Muhammad Rasyid Angkotasan
Dreamer, that's the word that is able to represent myself personally. My dream is in my way when collaborated with the beauty of the life principle.
The magnitude of my dreams is motivation for me, I was born in the midst of a true inspiration that still make me strong and unending grind.
I am a Civil Engineering student at one of the private universities in the city of Makassar, study and training centers today make me a better person than the first, because they are around me are true reformers. DINAMIS FT-UMI is their family is a collection of people who always understand the life, friendship, solidarity and sacrifice. from them I learned about life.
Life, dreams, ideals I always wrap it in a simple sentence-I want to live in my life with dream.
Phone: +6285343027060
Address: Civil Engineering Department with Specialization Soil Mechanics and Environment.
Engineering Faculty- Universitas Muslim Indonesia
Makassar- South Sulawesi
Indonesia
The magnitude of my dreams is motivation for me, I was born in the midst of a true inspiration that still make me strong and unending grind.
I am a Civil Engineering student at one of the private universities in the city of Makassar, study and training centers today make me a better person than the first, because they are around me are true reformers. DINAMIS FT-UMI is their family is a collection of people who always understand the life, friendship, solidarity and sacrifice. from them I learned about life.
Life, dreams, ideals I always wrap it in a simple sentence-I want to live in my life with dream.
Phone: +6285343027060
Address: Civil Engineering Department with Specialization Soil Mechanics and Environment.
Engineering Faculty- Universitas Muslim Indonesia
Makassar- South Sulawesi
Indonesia
less
InterestsView All (29)
Uploads
Papers by Muhammad Rasyid Angkotasan
Perubahan iklim mengakibatkan perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Dengan kata lain perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata, contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah Bumi.
Letak geografis diantara dua benua, dan dua samudra serta terletak di sekitar garis khatulistiwa merupakan faktor klimatologis penyebab banjir dan kekeringan di Indonesia. Posisi geografis ini menyebabkan Indonesia berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat sensitif terhadap anomali iklim El-Nino Southern Oscillation (ENSO). ENSO menyebabkan terjadinya kekeringan apabila kondisi suhu permukaan laut di Pasifik Equator bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino). Berdasarkan analisis iklim 30 tahun terakhir menunjukkan bahwa, ada kecenderungan terbentuknya pola iklim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Dampak terjadinya perubahan iklim terhadap sektor pertanian adalah bergesernya awal musim kemarau yang menyebabkan berubahnya pola tanam karena adanya kekeringan.
Dampak dari perubahan iklim ( kekeringan ) yang sangat ekstrim di Indonesia mempengaruhi penyusutan dimensi butiran tanah dan berkurangnya nilai persentase dari Index Plastisitas tanah yang diakibatkan oleh perubahan iklim.
Keywords—penyusutan tanah, perubahan dimensi butiran Perubahan iklim.
Di Indonesia penggunaan tiang pancang untuk pondasi dalam lebih banyak dikenal oleh konsultan dan kontraktor serta masyarakat pada umumnya karena teknologi pelaksanaannya yang sudah biasa dilaksanakan seperti pemancangan pondasi pada pembangunan gedung, ruko, jembatan, pabrik serta bangunan yang lain. Perencanaan pondasi pada suatu gedung terutama pada gedung bertingkat mutlak diperlukan mengingat berat bangunan dan unsur-unsur lain di dalamnya memerlukan penyaluran yang sebanding dengan daya dukungnya. Dalam analisa perencanaan pondasi hal-hal yang perlu diperhatikan adalah beban struktur atas dan karakteristik tanah dilapangan. Karena kedua hal ini yang paling mempengaruhi pada saat analisa perencanaan jenis serta tipe pondasi yang akan digunakan
Setiap bangunan sipil seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, menara, dam/tanggul dan sebagainya harus mempunyai pondasi yang dapat mendukungnya. Istilah pondasi digunakan dalam teknik sipil untuk mendefinisikan suatu konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban bangunan di atasnya (upper structure) ke lapisan tanah yang cukup kuat daya dukungnya, untuk itupondasi bangunan harus diperhitungkan agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban – beban yang bekerja, gaya – gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain – lain.
