Academia.eduAcademia.edu

Peran Landmark Sebagai Sarana Promosi

Landmark is conspicuous physical mark of a city or a region. It is an important element of a place that gives the place a special character and identity. Landmark can be mountains or hills, tall buildings, religious buildings, tall trees, etc. A landmark have to meet the landmark criteria; it has to be special and unique, easy to remember, easy to recognize, and its visual element can be enhanced by sound and scent. It also has to have more value, historically and aesthetically, so that it attracts people to come to the place. A landmark has to be in a strategic place so that every people that come to the place can see it. Landmark’s role as an instrument of promotion appears when it is publicized, be it intentionally or unintentionally. If a place is known widely by people because of its landmark, then the landmark is technically has a role as an instrument of promotion.

PERAN LANDMARK SEBAGAI SARANA PROMOSI (STUDI KASUS DI PERUMAHAN RESORT DAGO PAKAR BANDUNG DENGAN PERSANDINGAN UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG DAN UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP BANDUNG) Enggar Setyo Sudarman Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sangga Buana YPKP Bandung Abstrak Landmark adalah tanda fisik yang menonjol dari sebuah kota atau kawasan.Landmark merupakan elemen penting dari suatu tempat yang memberikan tempat tersebut ciri khas dan identitas. Landmark dapat berupa gunung atau bukit, gedung tinggi, tempat ibadah, pohon tinggi, dsb. Sebuah landmark harus memenuhi kriteria dari landmark itu sendiri, yaitu memiliki keunikan dan ciri khas, mudah diingat, dapat dikenali, serta elemen visualnya bisa diperkuat dengan suara dan bau. Landmark juga harus memiliki nilai lebih di bidang historis dan estetis agar menarik minat orang-orang untuk pergi ke lokasi tersebut. Sebuah landmark harus berada di tempat yang strategis, agar setiap orang yang datang ke lokasi tersebut dapat melihatnya. Peran landmark sebagai sarana promosi adalah ketika sebuah landmark terpublikasikan, baik sengaja dipublikasikan ataupun tidak sengaja terpublikasikan. Apabila suatu tempat menjadi dikenal oleh masyarakat luas karena landmark-nya, maka landmark tersebut dapat dikatakan telah memiliki peran sebagai sarana promosi. ABSTRACT Landmark is conspicuous physical mark of a city or a region. It is an important element of a place that gives the place a special character and identity. Landmark can be mountains or hills, tall buildings, religious buildings, tall trees, etc. A landmark have to meet the landmark criteria; it has to be special and unique, easy to remember, easy to recognize, and its visual element can be enhanced by sound and scent. It also has to have more value, historically and aesthetically, so that it attracts people to come to the place. A landmark has to be in a strategic place so that every people that come to the place can see it. Landmark’s role as an instrument of promotion appears when it is publicized, be it intentionally or unintentionally. If a place is known widely by people because of its landmark, then the landmark is technically has a role as an instrument of promotion. Kata Kunci : landmark, sarana, promosi 1. Pendahuluan Landmark merupakan elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol dari suatu daerah atau kawasan, misalnya gunung atau bukit, gedung tinggi, tempat ibadah, pohon tinggi dan sebagainya. Landmark adalah elemen penting dari suatu daerah atau kawasan karena membantu orang mengenalisuatu tempat untuk mengorientasikan diri di dalam tempat tersebut dan membantu orang mengenali suatu daerah atau kawasan (Sirait, 2011). Dengan kata lain, landmark merupakan ciri khas suatu kota atau kawasan yang dapat dijadikan sebagai