Lompat ke isi

Bahasa Inggris Modern

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Inggris Modern
English
Inggris Baru
WilayahAnglosfer
PenuturL1: 380 juta (2021)[1]
Bentuk awal
Alfabet Latin
Braille bahasa Inggris
Braille Bahasa Inggris Terpadu
Kode bahasa
ISO 639-1en
ISO 639-2eng
ISO 639-3eng
Glottologstan1293[3]
Linguasfer52-ABA
Status pemertahanan
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Not Endangered

Inggris Modern diklasifikasikan sebagai bahasa aman ataupun tidak terancam (NE) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Referensi: [4][5]

 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Inggris Modern (English)[6] adalah bentuk terkini bahasa Inggris yang dituturkan sejak Pergeseran Vokal Besar di Inggris yang dimulai pada akhir abad ke-14 dan selesai pada abad ke-17.[7]

Dengan beberapa perbedaan kosakata, naskah-naskah yang berasal dari awal abad ke-17, seperti karya William Shakespeare dan Alkitab Versi Raja James, dianggap sebagai naskah-naskah berbahasa Inggris Modern, atau lebih khusus lagi, disebut sebagai naskah-naskah yang ditulis dalam bahasa Inggris Modern Awal tau disebut sebagai teks yang ditulis dalam bahasa Inggris Elizabeth. Melalui penjajahan, bahasa Inggris diadopsi di banyak wilayah di dunia oleh Imperium Britania, seperti Anglo-Amerika, Australia, Selandia Baru, dan lain sebagainya.

Bahasa Inggris modern mempunyai dialek yang digunakan di banyak negara di seluruh dunia, terkadang secara kolektif disebut sebagai dunia berbahasa Inggris. Dialek-dialek ini termasuk (tetapi tidak terbatas pada) Amerika Serikat, Australia, Britania (mengandung Inggris Inggris, Inggris Skotlandia, dan Inggris Wales), Kanada, Selandia Baru, Karibia, Irlandia (termasuk Ulster), India, Sri Lanka, Pakistan, Nigeria, Filipina, Singapura, Malaysia, dan Afrika Selatan.

Menurut Ethnologue, ada hampir satu miliar penutur bahasa Inggris sebagai bahasa pertama atau kedua.[8] Bahasa Inggris digunakan sebagai bahasa pertama atau kedua di banyak negara, dengan sebagian besar penutur aslinya berada di Amerika Serikat, Britania Raya, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Irlandia. Bahasa ini "memiliki lebih banyak penutur non-asli dibandingkan bahasa lain, lebih tersebar luas di seluruh dunia dan digunakan untuk lebih banyak tujuan dibandingkan bahasa lainnya". Jumlah penuturnya yang besar, ditambah kehadirannya di seluruh dunia, telah menjadikan bahasa Inggris sebagai basantara "di maskapai penerbangan, di bidang kelautan dan pelayaran, di bidang teknologi komputer, di bidang ilmu pengetahuan, dan di bidang komunikasi (mendunia) secara umum".[9]

Perkembangan

[sunting | sunting sumber]

Bahasa Inggris Modern berevolusi dari bahasa Inggris Modern Awal yang dituturkan sejak awal Masa Tudor hingga Interregnum dan Restorasi Stuart di Inggris.[10] Pada akhir abad ke-18, Imperium Britania telah memudahkan penyebaran bahasa Inggris Modern melalui jajahan dan penguasaan geopolitiknya. Perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, diplomasi, seni, dan pendidikan resmi semuanya bersumbangsih pada menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pertama yang mendunia. Bahasa Inggris modern juga memudahkan komunikasi internasional di seluruh dunia. Bahasa Inggris diadopsi di Amerika Utara, India, sebagian Afrika, Australia, dan banyak wilayah lainnya. Pada periode pasca-kolonial, beberapa negara baru yang memiliki banyak bahasa pribumi memilih untuk terus menggunakan bahasa Inggris Modern sebagai bahasa resmi untuk menghindari kesulitan politik dalam mempromosikan satu bahasa asli di atas bahasa lainnya.[11][12]

