Rinitis atrofi adalah infeksi hidung kronik yang ditandai dengan atrofi progresif pada mukosa hidung dan tulang konka, yang sering disebabkan oleh klebsiela. Penyakit ini lebih umum terjadi pada wanita dan di negara-negara berkembang dengan status higiene yang buruk. Gejalanya meliputi napas berbau, ingus hijau, dan gangguan penciuman. Pengobatannya bertujuan mengobati etiologi dan menghilangkan
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
359 tayangan10 halaman
Rinitis atrofi adalah infeksi hidung kronik yang ditandai dengan atrofi progresif pada mukosa hidung dan tulang konka, yang sering disebabkan oleh klebsiela. Penyakit ini lebih umum terjadi pada wanita dan di negara-negara berkembang dengan status higiene yang buruk. Gejalanya meliputi napas berbau, ingus hijau, dan gangguan penciuman. Pengobatannya bertujuan mengobati etiologi dan menghilangkan
Rinitis atrofi adalah infeksi hidung kronik yang ditandai dengan atrofi progresif pada mukosa hidung dan tulang konka, yang sering disebabkan oleh klebsiela. Penyakit ini lebih umum terjadi pada wanita dan di negara-negara berkembang dengan status higiene yang buruk. Gejalanya meliputi napas berbau, ingus hijau, dan gangguan penciuman. Pengobatannya bertujuan mengobati etiologi dan menghilangkan
Rinitis atrofi adalah infeksi hidung kronik yang ditandai dengan atrofi progresif pada mukosa hidung dan tulang konka, yang sering disebabkan oleh klebsiela. Penyakit ini lebih umum terjadi pada wanita dan di negara-negara berkembang dengan status higiene yang buruk. Gejalanya meliputi napas berbau, ingus hijau, dan gangguan penciuman. Pengobatannya bertujuan mengobati etiologi dan menghilangkan
Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Unduh sebagai pptx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10
Rinitis Atrofi
DISUSUN OLEH : HERDESTI BERLIANI BAGO 123307050 PEMBIBING Dr. Deddy,Sp.THT.KL Anatomi Hidung
• Terdiri dari hidung bagian luar dan rongga hidung.
Hidung luar berbentuk pyramid dengan bagian- bagiannya1: • Pangkal hidung (bridge) • Dorsum nasi • Puncak hidung • Ala nasi • Kolumela • Lubang hidung Definisi Rinitis Atrofi Rhinitis atrofi adalah infeksi hidung kronik, yang ditandai oleh adanya atrofi progresif pada mukosa hidung dan tulang konka.
Etiologi Rinitis Atrofi
Infeksi kuman spesifik, yang sering ditemukan adalah spesies klebsiela, terutama klebsiela ozaena Epidemiologi Rinitis Atrofi Rinitis atrofi sering terjadi pada wanita, angka kejadian wanita : pria adalah 3:1. Rinitis atrofi merupakan penyakit yang umum di negara-negara berkembang. Penyakit ini muncul sebagai endemi di daerah subtropis dan daerah yang bersuhu panas seperti Asia Selatan, afrika, Eropa timur dan Mediterania. Pasien biasanya berasal dari kalangan ekonomi rendah dengan status higiene buruk.
Klasifikasi Rinitis Atrofi
Berdasarkan penyebabnya rinitis atrofi dibedakan menjadi : a. Rinitis atrofi primer b. Rinitis atrofi sekunder Gejala klinis Rinitis Atrofi a. Napas berbau b. Ingus kental berwarna hijau c. Kerak (rusta) hijau d. Gangguan penghidu e. Sakit kepala f. Hidung tersumbat
Patofisiologi Rinitis Atrofi
Etiologi (klebsiella ozaena) menyebabkan Peradangan pada hidung Jika berlangsung lama maka disebut inflamasi kronik. Hal ini menyebabkan Perubahan anatomi dan fungsi hidung seperti lapisan epitel mengalami metaplasia squamosa dan kehilangan silianya. Dignosa Rinitis Atrofi Diagnosa ditegakkan berdasarkan : a. Anamnesis b. Pemeriksaan Fisik c. Pemeriksaan penunjang
Diagnosa Banding Rinitis Atrofi
a. Rhinitis kronik TBC b. Rhinitis sifilis c. Rinitis lepra d. Rinitis sika Penatalaksanaan Rinitis Atrofi Oleh karena etiologinya multifaktorial, maka pengobatannya belum ada yang baku. Pengobatan ditujukan untuk mengatasi etiologi dan menghilangkan gejala. Pengobatan yang diberikan dapat bersifat konservatif, atau kalau tidak dapat menolong dilakukan pembedahan. Komplikasi Rinitis Atrofi • Perforasi septum dan hidung pelana • Faringitis atrofi • Miasis nasi
Prognosis Rinitis Atrofi
Dengan operasi diharapkan perbaikan mukosa dan keadaan penyakitnya. Pada pasien yang berusia di atas 40 tahun, beberapa kasus menunjukkan keberhasilan dalam pengobatan Terimakasih