identitas dari tempat tersebut.Seperti halnya di Perumahan Resort Dago Pakar Bandung yang menggunakan unsur alam buatan dan kampus Universitas Widyatama Bandung yang memiliki dinding l’Arc d’Academia dan fosil kayunya sebagai landmark, yangberfungsi sebagai sarana promosi dan informasi.Lain halnya dengan Universitas Sangga Buana YPKP Bandung yang memiliki landmark dengan unsur alam buatan namun kurangterpublikasikan karena letaknya yang tertutup. Peran landmark sebagai sarana promosi ditunjukkan dengan banyaknya fotofoto yang diunggah ke media sosial dengan berlatarkan sebuah landmark yang menjadi ciri khas dari tempat tersebut atau tempat dimana foto itu diambil.Pada siaran pers yang diterima oleh Kompas Teknopada tanggal 20 September 2013, di tahun 2013jumlah pengguna Facebookperhariasal Indonesia mencapai angka 33 juta orang. Dan pengguna yang mengakses Facebook melalui telepon seluler setiap harinya mencapai angka 28 juta. Itu artinya ada lebih dari seperdelapan rakyat Indonesia yang mengakses Facebook setiap harinya. Jadi bisa dibayangkan seberapa efektif dan efisiennya melakukan promosi di media sosial terlebih apabila bukan kita yang melakukan promosi, melainkan aset yang kita miliki yaitu landmark tersebut yang dijadikan latar foto oleh orang lain dan kemudian diunggah ke situs jejaring sosial, salah satunya jejaring sosial Facebookyang dapat diakses oleh semua orang. Seperti yang akan dibahas pada tulisan ini mengenai landmark yang tidak hanya menjadi identitas dari suatu tempat, namun juga berperan penting sebagai sarana promosi. 2. Tujuan Dengan membuat karya tulis ilmiah ini, diharapkan penulis dapat memelajari dan menerapkan apa yang telah dipelajari, sehinggailmu yang diperoleh dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari mengenai peran dan fungsi landmark yang merupakan identitas atau ciri khas dari suatu tempat menjadi sebuah sarana untuk promosi. Berikut pelajaran penting yang bisa digali, diantaranya :    3. Mengetahui peran sebuah landmark. Mengetahui berbagai fungsi dari landmark. Mengetahui kriteriaapa saja yang seharusnya ada pada suatu landmark. Tinjauan Pustaka Menurut teori Urban Design oleh Kevin Lynch (Murwani, 2007) tahun 1969, ada lima Elemen Citra Kota dalam rancangan urban yangdapat dianalisa dalam suatu teori pembentukan citra kota sebagai satu kesatuan yang terdiri dari : a) Path Pathdiartikan sebagai suatu jaringan dimana manusia akan bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Pembentukan karakter pathyaitu berupa aktivitas khusus sepanjang jalan, misalnya perdagangan, perkantoran dan karakteristik bangunan, seperti fasade bangunan.Pathmerupakan kerangka kota yang membentuk struktur kota yang terbentuk, antara lain adalah linear, radial dan grid. Contoh tampilan pathadalah aspal danpaving block. b) Distrik Pengertian distrik adalah terintegrasi dan terpusatnya kegiatan fungsional pada kawasan tertentu dalam kota. Distrik dapat dibagi atas satu jenis kegiatan fungsional atau campuran dari berbagai macam kegiatan fungsional. Komponen yang menentukankarakter fisik distrik adalah :space,form, topografi, detail, simbolbuilding, tipe, activity, dan pemukiman. c) Edge (Batas) Edgedapat diartikan batasan, yang seharusnya merupakan pengakhiran dari suatu distrik atau kawasan tertentu meskipun kenyataannya sulit untuk melihat batasan yang jelas antara kawasan dengan fungsi yang berbeda.Batas elemen linear yang bukan merupakan path.Edgetersebut biasanya (tidak selalu) berupa batas-batas antara dua area, bersifat menerus dan tidak terasa tajam. Di negara maju batasan tersebut sangat jelas, misalnya dalam kawasan perdagangan, integritas bangunan sangat tinggi. Batasan dapat berupa : fungsional dan alam (sungai, gunung, dan hutan). d) Landmark Landmark merupakan tanda fisik yang dapat memberikan