitu akibat penutup hidung dan mulut (masker), tertinggi hingga yang terendah seperti kedelapan yaitu sepatu pengaman dan terlihat pada Tabel 4.12. tingkat 4.12 kebutuhan kerja, keempat sesuai yang kerja dengan dilakukan hasil dengan pernyataan dari nilai rata-rata Pernyataan-pernyataan kesembilan yaitu sarung tangan. pencegahan kecelakaan dan penyakit Pencegahan akibat kerja yang diusulkan adalah Kecelakaan dan Penyakit Akibat sesuai dengan yang dibutuhkan oleh Kerja pekerja Usulan Tindakan Dari hasil penelitian dan pengamatan terhadap pekerja dalam membersihkan kaca jendela, diketahui dari hasil penyebaran kuesioner pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dari hasil penyebaran tidak kuesioner, terdapat menggunakan alat keselamatan kerja pernyataan pencegahan seperti yang diharuskan oleh UU No. 1 dan penyakit akibat kerja yang perlu tahun 1970 tentang keselamatan kerja diusulkan, agar ditindak lanjuti oleh dan Labour manajemen tentang meningkatkan bahwa semua pekerja International Organization (ILO) pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga peneliti beberapa kecelakaan kampus kesehatan untuk dan keselamatan pekerja, khususnya dalam pekerjaan membersihkan kaca jendela bagian kepala dari benturan atau yang terdiri dari sembilan pernyataan. tertimpa Adapun penjelasan masing-masing mengenai pernyataan benda-benda keras, (g) penutup hidung dan mulut (masker), yang berfungsi untuk melindungi pencegahan tersebut adalah (a) sabuk pekerja dari debu-debu atau kotoran- pengaman, untuk kotoran yang dapat masuk ke mulut melindungi pekerja dari terjatuh, (b) atau terhirup pada saat bernafas, (h) asuransi, sepatu yang yang berfungsi berfungsi sebagai pengaman, yang berfungsi jaminan ganti rugi kepada pekerja jika melindungi kaki pekerja dari tertimpa terjadi kecelakaan, (c) pengawasan benda-benda keras, terpeleset, tertusuk kesehatan dan keselamatan kerja, yang benda tajam, dll, (i) sarung tangan, berfungsi untuk mengawasi pekerja yang terhadap perilaku tidak aman dan telapak tangan dan jari-jari tangan kondisi tidak aman, (d) pendidikan pekerja dari zat-zat berbahaya, cairan kesehatan dan keselamatan kerja, yang kimia, kotoran-kotoran, dll. Gambar berfungsi mendidik dan meningkatkan dari kesadaran pekerja agar memahami pencegahan kecelakaan dan penyakit pentingnya tentang keselamatan dan akibat kerja dapat di lihat pada kesehatan kerja bagi dirinya pada saat Lampiran 3. berfungsi melindungi masing-masing Gambar bekerja. untuk pekerja kebutuhan dalam (e) pelatihan kesehatan dan melakukan pekerjaan membersihkan keselamatan kerja, yang berfungsi kaca jendela setelah menggunakan alat untuk dalam pencegahan kecelakaan dan penyakit diri, akibat kerja yang didasarkan pada melatih pekerja agar bekerja secara kebutuhan pekerja seperti ditunjukkan aman sesuai dengan prosedur kerja pada Gambar 4.3. melatih menggunakan yang pekerja alat ditetatapkan pelindung terutama untuk pekerja baru, (f) topi pelindung (helm), yang berfungsi untuk melindungi rata kebutuhan adalah 4; topi pelindung (helm) dengan nilai rata-rata kebutuhan adalah 4; penutup hidung dan mulut (masker) dengan nilai ratarata kebutuhan adalah 4; sarung tangan dengan nilai rata-rata kebutuhan adalah 3,8; sepatu pengaman dengan nilai rata-rata kebutuhan adalah 4. Gambar 4.3 Tindakan Pencegahan Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja Saran Sebaiknya kesehatan dan KESIMPULAN DAN SARAN keselamatan kerja pekerja diperhatikan Kesimpulan sejak dini sehingga tidak terjadi Kebutuhan pekerja terhadap kecelakaan di masa yang akan datang pencegahan kecelakaan dan penyakit dan terganggunya kesehatan pekerja akibat yang dapat merugikan pekerja, kampus kerja pembersihan pada kaca pekerjaan jendela yang maupun masyarakat dengan diperoleh dari hasil penelitian terhadap memprioritaskan kebutuhan pekerja 10 pekerja diketahui ada 9 kebutuhan, terhadap pencegahan kecelakaan dan yaitu sabuk pengaman dengan nilai penyakit akibat kerja mulai dari rata- rata-rata kebutuhan adalah 5; asuransi rata tertinggi hingga yang terendah. dengan kebutuhan Perlu dilakukan tindak lanjut terhadap adalah 4,8; pengawasan kesehatan dan hasil penelitian ini dengan melakukan keselamatan kerja dengan nilai rata- penelitian rata kebutuhan adalah 4,4; pendidikan menggunakan metode-metode yang kesehatan bisa dengan nilai dan nilai rata-rata keselamatan rata-rata kerja kebutuhan adalah 4; pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja dengan nilai rata- baru mendukung penelitian. yaitu dan dengan melengkapi DAFTAR PUSTAKA Anton, T. J., (1989). Occupational Safety and Health Management, Mc. Graw Hill, Singapore. Brown, K. A., Willis, P. G., & Prussia, G. E. (2000). Predicting Safe Employee Behavior in the Steel Industry: Development and Test of a Sociotechnical Model. Journal of Operations Management, 18, 445-465. Hale, AR. (2000). Culture’s confusions. Safety Science. no.34, vol-3, pp. 1-14. Hagan, P. E., Montgomery, J. F., & O’Reilly, J. T. (2001). Accident prevention manual for business and industry (12th ed.). Itasca, IL: National Safety Council. Ilo, 1989, Pencegahan Kecelakaan, Pt. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Lee, T. & Harrison, K. (2000). Assesing Safety Culture in Nuclear Power Stations. Safety Science, 30, pp61-97 Lee, T. (1998). Assessment. Sudajana P.J, 1996, Teknik Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Ridley, John, (2004). Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta. Simanjuntak, Payaman J., (1994). Manajemen Keselamatan Kerja, HIPSMI, Jakarta. Suma’mur, PK, 1996, Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Gunung Agung, Jakarta. Silalahi, Bennet., & Rumondang Silalahi, (1995). Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Wong P, Helsinger D, Petry J (2003). “Providing the Right Infrastructure to Lead the Culture Change for Patient safety.” Journal on Quality Improvement 28: 363-72