Televisi

media telekomunikasi untuk menyiarkan dan menerima gambar bergerak
(Dialihkan dari Television)

Televisi (serapan dari bahasa Belanda: televisie; akronim: TV) adalah sebuah media telekomunikasi yang diciptakan oleh sinar elektroda ciptaan John Mc. Graham dari Saththam.

Kotak TV dengan layar yang datar (Sony Trinitron)
TV Modern

Penggunaan kata "Televisi" sendiri juga dapat merujuk kepada "kotak televisi", "acara televisi", ataupun "transmisi televisi". Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve ataupun tipi.)

Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial pada tahun 1930-an. Sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media promosi. Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk melihat materi siaran serta hasil rekaman. Dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui Internet, misalnya melalui iPlayer dan Hulu.

Sekelompok keluarga berkebangsaan Amerika sedang menonton TV, 1958

Walaupun terdapat bentuk televisi lain seperti televisi sirkuit tertutup, tetapi jenis televisi yang paling sering digunakan adalah televisi penyiaran, yang dibuat berdasarkan sistem penyiaran radio yang dikembangkan sekitar tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkekuatan tinggi untuk memancarkan gelombang televisi ke penerima gelombang televisi.

Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui gelombang radio VHF dan UHF dalam jalur frekuensi yang ditetapkan antara 54-890 megahertz.[1] Kini gelombang TV juga sudah memancarkan jenis suara stereo ataupun bunyi keliling di banyak negara. Hingga tahun 2000, siaran TV dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi penyiaran digital.

Sebuah kotak televisi terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik didalamnya, termasuk di antaranya sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat tampilan visual yang tidak memiliki perangkat penerima sinyal biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi. Sebuah sistem televisi dapat dipakai dalam berbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV). Sistem televisi kini juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan pengarahan senjata, terutama untuk tempat-tempat yang biasanya terlalu berbahaya untuk diobservasi secara langsung.

Televisi amatir (ham TV atau ATV) digunakan untuk kegiatan percobaan dan hiburan publik yang dijalankan oleh operator radio amatir. Stasiun TV amatir telah digunakan pada kawasan perkotaan sebelum kemunculan stasiun TV komersial.[2]

Televisi telah memainkan peran penting dalam sosialisasi abad ke-20 dan ke-21. Pada tahun 2010, iPlayer digunakan dalam aspek media sosial dalam bentuk layanan televisi internet, termasuk di antaranya adalah Facebook dan Twitter.[3]

Sejarah

sunting

Sejarah awal

sunting

Pada masa awal perkembangannya, televisi menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam, menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Bagaimanapun, pada awal 1930-an, sistem pertelevisian yang hanya menggunakan teknologi optik dan elektronik saja telah dikembangkan, di mana semua sistem televisi modern menerapkan teknologi ini. Walaupun sistem mekanik akhirnya tidak lagi digunakan, pengetahuan yang didapat dari pengembangan sistem elektromekanis sangatlah penting dalam pengembangan sistem televisi elektronik penuh.

Gambar pertama yang berhasil dikirimkan secara elektrik adalah melalui mesin faksimile mekanik sederhana, (seperti pantelegraf) yang dikembangkan pada akhir abad ke-19. Konsep pengiriman gambar bergerak yang menggunakan daya elektrik pertama kali diuraikan pada 1887 sebagai "teleponoskop" (konsep gabungan telepon dan gambar bergerak), tidak lama setelah penemuan telepon. Pada saat itu, para penulis fiksi ilmiah telah membayangkan bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan dapat dikirimkan melalui medium kabel, seperti halnya suara.

Ide untuk menggunakan sistem pemindaian gambar untuk mengirim gambar pertama kali dipraktikkan pada 1890 menggunakan pantelegraf, yaitu menggunakan mekanisme pemindaian pendulum. Semenjak itu, berbagai teknik pemindaian gambar telah digunakan di hampir setiap teknologi pengiriman gambar, termasuk televisi. Inilah konsep yang bernama "perasteran", yaitu proses mengubah gambar visual menjadi arus gelombang elektrik.