Permasalahan yang sering terjadi di Indonesia adalah kurangnya inovasi untuk menciptakan jenis pondasi yang mampu meminimalisir permasalahan kerusakan atau berbagai jenis tanah yang seharusnya disesuaikan dengan jenis pondasi. Pondasi sebagai dasar bangunan harus mampu memikul seluruh beban bangunan dan beban lainnya, untuk diteruskan sampai kelapisan tanah pada kedalaman tertentu. Oleh karena itu dalam setiap bangunan diperlukan pondasi sebagai dasar bangunan yang kuat dan kokoh. Bangunan teknik sipil secara umum meliputi dua bagian utama, yaitu struktur bawah dan struktur atas. Dalam hal ini, struktur bawah sebagai pondasi yang berinteraksi dengan tanah menghasilkan daya dukung yang mampu memikul dan memberikan keamanan pada struktur bagian atas serta bangunan lain di sekitarnya.
Kerusakan yang terjadi pada bangunan teknik sipil tidak hanya disebabkan oleh struktur bangunan yang jelek, tetapi juga kondisi tanah tempat dimana struktur bangunan tersebut diletakkan. Penyebab kerusakan tersebut adalah besarnya penurunan yang terjadi yang menimbulkan deformasi tanah yang besar dan rendahnya daya dukung tanah, seperti pada tanah kohesif khususnya yang mengandung kadar air cukup tinggi. Oleh karena itu harus diperhatikan dengan seksama mengenai daya dukung dari tanah kohesif tersebut, apakah perlu adanya usaha perbaikan atau stabilisasi tanah untuk mendapatkan sifat-sifat tanah yang diinginkan sehingga kerusakan konstruksi dapat dicegah
Maluku, tetapi perhatian pemerintah kabupaten untuk sektor energy pada wilayah
tersebut dinilai sangat kurang. Sehingga saya berinisiatif untuk merencanakan suatu
sumber energy hemat dan ramah lingkungan (Ocean Thermal Energy Conversion) yang
kedepannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan sehariharinya.
Namun sayangnya, upaya untuk mengembangkan energy yang melimpah ini belum serius dikaji. Mungkin belum banyak yang mengetahui, bahwa cadangan minyak yang dimiliki Indonesia diperkirakan hanya untuk 25 tahun kedepan. Selanjutnya dari mana Negara ini akan mendapatkan energi listriknya ? Jawabannya ada di laut, khususnya lautan yang berada di wilayah tropis.
Fenomena tersebut jangan lantas ditakutkan oleh Indonesia, jika kualitas manusia (SDM) di dalamnya dapat memanfaatkan dan mengelola potensi ocean energy. Karena, ocean energy merupakan alternatif energi terbaru termasuk sumberdaya non-hayati yang memilik potensi besar untuk dikembangkan. Potensi energy laut mampu memenuhi empat kali kebutuhan listrik dunia, sehingga tidak mengherankan berbagai negara maju telah berlomba memanfaatkan energi laut itu.
Secara geologis bila sedimen berada dekat dengan pinggir kontinen (Continental margin) dikatakan bahwa sediment tersebut terletak di atas lempeng kontinen (Continental Crust). Namun bila berada jauh dari lempeng kontinen, biasanya terletak di atas lempeng samudra (Oceanic Crust).
Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahanan, dan hal-hal yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan tanah atau lubang yang digali dan diisi dengan pasir dan batu.
Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving yang mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (steel pile) sudah digunakan selama 1800 dan tiang beton (concrete pile) sejak 1900. Revolusi industri membawa perubahan yang penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel. Lebih lagi baru-baru ini, meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa para pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik yang kurang bagus. Hal ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem pile driving. Saat ini banyak teknik-teknik instalansi tiang pancang bermunculan.
