Academia.eduAcademia.edu

Isti Fatonah Kepemimpinan Pendidikan 090315

Isti Fatonah Kepemimpinan Pendidikan KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN Isti Fatonah [email protected] Abstract Leadership or activities lead an effort by someone with all the ability they have to influence, encourage, direct and mobilize the people who led them to set to work with enthusiasm and confidence in achieving its goals. Educational leadership is a readiness, the ability of a person in the process of influencing, encouraging, guiding, directing and mobilizing others to do with the implementation and development of education and teaching so that all activities can be run effectively and efficiently in achieving educational goals. Keywords: Leadership and Education A. Pendahuluan Guna menyikapi tantangan globalisasi yang ditandai dengan adanya kompetisi global yang sangat ketat dan tajam, di beberapa negara telah berupaya untuk melakukan revitalisasi pendidikan. Revitalisasi ini termasuk pula dalam hal perubahan paradigma kepemimpinan pendidikan, terutama dalam hal pola hubungan atasan-bawahan, yang semula bersifat hierarkis-komando menuju ke arah kemitraan bersama. Pada hubungan atasan-bawahan yang bersifat hierarkis-komando, seringkali menempatkan bawahan sebagai objek tanpa daya. Pemaksaan kehendak dan pragmatis merupakan sikap dan perilaku yang kerap kali mewarnai kepemimpinan komando-birokratik-hierarkis, yang pada akhirnya hal ini berakibat fatal terhadap terbelenggunya sikap inovatif dan kreatif dari setiap bawahan. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, mereka cenderung bersikap a priori dan bertindak hanya atas dasar perintah sang pemimpin semata. Dengan kondisi demikian, pada akhirnya akan sulit dicapai kinerja yang unggul. Menyadari semua itu, maka perubahan kebijakan kepemimpinan pendidikan yang dapat memberdayakan pihak bawahan menjadi amat penting untuk dilakukan. Dalam hal ini, Larry Lashway mengetengahkan tentang Facilitative Leadership. yang pada Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 109 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah intinya merupakan kepemimpinan yang menitikberatkan pada collaborationdan empowerment.1 Sementara itu, David Conley and Paul Goldman mendefinisikan facilitative leadership sebagai : “the behaviors that enhance the collective ability of a school to adapt, solve problems, and improve performance.”2 Kata kuncinya terletak pada collective. Artinya, keberhasilan pendidikan bukanlah merupakan hasil dan ditentukan oleh karya perseorangan, namun justru merupakan karya dari team work yang cerdas. Dengan model kepemimpinan demikian, diharapkan dapat mendorong seluruh bawahan dan seluruh anggota organisasi dapat memberdayakan dirinya, dan membentuk rasa tanggung atas tugastugas yang diembannya. Kepatuhan tidak lagi didasarkan pada kontrol eksternal organisasi, namun justru berkembang dari hati sanubari yang disertai dengan pertimbangan rasionalnya. Kepemimpinan fasilitatif merupakan alternatif model kepemimpinan yang dibutuhkan guna menghadapi tantangan masa depan abad ke-21, yang pada intinya model ini merujuk kepada upaya pemberdayaan setiap komponen manusia yang terlibat dan bertanggung jawab dalam pendidikan. Pemberdayaan pada dasarnya merupakan proses pemerdekaan diri, dimana setiap individu dipandang sebagai sosok manusia yang memiliki kekuatan cipta, rasa dan karsa dan jika ketiga aspek kekuatan diri manusia ini mempunyai tempat untuk berkembang secara semestinya dalam suatu organisasi, maka hal ini akan menjadi kekuatan yang luar biasa bagi kemajuan organisasi. Oleh karena itu, partisipasi dan keterlibatan individu dalam setiap pengambilan keputusan memiliki arti penting bagi pertumbuhan organisasi. Dengan keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan, pada gilirannya akan terbentuk rasa tanggung jawab bersama dalam mengimplementasikan setiap keputusan yang diambil. Paul M. Terry mengemukakan bahwa untuk dapat memberdayakan setiap individu dalam tingkat persekolahan, seorang