COMMUNICATIVE:
JURNAL KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
Volume 4 Nomor 2 Desember 2023
(53-66)
E-ISSN : 2746-6949
https://journal.bungabangsacirebon.ac.id/index.php/communicative
ANALISIS SEMIOTIK CHARLES SANDERS PEIRCE
DALAM FILM SPOTLIGHT
Deni Rahman1, Jihan Fernanda2
Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fatah Bogor1,2
[email protected],
[email protected]
Received: 2023-10-30; Accepted: 2023-11-06; Published: 2023-12-30
Abstract : This research aims to analyze the film "Spotlight." This research uses a qualitative method
with data collection techniques including primary and secondary data. The data analysis technique
used in this research is a qualitative descriptive analysis technique. The semiotic method used for this
research is Charles Sanders Peirce's Semiotics. The results of this research indicate that the meaning of
the message of journalism symbols according to Charles Sanders Peirce's semiotic analysis in the film
"Spotlight" is that a journalist must have 1) a high sense of curiosity 2) ethics when digging for a story,
3) the principle of balance, 4) objectivity, 5) a notebook or recorder as a tool to remember acquired
information, and 6) the courage to conduct reporting and data research to be used as news.
Keywords: Film, Semiotic Analysis, Charles Sanders Peirce
Copyright © 2023, Author.
This is an open-access article under the CC BY-NC-SA 4.0
DOI: https://doi.org/10.47453/
53
Deni Rahman, Jihan Fernanda – Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce… | 54
Pendahuluan
Film merupakan media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat
tertentu. Film juga dianggap sebagai media komunikasi massa yang ampuh terhadap
massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya .ang audio visual, film mampu
bercerita banyak dalam waktu yang singkat. Ketika menonton film, penonton seakanakan dapat menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan
bahkan dapat mempengaruhi khalayak (Asri, 2020).
Film yang merupakan hasil olahan dari berbagai komponen, seperti
perwatakan, kostum, properti, alur, plot dan lainnya mampu mengemas pesan maupun
ideologi dari pembuatnya serta menyampaikan realitas simbolik dari sebuah fenomena
secara mendalam bahkan format yang ada dalam film biasanya menjadi stereotype.
Tidak jarang cerita yang ada di film merupakan gambaran dari segelintir realitas yang
sesungguhnya terjadi di masyarakat, atau bahkan gambaran secara utuh dari realitas
kehidupan. Film akhirnya juga dipandang sebagai sebuah bahasa yang
menggeneralisasikan makna-makna melalui sistem yaitu, ke dalam sinematografi,
suara editing dan sebagainya yang semua hal tersebut bekerja seperti halnya bahasa
(Efendi P., 2009).
Perkembangan film saat ini dengan segala jenisnya yang beragam, memberikan
kemudahan penontonnya untuk memilih film yang akan ditonton oleh penikmat film
nasional maupun internasional. Semua itu tidak lepas dari peran para sineas yang
selalu berusaha membuat film tiap tahunnya, dimana produksi film saat ini sangat
meningkat dan telah menjadi komoditas (barang dagang) ekonomi, sehingga tidak
jarang ditemukan banyak film yang bertema horror, komedi, dan lain lain sesuai
dengan tuntutan pasar (Willa Yuan Abriantoro, 2018).
Terlepas dari itu semua, para sineas juga membuat film yang bertemakan
jurnalistik yang bisa berbentuk film dokumenter maupun fiksi. Industri perfilman
sudah banyak menyebar di seluruh negeri, apalagi Amerika. Film adalah salah satu
ekspor terbesar Amerika Serikat. Sejak Thomas Alva Edison mengembangkan
medium itu di tahun 1890-an, Amerika Serikat secara konsisten menjadi pelaku utama
perkembangan sinema. Mulai dari hiburan massal Hollywood hingga film-film
independen dan avant garde (Abu et al., 2007).
Dari sekian banyak film yang berasal dari kisah nyata yang bertema jurnalisme
(A et al., 2020), penulis tertarik dengan film yang disutradarai oleh Tom McCarthy,
yaitu Spotlight. Kegigihan dalam menggali setiap detil informasi disamping
banyaknya tekanan-tekanan dari berbagai pihak tertentu, jurnalis dalam film Spotlight
tetap memegang teguh prinsip dan etika dalam menjalankan tugasnya.
