Nagara Palestina (bahaso Arab: دولة فلسطين‎, Dawlat Filastin, atau hanyo Palestina (bahaso Arab: فلسطين‎, Filastin) adolah sabuah nagara di Timur Tangah antaro Lauik Tangah jo Batang Yordan. Status politiknyo masih dalam rundiangan. Sabagian gadang nagara di dunia tamasuak nagara-nagara anggota OKI, Liga Arab, Gerakan Non-Blok, jo ASEAN alah maakui kabaradoan Nagara Palestina.

Wilayah Palestina kini tabagi manjadi duo entitas politik, yaitu Wilayah Pandudukan Israel jo Otoritas Nasional Palestina. Deklarasi Kamardekaan Palestina dinyatokan pado 15 November 1988 di Aljir dek Dewan Nasional (PNC) Organisasi Pambebasan Palestina (PLO).[1][2].

KTT Liga Arab 1974 manunjuak PLO sabagai "wakia sah tungga rakyaik Palestina dan managehan baliak haknyo untuak mandirikan nagara mardeka nan mandasak." PLO alah mampunyoi status pangamaik di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai "entitas non-negara" sejak 22 November 1974, yang memberikan hak untuk berbicara di Majelis Umum PBB tetapi tidak memiliki hak suara.[3] Setelah Deklarasi Kemerdekaan, Majelis Umum PBB secara resmi "mengakui" proklamasi dan memilih untuk menggunakan sebutan "Palestina" bukan "Organisasi Pembebasan Palestina" ketika mengacu pada pengamat permanen Palestina. Dalam keputusan ini, PLO tidak berpartisipasi di PBB dalam kapasitasnya sebagai pemerintah Negara Palestina. Sejak tahun 1998, PLO diatur untuk duduk di Majelis Umum PBB segera setelah negara non-anggota dan sebelum semua pengamat lain.

Pada tahun 1993, dalam Persetujuan Oslo, Israel mengakui tim negosiasi PLO sebagai "mewakili rakyat Palestina", dengan imbalan PLO mengakui hak Israel untuk eksis dalam damai, penerimaan resolusi Dewan Keamanan PBB 242 dan 338, dan penolakannya terhadap "kekerasan dan terorisme". Sementara Israel menduduki wilayah Palestina, sebagai hasil dari Persetujuan Oslo, PLO mendirikan sebuah badan administratif sementara: Otoritas Nasional Palestina (PNA atau PA), yang memiliki beberapa fungsi pemerintahan di bagian Tepi Barat dan Jalur Gaza. Pengambilalihan Jalur Gaza oleh Hamas membagi wilayah Palestina secara politik, dengan Fatah yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas menguasai Tepi Barat dan diakui secara internasional sebagai Otoritas Palestina resmi, sementara Hamas telah mengamankan kekuasaannya atas Jalur Gaza. Pada bulan April 2011, kedua pihak telah menandatangani perjanjian rekonsiliasi, tetapi pelaksanaannya masih terbengkalai.

Hingga 18 Januari 2012, 129 (66,8%) dari 193 negara anggota PBB telah mengakui Negara Palestina. Banyak negara yang tidak mengakui Negara Palestina tetap mengakui PLO sebagai "wakil rakyat Palestina". Selain itu, komite eksekutif PLO diberdayakan oleh PNC untuk melakukan fungsi pemerintah Negara Palestina[4]

Rujuakan

suntiang
  1. Baroud in Page, 2004, hal. 161.
  2. Bissio, 1995, hal. 433.
  3. "Berita Palestina Terkini dan Terbaru Hari Ini - SINDOnews". SINDOnews.com (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 2023-10-18. 
  4. Sayigh, Yezid (1999). Armed Struggle and the Search for State: The Palestinian National Movement, 1949–1993 (edisi ke-illustrated). Oxford University Press. p. 624. ISBN 0198296436, 9780198296430.  "The Palestinian National Council also empowered the central council to form a government-in-exile when appropriate, and the executive committee to perform the functions of government until such such time as a government-in-exile was established."