Kekalahan dan pembubaran Kesultanan Utsmaniyah
Periode kekalahan dan pembubaran Kesultanan Utsmaniyah (1908–1922) dimulai dengan Era Konstitusional Kedua dengan Gerakan Pemuda Turki. Periode tersebut merestorasi konstitusi Utsmaniyah 1876 dan dikirim dalam politik multi-partai dengan sebuah sistem elektoral dua langkah (hukum elektoral) dibawah parlemen Utsmaniyah. Konstitusi tersebut membebaskan warga negara kesultanan tersebut untuk memodernisasikan institusi-institusi di negara tersebut dan membubarkan ketegangan antar-komunal.[1]
Selain itu, periode ini menjadi kisah akhir dari kesultanan tersebut. Reformasi militer Utsmaniyah dihasilkan dalam Angkatan Darat Utsmaniyah saat bertempur dalam Perang Italia-Turki (1911), Peperangan Balkan (1912-1913), dan ketegangan berkelanjutan yang disebabkan oleh perlawanan kudeta, yang mempelopori Insiden 31 Maret (Restorasi) dan Kudeta Utsmaniyah 1912 (Penyelamatan) dan Kudeta Utsmaniyah 1913) di Kesultanan tersebut sampai Perang Dunia I. Entri Utsmaniyah dalam Perang Dunia I dalam Teater Timur Tengah diakhiri dengan partisi Kesultanan Utsmaniyah dibawah keputusan dari Perjanjian Sèvres. Perjanjian tersebut, seperti yang dirancang dalam konferensi London, memberikan sebuah lahan nominal dan mengizinkan gelar Kekhalifahan Utsmaniyah (mirip dengan Vatikan; sebuah negara sakerdotal-monarki yang dipimpin oleh Paus Katolik).
Pendudukan Konstantinopel bersama dengan pendudukan İzmir memobilisasikan gerakan nasional Turki yang menang pada Perang Kemerdekaan Turki. Pembubaran Kesultanan Utsmaniyah secara resmi ditampilkan oleh Mahkamah Nasional Besar Turki pada 1 November 1922. Sultan mendeklarasikan persona non grata dari lahan-lahan Dinasti Utsmaniyah yang memerintah sejak 1299.
Referensi
- ^ Reynolds 2011, hlm. 1