Tayangan dalam film mengadung komunikasi verbal dan non verbal. Dalam
ilmu komunikasi, pesan verbal yaitu menggunakan bahasa, sedangkan non verbal
yakni bahasa isyarat atau bahasa diam (silent language). Manusia tidak akan lepas dari
kedua pesan tersebut. (Waridah, 2016). Hal ini sama seperti yang dikatakan Susanne
Communicative : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah, Vol 4 No 2 (2023)
Deni Rahman, Jihan Fernanda – Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce… | 55
K. Langer (Siregar, 2016) bahwa adanya kebutuhan simbolisasi atau penggunaan
lambang dalam komunikasi.
Bahasa tubuh, warna, bau-bauan, artefak, bunyi adalah contoh dari pesan non
verbal yang dapat diketahui makna dan tanda-tanda apa saja yang ada di dalam kedua
konteks tersebut. Untuk mengetahui semua itu, dapat diteliti melalui pendekatan
semiotik, yakni penelitian yang menjelaskan kembali tentang tanda, simbol dan makna
dalam sebuah pesan (Murni, 2021)
Banyak model semiotika yang ada (Angela & Winduwati, 2020), penelitian ini
memilih model semiotika Charles Sanders Peirce untuk menganalisis isi makna tanda,
objek dan interpretant yang terkandung dalam film. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk meneliti pesan simbol-simbol dan makna jurnalisme yang terdapat dalam sebuah
film menurut analisis Charles Sanders Peirce.
Metodologi Penelitian
Penelitian tentang analisis semiotik film Spotlight ini menggunakan metode
kualitatif, dimana pendekatan ini cenderung mengarah pada metode penelitian
deskriptif (berupa kata-kata tulisan). Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari
berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacammacam dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh (Rejeki et al., 2020).
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi yang
merupakan teknik pengumpulan data dengan mengelompokkan scene yang mewakili
keseluruhan isi film Spotlight. Data primer dalam penelitian ini dengan cara menonton
langsung film Spotlight dan menganalisis untuk mengetahui tanda-tanda terkait etika
jurnalistik apa yang terkandung dalam film tersebut dan mengambil potonganpotongan gambar yang dirasa cukup mewakili nilai-nilai dalam film tersebut. Adapun
data sekunder, penelitian ini diperoleh dengan studi kepustakaan terhadap beberapa
buku, jurnal ilmiah, penelitian terdahulu, dan artikel-artikel terkait film yang di teliti
dan juga melakukan penelusuran terhadap literatur teori semiotika, dan film yang
dapat mendukung penelitian ini.
Dalam penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis, dan menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode semiotika. Definisi semiotika dapat dipahami
melalui pengertian semiotika yang berasal dari kata semeion, bahasa asal Yunani yang
berarti tanda (Herwendo R, 2014).
Metode semiotika yang digunakan untuk penelitian ini adalah Semiotika
Charles Sanders Pierce. Semiotika Charles Sanders Pierce dikenal dengan teori
tandanya, ia mengatakan bahwa tanda itu sendiri merupakan contoh dari kepertamaan,
objeknya adalah kekeduaan, dan penafsirannya adalah contoh ketigaan (Nugrahani &
Iskandar, 2019).
Analisis Semiotik Pierce terdiri dari 3 aspek penting sehingga sering disebut
dengan segitiga makna atau triangle of meaning (Perdana, 2015). 3 aspek tersebut
yaitu:
Communicative : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah, Vol 4 No 2 (2023)
Deni Rahman, Jihan Fernanda – Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce… | 56
Gambar 1. Triangle of Meaning
Penjelasannya sebagai berikut :
a. Tanda: adalah konsep utama yang dijadikan sebagai bahan analisis dimana
didalam tanda terdapat makna sebagai bentuk interpretasi pesan yang
dimaksud.
b. Objek/Acuan Tanda: adalah konteks sosial yang dalam implementasinya
dijadikan sebagai aspek pemaknaan atau yang dirujuk oleh tanda tersebut.
c. Interpretant/Penggunaan Tanda: konsep pemikiran dari orang yang
menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna
yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.