1880-an: Cakram Nipkow

sunting

Pada tahun 1884, Paul Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa berusia 23 tahun di Jerman, mematenkan sistem televisi elektromekanik yang menggunakan cakram Nipkow, sebuah cakram berputar dengan serangkaian lubang yang disusun secara spiral ke pusat cakram yang digunakan dalam proses perasteran. Setiap lubang cakram diposisikan dengan selisih sudut yang sama agar dalam setiap putarannya cakram tersebut dapat meneruskan cahaya melalui setiap lubang hingga mengenai lapisan selenium peka cahaya yang menghasilkan denyut elektrik. Seiring dengan peletakan posisi gambar yang difokuskan di pusat cakram, setiap lubang akan memindai setiap "iris" horizontal dari keseluruhan gambar. Alat buatan Nipkow ini tidak benar-benar dapat dipraktikkan hingga adanya kemajuan dalam teknologi tabung penguat. Namun, alat tersebut hanya dapat memancarkan gambar "halftone" — dikarenakan lubang dengan posisi tertentu dengan ukuran berbeda-beda — melalui kabel telegraf atau telepon.

Rancangan selanjutnya adalah menggunakan pemindai mirror-drum berputar sebagai perekam gambar dan tabung sinar katode (CRT) sebagai perangkat tampilan. Pada 1907, seorang ilmuwan Rusia, Boris Rosing, menjadi penemu pertama yang menggunakan CRT dalam perangkat penerima dari sistem televisi eksperimental. Dia menggunakan pemindai "mirror-drum" untuk mengirim gambar geometrik sederhana ke CRT.[4] Namun, untuk merekam gambar bergerak masih tidak dapat dilakukan, karena kepekaan detektor selenium yang rendah.

1920-an: Penemuan John Logie Baird

sunting
 
TV 405 hitam putih Murphy dari Ukrania, 1951.

Penemu asal Skotlandia, John Logie Baird berhasil menunjukan cara pemancaran gambar-bayangan bergerak di London pada tahun 1925,[5] diikuti gambar bergerak monokrom pada tahun 1926. Cakram pemindai Baird dapat menghasilkan gambar beresolusi 30 baris (cukup untuk memperlihatkan wajah manusia) dari lensa dengan spiral ganda.[6] Demonstrasi oleh Baird ini telah disetujui secara umum oleh dunia sebagai demonstrasi televisi pertama, sekalipun televisi mekanik tidak lagi digunakan. Pada tahun 1927, Baird juga menemukan sistem rekaman video pertama di dunia, yaitu "Phonovision", yaitu dengan memodulasi sinyal output kamera TV-nya ke dalam kisaran jangkauan audio, dia dapat merekam sinyal tersebut pada cakram audio 10 inci (25 cm) dengan menggunakan teknologi rekaman audio biasa. Hanya sedikit rekaman "Phonovision" Baird yang masih ada dan rekaman-rekaman yang masih bertahan tersebut kemudian diterjemahkan dan diproses menjadi gambar yang dapat dilihat pada 1990-an menggunakan teknologi pemrosesan-sinyal digital.[7]

Pada 1926, seorang insinyur Hungaria, Kálmán Tihanyi, merancang sistem televisi dengan perangkat pemindaian dan tampilan yang sepenuhnya elektronik, dan menggunakan prinsip "penyimpanan isi" di dalam tabung pemindai (atau "kamera").[8][9][10][11]

Pada 1927, seorang penemu Rusia, Léon Theremin, mengembangkan sistem televisi dengan mirror-drum yang menggunakan sistem "video terjalin" untuk menghasilkan resolusi gambar 100 baris.

Pada tahun yang sama, Herbert E. Ives dari Bell Labs berhasil mengirimkan gambar bergerak dari sebuah cakram 50-tingkap yang menghasilkan 16 gambar per menit melalui medium kabel dari Washington, D.C. ke New York City, dan juga melalui gelombang radio dari Whippany, New Jersey.[12] Ives menggunakan layar penayang sebesar 24 x 30 inci (60 x 75 cm). Subjek rekamannya termasuk salah satunya Sekretaris Perdagangan Amerika saat itu, Herbert Hoover.