pemimpin (baca: kepala sekolah) seyogyanya dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pemberdayaan (create an environment conducive to 1 http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/05/kepala-sekolah-sebagai- pemimpin.html 2 Ibid. 110 Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah empowerment), memperlihatkan idealisme pemberdayaan (demonstrates empowerment ideals), penghargaan terhadap segala usaha pemberdayaan (encourages all endeavors toward empowerment) dan penghargaan terhadap segala keberhasilan pemberdayaan (applauds all empowerment successes). Pendapat di atas mengindikasikan bahwa upaya pemberdayaan bukanlah hal yang sederhana, melainkan di dalamnya membutuhkan kerja keras dan kesungguhan dari pemimpin agar anggotanya tumbuh dan berkembang menjadi individu yang berdaya. Jika saja seorang pemimpin sudah mampu memberdayakan seluruh anggotanya maka di sana akan tumbuh dinamika organisasi yang diwarnai dengan pemikiran kreatif dan inovatif dari setiap anggotanya. Mereka dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya secara leluasa tanpa hambatan sosio-psikologis yang membelenggunya. Semua akan bekerja dengan disertai rasa tanggung jawab profesionalnya. B. Pembahasan Pengertian Kepemimpinan Pendidikan. Kepemimpinan adalah kemampuan yang dipunyai seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.3 Definisi lain dari kepemimpinan adalah merupakan suatu kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan atau mengelola orang lain agar mereka mau berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan bersama4 .Dalam pengertian ini seseorang yang ingin diakui sebagai pemimpian harus memiliki kelebihan dalam beberapa fungsi diatas, yakni:mempengaruhi, membimbing sampai pada mengelola orang lain. Sedangkan menurut Wiles dalam Burhanuddin, kepemimpinan merupakan segenap bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang bagi penetapan dan pencapaian tujuan kelompok.5 3 http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/10/kepemimpinan- pendidikan/ (Diakses tanggal 27 Mei 2012 Pukul 07.30) 4 5 ibid Ibid, Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 111 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah Dari beberapa batasan tersebut bila kita garis bawahi bahwa kepemimpinan atau kegiatan memimpin merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk mempengaruhi, mendorong, mengarahkan dan menggerakkan orang-orang yang dipimpin supaya mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam mencapai tujuannya. Kepemimpinan menurut Burhanuddin dapat muncul kapan dan dimanapun apabila ada unsur-unsur sebagai berikut :6 1. Ada orang–orang yang memimpin, mempengaruhi dan memberikan bimbingan. 2. Ada orang-orang yang dipengaruhi. 3. Ada kegiatan tertentu dalam menggerakkam bawahan. 4. Adanya tujuan. Definisi tentang pendidikan adalah : 1. Proses dimana seseorang yang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dimasyarakat tempat dia hidup. 2. Proses dimana orang dihadapkam pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga mereka mengalami perkembangan kemampuan sosial dan individu yang optimal.7 Dari definisi di atas, maka pengertian dari kepemimpinan pendidikan adalah suatu kesiapan, kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam proses mempengaruhi, mendorong,membimbing, mengarahkan dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran agar segenap kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan. Lebih lanjut kepemimpinan adalah kemampuan seni mempengaruhi tingkah laku manusia dan kemampuan untuk membimbing beberapa orang untuk mengkordinasikan dan mengarahkan dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk dapat menggerakkan beberapa orang pelaksana, seorang pemimpin harus 6 Ibid, 7 http://taliabupomai.blogspot.com/2010/04/kepemimpinan-pendidikan- berorientasi.html (Diakses tanggal 27 Mei 2012 Pukul 07.45) 112 Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah memiliki kelebihan dibandingkan orang yang dipimpinnya misalnya kelebihan dalam