Pembahasan
1. Scene Baron Sedang Membaca Kolom Berita Di Koran
SIGN
Gambar 2. Scene Menit ke 10:10
OBJECT
Marty Baron terlihat menunduk sambil membaca sebuah kolom berita Kasus
Geoghan yang ditulis oleh Eileen McNamara. Sambil membaca koran tersebut, dengan
wajah serius ia menanyakan kepada karyawan lainnya apakah mereka sudah membaca
kolom berita mengenai Kasus Geoghan.
INTERPRETANT
Scene ini menginterpretasikan bahwa rasa keingintahuan Baron terhadap suatu
berita setelah membacanya dan ia ingin agar kasus Geoghan diselidiki lebih lanjut
karena The Boston Globe sudah mengulas 2 kasus sebelumnya selama 6 bulan. Kasus
Geoghan sudah terjadi dalam 3 dekade. Ini bukti bahwa kasus tersebut ditutupi oleh
pihak gereja. Dengan Baron yang bersikukuh untuk melanjutkan invetigasi kasus
tersebut, menandakan bahwa Baron memiliki sifat keingintahuan yang tinggi. Yang
mana sifat tersebut harus dimiliki seorang jurnalis. Dan Baron menjalankan peran dan
fungsi sebagai wartawan atau jurnalis yaitu, memperjuangkan kepentingan publik.
Communicative : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah, Vol 4 No 2 (2023)
Deni Rahman, Jihan Fernanda – Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce… | 57
2. Scene Baron Sedang Menolak Jawaban dari Ben
SIGN
Gambar 3. Scene Menit ke 13:25
OBJECT
Terlihat Baron yang duduk di kursi kerjanya dengan santai dan membuka
telapak tangannya sambil melihat ke posisi Ben yang duduk didepannya.
INTERPRETANT
Scene ini menginterpretasikan bahwa Baron menolak jawaban Ben karena Ben
tidak menyetujui jika tim Spotlight menginvestigasi kasus Geoghan. Baron ingin tim
Spotlight menyelidiki kasus tersebut. Keinginan Baron untuk melanjutkan
penyelidikan kasus Geoghan karena menurutnya masih banyak lagi informasi yang
bisa digali pada kasus ini yang bisa dijadikan fakta untuk di publikasi. Informasi yang
digali bisa diperoleh dari mana saja terlebih dari para korban juga akan memperkuat
penerbitan berita ini karena mendapat penjelasan langsung dari para korban yang
ditemui. Selain keinginannya menyelidiki kasus Geoghan lebih lanjut, Baron juga
ingin kasus ini di liput oleh tim jurnalis investigasi dari The Boston Globe yaitu
Spotlight. Baron juga memiliki sikap yang profesional dimana ia ingin kasus Geoghan
benar-benar terselesaikan dengan sebagaimana mestinya dan menjadi adil untuk
semuanya terlebih untuk para korban dari kasus pelecehan ini. Sikap Baron dapat
ditafsirkan bahwa Baron melaksanakan salah satu indikator tugas kewartawanan yaitu
peka terhadap peristiwa. Dengan tim Spotlight mampu menyelesaikan tuntas kasus ini
dengan membawanya ke media cetak, dengan itu pula terdapat sebuah harapan yang
ada di dalam diri Baron untuk membantu para korban sekaligus menjalankan tugasnya
sebagai jurnalis.
Communicative : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah, Vol 4 No 2 (2023)
Deni Rahman, Jihan Fernanda – Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce… | 58
3. Scene Mike dan Sacha Memegang Buku dan Pena
SIGN
Gambar 4 Scene Menit ke 14:01
Gambar 5. Scene Menit ke 14:08
OBJECT
Sacha dan Mike terlihat memegang pena dan buku catatan saat Robby
memerintahkan Sacha dan Mike untuk menemui dan melakukan wawancara kepada
beberapa pengacara para korban pelecehan seksual. Kemudian Sacha dan Mike
menulis apa saja informasi terkait narasumber dan pertanyaan yang akan diajukan
kepada narasumber.
