MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI
LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK
Yuda Pratama (
[email protected])1
Giyono2
Ratna Widiastuti3
ABSTRACT
The purpose of this research was to improve students' motivation using group guidance
services. The method used was pre-experimental with one-group pretest-posttest design.
Subjects were eight students who had low learning motivation. Data collection techniques use
Motivation Scale Learning. The results showed that students' motivation could be enhanced by
using group guidance services. The analysis of the data using different Wilcoxon test, from the
pretest and posttest results obtained z output < z tabel (-2.530 <1,960) Ha was accepted, and Ho
was rejected. The conclusion of this research is the motivation to learn could be improved by
using group guidance services for students of eleventh grade SMK Waskita Bekri Academic
Year 2012/2013.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan layanan
bimbingan kelompok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini pre-eksperimental dengan
one-group pretest-posttest design. Subjek dalam penelitian sebanyak delapan siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
Skala Motivasi Belajar.Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dapat
ditingkatkan dengan menggunakan layanan bimbingan kelompok, terbukti dari hasil analisis
data menggunakan uji Wilcoxon, dari hasil pretest dan posttest diperoleh z output < z tabel (2,530 < 1,960) maka Ha diterima, dan Ho ditolak. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas XI
SMK Waskita Bekri Tahun Ajaran 2012/2013.
Kata kunci : bimbingan kelompok, bimbingan konseling, motivasi belajar.
1
Mahasiswa Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung
Dosen Pembimbing Utama Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung
3
Dosen Pembimbing Pembantu Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Lampung
2
PENDAHULUAN
Proses dalam kegiatan pembelajaran, motivasi merupakan peranan yang penting dalam
menciptakan kondisi atau suatu proses yang mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas
belajar. Hal ini sudah barang tentu peran guru sangat penting, bagaimana guru melakukan usahausaha utuk dapat menumbuhkan dan memberikan motivasi agar anak didiknya melakukan
aktivitas belajar dengan baik. Belajar dengan baik harus diperlukan proses dan motivasi yang
baik pula. Hasil observasi memperlihatkan strategi yang diterapkan oleh guru pembimbing
maupun guru bidang studi dalam meningkatkan motivasi belajar siswa ialah dengan berbagai
macam cara seperti memberikan layanan bimbingan kelompok, bimbingan perorangan
(individu), konseling kelompok, memberikan reinforcement, dan lain-lain. Hasil observasi awal,
pada siswa kelas XI di SMK Waskita Bekri Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012 /2013
didapatkan informasi dari guru bidang studi maupun wali kelas mengenai gambaran siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah, identifikasi dari sejumlah siswa menunjukkan perilaku sebagai
berikut : Ada siswa yang terlihat malas-malasan saat proses belajar berlangsung, ada siswa yang
kurang aktif dalam kelas pada waktu berlangsungnya pelajaran, ada siswa yang bermain saat
proses belajar berlangsung, ada siswa yang sering tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang
diberikan guru, ada siswa yang sering keluar masuk kelas saat proses belajar berlangsung, ada
siswa yang mengobrol saat proses belajar berlangsung, selain faktor-faktor di atas masih ada
beberapa faktor lain yang menyebabkan motivasi belajar mereka rendah seperti kurangnya
fasilitas belajar yang dimiliki, kurangnya kesadaran akan pentingnya belajar, siswa kurang dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, serta kurang perhatian orang tua terhadap
pendidikan anaknya.
Melihat faktor-faktor diatas, cukup jelas menghambat proses pembelajaran di dalam kelas.
Proses pembelajaran harus didukung semua elemen yang bersangkutan. Motivasi belajar pada
siswa dapat ditingkatkan dengan melakukan layanan bimbingan kelompok terhadap siswa yang
memiliki motivasi belajar yang rendah. Layanan bimbingan kelompok diharapkan dapat menjadi
solusi untuk permasalahan siswa terutama pada siswa kelas XI di SMK Waskita Bekri Lampung
Tengah Tahun Pelajaran 2012 /2013. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, digunakan
dinamika kelompok sebagai media kegiatannya. Dinamika kelompok dapat dikembangkan dan
dimanfaatkan secara baik dan efektif, maka layanan tersebut dapat berjalan dengan baik.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
melalui layanan
bimbingan kelompok pada siswa kelas XI SMK Waskita Bekri Tahun Pelajaran 2012/2013.
