Sturmtiger
Sturmmörserwagen 606/4 mit 38 cm RW 61 | |
---|---|
Sturmtiger yang tertangkap pada April 1945 | |
Jenis | Meriam serbu berat |
Negara asal | Jerman Nazi |
Sejarah pemakaian | |
Masa penggunaan | Agustus 1944 - 1945 |
Pada perang | Perang Dunia II |
Sejarah produksi | |
Perancang | Alkett |
Tahun | 1943–1944 |
Produsen | Alkett |
Diproduksi | Oktober 1943 – Januari 1945 |
Jumlah produksi | 19 (1 purwarupa dan 18 produksi) |
Spesifikasi | |
Berat | 68 ton (75 ton pendek; 67 ton panjang) |
Panjang | 6,28 m (20 ft 7 in) |
Lebar | 3,57 m (11 ft 9 in) |
Tinggi | 2,85 m (9 ft 4 in) |
Awak | 5 orang supir penembak / operator radio pengongkang pengongkang ke-2 komandan / penembak |
Perisai | maksimal 150 mm (superstruktur depan, dengan 47° vertikal) minimal 62 mm |
Senjata utama |
Peluncur roket 380 mm RW 61 L/5.4 (14 roket) |
Senjata pelengkap |
Peluncur granat 100 mm (menggunakan ranjau lempar SMi 35)[butuh rujukan] Senapan mesin 7,92 mm (0,312 in) MG 34 |
Jenis Mesin | V-12, mesin berpendingin air Maybach HL230P45 700 PS (690 hp, 515 kW)[1] |
Daya kuda/ton | 10.77 PS/tonne |
Suspensi | torsion-bar |
Daya jelajah | 120 km (75 mi) |
Kecepatan | 40 km/h (25 mph) |
Sturmtiger adalah artileri gerak sendiri Jerman yang dibuat dari sasis Panzer VI Tiger dan dipersenjatai oleh pelontar roket angkatan laut berlaras besar, yaitu Raketen-Werfer RW61 L/5/4 38 cm. Tugas utamanya adalah menyediakan serangan artileri pelindung untuk pasukan infanteri yang bertempur di wilayah perkotaan atau pemukiman. Hanya sedikit saja senjata jenis ini yang diproduksi, dan mereka telah diterjunkan dalam upaya memadamkan Pemberontakan Warsawa, Pertempuran Bulge dan Pertempuran Reichswald. "Kendaraan" senjata jenis ini juga dikenal dengan nama Tiger-Mörser, Sturmmörser Tiger dan Sturmpanzer VI.
Pengembangan
[sunting | sunting sumber]Gagasan untuk kendaraan berat pendukung infanteri yang mampu menghancurkan bangunan yang dijaga ketat musuh atau wilayah perbentengan dengan satu tembakan sederhana saja sebenarnya telah muncul dari sejak pertempuran super-brutal di wilayah urban Stalingrad pada tahun 1942/1943. Pada saat itu, senjata yang termasuk kategori ini hanyalah Sturm-Infanteriegeschütz 33B yang mampu menghancurkan bangunan, dan merupakan varian Sturmgeschütz III yang dipersenjatai oleh senjata infanteri berat sIG 33 15 cm. Dua belas buah Sturm-Infanteriegeschütz 33B sendiri telah musnah dalam Pertempuran Stalingrad.
Penggantinya, yaitu Sturmpanzer IV, mulai diproduksi awal tahun 1943. Tapi kemudian Wehrmacht merasa bahwa mereka masih memerlukan senjata serang yang sama, hanya saja dengan kemampuan yang lebih dahsyat. Karenanya diputuskan untuk membuat kendaraan baru yang didasarkan pada tank Tiger dan dipersenjatai dengan howitzer 210 mm.
Tapi kemudian sampai batas waktu pembuatannya selesai, ternyata spesifikasi laras senjata 210 mm yang diinginkan masih belum tersedia, sehingga kemudian digantilah dengan peluncur roket 380 mm yang merupakan hasil adaptasi dari peluncur peledak kedalaman milik Kriegsmarine.
Pada bulan September 1943 telah dibuat rencana untuk pabrikan Krupp membuat desain lapisan pembungkus baja Tiger I terbaru yang nanti akan dipasang di Sturmtiger. Lapisan baja tersebut kemudian dikirimkan ke Henschel untuk pencocokan sasis sekaligus pemasangannya. Terakhir, kendaraan yang sudah hampir jadi itu kemudian dikirim ke Alkett untuk dipasangi struktur laras meriam supernya. Jadilah prototipe pertama, dan langsung dipersembahkan di depan Adolf Hitler pada bulan Oktober 1943. Pengiriman paling awal untuk lapisan bajanya berlangsung pada bulan Desember 1943, dan kemudian selesailah tiga Sturmtiger perdana pada tanggal 20 Februari 1944.
