Academia.eduAcademia.edu
OPTIMALISASI KEBUTUHAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI PENDEKATAN BERDIFERENSIASI Umtikhah Nurul Hijriyah Magister Pendidikan Dasar, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Email: [email protected] Abstrak Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan dalam menciptakan pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. Peserta didik merupakan individu unik yang memiliki perbedaan. Sejalan dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara bahwa peserta didik harus berkembang sesuai kodratnya. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang individu ataupun sebagai bagian dari anggota masyarakat. Guru harus dapat menerapkan suatu pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student oriented) sehingga peserta didik dapat mengenal dirinya dan memaksimalkan potensinya dalam belajar sesuai karakteristiknya. Peneliti menemukan bahwa pembelajaran berdiferensiasi menjadi suatu cara menyesuaikan kesiapan, minat, dan profil belajar agar terjadi peningkatan capaian hasil belajar. Pendidik yang berusaha memahami peserta didiknya secara terus menerus akan membangun kesadaran mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki peserta didik. Pendidik dapat menggunakan semua cara untuk mendorong peserta didik menunjukkan upaya belajarnya. Pembelajaran yang dilakukan bukan pembelajaran yang diindividualkan namun cenderung pada pembelajaran yang mengakomodir kekuatan dan kebutuhan belajar peserta didik. Pendekatan berdiferensiasi adalah suatu pendekatan berdasarkan kurikulum berdiferensiasi yang mempertimbangkan minat, kemampuan, kebutuhan, profil belajar, dan kesiapan peserta didik. Peneliti menemukan bahwa pembelajaran berdiferensiasi mampu membantu peserta didik mencapai hasil belajar optimal, karena produk yang akan mereka hasilkan sesuai minat mereka. Kata Kunci: pembelajaran berdiferensiasi, kebutuhan, hasil belajar. PENDAHULUAN Peserta didik disebut sebagai individu unik yang memiliki perbedaan individu (individual differences). Dalam psikologi perkembangan, perbedaanindividu merupakan faktor penting sebagai dasar pengembangan dan pengajaran. Perbedaan dalam proses pengajaran yaitu perbedaan kemampuan, bakat, minat, dan cara belajar peserta didik (Desak Made, Ni: 2022). Di dalam satu kelas, pendidik akan menghadapi beragam perbedaan peserta didik sehingga perlu dikaji kembali praktik pembelajaran yang menyamaratakan kebutuhan peserta didik. Pendidikan harus dapat mengakomodasi semua perbedaan ini dan mengarahkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Setelah diidentifikasi penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik karena kurangnya kemampuan guru dalam memetakan potensi peserta didik serta kecenderungan guru mengajar menggunakan metode konvensional. Konsep pembelajaran masih berorientasi pada pendidik (teacher oriented) belum berorientasi pada peserta didik (student oriented). Guru belum mengakomodasi kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran. Sejalan dengan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara bahwa peserta didik harus berkembang sesuai kodratnya. Dalam proses ini, guru harus dapat menerapkan suatu pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student oriented) sehingga peserta didik dapat mengenal dirinya dan memaksimalkan potensinya dalam belajar sesuai karakteristiknya. Pembelajaran berdiferensiasi menjadi suatu cara menyesuaikan kesiapan, minat, dan profil belajar agar terjadi peningkatan capaian hasil belajar. Guru yang berusaha memahami peserta didiknya secara terus menerus akan membangun kesadaran mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki peserta didik. Guru dapat menggunakan pembelajaran yang mengakomodir kekuatan dan kebutuhan belajar peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi bertujuan membantu semua peserta didik dapat belajar, mengakomodasi keberagaman peserta didik, hasil belajar karena peserta didik belajar sesuai kemampuan dan kebutuhannya, memusatkan peserta didik dan berkontribusi pada peningkatan dan realisasi diri ke arah karakteristik individu masing-masing peserta didik. Dengan mengakomodasi kebutuhan individu setiap peserta didikmemungkinkan mereka untuk maju dan berkembang. Berdasarkan analisis yang dilakukan peneliti, melalui pembelajaran berdiferensiasi, guru dapat mengembangkan potensi baik untuk dirinya maupun peserta didiknya untuk mencapai tujuan bersama. Pendekatan berdiferensiasi dapat memberikan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik (kesiapan, minat, dan gaya belajar) sehingga kebutuhan belajar peserta didik dapat terpenuhi. Penelitian terkait pembelajaran berdiferensiasi masih terbatas, artikel ini bertujuan untuk mengumpulkan berbagai literatur terkait pembelajaran berdiferensiasi. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah literatur review atau tinjauan Pustaka. Literatur review merupakan metode atau kegiatan yang fokus terhadap sebuah topik spesifik yang menjadi minat untuk dianalisis secara kritis terhadap naskah yang dipelajari. Jurnal penelitian yang direview merupakan jurnal penelitian yang telah memenuhi kriteria berupa artikel jurnal penelitian berbahasa Indonesia dan Inggris dengan tema penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Pencarian literatur difokuskan pada kata kunci pertama yaitu “pembelajaran berdiferensiasi” mendapat 4 artikel, dan kata kunci kedua yaitu “the effect of differentiated learning” mendapat 4 artikel. Sehingga total artikel jurnal yang diperoleh sebanyak 8 artikel. Literatur review ini kemudian disintesis dengan menggunakan metode naratif yaitu mengelompokkan data-data hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan hasil yang diukur untuk menjawab tujuan. PEMBAHASAN Menurut Herwina, Wiwin (2021) Pembelajaran berdiferensiasi adalah cara atau upaya yang dilakukan guru untuk memenuhi kebutuhan dan harapan peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi memandang bahwa pemelajar harus dilihat secara individu, meskipun pemelajar itu dikelompokkan ke kelas yang sesuai dengan umurnya tetapi nyatanya mereka berbeda dalam hal kesiapan belajar, minat, dan gaya belajar. Berdasarkan perbedaan tersebut, guru menganalisis kemudian melakukan diferensiasi. Pendekatan pembelajaran berdiferensiasi didasarkan pada pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang berbeda secara psikologi. Pendekatan pembelajaran berdiferensiasi mengharuskan para guru untuk menjadi fleksibel dalam pendekatan mereka ketika mengajar, menyesuaikan kurikulum, dan menyajikan informasi kepada peserta didik. Menurut Teguh Purnawanto, Ahmad (2023) penerapan pembelajaran berdiferensiasi sangat sesuai dengan merdeka belajar yang berpihak pada peserta didik. Pemetaan kebutuhan belajar peserta didik membantu guru dalam menilai dan membantu peserta didik menemukan jati diri mereka. Yakni sesuai keinginan belajar dan dapat memberikan kemerdekaan dalam pembelajaran peserta didik. Pemetaan kebutuhan belajar adalah kunci utama dalam memutuskan langkah selanjutnya. Pendekatan berdiferensiasi dapat diterapkan dalam pembelajaran karena mampu mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik dengan memperhatikan minat, profil, gaya belajar, dan kesiapan belajar peserta didik (Sri Wahyuni, Ayu: 2022). Pembelajaran berdiferensiasi merupakan teori pembelajaran yang didasarkan pada pernyataan bahwa pendekatan pembelajaran yang digunakan harus bervariasi dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing peserta didik. Tomlinson (2001) dalam Purwowidodo, Agus, dan Muhamad Zaini (2023: 20) menyampaikan, bahwa ada 3 aspek atau kategori kebutuhan belajar peserta didik; (1) Kesiapan belajar (readiness), (2) Minat, dan (3) Profil belajar. Selanjutnya pada kelas yang menerapkan pembelajaran diferensiasi, pembentukan kelompok akan bersifat fleksibel, di mana peserta didik yang memiliki kekuatan dalam bidang tertentu akan bergabung dan bekerjasama dengan teman-temannya yang lain. Peserta didik yang kuat dalam suatu bidang belum tentu memiliki kekuatan yang sama dalam bidang lain. Misalnya, mungkin peserta didik tersebut akan memiliki kekuatan dalam memahami suatu bacaan, belum tentu dalam menulis, ia akan bisa menulis dengan ejaan yang benar atau menuliskan kalimat dengan tepat atau peserta didik mengalami kelemahan dalam belajar yang lainnya seperti berhitung. Dalam kelompok yang bersifat fleksibel ini, guru akan paham bahwa mungkin ada beberapa peserta didik yang dalam mengerjakan tugas baru namun kerjanya lambat dan kemudian akan diberikan penjelasan untuk mempercepat kerjanya sambil yang lain belajar tetapi dilakukan secara perlahan. Dalam pembelajaran diferensiasi, peserta didik akan berkelompok berbeda-beda berdasarkan kebutuhan dan pengalaman belajar peserta didik. Pembelajaran diferensiasi juga diasumsikan bahwa kondisi internal dan eksternal peserta didik yang selalu berubah, maka memungkinkan peserta didik untuk mendapatkan informasi tentang seluruh ruang solusi (Gray, 2020). Menurut Purwowidodo, Agus, dan Muhamad Zaini (2023: 25) pembelajaran diferensiasi menggunakan berbagai pendekatan (multiple approach) dalam konten, proses, dan produk. Dalam kelas diferensiasi, guru akan memperhatikan 3 elemen penting dalam pembelajaran diferensiasi di kelas yaitu (1) Content (input) yaitu mengenai apa yang peserta didik pelajari, (2) Process (Proses) yaitu bagaimana peserta didik akan mendapatkan informasi dan membuat