MOTIVASI BELAJAR
Menurut Winkel (1983 : 27) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar
itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa itu akan tercapai. Keseluruhan daya penggerak yang
menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar diharapkan daya penggerak yang berasal dari dalam diri
siswa itu sendiri siswa tersebut dapat lebih mengetahui arah kegiatan belajar yang akan
dilakukan sehingga tujuan belajar yang diinginkan sesuai dan optimal. Hakim (2005 : 26)
menyatakan motivasi belajar adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang
melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Sardiman
(2011 : 27) motivasi adalah daya penggerak didalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, sebagai tujuan yang dikehendaki segera tercapai. Untuk mencapai
tujuan yang hendak dicapai, maka harus ada dorongan dari dalam diri individu itu sendiri.
Dorongan yang merupakan penggerak inilah yang dapat menimbulkan suatu kegiatan belajar
dalam mencapai apa yang ingin dicapai. Menurut Mc.Donald (Sardiman, 2011) mengatakan
bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“ feeling” dan didahului dengan tanggapan adanya tujuan. Pernyataan yang dikemukakan
Mc.Donald ini mengandung tiga elemen penting:
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu
manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa “ feeling”, afeksi seseorang.
3.
Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan, jadi motivasi dalam hal
ini sebenarnya
merupakn respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
Penulis menyimpulkan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan
mneyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan
terkait
dengan persoalan kejiwaan, perasaan, dan juga emosi untuk kemudian melakukan
sesuatu. Semua itu didorong karena adanya tujuan, kebutuhan, atau keinginan. Berdasarkan dari
teori diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan, dan memberikan arah kegiatan
belajar, sehingga diharapkan tujuan dalam pembelajaran dapat tercapai.
BIMBINGAN KELOMPOK
Menurut Prayitno, (1995: 61) bimbingan kelompok diartikan sebagai upaya untuk membimbing
kelompok-kelompok siswa agar kelompok itu menjadi besar, kuat, dan mandiri, dengan
memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuan-tujuan dalan bimbingan dan
konseling. Maksud pernyataan tersebut bahwa bimbingan kelompok dapat diartikan suatu upaya
membina kelompok siswa untuk menjadi kelompok yang besar, kuat dan mandiri. Kegiatan yang
dilakukan melalui kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok untuk mencapai tujuantujuan dalam bimbingan dan konseling. Semua peserta dalam kegiatan kelompok saling
berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi saran, dan sebagainya, apa
yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta yang bersangkutan sendiri dan
untuk peserta lainnya.
Bimbingan kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan yang berusaha membantu individu
agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, minat,
serta nilai-nilai yang dianutnya dan dilaksanakan dalam situasi kelompok (Romlah, 2001: 3).
Penulis menyimpulkan bahwa bimbingan kelompok adalah upaya pemberian bantuan kepada
siswa melalui kelompok dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya interaksi saling
mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, dimana pemimpin
kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat membantu individu
mencapai perkembangan yang optimal, menyusun rencana, membuat keputusan yang tepat, serta
untuk memperbaiki dan mengembangkan pemahaman terhadap diri sendiri, orang lain, dan
lingkungannya dalam menunjang terbentuknya perilaku yang lebih efektif.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan pre-eksperimental dengan bentuk One-Group PretestPosttest Design, penelitian ini tanpa menggunakan kelompok kontrol dan desain ini terdapat
pretest sebelum diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih
akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini
dapat digambarkan seperti berikut:
01
X
02
Gambar 2. Pola One-Group Pretest-Posttest Design (Sugiyono, 2012:109)
Keterangan :
O1: Skala yang diberikan kepada siswa sebelum diberikan perlakuan kepada siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah.