info bagi pengamat dari suatu jarak. Landmark memiliki tiga unsur, yaitu :    Tanda fisik berupa elemen visual. Informasi yang memberikan gambaran secara tepat dan pasti. Harus dapat dikenali pada jarak tertentu. Sedangkan kriteria landmark, yaitu :      Unique (unik dan memiliki ciri khas) Memorable (mudah diingat) Identifiable (mudah dikenali) memiliki nilai lebih di bidang historis dan estetis merupakan elemen visual yang diperkuat dengan suara dan bau. Landmark dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :   Menurut bentuk, terbentuk oleh elemen atau bangunan dan berupa kawasan (urban space)yang memanjang ataupun cluster. Menurut jarak, distant landmark dan local landmark. Proses pembentukan landmark adalah untuk memperluas arah pandang, membuat kontras dan meletakkan landmark pada suatu tempat dengan hirarki visual yang unik. Sedangkan fungsi landmark adalah sebagai sarana informasi, penentu orientasi lingkungan dengan yang mudah dikenali (Murwani, 2007). Adapun pengertian lain mengenai landmark adalah elemen eksternal dan merupakan bentuk visual yang menonjol dari sebuah kota ataupun kawasan, misalnya gunung atau bukit, gedung tinggi, tempat ibadah, pohon tinggi dan sebagainya. Landmark adalah elemen penting dari suatu kota atau kawasan karena membantu orang mengenali suatu tempat untuk mengorientasikan diri di dalam tempat tersebut dan membantu orang mengenali suatu daerah atau kawasan (Sirait, 2011). e) Node (Simpul) Nodemerupakan tempat yang menampung berbagai aktivitas yang unik dan menjadi ciri bagi keberadaan nodetersebut. Adapun ciri-ciri node, yaitu :    Merupakan pusat kegiatan. Pertemuan beberapa ruas jalan. Tempat pergantian alat transportasi. Nodedapat berwujud square linearmaupun keseluruhan pusat distrik yang luas. Kualitas nodedapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :Introvert Node (memberikan kesan sedikit mengarah) dan Extovert Node(menerangkan arah-arah umum, menghiasi penghubung yang jelas ke berbagai distrik). 4. Pembahasan 4.1. Dago Pakar Waterfall di Perumahan Resort Dago Pakar Bandung Apabila kita memasuki pintu gerbang perumahan ResortDago Pakar dari arah jalan Ir. H. Djuanda, kita akan melihat sebuah tebing di ujung turunan jalan dan berbentuk seperti dinding batu. Di bagian sisi kiri bawahnya terdapat tulisan Dago Pakar Waterfall. Dinding tersebut adalah air terjun buatan yang merupakan ciri khas dari perumahan Resort Dago Pakar. Namun apabila kita pergi ke sana, tidak setiap hari di tempat tersebut terlihat air terjun sebagaimana mestinya. Hanya hari-hari tertentu saja Dago Pakar Waterfall difungsikan menjadi air terjun. Air terjun tersebutdikendalikan oleh mesin pompa air sebagai alat utama untuk menaikan air dari kolam di bawahnya,yang kemudian air tersebut diturunkan melalui dinding batu.Berikut ini adalah foto yang diambil dari lokasi tersebut : Gambar 1. Dago Pakar Waterfall di perumahan Resort Dago Pakar Air terjun yang menjadi landmark dari perumahan tersebut ternyata memiliki fungsi lain, yaitu sebagai tempat rekreasi dan tempat berfoto bersama oleh sebagian masyarakat, baik masyarakat sekitar maupun masyarakat dari luar kawasan.Hal tersebut dapat dibuktikan dengan melihat banyaknya orang yang datang ke lokasi itu pada akhir pekan, baik diantara mereka yang hanya duduk-duduk sambil menikmati keindahan lokasi maupun berfoto di tempat tersebut.Peran landmark sebagai sarana promosi terjadi ketika foto yang diambil dari tempat tersebut diunggah ke situs jejaring sosial oleh orang yang melakukan pemotretan di lokasi itu. Sehingga kesan dari tempat tersebut akan timbul ketika orang lain melihat foto yang diunggah.Di bawah ini merupakan foto-foto yang diunduh dari berbagai sumber di beberapa media sosial dengan akun pemilik yang berbeda-beda mengenai lokasi tersebut : Gambar 