Karena keterlembatan yang terjadi dalam proses pembuatannya, Hitler tidak meminta produksi senjata ini sampai dengan 19 April 1944, dimana 12 kendaraan dan senjata yang dipersiapkan untuk Sturmtiger telah dibangun dan dipasang ke sasis Tiger I. Tiga buah Sturmtiger seri produksi pertama berhasil diselesaikan oleh Alkett pada bulan Agustus 1944. Selain itu, dibuat pula rencana untuk menyelesaikan pembangunan 7 buah Sturmtiger 38 cm tambahan, yang diutarakan kepada Hitler dalam konferensi perang tanggal 18-20 Agustus 1944. 10 buah Sturmtiger diproduksi pada bulan September, bersama dengan lima lagi pada bulan Desember 1944.[2]
Hitler sendiri menaruh kepercayaan besar akan pentingnya senjata ini dalam peperangan, dan meyakini bahwa setidaknya dibutuhkan 300 round amunisi per-bulannya.[2]
Desain
[sunting | sunting sumber]Seperti disebutkan sebelumnya, desain Sturmtiger dan sasisnya dicomot dari Tiger I model akhir, dengan tetap memakai lapisan pelindung yang sama bersama dengan suspensinya. Bagian depan dari superstruktur Tiger ini dicopot untuk memberi ruang bagi kompartemen yang akan dijadikan tempat peluncur roket. dengan penempatan yang berada di depan, maka akan memberikan kesan sarang burung walet yang kuat saat orang melihat panzer jenis ini.
Bila diperbandingkan dengan tank Tiger biasa, Sturmtiger berukuran lebih pendek, 'hanya' 6,28 m (20 ft 7 in), sedangkan Tiger berukuran 8,45 m (27 ft 9 in). Hal ini terjadi karena Sturmtiger tidak ditambahi laras meriam 88 mm besar dan panjang seperti halnya Tiger. Tingginya juga tidak setinggi Tiger: 2,85 m (9 ft 4 in) bila dibandingkan dengan 3 m (9 ft 10 in).
Pelindung
[sunting | sunting sumber]Karena Sturmtiger diperuntukkan di wilayah urban dalam pertempuran jarak pendek di jalanan, maka tentu saja dibutuhkan lapisan baja yang tebal untuk menjamin dia bisa bertahan dan selamat. Karenanya lapisan baja depannya dibuat sampai setebal 150 mm (5,9 in), sementara bagian samping dan belakangnya mempunyai tebal 82 mm (3,2 in).[1] Otomatis beratnya pun mangkrak sampai 65 ton (64 LT; 72 ST), bila dibandingkan dengan bobot 57 ton (56 LT; 63 ST) milik Tiger I.
Armamen
[sunting | sunting sumber]Senjata penghancur utamanya adalah Raketen-Werfer 61 L/5.4 380 mm, sebuah peluncur roket jenis breech-loading yang menembakkan proyektil bom bertenaga roket untuk jarak pendek. Proyektilnya sendiri berukuran panjang 1,5 meter (59 inci) dan dapat menyimpan amunisi berdaya ledak tinggi 125 kg (280 lb) atau proyektil khusus yang mampu mempenetrasi tembok beton sampai setebal 2,5 meter (98 inci). Jarak jangkau roketnya rata-rata mencapai 5.650 meter (6.180 yard). Berat proyektilnya berkisar dari 345 sampai dengan 351 kg (760-770 lb). Sebuah 'sundutan' biasa membuat proyektil tersebut terlempar sampai kecepatan 45 meter (150 kaki) per detik, dan tenaga roket 40 kg (88 lb) yang kemudian keluar tambah lagi mendongkrak kecepatannya sampai mencapai 250 meter (820 kaki) per detik.
Desain peluncur roketnya sebenarnya telah menimbulkan beberapa masalah, karena asap bekas pembuangan roketnya yang tidak mungkin disemburkan ke kompartemen tempur yang berisi para awak panzer. Tapi terjadi dilema pula, karena bila si asap tidak dikeluarkan apakah mungkin larasnya bisa menahan tekanan dan panas. Untuk mensiasatinya, dibuatlah sebuah pipa khusus ventilasi yang ditempatkan di sekitar laras yang berfungsi sebagai pelepasan asap. Dengan begini, bentuk si laras kalau dari luar lebih mirip tempat merica daripada meriam.
Karena amunisinya berukuran raksasa, maka Sturmtiger hanya mampu membawa 14 buah saja sekali jalan (itu pun hanya 13 yang diletakkan di rak penyimpan, sedangkan yang satu lagi 'disimpan' di laras meriam siap untuk diberakkan). Rak penyimpannya sendiri terdiri dari dua tingkat. Amunisi sebesar itu jelas-jelas berat, karena itu untuk membantu membawa amunisi ke kendaraan, digunakan crane khusus yang ditambahkan di bagian belakang Sturmtiger, dekat dengan lubang yang menyambung langsung ke tempat penyimpanan.