Pada tahun yang sama pula, Philo Farnsworth berhasil membuat sistem televisi pertama di dunia dengan pemindai elektronik pada kedua perangkat tampilan dan pickup,[13] di mana temuannya ini pertama kali ia demonstrasikan di depan media pers pada 1 September 1928.[13][14]

1930-an: Penyebaran dan penerimaan masyarakat

sunting
 
Braun HF 1, Jerman, 1959

Pada tahun 1936, untuk pertama kalinya olimpiade Berlin disiarkan ke stasiun televisi di Berlin dan Leipzig di mana masyarakat umum dapat menyaksikan setiap perlombaan langsung.[15]

Pada masa awal televisi, kotak televisi elektromekanik mulai secara komersial dijual dari tahun 1928 hingga 1934 di Inggris,[16] Amerika Serikat, dan Rusia.[17] Televisi komersial pertama dijual oleh Baird di Britania Raya pada tahun 1928 dalam bentuk penerima radio ditambah dengan komponen-komponen seperti tabung neon di belakang cakram Nipkow yang menghasilkan gambar kemerahan berukuran sebesar perangko pos yang dapat diperbesarkan lagi menggunakan lensa pembesar. "Televisor" ciptaan Baird ini juga dapat digunakan tanpa radio. Televisor yang dijual pada tahun 1930–1933 merupakan pemasaran televisi masal yang pertama. Kira-kira 1.000 unit Televisor berhasil dijual.[18]

Kotak televisi elektronik komersial pertama dengan tabung sinar katode diproduksi oleh Telefunken di Jerman pada 1934,[19][20] diikuti oleh produsen elektronik yang lain di Prancis (1936),[21] Britania Raya (1936),[22] dan Amerika Serikat (1938).[23][24]

Pada tahun 1936, Kálmán Tihanyi menerangkan prinsip televisi plasma, yaitu sistem panel datar yang pertama.[25][26]

Pada tahun 1938 di Amerika, televisi berukuran 3 inci (7,6 cm) dijual seharga 125 USD (setara dengan 1.863 USD pada tahun 2007.) Model termurah televisi berukuran 12 inci (30 cm) adalah seharga $445 (setara dengan $6.633 per 2007).[27]

 
Tahun penerimaan TV menurut negara
  1939 dan sebelum
  1940–1949
  1950–1959
  1960–1969
  1970–1979
  1980–1989
  1990–1999
  2000 dan selepas
  Tidak ada televisi
  Tidak ada data

Kira-kira sebanyak 19.000 unit televisi elektronik telah diproduksi di Britania, 1.600 unit di Jerman, dan 8.000 unit di Amerika,[28] sebelum akhirnya War Production Board terpaksa menghentikan produksi TV pada April 1942 karena pecahnya Perang Dunia II.

Penggunaan TV di Amerika Serikat meningkat kembali pasca Perang Dunia II setelah produksi TV diizinkan kembali pada Agustus 1945. Pasca perang, jumlah pemilik TV di Amerika meningkat sekitar 0,5% pada tahun 1946, lalu naik 55,7% pada tahun 1954, dan naik sampai 90% pada tahun 1962.[29] Di Britania, jumlah pemilik TV meningkat dari 15.000 pada tahun 1947, lalu 1,4 juta pada tahun 1952, hingga 15,1 juta pada tahun 1968.

Komponen kotak televisi

sunting

Secara umum cara kerja kotak TV berawal dari antena yang menerima input frekuensi radio (RF) berupa frekuensi VHF dan UHF yang kerjanya diatur oleh tuner dan pencari gelombang, selanjutnya sinyal diolah dan dipisahkan antara gambar dan suara, sementara gambar diolah oleh tabung katode dan diteruskan ke layar, sinyal suara diproses untuk dipecah menjadi stereo, untuk kemudian diumpan ke penguat akhir dan speaker.

 
Komponen-komponen utama dari sebuah televisi LCD ukuran 19 inci

Perangkat output gambar televisi saat ini menggunakan berbagai teknologi penampil seperti CRT, LCD, Plasma, DLP, maupun OLED. Sedangkan untuk terminal input tambahan bagi peranti keras lain, unit televisi juga dilengkapi dangan terminal input untuk DVD player, konsol permainan video dan alat pendengar personal. Terminal input lain yang juga kerap dijumpai termasuk RCA, mini-DIN, HDMI, SCART, dan D-terminal. Ada juga yang dilengkapi input untuk perekaman suara dan gambar dari acara TV. Sebagian unit TV mewah dilengkapi dengan port Eternet untuk menerima data dari Internet, seperti nilai saham, cuaca, ataupun berita. Seluruh unit TV yang diproduksi sejak awal 1980-an juga dilengkapi dengan remote control inframerah untuk mengontrol saluran siaran, suara, kecerahan, kontras, warna, dll.