X: Perlakuan/treatment yang diberikan (pelaksanaan layanan bimbingan kelompok kepada
siswa yang memiliki motivasi belajar rendah di SMK Waskita Bekri
O2: Skala yang diberikan kepada siswa setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
kepada siswa yang memiliki motivasi belajar rendah di SMK Waskita Bekri, yaitu
melihat peningkatan motivasi belajar sesudah diberi layanan bimbingan kelompok
dengan menggunakan skala pengukuran yang pertama.
Prosedur Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
Langkah pertama yang dilakukan adalah menjaring subjek, setelah mengetahui siswa yang
memiliki motivasi belajar rendah pada siswa kelas XI. Selanjutnya guru bimbingan konseling
dan guru bidang studi merekomdasikan siswa yang dianggap memiliki motivasi belajar rendah.
Kemudian peneliti memberikan pretest kepada siswa kelas XI. didapat 8 siswa yang memiliki
motivasi rendah.
Berdasarkan hasil pretest tersebut, maka peneliti akan memberikan layanan bimbingan
kelompok kepada 8 orang siswa sebagai subjek penelitian. Peneliti mengadakan pertemuan
dengan siswa tersebut, kemudian menjelaskan tata cara pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok, serta membuat kesepakatan untuk melaksanakan bimbingan kelompok dan
menetapkan hari dan waktu pelaksanaan bimbingan kelompok kepada 8 orang siswa tersebut.
Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Waskita Bekri yang memiliki motivasi
belajar rendah. Subyek dalam penelitian ini didapatkan dengan cara membagikan skala motivasi
belajar pada siswa kelas XI yang kemudian diperoleh 8 orang siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah. Skala motivasi belajar ini berfungsi sebagai penjaringan siswa yang memiliki
motivasi belajar rendah.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah skala, skala yang diberikan adalah skala motivasi belajar. Skala
motivasi belajar diberikan sebelum dan setelah
perlakuan. Untuk mengetahui perubahan
perilaku subjek penelitian baik sebelum maupun setelah diberikan perlakuan (dilakukan
bimbingan kelompok). Dalam penelitian ini subjek diberikan lima pilihan skala yaitu: Sangat
setuju (SS), Setuju (S), Kurang setuju(KS), Tidak setuju (TS), Sangat tidak setuju (STS).
Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas
yaitu layanan bimbingan kelompok, sedangkan variabel terikat yaitu motivasi belajar.
Definisi Operasional
Definisi opersional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.
Motivasi belajar (variable dependen) adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah kegiatan belajar, durasi, frekuensi, persistensi, ketabahan, keuletan, dan
kemampuan menghadapi rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan, devosi, tingkat
aspirasi, tingkat kualifikasi prestasi yang dicapai dari kegiatan dan arah sikap terhadap
sasaran kegiatan.
b.
Bimbingan kelompok (variable independen) adalah Suatu kegiatan kelompok yang
dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok yaitu adanya
interaksi saling mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya,
dimana pemimpin kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar dapat
membantu individu mencapai perkembangan yang optimal baik itu dalam menyusun
rencana maupun pengambilan keputusan yang tepat.
Uji Persyaratan Instrumen
Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur
(Sugiyono, 2002 : 267). Pada penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi, dimana
untuk mengukurnya dilakukan dengan cara uji ahli. Instrumen pokok pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Skala. Analisis item yang digunakan dalam penelitian ini
untuk menguji validitas item yaitu dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor item
instrumen dalam suatu faktor, dan mengkorelasikan skor faktor dengan skor total. Yaitu apabila r
hitung lebih besar dari r tabel berarti item tersebut disebut valid dan sebaliknya apabila r hitung
lebih kecil dari r tabel berarti item tidak valid. Di dapat nilai 0,962 > 0,36 maka dikatakan valid,
dan sebaliknya jika 0,962 < 0,36 dikatakan tidak valid. Skor jumlah yang valid adalah 45 item, dan yang
tidak valid berjumlah 5 item.
Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
obyek yang sama dan akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2002 : 267). Instrumen
pokok pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala. Hasil
rebilitas instrument adalah 0,964, sehimgga termasuk kriteria reabilitas sangat tinggi (gambar 3).
Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono ( 2005: 242-243), analisis data subjek penelitian diperoleh melalui purposive
sampling, menggunakan uji Wilxocon Match Pairs. Pengambilan keputusan analisis data akan
didasarkan pada hasil uji z. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2005: 241) yang
menyatakan bahwa mengambil keputusan dapat didasarkan pada hasil uji z, yaitu :
Hasil statistik hitung adalah -2,530 < 1,960 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil yang Diperoleh dari Setiap Pertemuan Layanan Bimbingan Kelompok
Dari pertemuan pertama dan selanjutnya dapat dianalisis bahwa para anggota sudah dapat
memperoleh pengertian dan pemahaman terhadap topik yang telah dibahas dalam tiap
pertemuan. Sehingga rata-rata sudah ditunjukkan pada perubahan perilaku secara bertahap yang
muncul pada saat proses kegiatan bimbingan kelompok pertemuan berikutnya. Dengan kata lain,
mereka sudah dapat menerapkan hasil pemahamannya dalam suatu perilaku yang dimunculkan
pada saat proses kegiatan bimbingan kelompok pada setiap pertemuan setelahnya. Sehingga
diharapkan perubahan perilaku yang positif tersebut dapat selalu diterapkan dalam
berkomunikasi.
Menurut Prayitno (1995:178) ”Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Sehingga semua peserta dalam
kegiatan kelompok saling berinteraksi, bebas mengeluarkan pendapat, menanggapi, memberi
saran, dan lain-lain sebagainya; apa yang dibicarakan itu semuanya bermanfaat untuk diri peserta
yang bersangkutan sendiri dan untuk peserta lainnya”. Pernyataan tersebut dapat dikatakan
bahwa bimbingan kelompok tidak hanya dapat membantu
anggota kelompok dalam
meningkatkan motivasi belajar saja, tetapi juga dapat membantu anggota kelompok dalam
merubah sikapnya. Hal ini dapat dilihat dari perubahan sikap anggota kelompok yaitu: 1)
Anggota kelompok yang tadinya cuek sudah mulai tidak cuek lagi, 2) Anggota kelompok yang
cenderung pendiam sudah mulai aktif dalam kegiatan, 3) Anggota kelompok sudah berani untuk
mengungkapkan pendapatnya, dan 4) Anggota kelompok mulai mengeluarkan pendapat yang
dapat dimengerti oleh anggota kelompok.
Layanan bimbingan kelompok terlebih dahulu peneliti mencari siswa yang memiliki motivasi
belajar rendah dengan melakukan wawancara dengan guru bimbingan konseling dan guru bidang
studi yang ada di sekolah, setelah mendapatkan siswa yang direkomendasikan oleh guru
bimbingan konseling dan guru bidang studi, kemudian peneliti memberikan pretes kepada siswa
kelas XI. Alasan peneliti melakukan wawancara dengan guru bimbingan konseling dan guru
bidang studi karena guru bimbingan konseling dan guru bidang studi sering melakukan interaksi
dengan siswa tersebut. Selain itu, guru diasumsikan mengetahui keadaan siswa terutama pada
waktu proses belajar mengajar di kelas.
Hasil wawancara tersebut diperoleh hasil bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
adalah kelas XI yang memiliki ciri-ciri seperti: ada siswa yang terlihat malas-malasan saat
proses belajar berlangsung, ada siswa yang kurang aktif dalam kelas pada waktu berlangsungnya
pelajaran, terdapat siswa yang bermain saat proses belajar berlangsung, terdapat siswa yang
sering tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru, terdapat siswa yang sering
keluar masuk kelas saat proses belajar berlangsung, dan terdapat siswa yang mengobrol saat
proses belajar berlangsung. Mengetahui siswa yang memiliki motivasi belajar rendah pada siswa
kelas XI. Selanjutnya guru bimbingan konseling dan guru bidang studi merekomdasikan siswa
yang dianggap memiliki motivasi belajar rendah. Selanjutnya peneliti memberikan pretest
kepada siswa kelas XI. Terdapat 8 siswa yang memiliki motivasi rendah.
