Lompat ke isi

Bahasa Bawean

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Bawean
loghât Phêbiyên
Dituturkan diIndonesia
WilayahPulau Bawean, Kabupaten Gresik
EtnisBawean
Penutur
20.000 (1984)[1]
Lihat sumber templat}}
Beberapa pesan mungkin terpotong pada perangkat mobile, apabila hal tersebut terjadi, silakan kunjungi halaman ini
Klasifikasi bahasa ini dimunculkan secara otomatis dalam rangka penyeragaman padanan, beberapa parameter telah ditanggalkan dan digantikam oleh templat.
  • Austronesia Lihat butir Wikidata
    • Melayu-Polinesia Lihat butir Wikidata
      • Melayu-Sumbawa (usang) Lihat butir Wikidata
Status resmi
Diakui sebagai
bahasa minoritas di
Diatur olehIndonesia Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kode bahasa
ISO 639-3
Glottologbawe1237[2]
Lokasi penuturan
  Wilayah dituturkannya bahasa Bawean
  Wilayah yang termasuk kedalam Kabupaten Gresik (termasuk Pulau Bawean)
Peta yang menunjukkan perkiraan penuturan bahasa Madura Bawean di pulau Bawean yang terletak di utara Jawa Timur
Unduh garis tepi peta ini
Koordinat: 5°46′S 112°40′E / 5.767°S 112.667°E / -5.767; 112.667 Sunting ini di Wikidata
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Bahasa Bawean[3] adalah sebuah ragam geografis bahasa yang dianggap sebagai salah satu dialek dari bahasa Madura[a 1] yang utamanya dituturkan oleh suku Bawean di pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.[4][5] Bahasa ini mulanya merupakan sebuah pijin yang telah mengalami proses kreolisasi, sehingga memiliki beragam kosakata campuran dari bahasa lain, seperti bahasa Jawa (terutama dari wilayah Gresik), Banjar, Bugis, dan Makassar.[6][7]

Status kebahasaan

Dalam buku Bahasa-Bahasa Indonesia (1984) karya P.W.J. Nababan, bahasa Bawean dicatat sebagai bahasa tersendiri dengan 20.000 penutur di Pulau Bawean.[1] Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Retno Fatmalasari dalam jurnal berjudul Integrasi Kata Bahasa Jawa dan Bahasa Madura ke Dalam Bahasa Bawean yang diterbitkan pada tahun 2020, meskipun banyak yang menyebut bahasa Bawean sebagai salah satu dialek dari bahasa Madura, dalam penelitian ini bahasa Bawean tetap dianggap sebagai sebuah bahasa tersendiri.[8]

Dialek

Bahasa Bawean mempunyai beberapa dialek, perbedaan dialek ini bisa ditemukan di beberapa desa yang ada di Pulau Bawean. Mengutip dari Repository Unair, Eva Wijayanti mengungkapkan bahwa terdapat empat desa yang memiliki dialek bahasa yang cukup berbeda, yaitu desa Daun dan Suwari di kecamatan Sangkapura, serta desa Kepuhteluk dan Diponggo di kecamatan Tambak.[7][9]

Ragam dialek dari empat desa tersebut tercermin dalam penyebutan untuk kata 'saya'. Masyarakat desa Daun menyebut 'saya' dengan kata éson, sedangkan masyarakat desa Suwari menyebutnya éhon. Kemudian, masyarakat desa Kepuhteluk akan menyebut 'saya' dengan kata bulâ dan masyarakat Diponggo menyebutnya dengan kata aku.[9]

Variasi dialek ini pun menjadi ciri khas dari masing-masing desa. Oleh karena itu, cukup dengan mendengar dialek yang mereka pakai, orang Bawean lainnya akan dengan mudah mengenali dari desa mana mereka berasal. Dari keempat dialek tersebut, dialek dari desa Diponggo merupakan dialek yang memiliki perbedaan paling mencolok di antara dialek-dialek lainnya. Sebagian besar kosakata dalam dialek Diponggo hampir sama dengan kosakata dalam bahasa Jawa.[9]

Kosakata bahasa Jawa, seperti dé'é, iki, séwu, ayu, saiki, isuk, dan kosakata serapan lainnya juga digunakan oleh masyarakat desa Diponggo. Hal ini terjadi karena kebanyakan masyarakat desa Diponggo merupakan keturunan orang-orang Jawa. Tidak mengherankan jika kemudian dialek Diponggo banyak dipengaruhi oleh bahasa Jawa.[9]

Fonologi

Dalam bahasa Bawean terdapat 28 lambang transkripsi fonetik yang terdiri dari 18 konsonan fonem dan 10 dasar-sistem vokal.[7] Berikut merupakan kotak fonem yang terdapat dalam bahasa Madura dialek Bawean, huruf yang berada dalam tanda kurung siku ... menunjukkan penulisan ortografi fonetik dalam sumber.