INTERPRETANT
Scene ini menginterpretasikan bahwa Mike dan Sacha menulis informasi
dengan menggunakan pulpen dan buku catatan sebagai aktivitas jurnalis yaitu proses
menulis informasi. Dari penjelasan tersebut dapat menjelaskan bahwa seorang jurnalis
harus melakukan persiapan sebelum bertemu dengan narasumber. Salah satunya
mencatat informasi yang berkaitan dengan narasumber dan pertanyaan yang akan
mereka ajukan kepada narasumber.
Communicative : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah, Vol 4 No 2 (2023)
Deni Rahman, Jihan Fernanda – Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce… | 59
4. Scene Robby dan Sacha Sedang Mencatat Hasil Wawancara
SIGN
Gambar 6. Scene menit ke 18:20
Gambar 7. Scene menit ke 52:02
OBJECT
Robby dan Sacha sedang menemui Eric Mcleish untuk melakukan wawancara.
Robby dan Sacha terlihat sedang menulis menggunakan di buku catatan dan wajah
mereka terlihat serius memperhatikan pembicaraan Eric.
INTERPRETANT
Dua scene ini, menginterpretasikan bahwa Robby dan Sacha saat melakukan
wawancara mendengarkan dengan seksama jawaban dari narasumber, dan tidak lupa
mencatat informasi yang diperlukan. Menandakan bahwa dalam kegiatan jurnalisme
seorang wartawan harus menggali informasi yang valid dengan cara mendengarkan
seksama jawaban dari narasumber dan mencatatnya agar tidak terjadi kesalahan dalam
menyusun berita.
Communicative : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah, Vol 4 No 2 (2023)
Deni Rahman, Jihan Fernanda – Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce… | 60
5. Scene Mike Menemui Pengacara Mitchell Garabedian
SIGN
Gambar 8. Scene menit ke 21:44
Gambar 9. Scene menit ke 36:08
]]]]]]]
Gambar 10. Scene menit ke 3:39
OBJECT
Mike terlihat menemui seorang pengacara yaitu Mitchell Garabedian. Ia memohon
kepada pengacara Mitchell Garabedian untuk meminta izin bertemu secara langsung
dengan korban pelecehan seksual yang mana korban tersebut adalah klien Mitchell.
INTERPRETANT
Scene ini menginterpretasikan bahwa Mike yang sebagai seorang jurnalis tetap
teguh dalam menggali informasi dengan bukti bahwa ia beberapa kali menemui
Mitchell untuk meminta agar ia dipertemukan dengan korban. Karena Mike ingin
mengetahui informasi dari korban mengenai pelecahan seksual yang diterimanya oleh
seorang Pastor. Mitchell memiliki sifat yang kurang bersahabat tetapi Mike dengan
kesungguhannya tetap menemui Mitchell. Ini menandakan, bahwa dengan
Communicative : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah, Vol 4 No 2 (2023)
Deni Rahman, Jihan Fernanda – Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce… | 61
keteguhannya, Mike berhasil menemui korban dan mewawancarainya dengan syarat
identitas korban tidak dipublikasikan dan Mike menyanggupinya. Sikap Mike
mempresentasikan seorang jurnalis harus memiliki etika ketika menggali suatu berita,
yaitu dengan meminta izin terlebih dahulu kepada Mitchell.
6. Scene Mewawancarai Para Korban Pelecehan Seksual
SIGN
Gambar 11. Scene menit ke 31:56
Gambar 12. Scene menit ke 42:47
Gambar 13. Scene menit ke 47:49
Gambar 14. Scene menit ke 1:00:40
Communicative : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah, Vol 4 No 2 (2023)
Deni Rahman, Jihan Fernanda – Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce… | 62
Gambar 15. Scene menit ke 1:14:07
OBJECT
Pada menit ke 0.31.56, 0.42.47 dan 1.14.07 Mike, Robby dan Sacha melakukan
wawancara terhadap para korban secara langsung dan mereka menuliskan hasil
wawancaranya di buku catatan mereka masing-masing
Pada menit ke 0.47.49 dan 1.40.00 Mike, Robby dan Sacha melakukan wawancara
terhadap informan melalui via telepon dan mereka menuliskan hasil wawancaranya di
buku catatan masing-masing
INTERPRETANT
Beberapa scene diatas menginterpretasikan bahwa Mike, Robby dan Sacha
terlihat mereka selalu membawa buku catatan dalam melakukan beberapa wawancara
terhadap korban. Mike, Robby dan Sacha selalu siap sedia membawa buku catatan
untuk mencatat informasi-informasi yang didapatkan. Ini dapat menandakan bahwa
mereka memiliki keahlian dalam mengumpulkan bahan penulisan peristiwa dan
wawancara terhadap beberapa narasumber baik via telepon maupun secara langsung.