ide mengenai hal yang dipelajarinya, (3) Product (output), bagaimana peserta didik akan mendemonstrasikan apa yang sudah mereka pelajari. Ketiga elemen tersebut di atas akan dilakukan modifikasi dan adaptasi berdasarkan asesmen yang dilakukan sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik, ketertarikan dan learning profil peserta didik. Elemen penting yang dilakukan dalam pembelajaran berdiferensiasi, yaitu: 1. Content Konten (isi) merupakan apa yang akan peserta didik ketahui, pahami dan yang akan dipelajari. Guru memodifikasi materi pembelajaran supaya peserta didik mudah mempelajari. Konten atau bahan ajar adalah apa yang guru ajarkan kepada peserta didik. Konten disesuaikan dengan kesiapan, minat, dan profil belajar peserta didik. Guru menyediakan materi pembelajaran yaitu bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik. 2. Process Proses merupakan cara bagaimana peserta didik mendapatkan informasi materi pembelajaran atau bagaimana ia dalam belajar materi pelajaran. Proses juga dapat diartikan sebagai aktivitas peserta didik dalam mendapatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan berdasarkan konten yang akan dipelajari. Proses pembelajaran yang efektif yaitu apabila berdasarkan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan peserta didik. Peserta didik akan bisa mengerjakan dengan sendirinya dan berguna bagi diri mereka sendiri. Proses juga tentang bagaimana peserta didik akan memahami atau memaknai apa yang dipelajari. Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara: 1) Menggunakan kegiatan berjenjang 2) Meyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat 3) Membuat agenda individual untuk peserta didik. Bagi peserta didik yang tingkat kesiapannya sudah siap dan mengerti akan konten yang akan dipelajarinya, hal ini tidak menjadikan masalah bagi peserta didik untuk belajar hal yang sama sesuai dengan konten yang sudah ditentukan. Bagi tingkat kesiapannya belum memahami mengenai konten tersebut, guru perlu melakukan modifikasi dan adaptasi berdasarkan tingkat kesiapan peserta didik tersebut. 3. Product Produk merupakan hasil atau bukti apa yang sudah mereka pelajari dan pahami. Peserta didik akan mempraktikan, atau mengimplementasikan mengenai apa yang sudah mereka pahami. Produk akan merubah peserta didik dari penikmat pengetahuan ke pencipta dengan pengetahuan. Produk merupakan hasil kerja peserta didik atau unjuk kerja yang harus ditunjukkan peserta didik kepada teman lainnya atau guru misalnya berupa karangan, pidato, rekaman, diagram atau sesuatu yang ada wujudnya. Dengan mengalami pembelajaran mandiri, menggunakan teknologi, memberi pilihan dan memperhatikan apa yang mereka lakukan dan menerima umpan balik konstruktif dari pengamat, peserta didik berbakat mendapatkan hasil yang sangat baik dan dapat meningkatkan motivasi mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Demir, 2021) yang menyimpulkan bahwa desain instruksional pembelajaran berdiferensiasi dan diperkaya melalui gaya belajar Kolb taksonomi Bloom memiliki efek positif pada pengungkapan dan peningkatan keterampilan berpikir kreatif pelajar berbakat. Pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan gaya belajar lebih efektif untuk motivasi peserta didik terhadap pembelajaran daripada metode pengajaran tradisional. Peserta didik juga berpendapat bahwa mereka mendukung penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, direkomendasikan agar guru yang ingin mendukung dan mengembangkan keterampilan berpikir kreatif peserta didiknya, harus terlebih dahulu mengidentifikasi potensi, minat, dan gaya belajar peserta didiknya; kemudian berikan mereka lingkungan belajar di mana peserta didik dapat menunjukkan kreativitas mereka, mempertahankan ide-ide mereka secara bebas, dan menghasilkan solusi unik untuk masalah yang mereka hadapi; dan akhirnya menerapkan pendekatan, metode, atau teknik yang meningkatkan pemikiran kreatif dan yang efektivitasnya terbukti secara ilmiah dalam literatur. Hasil penelitian (Erotocritou, 2020) menujukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik secara individu di setiap kelas. Sementara itu, hasil penelitian (Brungel et al., 2020) menunjukan pembelajaran berbasis proyek yang berdiferensiasi memiliki efek positif pada persepsi peserta didik, mendorong identifikasi diri dengan tugas kursus yang sejauh ini tidak disukai. Strategi diferensiasi bertujuan untuk mendongkrak prestasi semua peserta didik baik yang gagal memenuhi jenjang pendidikan yang diharapkan maupun yang unggul dari kelasnya. Hal ini membuktikan bahwa semua peserta didik di kelas berbeda yang memerlukan kebutuhan strategi atau instruksi diferensiasi untuk memanfaatkan kecerdasan yang beragam sehingga memungkinkan lebih banyak peserta didik dapat berpartisipasi dalam pembelajaran di kelas. Penelitian Noris Pane, Rezeki, dkk (2022), model pembelajaran differensiasi memiliki pengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif, pengaruhnya adalah model pembelajaran langsung dapat diterapkan oleh si pengajar kepada peserta didik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik oleh karena itu maka hipotesis yang pertama berbunyi “model pembelajaran langsung berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik” terbukti kebenarannya dan dapat dinyatakan diterima. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menggunakan uji parsial (uji t) diperoleh hasil bahwa model pembelajaran differensiasi (x2) memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik (y). Hal ini dapat diketahui dari nilai signifikasi pada uji t variabel bebas pada model pembelajaran differensiasi (x2) sebesar 0,000 atau lebih kecil dari level of significance (α) sebesar 0,05. berdasarkan hal ini, maka hipotesis kedua yang berbunyi “model pembelajaran differensiasi berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif peserta didik” terbukti kebenaranya dan dapat diterima. PENUTUP Berdasarkan kajian literatur yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual dan kebutuhan peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pendekatan pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi dapat mengoptimalisasi semua kebutuhan belajar peserta didik sesuai minat atau profil belajar yang dimiliki. Terdapat tiga elemen pendekata pembelajaran berdiferensiasi, yaitu: konten, proses, dan produk. Pembelajaran berdiferensiasi mampu membantu peserta didik mencapai hasil belajar optimal, karena produk yang akan mereka hasilkan sesuai minat mereka. Adapun saran dalam penelitian ini yaitu: (1) dengan melihat data hasil studi literatur yang menunjukkan masih sangat terbatasnya penelitian tentang pendekatan berdiferensiasi di Indonesia, maka dipandang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh pendekatan berdiferensiasi terhadap kreativitas, berpikir kritis, kolaborasi atau kemampuan pemecahan masalah secara khusus dalam pembelajaran; (2) guru atau pendidik sebelum melaksanakan pembelajaran perlu melakukan asesmen diagnostik terlebih dahulu untuk mengetahui minat, profil, gaya belajar, dan kesiapan belajar peserta didik sebelum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. REFERENSI Brungel, R., Ruckert, J., & Friedrich, C. M. (2020). Project-Based Learning in a Machine Learning Course with Differentiated Industrial Projects for Various Computer Science Master Programs. 2020 IEEE 32nd Conference on Software Engineering Education and Training, CSEE and T 2020, Ml, 50–54. https://doi.org/10.1109/CSEET49119.2020.9206229. Demir, S. (2021a). Effects of learning style based differentiated activities on gifted students’ creativity. Journal for the Education of Gifted Young Scientists, 9(1), 47–56. https://doi.org/10.17478/jegys.754104. Desak Made, Ni. 2022. Psikologi Perkembangan. Bandung: Widina Bhakti Persada. Erotocritou, T. (2020). The Impact of Using Effective Differentiation Strategies on Students’ Learning: A case study of an Elementary School in Dubai: KHADIJA AL SAYED HAMAD. June. Gray, R. (2020). Comparing the constraints led approach, differential learning and prescriptive instruction for training opposite-field hitting in baseball. Psychology of Sport & Exercise 51 (2020) 101797 https:// doi.org/10.1016/j.psychsport.2020.101797. Herwina, Wiwin. (2021). Optimalisasi Kebutuhan Peserta didik dan Hasil Belajar dengan Pembelajaran Berdiferensiasi. Perspektif Ilmu Pendidikan http://doi.org/10.21009/PIP.352.10 Volume 35 Issue 2 Oktober 2021 p-ISSN: 1411-5255 e-ISSN: 2581-2297. Kemendikbudristek. 2021. Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran. Jakarta: Kemendikbudristek. --------. 2022. Tahapan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan Pendidikan. Jakarta: Kemendikbudristek. Noris Pane, Rezeki, dkk. (2022). Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik. BULLET : Jurnal Multidisiplin Ilmu Volume 1, No. 03, Juli 2022 ISSN 2829-2049 (media online) Hal 173-180. Purwowidodo, Agus, dan Muhamad Zaini. 2023. Teori dan Praktik Model Pembelajaran Berdiferensiasi Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar. Yogyakarta: Media Pustaka. Sri Wahyuni, Ayu. (2022). Pendekatan Berdiferensiasi dalam Pembelajaran IPA. Jurnal Pendidikan MIPA Volume 12. Nomor 2, Juni 2022 ISSN: 2088-0294 e-ISSN: 2621-9166 https://doi.org/10.37630/jpm.v12i2.562. Teguh Purnawanto, Ahmad. (2023). Pembelajaran Berdiferensiasi. Jurnal Ilmiah Pedadogy STAI Muhammadiyah Blora Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2023.