2.Foto pengunjung yang diunduh dari Facebook Gambar 3. Foto pengunjung yang diunduh dari Instagram Gambar 4. Foto pengunjung yang diunduh dari Foursquare Dari foto-foto yang telah dihimpun di atas dapat dipastikan bahwa sebuah landmark harus memiliki kriteria yang menunjukkan bahwa landmark tersebut memiliki keunikan dan ciri khas, mudah diingat, dapat dikenali, memiliki nilai historis dan estetika yang diperkuat elemen visualnya seperti yang telah disebutkan oleh Kevin Lynch (Murwani, 2007) dalam teori Urban Design pada tahun 1969. Sehingga dapat menarik minat masyarakat untuk pergi ke tempat tersebut. 4.2. Dinding l’Arc d’Academia dan Fosil Kayu di Universitas Widyatama Bandung Dari gerbang depan kampus Universitas Widyatama Bandung kita sudah dapat melihat sebuah dinding berbentuk lengkung (Arc)yang bertuliskan l’Arc d’Academia. Dinding lengkung tersebut merupakan landmark dari kampus Widyatama. Menurut brosur yang saya dapatkan dari kampus tersebut dijelaskan bahwa dinding bagian sisi luar lengkung yang menghadap ke arah timur menyongsong matahari terbit itumelambangkan sebuah busur yang melepaskan anak panah. Gambar 5. Dinding lengkung l’Arc d’Academia di kampus Widyatama Pada bagian tengah, di hadapan dinding lengkung tersebut berdiri sebuah batu yang merupakan sebuah tonggak kayu yang membatu (petrified wood).Di dalam brosur dijelaskan bahwa fosil kayu tersebut adalah gambaran dari ketegaran komitmen, loyalitas, dan dedikasi yayasan Widyatama, pendiri dan kolaborator serta penerusnya bagi pendidikan yang tak lekang karena panas dan tak lapuk karena hujan. Di bagian bawah fosil kayu tersebut terdapat fundasi sebagai penopang yang memiliki 7 segi yang pada setiap sisinya tertulis sejarah perkembangan kampus Widyatama, yang berfungsi sebagai sarana informasi kepada orang yang membacanya. Gambar 6. Fosil kayu di kampus Widyatama Apabila dilihat dari fungsinya, dinding l’Arc d’Academia dan fosil kayu tersebut dapat disebut sebagai landmark kampus Universitas Widyatama. Karena menurut teori Urban Design yang telah dikemukakan oleh Kevin Lynch (Murwani, 2007), kriteria dari sebuah landmark salah satunya adalah unik dan memiliki ciri khas. Kriteria selanjutnya adalah memorable (mudah diingat) dan identifiable (mudah dikenali), dinding l’Arc d’Academia dan fosil kayu yang ada memang cukup mudah untuk dikenali dan diingat.Kemudian pada bagian fundasi fosil kayu terdapat tulisan sejarah perkembangan kampus Widyatama yang memenuhi kriteria landmarkyang mencakup nilai di bidang historis.Fosil kayu itu juga memiliki nilai lebih di bidang estetis karena proses pembentukan tonggak kayu yang membatu dan menjadi sebuah fosil. Landmark kampus tersebut terletak pada pusat sebuah node, sehingga setiap orang dapat melihanya ketika memasuki lokasi. Menurut Kevin Lynch (Sirait, 2011), sebuah nodeakan mempunyai identitas yang lebih baik jika tempatnya memiliki bentuk yang jelas (mudah diingat), serta penampilan berbeda dari lingkungannya (fungsi, bentuk) yaitu sebuah landmark. Elemen dari node ini dapat menjadi titik referensi. Landmark yang terdapat pada node tersebut dapat menjadi titik konsentrasi dimana transportasi memecah. 4.3. Kolam Ikan di Universitas Sangga Buana YPKP Bandung Kolam ikan yang merupakan landmark dengan unsur buatan di Universitas Sangga Buana YPKP Bandung terletak di area gedung B Universitas Sangga Buana. Kolam ikan tersebut dikategorikan sebagai landmark karena memiliki kriteria yang sesuai dengan kriteria sebuah landmark. Pada kolam ikan tersebut terdapat air terjun kecil pada bagian atasnya sehingga memiliki keunikan tersendiri yang merupakan salah satu kriteria landmark yaitu unique atau memiliki ciri khas.Bentuknya yang khas serta letaknya yang berada di area gedung B membuat kolam ikan tersebut masuk ke dalam kriteria memorable