Sistem Penyiaran

sunting

Televisi Terestrial

sunting
 
Antena televisi Yagi UHF berkeuntungan tinggi yang modern. Ini memiliki 17 direktor, dan satu reflektor (terbuat dari 4 batang) berbentuk reflektor sudut.

Program disiarkan oleh stasiun televisi, kadang-kadang disebut "saluran", karena stasiun-stasiun ini mendapatkan lisensi dari pemerintah mereka untuk melakukan siaran hanya melalui saluran-saluran yang ditetapkan dalam gelombang televisi. Awalnya, siaran terestrial adalah satu-satunya cara televisi bisa didistribusikan secara luas, dan karena lebar pita terbatas, artinya hanya ada sejumlah kecil saluran yang tersedia, regulasi pemerintah adalah norma. Di Amerika Serikat, Komisi Komunikasi Federal (FCC) memungkinkan stasiun-stasiun untuk menyiarkan iklan mulai bulan Juli 1941, tetapi memerlukan komitmen dalam penyiaran layanan publik sebagai syarat untuk mendapatkan lisensi. Sebaliknya, Inggris Raya memilih jalur yang berbeda, dengan memberlakukan lisensi televisi kepada pemilik peralatan penerimaan televisi untuk mendanai British Broadcasting Corporation (BBC), yang memiliki layanan publik sebagai bagian dari Piagam Kerajaannya.

WRGB mengklaim sebagai stasiun televisi tertua di dunia, mengikuti jejaknya hingga stasiun eksperimental yang didirikan pada tanggal 13 Januari 1928, dengan siaran dari pabrik General Electric di Schenectady, NY, dengan kode panggil W2XB.[30] Stasiun ini secara populer dikenal sebagai "WGY Television" setelah stasiun radio saudaranya. Kemudian pada tahun 1928, General Electric memulai fasilitas kedua, yang berlokasi di New York City, dengan kode panggil W2XBS dan saat ini dikenal sebagai WNBC. Kedua stasiun ini bersifat eksperimental dan tidak memiliki program reguler, karena penerima dioperasikan oleh insinyur-insinyur di dalam perusahaan. Gambar boneka Felix the Cat yang berputar di atas piringan dipancarkan selama 2 jam setiap hari selama beberapa tahun saat teknologi baru diuji oleh para insinyur. Pada tanggal 2 November 1936, BBC mulai mengirimkan layanan definisi tinggi reguler publik pertama di dunia dari Alexandra Palace di utara London.[31] Oleh karena itu, stasiun ini mengklaim sebagai tempat lahirnya penyiaran televisi seperti yang kita kenal sekarang.

Dengan adopsi luas kabel di seluruh Amerika Serikat pada tahun 1970-an dan 1980-an, siaran televisi terestrial mengalami penurunan; pada tahun 2013, diperkirakan sekitar 7% rumah tangga di AS menggunakan antena.[32][33] Peningkatan kecil dalam penggunaan dimulai sekitar tahun 2010 karena beralih ke siaran televisi terestrial digital, yang menawarkan kualitas gambar yang sangat baik di wilayah yang sangat luas, dan menawarkan alternatif bagi televisi kabel (CATV) untuk cord cutters. Semua negara lain di seluruh dunia juga dalam proses untuk menonaktifkan televisi terestrial analog atau beralih ke televisi terestrial digital.

Televisi Kabel

sunting
 
Kabel koaksial digunakan untuk mengirimkan sinyal televisi kabel ke televisi tabung sinar katoda dan televisi layar datar.