Perubahan iklim mengakibatkan perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa hingga jutaan tahun. Dengan kata lain perubahan keadaan cuaca rata-rata atau perubahan distribusi peristiwa cuaca rata-rata, contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem yang semakin banyak atau sedikit. Perubahan iklim terbatas hingga regional tertentu atau dapat terjadi di seluruh wilayah Bumi.
Letak geografis diantara dua benua, dan dua samudra serta terletak di sekitar garis khatulistiwa merupakan faktor klimatologis penyebab banjir dan kekeringan di Indonesia. Posisi geografis ini menyebabkan Indonesia berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat sensitif terhadap anomali iklim El-Nino Southern Oscillation (ENSO). ENSO menyebabkan terjadinya kekeringan apabila kondisi suhu permukaan laut di Pasifik Equator bagian tengah hingga timur menghangat (El Nino). Berdasarkan analisis iklim 30 tahun terakhir menunjukkan bahwa, ada kecenderungan terbentuknya pola iklim baru yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Dampak terjadinya perubahan iklim terhadap sektor pertanian adalah bergesernya awal musim kemarau yang menyebabkan berubahnya pola tanam karena adanya kekeringan.
Dampak dari perubahan iklim ( kekeringan ) yang sangat ekstrim di Indonesia mempengaruhi penyusutan dimensi butiran tanah dan berkurangnya nilai persentase dari Index Plastisitas tanah yang diakibatkan oleh perubahan iklim.
Keywords—penyusutan tanah, perubahan dimensi butiran Perubahan iklim.
Di Indonesia penggunaan tiang pancang untuk pondasi dalam lebih banyak dikenal oleh konsultan dan kontraktor serta masyarakat pada umumnya karena teknologi pelaksanaannya yang sudah biasa dilaksanakan seperti pemancangan pondasi pada pembangunan gedung, ruko, jembatan, pabrik serta bangunan yang lain. Perencanaan pondasi pada suatu gedung terutama pada gedung bertingkat mutlak diperlukan mengingat berat bangunan dan unsur-unsur lain di dalamnya memerlukan penyaluran yang sebanding dengan daya dukungnya. Dalam analisa perencanaan pondasi hal-hal yang perlu diperhatikan adalah beban struktur atas dan karakteristik tanah dilapangan. Karena kedua hal ini yang paling mempengaruhi pada saat analisa perencanaan jenis serta tipe pondasi yang akan digunakan
Setiap bangunan sipil seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, menara, dam/tanggul dan sebagainya harus mempunyai pondasi yang dapat mendukungnya. Istilah pondasi digunakan dalam teknik sipil untuk mendefinisikan suatu konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban bangunan di atasnya (upper structure) ke lapisan tanah yang cukup kuat daya dukungnya, untuk itupondasi bangunan harus diperhitungkan agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban – beban yang bekerja, gaya – gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain – lain.
Permasalahan yang sering terjadi di Indonesia adalah kurangnya inovasi untuk menciptakan jenis pondasi yang mampu meminimalisir permasalahan kerusakan atau berbagai jenis tanah yang seharusnya disesuaikan dengan jenis pondasi. Pondasi sebagai dasar bangunan harus mampu memikul seluruh beban bangunan dan beban lainnya, untuk diteruskan sampai kelapisan tanah pada kedalaman tertentu. Oleh karena itu dalam setiap bangunan diperlukan pondasi sebagai dasar bangunan yang kuat dan kokoh. Bangunan teknik sipil secara umum meliputi dua bagian utama, yaitu struktur bawah dan struktur atas. Dalam hal ini, struktur bawah sebagai pondasi yang berinteraksi dengan tanah menghasilkan daya dukung yang mampu memikul dan memberikan keamanan pada struktur bagian atas serta bangunan lain di sekitarnya.