Kemudian, dengan sikap Mike, Robby dan Sacha terlihat beberapa kali mewawancarai
berbagai narasumber dalam menggali informasi sebagai seorang jurnalis atau
wartawan, dapat ditafsirkan bahwa ketiganya memiliki etika jurnalisme yaitu
konsisten pada prinsip keberimbangan dan objektifitas.
7. Scene Matt, Robby dan Mike Sedang Di Gudang Arsip
SIGN
Gambar 16. Scene menit ke 50:03
OBJECT
Matt sedang memegang dan membaca sebuah arsip dokumen kemudian Robby
dan Mike terlihat menghampiri Matt karena penasaran dengan apa yang dibaca oleh
Matt. Matt membaca sebuah arsip yang berisi daftar-daftar Gereja, semua pastor di
Communicative : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah, Vol 4 No 2 (2023)
Deni Rahman, Jihan Fernanda – Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce… | 63
Massachusetts dan paroki tempat mereka bekerja.
INTERPETANT
Scene ini menginterpretasikan bahwa Matt, Robby, dan Mike mereka sedang
mencari daftar nama pastor yang juga terlibat dalam kasus Geoghan di gudang arsip
kantor The Boston Globe. Robby yang saat itu memerintah Mike mencari nama
pastor Liam Barett dalam daftar resmi akhirnya menemukan nama yang dimaksud
dan menyuruh Mike serta Matt untuk membawa semua daftar buku tersebut ke ruang
kerja Spotlight. Tindakan Robby, Mike dan Matt merupakan bentuk kerja keras
seorang jurnalis, karena pada beberapa tahun sebelumnya The Boston Globe sudah
pernah memberitakan kasus Geoghan hanya saja belum memaksimalkan
penyelidikan, maka dari itu saat ini tim Spotlight di minta Baron untuk
memaksimalkan penyelidikan terhadap kasus Geoghan. Untuk membuktikan
kebenaran atas kasus ini, tim Spotlight melakukan segala cara untuk mendapat
informasi demi membuat berita yang di publikasi menjadi valid, salah satunya dengan
mencari daftar nama pastor dan keterangannya yang membuahkan hasil nama-nama
pastor yang jumlahnya diluar dugaan tim Spotlight. Selain itu, peneliti juga
menafsirkan Robby sebagai orang yang bertanggung jawab atas Spotlight mempunyai
sifat kepemimpinan yang tegas yang membuat tim nya bergerak cepat sesuai dengan
perintahnya, hal ini membuat pergerakan tim Spotlight dalam mencari informasi,
data, dan fakta yang berkaitan dengan kasus Geoghan tidak membutuhkan waktu
yang sangat lama.
8. Scene Mike Menemui Hakim Volterra di Pengadian Boston
SIGN
Gambar 17. Scene menit ke 1.33.48
OBJECT
Mike yang sedang membawa buku catatan menghampiri Hakim Volterra dan
menjulurkan tangan sebagai tanda salam dan perkenalan. Ia menemui Hakim Volterra
di Pengadilan Boston untuk mendapatkan dokumen rahasia guna melengkapi
keabsahan informasi hasil investigasinya.