Televisi kabel adalah sistem penyiaran program televisi kepada pelanggan berbayar melalui sinyal frekuensi radio (RF) yang dikirimkan melalui kabel koaksial atau sinyal cahaya melalui kabel fiber optik. Ini berbeda dengan televisi terestrial tradisional, di mana sinyal televisi disiarkan melalui udara melalui gelombang radio dan diterima oleh antena televisi yang terpasang pada televisi. Pada tahun 2000-an, pemrograman radio FM, Internet berkecepatan tinggi, layanan telepon, dan layanan non-televisi serupa juga dapat disediakan melalui kabel-kabel ini. Singkatan CATV kadang-kadang digunakan untuk televisi kabel di Amerika Serikat. Awalnya, singkatan ini adalah singkatan dari Community Access Television atau Community Antenna Television, berasal dari awal televisi kabel pada tahun 1948: di daerah-daerah di mana penerimaan siaran lewat udara terbatas oleh jarak dari pemancar atau medan berbukit, "antena komunitas" besar dibangun, dan kabel dijalankan dari antena tersebut ke rumah-rumah individu.[34]

Televisi Satelit

sunting
 
Parabola satelit DBS dipasang di kompleks apartemen

Televisi satelit adalah sistem penyediaan program televisi menggunakan sinyal siaran yang diteruskan dari satelit komunikasi. Sinyal-sinyal ini diterima melalui antena reflektor parabola luar ruangan biasanya disebut sebagai parabola satelit dan low-noise block downconverter (LNB). Penerima satelit kemudian menguraikan program televisi yang diinginkan untuk ditampilkan pada televisi. Penerima dapat berupa set-top box eksternal, atau tuner televisi yang sudah tertanam. Televisi satelit menyediakan berbagai saluran dan layanan, terutama untuk daerah-daerah geografis yang tidak memiliki televisi terestrial atau televisi kabel.

Metode penerimaan yang paling umum adalah televisi satelit langsung (DBSTV), juga dikenal sebagai "direct to home" (DTH).[35] Dalam sistem DBSTV, sinyal-sinyal diteruskan dari satelit siaran langsung pada panjang gelombang Ku dan sepenuhnya digital.[36] Sistem televisi satelit sebelumnya menggunakan sistem yang dikenal sebagai televisi hanya penerimaan. Sistem-sistem ini menerima sinyal analog yang dipancarkan pada spektrum C-band dari satelit-satelit tipe FSS, dan memerlukan penggunaan parabola besar. Oleh karena itu, sistem-sistem ini dijuluki sebagai sistem "parabola besar" dan lebih mahal serta kurang populer.[37]

Sinyal televisi satelit siaran langsung awalnya adalah sinyal analog dan kemudian menjadi sinyal digital, yang keduanya memerlukan penerima yang kompatibel. Sinyal digital dapat mencakup televisi definisi tinggi (HDTV). Beberapa transmisi dan saluran adalah bebas siaran atau bebas tayangan, sementara banyak saluran lainnya adalah televisi berbayar yang memerlukan langganan.[38]

Pada tahun 1945, penulis fiksi ilmiah asal Inggris, Arthur C. Clarke, mengusulkan sistem komunikasi global yang akan berfungsi melalui tiga satelit yang ditempatkan dengan jarak yang sama di orbit bumi.[39][40] Ini dipublikasikan dalam edisi Oktober 1945 dari majalah Wireless World dan membuatnya memenangkan Medali Stuart Ballantine dari Franklin Institute pada tahun 1963.[41][42]

Sinyal televisi satelit pertama dari Eropa ke Amerika Utara diteruskan melalui satelit Telstar di atas Samudera Atlantik pada tanggal 23 Juli 1962. Sinyal tersebut diterima dan disiarkan di negara-negara Amerika Utara dan Eropa dan ditonton oleh lebih dari 100 juta orang.[43] Diluncurkan pada tahun 1962, satelit Relay 1 adalah satelit pertama yang mengirimkan sinyal televisi dari Amerika Serikat ke Jepang.[44] Satelit komunikasi geosinkronus pertama, Syncom 2, diluncurkan pada tanggal 26 Juli 1963.[45]