Kerusakan yang terjadi pada bangunan teknik sipil tidak hanya disebabkan oleh struktur bangunan yang jelek, tetapi juga kondisi tanah tempat dimana struktur bangunan tersebut diletakkan. Penyebab kerusakan tersebut adalah besarnya penurunan yang terjadi yang menimbulkan deformasi tanah yang besar dan rendahnya daya dukung tanah, seperti pada tanah kohesif khususnya yang mengandung kadar air cukup tinggi. Oleh karena itu harus diperhatikan dengan seksama mengenai daya dukung dari tanah kohesif tersebut, apakah perlu adanya usaha perbaikan atau stabilisasi tanah untuk mendapatkan sifat-sifat tanah yang diinginkan sehingga kerusakan konstruksi dapat dicegah
Maluku, tetapi perhatian pemerintah kabupaten untuk sektor energy pada wilayah
tersebut dinilai sangat kurang. Sehingga saya berinisiatif untuk merencanakan suatu
sumber energy hemat dan ramah lingkungan (Ocean Thermal Energy Conversion) yang
kedepannya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan sehariharinya.
Namun sayangnya, upaya untuk mengembangkan energy yang melimpah ini belum serius dikaji. Mungkin belum banyak yang mengetahui, bahwa cadangan minyak yang dimiliki Indonesia diperkirakan hanya untuk 25 tahun kedepan. Selanjutnya dari mana Negara ini akan mendapatkan energi listriknya ? Jawabannya ada di laut, khususnya lautan yang berada di wilayah tropis.
Fenomena tersebut jangan lantas ditakutkan oleh Indonesia, jika kualitas manusia (SDM) di dalamnya dapat memanfaatkan dan mengelola potensi ocean energy. Karena, ocean energy merupakan alternatif energi terbaru termasuk sumberdaya non-hayati yang memilik potensi besar untuk dikembangkan. Potensi energy laut mampu memenuhi empat kali kebutuhan listrik dunia, sehingga tidak mengherankan berbagai negara maju telah berlomba memanfaatkan energi laut itu.
Secara geologis bila sedimen berada dekat dengan pinggir kontinen (Continental margin) dikatakan bahwa sediment tersebut terletak di atas lempeng kontinen (Continental Crust). Namun bila berada jauh dari lempeng kontinen, biasanya terletak di atas lempeng samudra (Oceanic Crust).
Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahanan, dan hal-hal yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan tanah atau lubang yang digali dan diisi dengan pasir dan batu.
Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving yang mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (steel pile) sudah digunakan selama 1800 dan tiang beton (concrete pile) sejak 1900. Revolusi industri membawa perubahan yang penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin uap dan mesin diesel. Lebih lagi baru-baru ini, meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa para pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik yang kurang bagus. Hal ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem pile driving. Saat ini banyak teknik-teknik instalansi tiang pancang bermunculan.
KP – 01 Perencanaan Jaringan Irigasi
KP – 02 Bangunan Utama (Head works)
KP – 03 Saluran
KP – 04 Bangunan
KP – 05 Parameter Bangunan
KP – 06 Petak Tersier
KP – 07 Standar Penggambaran.
Kriteria tersebut dilengkapi dengan:
- Gambar-gambar Tipe dan Standar Bangunan Irigasi
- Persyaratan Teknis untuk Pengukuran, Penyelidikan dan Perencanaan
- Buku Petunjuk Perencanaan.
Bagian mengenai Kriteria Perencanaan Jaringan Irigasi ini khusus membicarakan berbagai tahap perencanaan yang mengarah kepada penyelesaian jaringan utama irigasi. Bagian ini menguraikan semua data-data yang diperlukan, serta hasil akhir masing-masing tahap.
Kriteria perencanaan yang diuraikan di sini berlaku untuk perencanaan jaringan irigasi teknis.