Garis besar perubahan

[sunting | sunting sumber]

Berikut ini adalah garis besar perubahan dalam bahasa Inggris Modern dibandingkan dengan bentuk sebelumnya (Bahasa Inggris Pertengahan), dan juga beberapa perubahan besar dalam bahasa Inggris selama abad ke-20. Namun perlu diingat bahwa ini hanyalah garis besar, dan beberapa di antaranya mungkin tidak berlaku untuk dialek tertentu:

Morfologi

[sunting | sunting sumber]

Kata ganti

[sunting | sunting sumber]

Kata kerja

[sunting | sunting sumber]

Hingga pemisahan Amerika-Inggris (1600–1725), beberapa perubahan fonologis besar dalam bahasa Inggris meliputi:

  • Pengurangan gugus konsonan awal, seperti /ɡn, kn/ menjadi /n/: menjadi homofon pada gnat dan nat, not dan knot, serta night dan knight.
  • Penggabungan meet–meat di sebagian besar dialek: membuat kata meat, threat dan great memiliki tiga vokal berbeda, meskipun ketiga kata tersebut pernah berima.
  • Pemisahan footstrut: sehingga cut dan put, serta pudding dan budding tidak lagi berima; dan putt dan put bukan lagi homofon.
  • Pemisahan lotcloth: vokal dalam kata-kata seperti cloth dan off dilafalkan dengan vokal dalam thought, berbeda dengan vokal yang digunakan dalam lot.

Setelah pemisahan Amerika–Britania, perubahan lebih lanjut pada fonologi bahasa Inggris meliputi:

Sintaksis

[sunting | sunting sumber]

Perubahan alfabet dan ejaan sangat dipengaruhi oleh munculnya percetakan dan kebiasaan percetakan daratan utama Eropa.

  • Huruf thorn (þ), yang mulai digantikan oleh th terawal sejak bahasa Inggris Pertengahan, akhirnya tidak lagi digunakan. Dalam cetakan Inggris Modern Awal, thorn dilambangkan dengan y Latin, yang tampak mirip thorn pada jenis huruf blackletter (𝖞). Sisa terakhir dari huruf tersebut terdapat pada pengikat ligatures thorn, ye (thee), yt (that), yu (thou), yang terkadang masih terlihat dalam Alkitab Versi King James dan dalam folio Shakespeare.
  • Huruf i dan j, yang sebelumnya ditulis sebagai satu huruf mulai dapat dibedakan; demikian pula untuk u dan v. Ini adalah perkembangan umum alfabet Latin pada saat itu.

Akibatnya, bahasa Inggris Modern menggunakan alfabet Latin yang terdiri dari 26 huruf.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "What are the top 200 most spoken languages?". Ethnologue. 2023. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 June 2023. Diakses tanggal 3 October 2023. 
  2. ^ Templat:E26
  3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "English". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  4. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  5. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  6. ^ Sihler 2000, hlm. xvi.
  7. ^ Terttu Nevalainen: An Introduction to Early Modern English, Oxford University Press, 2006, p. 1
  8. ^ Lewis, M. Paul; Simons, Gary F.; Fennig, Charles D., ed. (2016). "English". Ethnologue. SIL International. Diakses tanggal 22 February 2016. Total users in all countries: 942,533,930 (as L1: 339,370,920; as L2: 603,163,010) 
  9. ^ Algeo & Pyles 2004, hlm. 222.
  10. ^ Nevalainen, Terttu (2006). An Introduction to Early Modern English. Edinburgh: Edinburgh University Press
  11. ^ Romaine 2006, hlm. 586.
  12. ^ Mufwene 2006, hlm. 614.
  13. ^ a b c d e f g h i j k l m n o Leech, Geoffrey; Hundt, Marianne; Mair, Christian; Smith, Nicholas (2009). Change in Contemporary English: A Grammatical Study. Cambridge University Press. hlm. 18–19. 

Daftar pustaka

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]