JAKARTA - Sebanyak 52 persen rakyat Inggris memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa (UE). Diyakini, mayoritas pemilih "Leave" adalah orang-orang tua.
Pengamat Luar Negeri, Doktor Dewi Fortuna Anwar mengamini hal tersebut. Ia mengakui bahwa ada sentimen primordial dan keresahan orang-orang tua melihat Inggris yang semakin plural.
"Ini (Brexit) seperti orang tua menentukan masa depan anak-anak muda. Ada sentimen politik primordial. Semacam politik ketakutan," papar Dewi dalam acara diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (25/6/2016).
Hal yang menarik ternyata tidak semua negara Inggris Raya memilih untuk sepakat keluar UE, contohnya adalah sikap yang diambil Inggris dan Wales. Skotlandia dan Irlandia Utara memilih untuk bertahan di Eropa. Dewi menyebut keputusan Skotlandia itu bernuansa sejarah masa lalu.
"Kalau kita lihat di sejarah, seperti halnya dalam film Braveheart, Skotlandia ini kan dari dulu memberontak ke Inggris. Tidak heran jika Skotlandia bersiap untuk melakukan referendum ulang," sambung Dewi.
Perempuan kelahiran Bandung itu menyatakan bahwa Brexit memang kental nuansa primordialismenya. "Sangat kental nuansa Inggris, bukan Great Britain atau United Kingdom atau Union Jack," pungkas Dewi.
(Silviana Dharma)