Vokal

Dalam dialek Bawean, terdapat 2 fonem vokal yang tidak terdapat dalam dialek utama bahasa Madura (fonem /o/ dan /e/), sehingga menjadikan dialek ini mempunyai 10 fonem vokal secara keseluruhan.[7]

Vokal bahasa Madura Bawean
Depan Madya Belakang
takbulat bulat
Tertutup /i/
i
/ɨ/
I
/u/
u
Tengah /e/
e
/ə/
ə
/ɤ/
U
/o/
o
½ buka /ɛ/
ɛ
/ɔ/
Ͻ
Terbuka /a/
a

Kosakata

Berikut merupakan beberapa contoh kosakata khas dalam bahasa Bawean.

  • eson atau bule, berarti 'aku'
  • bekna, berarti 'kamu'
  • kalaaken, berarti 'ambilkan'
  • tak kabessanyo'on atau naddeh nyo'on, berarti 'terima kasih'
  • songkan, berarti 'malas'
  • pandir, berarti 'bicara'
  • olo, berarti 'kepala'
  • sakotik, berarti 'sedikit'
  • kathirik, berarti 'sendiri'
  • toghellen, berarti 'kerabat' atau 'saudara'

Contoh kalimat

Berikut ini contoh kalimat yang menggunakan kosakata dalam bahasa Bawean.

  • "eson terro ka bekna", berarti "aku sayang kamu" (kata eson terkadang juga yang menyebutnya ehon)
  • "buk, bede berrus?", berarti "bu, ada sikat?" (kata berrus berasal dari bahasa Inggris 'brush')
  • "mak, pamelleaken pellem", berarti "bu, belikan mangga" (terdapat pengaruh bahasa Jawa Kuno di akhiran -aken).
  • "silling na se bucor la mare e pabender", berarti "langit-langitnya yang bocor sudah diperbaiki" (kata silling dalam bahasa Bawean berasal dari bahasa Inggris 'ceiling'; 'langit-langit' dalam bahasa Bawean adalah sentek)
  • "araa, mak ghik bede edinnak? ekowa la alajer ka Singgapur", berarti "kenapa, kok masih disini? katanya sudah pergi berlayar ke Singapura" (kata araa dari kata 'arapah' dalam bahasa Madura, sedangkan kata alajer yang berarti 'berlayar' untuk menunjukkan bahwa orang tersebut pergi keluar dari pulau Bawean)

Lihat juga

Referensi

Sumber primer

  1. ^ a b Nababan, P.W.J. (1984). Bahasa-Bahasa Indonesia (PDF). repository.unp.ac.id. Padang, Indonesia: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Padang. hlm. 558. Diakses tanggal 11-02-2024. 
  2. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bawean". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Dialect: Bawean" [Dialek Bawean] (dalam bahasa Inggris). Jena, Germany: Max Planck Institute for the Science of Human History [Kota Jena, negara Jerman: Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia]. 
  4. ^ a b Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Madurese" [Bahasa Madura] (dalam bahasa Inggris). Jena, Germany: Max Planck Institute for the Science of Human History [Kota Jena, negara Jerman: Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia]. 
  5. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Maduresic" (dalam bahasa Inggris). Jena, Germany: Max Planck Institute for the Science of Human History [Kota Jena, negara Jerman: Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia]. 
  6. ^ M, Rizka Nur Laily. Muallifa, Rizka, ed. "3 Hal Menakjubkan yang Hanya Bisa Dijumpai di Pulau Bawean Jawa Timur". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-05-07. 
  7. ^ a b c d Wijayanti, Eva Dwi (2016). "Skripsi Variasi Dialek Bahasa Bawean di Wilayah Pulau Bawean Kabupaten Gresik: Kajian Dialektologi". 123dok.com. Surabaya, Indonesia: Universitas Airlangga: 165. Diakses tanggal 11-02-2024. 
  8. ^ Fatmalasari, Retno (2020). "Integrasi Kata Bahasa Jawa dan Bahasa Madura ke Dalam Bahasa Bawean". ejournal.unesa.ac.id. Surabaya, Indonesia: Universitas Negeri Surabaya. 6: 11. Diakses tanggal 10 Februari 2024. 
  9. ^ a b c d Fajri Kurnia (22 Maret 2021). "Istimewa! Pulau Kecil Ini Punya Dialek Bahasa yang Beragam". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 18 April 2022. 

Catatan

  1. ^ Menurut Glottolog 4.8, bahasa Madura terbagi menjadi 6 dialek yang terdiri dari: Bawean, Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Sumenep, dan Sapudi.[4]

Pranala luar