INTERPRETANT
Scene ini menginterpretasikan bahwa Mike dengan percaya diri, berinisiatif
menemui Hakim Volterra setelah gagal berusaha mendapatkan dokumen rahasia di
ruang arsip Pengadilan Boston. Akhirnya, demi mendapatkan dokumen rahasia yang
selama ini dibutuhkan untuk melengkapi keabsahan dokumen saat investigasinya, ia
Communicative : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah, Vol 4 No 2 (2023)
Deni Rahman, Jihan Fernanda – Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce… | 64
menemui Hakim Volterra untuk dapat membuka dokumen tersebut . Mike berbicara
kepada Hakim Volterra untuk memberikannya dokumen tersebut, karena penjaga
ruang arsip tidak bisa memberikan dokumennya karena dokumen tersebut adalah
dokumen rahasia. Pada potongan gambar ini peneliti menafsirkan tindakan Mike
sebagai salah satu bentuk sikap yang dapat dipercaya. Mike yang mengatakan kepada
hakim tersebut bahwa ia memiliki tanggung jawab atas pemberitaan ini, dapat peneliti
tafsirkan dengan Mike mampu dipercaya dalam tugasnya. Meskipun ini adalah tugas
dan kewajibannya sebagai seorang jurnalis, tetapi mengakses dokumen rahasia bukan
suatu hal yang mudah karena dokumen itu bersifat rahasia dan tidak dapat di akses
oleh siapapun. Akhirnya Mike yang bisa mendapatkan dokumen tersebut merupakan
hasil dari sikapnya yang dapat dipercaya, Mike membutuhkan waktu yang agak lama
untuk bisa mengakses dokumen rahasia itu.
Dari 16 scene tersebut dan dibagi menjadi 8 tabel yang telah dianalisis,
menunjukan bahwa film Spotlight terdapat simbol-simbol dan makna jurnalisme yang
dianalisis menggunakan analisis semiotik Charles Sanders Peirce, seperti:
1. Dalam adegan di film Spotlight yang ditandai dengan Baron membaca sebuah
kolom berita dan menolak jawaban Ben. Ia ingin agar Kasus Geoghan
diselidiki dan dipublikasikan. Maknanya, sebagai wartawan harus memiliki
keingintahuan yang besar dan peka terhadap setiap peristiwa (Rahmawati &
Lestari, 2020).
2. Dalam film Spotlight, ditandai dengan Mike yang menemui beberapa kali
pengacara Mitch dan juga tim Spotlight yang mewawancarai beberapa
narasumber, agar hasil berita yang akan dipublikasikan berimbang. Maknanya,
sebagaimana dikemukakan Wibawa (Wibawa, 2020) bahwa dalam kegiatan
kewartawanan, seorang jurnalis harus memiliki etika dengan cara menggali
berita dengan etik dan konsisten pada prinsip keberimbangan dan objektifitas.
3. Dalam film Spotlight ditandai dengan Mike, Sacha dan Robby yang selalu
membawa buku catatan dan mencatat informasi yang didapat saat sedang
melakukan wawancara dan mencari informasi. Karena kegiatan menulis adalah
termasuk sebagai proses jurnalistik. AN Bahri (Bahri & Indonesia, 2021)
mengemukakan bahwa dalam kegiatan kewartawan, seorang jurnalis harus
selalu menyiapkan alat untuk menyalin informasi seperti buku catatan ataupun
alat rekam. Karena, biasanya wartawan menggunakan buku catatan atau
perekam suara sebagai alat bantu mengingat informasi yang didapat.
Dalam film Spotlight, ditandai dengan Mike, Robby dan Matt digudang arsip
The Boston Globe membaca arsip dokumen untuk mencari daftar nama pastor yang
terlibat dalam kasus Geoghan dan adegan Mike yang menemui Hakim Volterra di
Pengadilan Boston guna mendapatkan dokumen rahasia untuk melengkapi data
investigasi. Hal ini senada dengan yang disampaikan Hamianti bahwa dalam kegiatan
kewartawan, seorang jurnalis harus bekerja keras dan percaya diri dalam melakukan
Communicative : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah, Vol 4 No 2 (2023)
Deni Rahman, Jihan Fernanda – Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce… | 65
invetigasi terhadap berita yang sedang di olah. Salah satunya memerlukan beberapa
dokumen atau berkas catatan untuk menunjang kelengkapan data yang dimilikinya
(Hamianti, 2022)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa makna pesan
dari simbol jurnalisme menurut analisis semiotik Charles Sanders Peirce dalam film
Spotlight adalah seorang jurnalis harus memiliki 1) Rasa keingintahuan yang tinggi, 2)
Etika ketika menggali suatu berita, 3) Prinsip keberimbangan 4) Objektifitas, 5) Buku
catatan yang dibawa atau perekam sebagai alat bantu pengingat informasi yang
didapat, dan 6) Keberanian melakukan tindakan reportase dan riset data untuk
dijadikan berita.