Tabel pretest dan posttest
NO
Subjek
Pretest
Postest 1
Postest2
Postest3
Kenaikan %
1
F
102
179
179
187
45%
2
IH
101
145
164
175
42%
3
KA
97
175
176
180
46%
4
MY
72
175
175
179
59%
5
PS
93
175
178
185
49%
6
PW
81
184
188
196
58%
7
R
73
164
175
184
60%
8
MN
94
156
164
173
45%
Σ=713
Σ=1356
Σ=1399
Σ=1459
X=89,12
X=169,5
X=174,8
X=182,3
Dari tabel 4.4 dijelaskan hasil pretest terhadap 8 subjek sebelum pemberian layanan bimbingan
kelompok diperoleh nilai rata-rata skor motivasi belajar siswa sebesar 89,12. Setelah dilakukan
layanan bimbingan kelompok, hasil posttest diperoleh nilai rata-rata menjadi 182,3. Hal ini
menunjukan bahwa terdapat peningkatan skor motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah
pemberian layanan bimbingan kelompok 51%.
Menurut Hartinah (2009:166) mengemukakan bahwa layanan bimbingan kelompok kerap
dilibatkan atau melibatkan diri dalam pengelolahan berbagai kelompok yang melakukan kegiatan
dalam rangka beraneka aktivitas kurikuler. Motivasi belajar termasuk dalam kegiatan kurikuler,
oleh sebab itu bimbingan kelompok dapat digunakan dalam meningkatkan motivasi belajar. Dari
pernyataan ini dapat dikatakan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat membantu siswa
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil yang diperoleh dari layanan bimbingan
kelompok adalah terdapat perubahan yang positif yang terjadi didalam diri siswa yaitu,
meningkatnya motivasi belajar siswa. Dari hasil yang diperoleh maka, teori diatas dapat
dikatakan benar. Karena terdapat perbedaan yang terjadi pada diri siswa sebelum dan sesudah
layanan bimbingan kelompok.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di SMK Waskita Bekri, maka dapat diambil kesimpulan, yaitu:
1. Kesimpulan Statistik
Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian
layanan bimbingan kelompok dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas XI. Hal ini terbukti dari hasil pretest dan posttest, hasil perhitungan uji Wilcoxon,
output didapat nilai z hitung adalah
-2,530. Kemudian dibandingkan dengan z tabel,
dengan nilai α = 5% adalah 0,05=1,960. Oleh karena z hitung < z tabel
maka Ho ditolak
dan Ha diterima, artinya terdapat peningkatan yang signifikan pada motivasi belajar siswa,
sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan dengan bimbingan kelompok. Hal ini
menunjukkan bahwa bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas
XI SMK Waskita Bekri.
2. Kesimpulan Penelitian
Layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar siswa SMK Waskita
Bekri. Hal ini ditunjukkan dari adanya peningkatan skor motivasi belajar dari
penelitian setelah diberi layanan bimbingan kelompok.
subjek
B. Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan dari penelitian yang telah dilakukan di SMK Waskita
Bekri adalah:
1. Kepada Siswa
Siswa yang memiliki motivasi belajar
yang
rendah,
hendaknya mengikuti layanan
bimbingan kelompok yang diberikan oleh guru bimbingan dan konseling.
2. Guru BK
Kepada guru bimbingan dan konseling hendaknya dapat membantu dan membimbing
siswa dalam meningkatkan motivasi belajar yang rendah dengan melakukan layanan
bimbingan kelompok.
3. Kepada para peneliti
Kepada para peneliti hendaknya dapat melakukan penelitian dengan memasukkan faktor
yang berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa yang lain, seperti hubungan antara
interaksi sosial dengan motivasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Thursan. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.
Hartinah. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung: Refika Aditama.
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Ghalia Indonesia
Romlah, Tatiek. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan dan Konseling. Malang: Universitas Negeri
Malang
Sardiman A.M.2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.RajaGrafindo
Persada.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
Winkel, WS. 1983. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo.