Konflik manusia dan satwa liar
Konflik manusia-hewan liar merujuk kepada interaksi negatif antara manusia dan hewan liar, dengan akibat yang tak diinginkan bagi orang dan sumber daya mereka, di satu sisi, dan hewan liar dan habitat mereka di sisi lainnya. Disebabkan oleh perebutan sumber daya alam antara manusia dan hewan liar, konflik tersebut mempengaruhi keamanan makanan manusia dan kehendak manusia dan hewan. Di banyak wilayah, jumlah konflik tersebut meningkat pada dasawarsa-dasawarsa terkini sebagai akibat dari pertumbuhan populasi manusia dan pengubahan pemakaian lahan.
Sumber
[sunting | sunting sumber]Artikel ini mengandung teks dari karya konten bebas. Licensed under CC BY-SA 3.0 IGO License statement: The State of the World’s Forests 2020. Forests, biodiversity and people – In brief, FAO & UNEP, FAO & UNEP. Untuk mengetahui cara menambahkan teks berlisensi terbuka ke artikel Wikipedia, baca Wikipedia:Menambahkan teks berlisensi terbuka ke Wikipedia. Untuk informasi tentang mendaur ulang teks dari Wikipedia, baca ketentuan penggunaan.
Referensi
[sunting | sunting sumber]Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- IUCN SSC Human-Wildlife Conflict Task Force
- Guidelines for the Coexistence between People and Jaguars – illustrated guide for free download (in Portuguese and Spanish
- Review of Human-tiger Conflict Mitigation Measures Practiced in South Asia
- Guidelines for human-leopard conflict management.
- A collaborative effort to solve the Human Elephant Conflict (HEC) in Sri Lanka. Diarsipkan 2019-03-24 di Wayback Machine.
- Little Blue Society: Human-Animal Conflict Resolution - cutting-edge behavioral strategies to permanently resolve human-animal conflicts over geographical areas and resources
- Human-wildlife conflict one of the greatest threats to wildlife species - WWF and UNEP report. UNEP, July 8, 2021.