Daftar Pustaka
A, A. H., Kamalludin, K., & Ikhtiono, G. (2020). Penerapan Jurnalisme Investigasi
Terhadap Film Dokumenter “Punk Berani Hijrah.” Komunika: Journal of
Communication
Science
and
Islamic
Dakwah,
4(1),
34.
https://doi.org/10.32832/komunika.v4i1.4894
Abu, K., Al, A.-A. L. Ā., & Arri, M. A. (2007). Universitas islam negeri. 176.
Angela, M., & Winduwati, S. (2020). Representasi Kemiskinan dalam Film Korea
Selatan. Koneksi Fakultas Ilmu Komunikasi Tarumanegara, 3(2), 478.
Asri, R. (2020). Membaca Film Sebagai Sebuah Teks: Analisis Isi Film “Nanti Kita
Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI).” Jurnal Al Azhar Indonesia Seri Ilmu
Sosial, 1(2), 74. https://doi.org/10.36722/jaiss.v1i2.462
Bahri, A. N., & Indonesia, M. (2021). Diktat Jurnalistik Online Gasal 2021. February.
Efendi P. (2009). Dakwah melalui Film. Al-Tajdid, 1(2), 127–136.
http://ejournal.iainpalopo.ac.id/index.php/tajdid/article/view/576
Hamianti, N. U. R. (2022). Analisis relevansi kesarjanaan wartawan serambi
indonesia terhadap penulisan berita.
Herwendo R. (2014). Analisis Semiotika Representasi Perilaku Masyarakat Jawa
dalam Film kala. WACANA: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 03(3), 230–245.
Murni, M. (2021). Komunikasi Antarbudaya Etnis Tionghoa Dengan Masyarakat
Pribumi Dalam Penggunaan Pesan Nonverbal Di Kota Selatpanjang. 4552.
http://repository.uin-suska.ac.id/57606/%0Ahttp://repository.uinsuska.ac.id/57606/1/SKRIPSI GABUNGAN.pdf
Nugrahani, M. E., & Iskandar, D. (2019). Etika Jurnalistik Dalam Film Spotlight
Karya Tom McCarthy. Jurnal Pantarei, 1.
Perdana, H. P. (2015). Makna Poster Promosi Sinetron Ganteng – Ganteng Serigala.
E-Journal Ilmu Komunikasi Unmul, 3(3), 200–210. https://ejournal.ilkom.fisipunmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2015/08/eJournal herupriba fix (08-25-1504-05-30).pdf
Rahmawati, A., & Lestari, R. (2020). Peran Reporter Dalam Proses Produksi Berita
Liputan
6
Sctv.
Pantarei.
https://jom.fikom.budiluhur.ac.id/index.php/Pantarei/article/view/551
Rejeki, R., Adnan, M. F., & Siregar, P. S. (2020). Pemanfaatan Media Pembelajaran
pada Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 4(2),
Communicative : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah, Vol 4 No 2 (2023)
Deni Rahman, Jihan Fernanda – Analisis Semiotik Charles Sanders Peirce… | 66
337–343. https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i2.351
Siregar, N. S. S. (2016). Kajian Tentang Interaksionisme Simbolik. Perspektif, 1(2),
100–110. https://doi.org/10.31289/perspektif.v1i2.86
Waridah, W. (2016). Berkomunikasi Dengan Berbahasa Yang Efektif Dapat
Meningkatkan Kinerja. JURNAL SIMBOLIKA: Research and Learning in
Communication Study, 2(2). https://doi.org/10.31289/simbollika.v2i2.1036
Wibawa, D. (2020). Wartawan dan Netralitas Media. Communicatus: Jurnal Ilmu
Komunikasi, 4(2), 185–206. https://doi.org/10.15575/cjik.v4i2.10531
WILLA YUAN ABRIANTORO. (2018). Fantasi Pada Popularitas Tokoh Dilan Dan
Milea Dalam. https://core.ac.uk/download/pdf/160611629.pdf
Communicative : Jurnal Ilmu Komunikasi dan Dakwah, Vol 4 No 2 (2023)