Satelit komunikasi komersial pertama di dunia, yang disebut Intelsat I dan dijuluki "Early Bird", diluncurkan ke orbit geosinkronus pada tanggal 6 April 1965.[46] Jaringan nasional pertama dari satelit televisi, yang disebut Orbita, dibuat oleh Uni Soviet pada bulan Oktober 1967, dan didasarkan pada prinsip penggunaan satelit Molniya yang sangat elips untuk melakukan rebroadcast dan mengirimkan sinyal televisi ke stasiun downlink darat.[47] Satelit komersial pertama di Amerika Utara yang membawa transmisi televisi adalah Anik 1 dari Kanada, yang diluncurkan pada tanggal 9 November 1972.[48] ATS-6, satelit eksperimental pendidikan dan Satelit Siaran Langsung (DBS) pertama di dunia, diluncurkan pada tanggal 30 Mei 1974.[49] Satelit ini menyiarkan pada 860 MHz menggunakan modulasi FM lebar dan memiliki dua saluran suara. Transmisi tersebut difokuskan pada subbenua India tetapi para eksperimen dapat menerima sinyal tersebut di Eropa Barat dengan menggunakan peralatan yang dibuat sendiri yang mengambil teknik desain televisi UHF yang sudah digunakan.[50]

Satelit geosinkronus Soviet pertama dalam serangkaian satelit untuk membawa televisi Direct-To-Home (DTH), Ekran 1, diluncurkan pada tanggal 26 Oktober 1976.[51] Satelit ini menggunakan frekuensi downlink UHF 714 MHz sehingga transmisi dapat diterima dengan teknologi televisi UHF yang sudah ada daripada teknologi microwave.[52]

Televisi Internet

sunting

Televisi Internet (Internet TV) (atau televisi daring) adalah distribusi digital konten televisi melalui Internet sebagai alternatif dari sistem tradisional seperti terestrial, kabel, dan satelit, meskipun Internet itu sendiri diterima melalui metode terestrial, kabel, atau satelit. Televisi Internet adalah istilah umum yang mencakup pengiriman seri televisi dan konten video lainnya melalui Internet dengan teknologi streaming video, biasanya oleh penyiar televisi tradisional besar. Televisi Internet sebaiknya tidak bingung dengan Smart TV, IPTV, atau Web TV. Smart TV mengacu pada televisi yang memiliki sistem operasi bawaan. Televisi Protokol Internet (IPTV) adalah salah satu standar teknologi televisi Internet yang sedang berkembang untuk digunakan oleh jaringan televisi. Web television adalah istilah yang digunakan untuk program-program yang dibuat oleh berbagai perusahaan dan individu untuk disiarkan melalui televisi Internet.

Penyiaran dan konten pada televisi

sunting

Terdapat berbagai cara untuk menyiarkan konten TV yang dapat disiarkan untuk umum. Setelah diproduksi, langkah selanjutnya adalah memasarkan dan menjualnya kepada pasar manapun yang ingin membelinya. Hal ini secara tipikal terbagi dalam dua tingkatan:

  1. Tayangan Pertama atau Tayangan Perdana — sebuah badan produksi menghasilkan acara yang terdiri dari satu atau beberapa episode yang kemudian ditayangkan dalam sebuah stasiun atau jaringan televisi yang telah membayar untuk produksi itu sendiri ataupun telah menerima lisensi acara tersebut dari produser aslinya.
  2. Sindikasi penyiaran — istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan acara selanjutnya (setelah tayangan pertama). Hal ini tidak saja mengatur tayangan lanjutan di negara yang sama (dengan tayang perdananya), tetapi juga penggunaan internasional yang mungkin sudah tidak lagi diurus dan berhubungan oleh produser aslinya. Pada umumnya, organisasi lain (stasiun televisi ataupun individu) akan terikat dalam melakukan sindikasi, dalam kata lain, mereka hanya dapat menjual suatu acara ke suatu pasar secara legal dengan adanya kontrak dengan pemegang hak cipta, pada umumnya adalah produser.

Pembiayaan

sunting
 
Jumlah televisi untuk setiap 1.000 penduduk dunia
  1.000+
  100-200
  500-1.000
  50-100
  300-500
  0-50
  200-300
  Tidak ada data

Cara pembiayaan penyiaran televisi di seluruh dunia secara spesifik berbeda-beda. Namun pada dasarnya, konsep pembiayaan yang digunakan adalah sama, yaitu dari pengiklanan, pelisensian (cukai), langganan, dan sebagainya. Secara global, sumber pendapatan stasiun TV berkisar antara 45—50% dari pengiklanan, 40—45% dari biaya langganan, dan 10% dari pembiayaan swasta.[53][54]

Bagi saluran TV berlangganan, demi melindungi pendapatan, biasanya mereka melakukan enkripsi sinyal untuk memastikan bahwa hanya orang-orang yang berlangganan saja yang dapat melakukan dekripsi dan melihat siaran mereka. Sedangkan untuk saluran TV tanpa enkripsi disebut sebagai siaran gratis (en: free to air / FTA).