menggunakan pikirannya, rohaniah, dan badaniah. Agar dapat menggunakan kelebihanya tersebut, seorang pemimpin suatu organisasi difasilitasi dengan apa yang disebut dengan tugas dan wewenang. Tugas adalah kewajiban untuk melaksanakan dan wewenang adalah hak untuk bertindak. Wewenang seorang pemimpin adalah hak untuk menggerakkan orang atau bawahannya supaya suka mengikutinya atau menjalankan tugas yang diperintah kepadanya. Kepengikutan timbul karena pemimpin mempunyai abhiga mika yaitu dapat menarik simpati dari orang lain, pradaya yaitu selalu bertindak bijaksana,; atma sampat yaitu bermoral dan berbudi pekerti yang luhur, Sakyasanmata,yaitu selalu bertindak teliti dan cermat. Sebagaimana telah diuraikan pada terdahulu, bahwa kepemimpinan merupakan salah satu kunci utama yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan efektivitas kerja dalam organisasi perusahaan. Apabila pemimpin tidak dapat menjalankan dan mengkoordinir semua sumber daya yang ada di perusahaan maka akan menimbulkan masalah besar, karena dapat mengakibatkan sasaran yang telah ada ditetapkan perusahaan sulit untuk dicapai. Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin Pendidikan Dalam hubungannya dengan misi pendidikan, kepemimpinan dapat diartikan sebagai usaha Kepala Sekolah dalam memimpin, mempengaruhi dan memberikan bimbingan kepada para personil pendidikan sebagai bawahan agar tujuan pendidikan dan pengajaran dapat tercapai melalui serangkaian kegiatan yang telah direncanakan.8 8 http://www.infogue.com/viewstory/2009/11/09/penomena_kepemimpinan_pend idikan/?url=http://alkautsarbandung.wordpress.com/2009/11/09/penomenakepemimpina-pendidikan/ (Diakses tanggal 27 Mei 2012 Pukul 07.50) Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 113 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah Fungsi kepemimpinan pendidikan menunjuk kepada berbagai aktivitas atau tindakan yang dilakukan oleh seorang Kepala Sekolah dalam upaya menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa dan anggota masyarakat agar m atau berbuat sesuatu guna melaksanakan program-program pendidikan di sekolah. Lebih lanjut, M.I. Anwar mengatakan bahwa untuk memungkinkan tercapainya tujuan kepemimpinan pendidikan di sekolah, pada pokoknya kepemimpinan pendidikan memiliki tiga fungsi berikut:9 1. Membantu kelompok merumuskan tujuan pendidikan yang akan dicapai yang akan menjadi pedoman untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan; 2. Fungsi dalam menggerakkan guru-guru, karyawan, siswa dan anggota masyarakat untuk menyukseskan program pendidikan di sekolah; dan 3. Menciptakan sekolah sebagai suatu lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis, dan nyaman, sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas akan memperoleh kepuasan kerja tinggi. Artinya pemimpin harus menciptakan iklim organisasi yang mampu mendorong produktivitas pendidikan yang tinggi dan kepuasan kerja yang maksimal. Kemampuan seorang pemimpin mempengaruhi orang lain didukung oleh kelebihan yang dimilikinya, baik yang berkaitan dengan sifat kepribadian maupun yang berkaitan dengan keluasan pengetahuan dan pengalamannya, yang mendapat pengakuan dari orang-orang yang dipimpin. Menurut Lezotte sekolah yang efektif tercipta karena kepemimpinan yang diterapkan di sekolah diarahkan pada proses pemberdayaan para guru sehingga kinerja guru lebih berdasarkan pada prinsip-prinsip dan konsep bersama, bukan karena suatu instruksi dari pimpinan. Peningkatan mutu sekolah memerlukan perubahan kultur organisasi suatu perubahan yang mendasar tentang bagaimana individuindividu dan kelompok memahami pekerjaan dan perannya dalam 9 114 Ibid Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah organisasi sekolah. Kultur sekolah terutama dihasilkan oleh kepemimpinan Kepala Sekolah . Kepala Sekolah harus memahami bahwa sekolah sebagai suatu sistem organik, sehingga mampu berperan sebagai pemimpin leader dibandingkan sebagai manajer. Sebagai Leader Kepala Sekolah harus: a) Lebih banyak mengarahkan daripada mendorong atau