yaitu mudah diingat dan identifiableyaitu mudah dikenali. Unsur historis pada kolam tersebut juga terlihat dari adanya sebuah batu tulis yang pada batu tersebut bertuliskan tentang sejarah dari pembangunan pertama kampus II Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPKP Bandung yang saat ini sudah berganti nama menjadi gedung B Universitas Sangga Buana YPKP Bandung, yang ditandatangani oleh direktur perguruan tinggi swasta pada saat itu beserta tanggal peletakan batu tulis tersebut. Elemen visual tersebut diperkuat juga dengan suara gemericik air yang jatuh dari atas air terjun mini yang ada. Gambar 7. Kolam ikan dan batu tulis di area gedung B kampus Sangga Buana Hal yang sangat disayangkan adalah letak dari landmark tersebut yang berada di dalam area gedung. Seharusnya landmarkitu diletakkan di tempat yang strategis, dengan artian dapat dilihat oleh semua orang yang memasuki kampus Sangga Buana, contohnya diletakkan di pusat sebuah node dimana transportasi memecah seperti yang telah disebutkan oleh Kevin Lynch (Sirait, 2011). Meskipun terletak di dalam area gedung, landmark yang dimiliki oleh kampus Sangga Buana pernah terpublikasikan oleh beberapa orang mahasiswinya seperti yang ada pada foto di bawah ini : Gambar 8. Dua mahasiswi yang berfoto di area kolam ikan Proses publikasi terjadi ketika ada salah seorang dari mahasiswi yang ada pada foto di atas mengunggah foto tersebut ke akun jejaring sosialnya, sehingga proses promosi terjadi ketika ada beberapa orang yang melihat, menyukai (like), mengomentari, dan bahkan membagikan (share) foto tersebut seperti yang ada di bawah ini : Gambar 9. Respon dari teman-teman di Facebook yang melihat foto tersebut diunggah Sehingga peran sebuah landmark sebagai sarana promosi dan bagaimana proses promosi itu bisa terjadi dapat digambarkan dengan bagan di bawah ini : Gambar 10. Hubungan antara tempat, landmark, dan publikasi terhadap masyarakat Dari gambar di atas maka dapat dijelaskan bahwa sebuah tempat atau lokasi yang mempunyai landmark dan kemudian landmark tersebut terpublikasikan kepada masyarakat luas, baik melalui media elektronik, media cetak, maupun secara langsung, maka informasi mengenai tempat ituakan sampai kepada masyarakat. Sehingga terjadi korelasi antara masyarakat dengan tempat yang memiliki landmark tersebut. Jadi masyarakat akan memiliki pengetahuan mengenai tempat dan landmark yang ada. 5. Kesimpulan Dari semua pembahasan yang telah disebutkan, maka dapat disimpulkan bahwa sebuah landmark akan berperan sebagai sarana promosi apabila telah memenuhi beberapa hal seperti yang ada di bawah ini : 1) Karena landmark merupakan ciri dan identitas suatu tempat, maka sebuah landmark harus bersifat unik, mudah diingat, mudah dikenali, memiliki nilai historis dan estetis, serta diperkuat elemen visualnya dengan suara dan bau. Sehingga landmark tersebut dapat menarik perhatian dan minat masyarakat untuk datang dan mengenal lebih jauh terhadap tempat dengan landmarkyang ada tersebut. 2) Sebuah landmark harus berada di tempat yang strategis agar setiap orang yang datang ke lokasi landmark dapat melihatnya. 3) Sebuah landmark berperan sebagai sarana promosi apabila suatu tempat dikenal oleh masyarakat luas karena landmark-nya yang terpublikasikan. DAFTAR PUSTAKA DEL. (2013, 20 September). Tiap Hari, 33 Juta Orang Indonesia Buka Facebook. halaman 1. Tersedia : www.kompas.com [7 Agustus 2014] Murwani, NR. 2007. PERUBAHAN FUNGSI KORIDOR JALAN SUYUDONO AKIBAT KEBERADAAN PASAR BULU SEMARANG. [online]. Tesis Megister pada PPS Undip Semarang : tidak diterbitkan. Tersedia : http://eprints.undip.ac.id/18428/1/Nunuk_Rini_Murwani.pdf [4 Agustus 2014] Sirait, EK. Tersedia : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27240/3/Chapter%20II.pdf [4 Agustus 2014] 2011. Chapter II. [online].