Seleguri
Seleguri
| |
---|---|
Sida rhombifolia | |
Taksonomi | |
Superkerajaan | Eukaryota |
Kerajaan | Plantae |
Divisi | Tracheophytes |
Ordo | Malvales |
Famili | Malvaceae |
Tribus | Malveae |
Genus | Sida |
Spesies | Sida rhombifolia Linnaeus, 1753 |
Tata nama | |
Sinonim takson | Sumber:[1][2] |
Seleguri atau sidaguri[3] (Sida rhombifolia) adalah tanaman perdu dengan bunga berwarna kuning dan akarnya bisa dijadikan obat.[3] Sidaguri menyebar ke Assam, India dan bahkan menyebar ke Eropa sebagai obat untuk reumatik.[4]
Di Indonesia, sidaguri dikenal dengan sebutan guri, saliguri (Minangkabau); sidaguri (Melayu); sidaguri, otok-otok (Jawa Tengah); sidagori, sadagori (Sunda); tagghuri (Madura); kahindu (Sumba); selegui (Bali Aga); dikira; hutu gamo (Halmahera); digo (Ternate); daun pantat ayam (Alor);[5] bitumu, dan sosapu.[1][2][6]
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]Seleguri merupakan herba dengan tinggi 2 m, bercabang, dan ditumbuhi banyak bulu-bulu yang rapat. Warnya putih-hijau. Daunnya tunggal, letaknya berseling, bentuknya bulat telur, seperti jantung,[2] atau melanset, tepinya bergerigi, ujungnya runcing/bertoreh dengan bulu yang rapat, dengan pertulangan menyirip.[2] Bagian bawah daun berambut pendek dengan warna abu-abu, dan berukuran 1-4 cm x 1-1,5 cm.[1] Perbungaannya termasuk tunggal, warnanya kuning cerah. Benang sari tumbuh bersamaan membentuk tabung dari dasar bunga. Mahkota bunga hijau, ujungnya melengkung.[4] Bunga tumbuh dari ketiak daun, mekar sekitar pukul 12 siang, dan layu tiga jam kemudian. Buah seleguri mengandung ruang/kendaga 8-10 buah, dengan diameter 6-7 mm dan sewaktu sudah tua berwarna hitam. Akarnya putih, dan kotor.[1][2][4]
Manfaat
[sunting | sunting sumber]Di Alor daun dan akar digunakan sebagai obat. Daun dimanfaatkan untuk mengobati bisul; akar dimanfaatkan untuk mengobati asma pada bayi.[5]
Kandungan pada tanaman sidaguri terbukti menunjukkan aktivitas anti inflamasi.[7]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d Dalimartha, Setiawan (2007) [2003]. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. 3:140 – 145. Jakarta:Puspa Swara. ISBN 979-3235-73-X.
- ^ a b c d e "Sida rhombifolia L" (PDF). Departemen Kesehatan. 15 November 2001. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-12-07. Diakses tanggal 20 Juni 2013.
- ^ a b (Indonesia) Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia "Arti kata seleguri pada Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam jaringan". Diakses tanggal 2019-12-30.
- ^ a b c Dharma, A.P. (1987). Indonesian Medicinal Plants [Tumbuhan Obat Indonesia]. hal.185 – 186. Jakarta:Balai Pustaka. ISBN 979-407-032-7.
- ^ a b Usman, Masni H. (2011). Etnobotani Pemanfaatan Tumpuhan Obat oleh Masyarakat Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (Tesis Skripsi). Malang: Universitas Islam Negeri Malang. http://etheses.uin-malang.ac.id/969/.
- ^ Hidayat, Syamsul (2005). Ramuan Tradisional ala 12 Etnis Indonesia. hal.325. Jakarta:Penebar Swadaya. ISBN 978-489-944-5.
- ^ Rodrigues, Felicidade Caroline; de Oliveira, Antônio Fernando Morais (2020-08-01). "The genus Sida L. (Malvaceae): An update of its ethnomedicinal use, pharmacology and phytochemistry". South African Journal of Botany. 132: 432–462. doi:10.1016/j.sajb.2020.04.030. ISSN 0254-6299.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- Sidaguri pada Plantamor.