memaksa; b) Lebih bersandar pada kerja sama dalam menjalankan tugas dibandingkan bersandar pada kekuasaan atau Surat Keputusan (SK); c) Senantiasa menanamkan kepercayaan pada diri guru dan staf administrasi, bukannya menciptakan rasa takut; d) Senantiasa menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu daripada menunjukkan bahwa ia tahu sesuatu; e) Senantiasa mengembangkan suasana antusias, bukannya mengembangkan suasana yang menjemukan; dan f) Senantiasa memperbaiki kesalahan yang ada daripada menyalahkan kesalahan pada seseorang, bekerja dengan penuh kesungguhan, bukannya ogah-ogahan karena serba kekurangan. Agar kepemimpinan Kepala Sekolah efektif, beberapa sifat dan gaya kepemimpinan seorang pemimpin (Kepala Sekolah) dalam menggalang hubungan baik dengan orang-orang yang dipimpin yaitu:10 1. Memberi contoh; 2. Berkepentingan pada kualitas; 3. Bekerja dengan landasan hubungan kemansuiaan yang baik; 4. Memahami masyarakat sekitarnya; 5. Memiliki sikap mental yang baik; 6. Berkepentingan dengan staf dan sekolah; 7. Melakukan kompromi untuk mencapai kesepakatan; 10 http://kawakib06.multiply.com/journal/item/6(Diakses tanggal 27 Mei 2012 Pukul 07.53) Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 115 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah 8. Mempertahankan stabilitas; 9. Mampu mengatasi stres; 10. Menciptakan struktur agar sesuatu bisa terjadi; 11. Mentolerir adanya kesalahan; 12. Tidak menciptakan konflik pribadi; 13. Memimpin melalui pendekatan yang positif; 14. Tidak mendahului orang-orang yang dipimipinnya; 15. Mudah dihubungi oleh orang; dan 16. Memiliki keluarga yang serasi Kepemimpinan Kepala Sekolah harus dapat menggerakkan dan memotivasi kepada: a) Guru, untuk menyusun program, menyajikan program dengan baik, melaksanakan evaluasi, melakukan analisis hasil belajar dan melaksanakan perbaikan dan pengayaan secara tertib dan bertanggung jawab. b) Karyawan, untuk mengerjakan tugas administrasi dengan baik, melaksanakan kebersihan lingkungan secara rutin, melaksanakan tugas pemeliharaan gedung dan perawatan barang-barang inventaris dengan baik dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab; c) Siswa, untuk rajin belajar secara tertib, terarah dan teratur dengan penuh kesadaran yang berorientasi masa depan; dan d) Orang tua dan masyarakat, agar mampu untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemitraan yang lebih baik agar partisipasi mereka terhadap usaha pengembangan sekolah makin meningkat dan dirasakan sebagai suatu kewajiban, bukan sesuatu yang membebani. Yang lebih penting lagi, kepemimpinan Kepala Sekolah harus dapat memberikan kesejahteraan lahir batin, mengembangkan kekeluargaan yang lebih baik, meningkatkan rasa kebersamaan dalam mencapai tujuan dan menumbuhkan budaya positif yang kuat di lingkungan sekolah. Komponen sekolah, termasuk sekolah dasar dan madrasah ibidaiyah, terdiri dari administrasi sekolah, kelembagaan, ketenagaan, kurikulum, siswa, sarana, prasarana, dan situasi umum 116 Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah sekolah. Kepala Sekolah merupakan salah satu faktor yang terpenting dalam keberhasilan sekolah mencapai tujuannya. Kegiatan Kepala Sekolah tidak hanya berkaitan dengan pimpinan pengajaran saja, melainkan meliputi seluruh kegiatan sekolah, seperti pengaturan, pengelolaan sekolah, dan supervisi terhadap staf guru dan staf administrasi. Kepala Sekolah pada dasarnya melakukan kegiatan yang beraneka macam dari kegiatan yang bersifat akademik, administratif, kegiatan kemanusiaan dan kegiatan sosial. Banyak kegiatan Kepala Sekolah yang sangat bermanfaat, yang bisa ditiru oleh Kepala Sekolah lain dalam melaksanakan tugasnya. Beberapa sekolah yang mempunyai prestasi yang baik di dalam pengelolaan sekolah (prestasi hasil belajar siswa, hubungan sekolah dengan masyarakat) dapat dijadikan bahan kajian oleh sekolah lain dalam rangka mengelola sekolahnya sendiri. Walaupun disadari pula bahwa tidak ada situasi yang sama yang dapat dijadikan landasan untuk pengelolaan sekolah seperti guru, siswa, administrasi dan alat peralatan. Hal ini sangat mempengaruhi bagi terciptanya sekolah yang efektif. Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai tugas memadukan unsur-unsur sekolah dengan situasi lingkungan budayanya, yang merupakan kondisi bagi terciptanya sekolah yang efektif. Sekolah yang efektif adalah sekolah yang memiliki mutu yang baik. Artinya, bahwa mutu siswa yang dihasilkan oleh sekolah itu mempunyai kemampuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat dan menjawab tantangan moral, mental dan perkembangan ilmu serta teknologi. Siswa yang bermutu adalah siswa yang memiliki kemampuan dan potensi mengembangkan dirinyak menjadi warga yang berguna bagi nusa, bangsa dan negara. Dengan demikian maka Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pendidikan yang merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan menyelesaikan seluruh kegiatan pendidikan di sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran. Mulyasa menyimpulkan bahwa Kepala Sekolah memiliki tujuh peran yaitu Kepala Sekolah selaku Edukator, Manajer, Advisor, Supervisor, Leader, Inovator, dan Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 117 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah Motivator (EMAS LIM).11 Sebagai seorang pemimpin, Kepala Sekolah bertindak dan berperan selaku supervisor yang berkewajiban agar tiap guru atau bawahannya melakukan situasi sesuai dengan tanggung jawab yang diembannya. Tanggung jawab supervisor adalah mengusahakan agar guru sebagai bawahannya mau melaksanakan tugasnya sesuai dengan persyaratan-persyaratan tugas/pekerjaan yang telah ditetapkan. Sebagai seorang supervisor, Kepala Sekolah diharapkan bertindak sebagai seorang konsultan yang dinamis, menyiapkan supervisi pendidikan dari latihan, instruksi, penyuluhan dan evaluasi. Dengan demikian tugas utama seorang supervisor adalah menolong seorang bawahan mencapai tujuan organisasi dengan cara menunjukkan kepada bawahan, bagaimana cara menyelesaikan tugas dengan mempengaruhi kemampuan bawahan. Dalam melaksanakan perannya sebagai seorang supervisor, Kepala Sekolah dituntut untuk lebih dekat dengan para guru, khususnya pada saat mereka berada di lingkungan sekolah. Pengamatan terhadap guru dapat dilakukan melalui pengamatan langsung pada proses mengajar, maupun supervisi terhadap perilaku pengajaran. Kepala Sekolah harus mampu menggerakkan guru agar melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru. Evaluasi terhadap guru dapat dilakukan oleh guru, siswa dan Kepala Sekolah. Evaluasi ini dalam rangka mengetahui sampai sejauhmana guruguru melaksanakan tugasnya, sesuai dengan program atau rencana satuan bahan pelajaran (apakah guru tersebut telah berhasil menyelesaikan bahan pelajaran dalam waktu yang telah ditentukan). Adapun tugas guru, selain mengajar, mendidik dan melatih siswa, masih di bebani tugas tambahan, yaitu membantu Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas.12 a) Bidang administrasi; 11 Mulyasa,E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2004) h.98 12 Cipta. 118 Suryosubroto,B. Manajemen Pendidikan di Sekolah.( Jakarta: Rineka 2004) h.170-174 Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah b) Manajemen kelas dan sekolah; Tugas ini meliputi: program pengajaran, pembinaan kesiswaan, bimbingan dan penyuluhan, pengelolaan kelas, pengelolaan perpustakaan, pengelolaan laboratorium/ruang praktek; c) Program pengajaran. Program ini terdiri dari berbagai penyusunan; penyusunan jadwal kegiatan sekolah, penyusunan pembagian tugas guru, penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan jadwal evaluasi belajar, dan penyusunan laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala; dan d) Bidang kesiswaan, meliputi penyusunan program pembinaan kesiswaan/OSIS, pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dan pengendalian kegiatan siswa/OSIS dalam rangka menegakan disiplin dan tata tertib sekolah, pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS dan pembinaan pengurus OSIS. Dalam teori kepemimpinan