Shen Faxing
Shen Faxing (Hanzi: 沈法兴, ?-621) adalah seorang panglima perang pada masa Dinasti Sui, Tiongkok. Setelah Kaisar Yang dari Sui dibunuh oleh bawahannya, Yuwen Huaji pada tahun 618, Shen menduduki wilayah yang sekarang meliputi Zhejiang dan selatan Jiangsu dan mengangkat dirinya sebagai Pangeran Liang. Ia dikalahkan oleh salah satu pemimpin pemberontak pada akhir Dinasti Sui, Li Zitong (Kaisar Wu). Merasa harapannya telah pupus, ia bunuh diri dengan terjun ke sungai.
Kehidupan awal
[sunting | sunting sumber]Shen berasal dari Huzhou (sekarang Zhejiang) sebagai putra dari Shen Ke, seorang jenderal Dinasti Chen (salah satu dinasti pada Zaman Dinasti Selatan dan Utara) yang melayani kelima kaisar Chen hingga wafatnya pada usia 73 (tahun 583). Setelah kematian ayahnya, Shen Faxing mewarisi gelar terakhirnya yaitu Marquis Dongxing, namun tak lama kemudian Dinasti Chen ditaklukkan oleh Yang Jian yang mempersatukan negara dan mendirikan Dinasti Sui.
Dibawah Dinasti Sui, Shen menjabat sebagai gubernur militer Wuxing (bekas wilayah Huzhou) hingga terbunuhnya Kaisar Yang pada tahun 618. Shen sedang sibuk menumpas pemberontakan petani yang dipimpin oleh Lou Shigan ketika tersiar berita yang mengatakan bahwa kaisar telah dibunuh di Jiangdu (sekarang Yangzhou, Jiangsu) dalam kudeta militer yang dipimpin Yuwen Huaji. Kemudian Shen mengklaim dirinya diserang oleh Yuwen, ia menghimpun prajurit setempat sejumlah kurang lebih 60.000 prajurit dan mencaplok lebih dari sepuluh wilayah militer, termasuk Yuhang (sekarang Hangzhou, Zhejiang), Piling (sekarang Changzhou, Jiangsu), dan Danyang (sekarang Nanjing, Jiangsu). Ia mendeklarasikan dirinya sebagai komandan tertinggi Jiangnan (wilayah selatan Sungai Yangtze) dan memakai kuasa kekaisaran.
Musim gugur tahun 618, Shen mengirim utusan ke ibu kota timur, Luoyang, untuk menyatakan tunduk pada kaisar Sui yang baru, Yang Tong (cucu Kaisar Yang). Namun dibalik pernyataan itu, ia juga meminta sejumlah tuntutan yang berlebihan seperti kekuasaan yang lebih besar sebagai komandan angkatan bersenjata, kedudukan sebagai sekretaris agung, dan gelar Adipati Tianmen. Tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan apakah Yang Tong menyetujui tuntutan ini atau tidak.
Sebagai Pangeran Liang
[sunting | sunting sumber]Musim gugur 619, seorang jenderal Sui bernama Wang Shichong mendepak Yang Tong dari tahtanya, ia mengangkat dirinya sebagai kaisar dan mendirikan dinastinya sendiri, Dinasti Zheng. Shen yakin dirinya juga mampu menaklukan daerah selatan Sungai Huai, maka ia mengangkat dirinya sebagai Pangeran Liang dan menjadikan Piling sebagai ibu kotanya. Sistem organisasi pemerintahannya sebagian besar diadopsi dari bekas Dinasti Chen. Shen bukanlah seorang penguasa yang baik, ia seorang yang kejam dan membunuh siapapun yang berbeda pendapat dengannya. Ia tidak mengampuni prajuritnya bahkan untuk kesalahan kecil sekalipun sehingga merekapun membencinya.
Yang menjadi saingan Shen di wilayah sekitarnya antara lain Du Fuwei dari Liyang (sekarang Chaohu, Anhui); Chen Leng, seorang pejabat Sui dari Jiangdu; dan Li Zitong, pemimpin pemberontak petani dari Hailing (sekarang Taizhou, Jiangsu). Musim gugur 619, Li mengepung Chen di Jiangling sehingga Chen meminta bantuan kepada Shen dan Du. Keduanya menyanggupi permintaan Chen. Shen mengirim putranya, Shen Guan untuk memimpin pasukan bala bantuan pada Chen. Namun Li mengadu domba keduanya sehingga Shen Guan dan Du malah bertempur sebelum sempat membantu Chen. Li akhirnya berhasil merebut Jiangdu dan kemudian mengalahkan Shen Guan dalam suatu pertempuran. Shen Guan dan Du Fuwei pun terpaksa mundur.
Kekalahan dan akhir hayat
[sunting | sunting sumber]Tahun 620, Li yang telah mengangkat diri sebagai Kaisar Wu, menyeberangi Sungai Yangtze dan mencaplok kota penting Shen yaitu Jingkou (sekarang Zhenjiang, Jiangsu). Shen mengirim Jenderal Jiang Yuanchao untuk menghadapi Li, namun Li berhasil membunuhnya dalam pertempuran. Shen meninggalkan Piling dan kabur ke wilayah militer Wu (sekarang Suzhou, Jiangsu). Piling dan Danyang pun akhirnya jatuh ke tangan Li.
Pada saat yang sama, Du Fuwei yang telah menyerah pada Dinasti Tang dan menerima anugerah menyandang marga Li (marga kaisar Tang, sehingga ia juga dikenal sebagai Li Fuwei) mengirim jenderalnya, Fu Gongshi, Kan Leng, dan Wang Xiongdan untuk menyerang Li Zitong. Ia berhasil membalas kekalahannya setahun lalu dengan mengalahkan Li. Li yang semakin kekurangan pangan meninggalkan Jiangdu dan kabur ke Jingkou, namun belakangan ia pun meninggalkan Jingkou menuju ke Wu sambil menyerang Shen yang sedang berlindung di sana. Shen dengan ratusan prajuritnya yang masih tersisa kabur dari wilayah militer Wu. Seorang pemimpin pemberontak lokal bernama Wenren Sui’an bersedia menerimanya dan ia mengutus jenderalnya, Ye Xiaobian untuk menyambut dan mengawal Shen. Belakangan Shen menyesali keputusannya ini sehingga ia berencana untuk membunuh Ye dan kabur ke Kuaiji (sekarang Shaoxing, Zhejiang). Ketika Ye mencium rencana ini, Shen merasa dirinya telah terpojok sehingga ia terjun ke sungai dan tenggelam. Seluruh sisa wilayahnya jatuh ke tangan Li Zitong.