Untuk mengatasi masalah kekurangan amunisi yang kemungkinan akan terjadi di front, maka sebenarnya para ilmuwan Jerman telah berniat untuk memberikan 'teman' bagi setiap Sturmtiger, yaitu panzer khusus yang kerjaannya cuma membawa amunisi dan tidak untuk berperang. Kendaraan ini pun diambil dengan menggunakan sasis Tiger I. Kenyataannya, hanya satu saja kendaraan jenis ini yang dibuat selama perang.
Di dekat lubang tempat loading di belakang, diletakkan NbK 39 Nahverteidigungswaffe (Senjata Pertahanan Jarak Dekat) 90 mm yang berfungsi sebagai alat pelindung dalam menghadapi pertempuran jarak dekat melawan kendaraan lapis baja lain dan juga pasukan infanteri musuh. Senjata ini bisa diputar sampai 360 derajat dan pada dasarnya berfungsi sebagai peluncur granat jarak dekat.
Selain itu, untuk melawan serangan infanteri digunakan pula senapan mesin MG 34 7,92 mm yang diletakkan di bagian depan.
Sebenarnya peranan awal Sturmtiger tadinya hanya sebagai kendaraan berat pelindung infanteri, yang digunakan untuk menghabisi musuh yang bersembunyi di bangunan-bangunan atau benteng. Tapi ketika pada akhirnya Sturmtiger telah siap untuk beraksi, kondisi pertempuran tidak lagi seperti dulu dimana Jerman dominan sebagai pihak yang menyerang. Kini keadaan begitu buruknya, dan pasukan Jerman hampir-hampir selalu dalam posisi bertahan.
Penggunaan
[sunting | sunting sumber]Tiga kompi panzer didirikan untuk mengoperasikan Sturmtiger: Panzer Sturmmörser Kompanien (PzStuMrKp) (Kompi Serang Howitzer Lapis Baja) 1000, 1001 dan 1002. Pada awalnya masing-masing kompi direncanakan akan diperkuat oleh 14 buah Sturmtiger, tapi kemudian jumlah ini dikurangi sehingga masing-masing hanya mempunyai empat saja, yang terbagi kedalam dua peleton.
PzStuMrKp 1000 didirikan pada tanggal 13 Agustus 1944 dan dua buah Sturmtiger-nya ikut berperan dalam upaya memadamkan Pemberontakan Warsawa, dengan dibantu oleh satu lagi prototipe Sturmtiger yang beraksi di tempat yang berbeda. Bisa dibilang, inilah kali pertama dan terakhir Sturmtiger dipakai dalam peran yang sebenarnya. PzStuMrKp 1001 dan 1002 menyusul didirikan pada bulan September dan Oktober 1944. PzStuMrKp 1000 dan 1001 ambil bagian dalam ofensif Ardennes, dengan total tujuh buah Sturmtiger yang dipakai.
Setelah ofensif ini berakhir, Sturmtiger kemudian digunakan dalam upaya pertahanan di dalam negeri Jerman, khususnya dalam melawan pasukan Sekutu Amerika, Inggris dan Prancis.
Catatan
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Livesey 2007, pp. 114–115.
- ^ a b Jentz 1999 [halaman dibutuhkan]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Chamberlain, Peter, and Hilary L. Doyle. Thomas L. Jentz (Technical Editor). Encyclopedia of German Tanks of World War Two: A Complete Illustrated Directory of German Battle Tanks, Armoured Cars, Self-propelled Guns, and Semi-tracked Vehicles, 1933–1945. London: Arms and Armour Press, 1978 (revised edition 1993). ISBN 1-85409-214-6
- Jentz, Thomas L., Panzer Tracts No. 8 "Sturmgeschuetz - s.Pak to Sturmmoerser", Darlington Productions, Inc, 1999, ISBN 1-892848-04-X
- Livesey, Jack (2007). Armoured Fighting Vehicles of World Wars I and II. Southwater. ISBN 978-1-84476-370-2.
- Trojca, Waldemar and Jaugitz, Markus. Sturmtiger and Sturmpanzer in Combat. Katowice, Poland: Model Hobby, 2008 ISBN 978-83-60041-29-1
- Panzer-Archive Diarsipkan 2018-05-05 di Wayback Machine.
- "Frontline Illustration: Sturmtiger", 1999, Moscow, Russia
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- "Sturmmörser: 38 cm Rocket Projector on Tiger Chassis Diarsipkan 2018-08-22 di Wayback Machine.", U.S. Ordnance Report, 1945.
- Panzersturmmörser (Sturmtiger) Panzerworld.net
- Sturmtiger in Kubinka tank museum
- Sturmtiger Units of the Wehrmacht Diarsipkan 2011-12-11 di Wayback Machine.
- Sturmmörser Tiger Diarsipkan 2007-03-10 di Wayback Machine. at Achtung Panzer
- Sturmtiger Diarsipkan 2007-09-30 di Wayback Machine. OnWar.com
- World War II Vehicles
- Surviving Tiger tanks - A file presenting photos of the Tiger tanks (Tiger I, Kingtiger, Jagdtiger and Sturmtiger) still existing in the world