paternalistik, disebutkan bahwa seorang pemimpin adalah figur seorang bapak. Oleh karena itu, maka sebagai figur seorang bila pak, Kepala Sekolah haruslah memiliki segala kemampuan. Sebagaimana dikatakan oleh Siagian bahwa persepsi bagi seorang pemimpin yang paternalistik, dalam melakukan peran kepemimpinannya dalam kehidupan organisasional dapat diwarnai oleh adanya harapan-harapan dari para pengikut kepadanya. Harapan itu biasanya berwujud keinginan agar pemimpin mereka mampu berperan sebagai bapak yang bersifat melindungi, dan yang layak dijadikan sebagai tempat bertanya serta untuk memperoleh petunjuk atas segala permasalahan yang dihadapinya. Sikap kebapakan memang dapat menyebabkan adanya hubungan atasan dan bawahan yang bersifat informal daripada hubungan formal.13 Kepala Sekolah juga merupakan sosok “yang dituakan” sehingga yang diharapkan darinya adalah contoh dan teladan yang baik. Kedudukan sebagai kepala keluarga membawa dampak bahwa 13 http://kawakib06.multiply.com/journal/item/6(Diakses tanggal 27 Mei 2012 Pukul 07.53) Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 119 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah Kepala Sekolah berkewajiban melaksanakan bimbingan dan teguran terhadap anak yang melakukan kesalahan dengan sikap kebapakan, dan tidak dilandasi dengan sikap kecurigaan. Sekolah dianggap sebagai keluarga besar yang memerlukan kerjasama antara warganya, dan kerjasama itulah yang merupakan landasan keberhasilan sekolah. Oleh karena itu, dalam persepsi guru, seorang Kepala Sekolah harus memiliki karakteristik sebagai kepala keluarga di sekolah. Sifat-sifat atau karakteristik seorang Kepala Sekolah sebagai kepala keluarga di sekolah, yaitu: a) Memiliki integritas, yaitu bersifat tegas dan jujur, baik tercermin dari sifat-sifat pribadinya maupun dalam pelaksanaan prinsip-prinsip moralnya; b) Adil, yaitu harus bersikap adil terhadap kebenaran dan tidak ada perbedaan perlakuan kepada siapapun; c) Kemampuan, yaitu mampu melaksanakan tugasnya dan mampu melaksanakan hubungan kemanusiaan dengan baik; d) Memiliki intuisi, yaitu mampu melaksanakan tugasnya dan mampu melaksanakan hubungan kemanusiaan dengan baik; dan e) Reliabilitas, yaitu memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam melaksanakan komitmennya. Dalam persepsi guru, karakteristik-karakeristik itulah yang harus tercermin dari seorang Kepala Sekolah sebagai seorang pemimpin pendidikan yaitu Kepala Sekolah harus memiliki kemampuan sebagai edukator, manajer, advisor, supervisor, leader, inovator dan motivator (EMASLIM). Dari pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan seorang Kepala Sekolah akan berpengaruh terhadap kedisiplinan guru dalam rangka melaksanakan tugas-tugasnya selaku pendidik, pengajar, dan pelatih. Sebagaimana telah disampaikan di muka, bahwa Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan mempunyai tugas memadukan unsur-unsur sekolah dengan memperhatikan situasi lingkungan budayanya, yang merupakan kondisi bagi terciptanya sekolah yang efektif. 120 Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah Sekolah yang efektif adalah sekolah yang memiliki mutu yang baik. Artinya, bahwa mutu siswa yang dihasilkan oleh sekolah itu mempunyai kemampuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat dan menjawab tantangan moral, mental dan perkembangan ilmu serta teknologi. Siswa yang bermutu adalah siswa yang memiliki kemampuan dan potensi mengembangkan dirinya menjadi warga yang berguna bagi nusa, bangsa dan negara. Dengan demikian, maka Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pendidikan yang mempunyai tugas untuk melaksanakan fungsifungsi manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, mengawasi dan menyelesaikan seluruh kegiatan pendidikan di sekolah, dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran secara bersama-sama. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Pada era sekarang ini masalah kepemimpinan kepala sekolah, merupakan suatu peran yang menuntut persyaratan kwalitas kepemimpinan yang kuat dan berkwalitas. Bahkan dapat dikatakan kunci keberhasilan suatu sekolah pada hakikatnya terletak pada efisiensi dan efektifitas penampilan seorang kepala sekolah. Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah dan keberhasilan kepala sekolah adalah keberhasilan sekolah. Mengingat begitu strategisnya peran dan fungsi kepala sekolah dalam mewujudkan keberhasilannya, maka pemerintah melalui Permendiknas NO. 13 tahun 2007, mensyaratkan bahwa kepala sekolah harus memiliki standar kompetensi yaitu : kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan kompetensi sosial.14 Kemudian Wahjosumidjo menjelaskan, betapa perlunya kualitas kepemimpinan kepala sekolah, maka selalu ditekankan 14 Dirjen Pendis, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan ( Jakarta: TP, Th 2006) Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 121 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah pentingnya tiga kemampuan dasar yang perlu dimiliki oleh kepala sekolah, yaitu conceptual skill, human skill dan tehnical skill.15 Selanjutnya Wahjosumidjo menjelaskan bahwa agar keefektifan kepala sekolah dapat diperbaiki, ada beberapa cara yang perlu dilaksanakan, yaitu :16 1. Seleksi Kepala Sekolah Kepala sekolah adalah tenaga fungsional guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah. Tugas kepala sekolah sebagai pemimpin lebih banyak berkaitan dengan masalah administrasi dan kepengawasan, sehingga dalam melaksanakan tugasnya kepala sekolah lebih banyak memerlukan kemampuan atau ketrampilan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakan, mengendalikan, mewakili, komunikasi dan mengarahkan secara strategis dan taktis dalam mencapai sasaran. Kaitannya dengan seleksi calon kepala sekolah , jenis-jenis ketrampilan ( skill ) apa saja yang mengandung aspek administrasi dan pengawasan tersebut, sebagai syarat yang perlu dipenuhi oleh calon dalam mengisi jabatan kepala sekolah, menurut Paul W. Harsey yang dikutip Wahjosumidjo17 ada 12 ( dua belas ) macam ketrampilan yang harus dipenuhi bagi calon kepala sekolah adalah : 1) Problem analysis ( analisis persoalan ) 2) Judgement ( pertimbangan, pendapat, keputusan ) 3) Organizational ability ( kemampuan mengorganisasikan ) 4) Deceiveness ( penentuan keputusan ) 5) Kepemimpinan ( leadership ) 6) Sensitivity ( kepekaan ) 7) Stress tolerance ( lapang dada, sabar ) 8) Oral communication ( kemampuan lisan ) 9) Written communication ( kemampuan menulis ) 10) Range of interest ( jarak kepentingan / perhatian ) 11) Personal motivation ( motivasi pribadi ) 15 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah,( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007) h. 349 16 Ibid., h. 350 17 Ibid., h. 359 122 Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah 12) Educational values ( menerima ide perubahan ) 2. Pengangkatan dan Penempatan Kepala Sekolah Penetapan kepala sekolah harus didasarkan atas persyaratan dan tata cara yang diatur dalam keputusan, mulai dari tahap identifikasi, rekruitmen, seleksi, dan diklat. Menurut Permendiknas No. 13 Tahun 2007, Kualifikasi Umum Kepala Sekolah/Madrasah adalah sebagai berikut: a. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S1) atau diploma empat (DIV) kependidikan atau non kependidikan pada perguruan tinggi yang terakreditasi; b. Pada waktu diangkat sebagai kepala sekolah berusia setinggi tingginya 56 tahun; c. Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 (lima) tahunmenurut jenjang sekolah masing-masing, kecuali di Taman Kanakkanak/Raudhatul Athfal (TK/RA) memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun di TK/RA; dan d. Memiliki pangkat serendah-rendahnya III/c bagi pegawai negeri sipil (PNS) dan bagi non-PNS disetarakan dengan kepangkatan yang dikeluarkan oleh yayasan atau lembaga yang berwenang.18 3. Pendidikan dan Pelatihan ( Diklat ) Diklat pada hakekatnya merupakan salahh satu bentuk kegiatan dari program pengembangan sumber daya manusia ( personal development ). Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu mata rantai ( link ) dari siklus pengelolaan personil. Menurut Castetter, William B yang dikutipWahjosumidjo, mengartikan pengembangan SDM merupakan proses perbaikan staff melalui berbagai macam pendekatan yang menekankan realisasi diri ( kesadaran ) , pertumbuhan pribadi dan pengembangan diri. Pengembangan mencakup kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk perbaikan dan pertumbuhan kemampuan ( abilities ), sikap (attitudes) , kecakapan ( skills) dan pengetahuan dari anggota organisasi.19 18 Dirjen Pendis, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan ( Jakarta: TP, Th 2006) 19 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah,( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007) h. 349 Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 123 Kepemimpinan Pendidikan Isti Fatonah Dengan demikian diklat adalah suatu keniscayaan bagi kepala sekolah dalam rangka terus meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya guna menyesuaikan dengan kemajuan iptek dan dinamika sosial organisasi yang terus berkembang dengan pesat. Kepala sekolah yang tidak melakukan pengembangan ini dipastikan akan teringgal dari perkembangan,sehingga akan berdampak negatif bagi kemajuan sekolah yang dipimpinya. 4. Evaluasi Kepala Sekolah. Dalam rangka peningkatan kualitas kepemimpinan kepala sekolah salah satunya adalah melalui evaluasi kepala sekolah ( performance appraisal atau evaluasi prestasi ). Ada beberapa alasan mengapa evaluasi Kepala Sekolah diadakan , yaitu untuk : 20 a. Mengubah atau mengganti tujuan dan sasaran. b. Memodifikasi prosedur. c. Melaksanakan berbagai program d. Mengakhiri pengabdian e. Promosi personal f. Penghargaan terhadap keberhasilan. C.Kesimpulan Kepemimpinan pendidikan adalah suatu kesiapan, kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam proses mempengaruhi, mendorong,membimbing, mengarahkan dan menggerakkan orang lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan dan pengajaran agar segenap kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pendidikan. Kepala Sekolah adalah seorang pemimpin pendidikan yang merencanakan, mengorganisasikan, mengkoordinasikan, mengawasi, dan menyelesaikan seluruh kegiatan pendidikan di sekolah dalam pencapaian tujuan pendidikan dan pengajaran. Kepala Sekolah memiliki tujuh peran yaitu Kepala Sekolah selaku Edukator, Manajer, Advisor, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator (EMAS LIM). 20 124 Ibid., h.415 Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 Isti Fatonah Kepemimpinan Pendidikan Agar keefektifan kepala sekolah dapat diperbaiki, ada beberapa cara yang perlu dilaksanakan, yaitu pertama: seleksi kepala sekolah harus dilaksanakan secara akuntabel dan transparan untuk memilih calon-calon terbaik ,kedua : pengangkatan dan penempatan kepala sekolah sesui kebutuhan, ketiga : Kepala sekolah harus selalu mengukuti program pengembangan diri seperti diklat, keempat: dilakukan evaluasi kepala sekolah atau yang biasa dikenal dengan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah ( PKS ). DAFTAR PUSTAKA Dirjen Pendis, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, Jakarta : TP, Th 2006 http://kabar-pendidikan.blogspot.com/2011/05/kepala-sekolahsebagai pemimpin.html http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/10/kepemimpinanpendidikan/ (Diakses tanggal 27 Mei 2012 Pukul 07.30) http://taliabupomai.blogspot.com/2010/04/kepemimpinanpendidikan-berorientasi.html (Diakses tanggal 27 Mei 2012 Pukul 07.45) http://www.infogue.com/viewstory/2009/11/09/penomena_kepemi mpinan_pendidikan/?url=http://alkautsarbandung.wordpress. com/2009/11/09/penomena-kepemimpina-pendidikan/ (Diakses tanggal 27 Mei 2012 Pukul 07.50) http://kawakib06.multiply.com/journal/item/6(Diakses tanggal 27 Mei 2012 Pukul 07.53) Mulyasa, E, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004 Suryosubroto, B. Manajemen Pendidikan di Sekolah: Jakarta: Rineka Cipta, 2004 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2007 Jurnal Tarbawiyah Volume 10 Nomor 2 Edisi Juli-Desember 2013 125