Pengiklanan

sunting

Penyiaran yang luas membuat televisi menjadi media yang amat menarik bagi para pengiklan. Kebanyakan jaringan dan stasiun televisi menjual beberapa bagian waktu penyiaran kepada pengiklan atau sponsor untuk membiayai jaringan siaran mereka.[55] Harga pengiklanan setiap jaringan berbeda-beda untuk setiap blok waktunya, tergantung dari rating (larisnya acara) yang dimiliki oleh suatu acara yang dihitung melalui survei setiap hari.

Cukai dan lisensi

sunting

Di beberapa negara, layanan televisi dibiayai dengan menggunakan sebuah lisensi televisi atau sejenis cukai yang membuat peran iklan dalam pembiayaan menjadi kecil atau bahkan tidak ada. Sebagai contoh, beberapa saluran TV yang sedikit menggunakan iklan atau bahkan tidak sama sekali adalah ABC (Australia), NHK (Jepang), BBC (Inggris), dsb.

BBC Inggris tidak menyiarkan iklan pada salurannya di Britania Raya, tetapi mereka dibiayai dari lisensi tahunan yang dibayar oleh semua pemirsa. Iuran lisensi ini ditetapkan oleh pemerintah, tetapi BBC tidak bertanggungjawab kepada pemerintah atau dikontrol oleh pemerintah.

Dua saluran utama jaringan BBC ditonton oleh lebih kurang 90% warga Inggris setiap minggu dan menguasai 27% jumlah tontonan keseluruhan,[56] meskipun 85% rumah tangga menerima berbagai saluran, dengan 42% di antaranya menerima sekitar 200 saluran gratis via satelit dan 43% lagi menerima lebih dari 30 saluran melalui layanan Freeview.[57] Lisensi yang membiayai tujuh saluran TV BBC yang bebas iklan kini seharga £139.50 per tahun (setara USD 215). Ketika suatu acara olahraga yang sama disiarkan di BBC dan saluran swasta, BBC selalu berhasil mencatat jumlah penonton terbanyak, menandakan bahwa para penonton lebih suka menonton TV tanpa gangguan dari iklan.

ABC Australia tidak menyiarkan iklan sama sekali (kecuali sebagai materi promo internal) karena telah dilarang dalam Akta ABC 1983. ABC menerima dana pembiayaan dari Pemerintah Australia setiap tiga tahun sekali. Pada Anggaran Belanja Australia 2008/09, ABC menerima $ 822,67 juta.[58] Dana tersebut digunakan untuk seluruh operasional Jaringan Televisi ABC, termasuk radio, online, dan Produksi Internasional. Jaringan ABC juga memperoleh keuntungan dari toko-toko ABC Shop di seluruh negara Australia. Meski dibiayai oleh Pemerintah Australia, kemerdekaan editorial ABC dijamin di bawah hukum.

Di Prancis dan Irlandia, saluran-saluran yang dibiayai pemerintah tetap dapat menyiarkan iklan, tetapi semua yang memiliki TV harus membayar pajak cukai tahunan (la redevance audiovisuelle).[59]

Di Jepang, Jaringan NHK dibiayai oleh cukai lisensi (dikenal di Jepang sebagai pajak resepsi (受信料, Jushinryō)). Terdapat undang-undang yang menetapkan bahwa setiap televisi yang menerima siaran NHK diharuskan membayar pajak. Besarnya pajak telah ditetapkan, dengan diskon untuk pekerja kantor dan siswa sekolah, termasuk diskon umum untuk penduduk di Daerah Administrasi Okinawa.

TV berlangganan

sunting

Sebagian saluran TV dibiayai oleh pelanggan, oleh karena itu sinyal siaran akan dipancarkan dengan enkripsi untuk memastikan bahwa hanya pelanggan yang membayar yang dapat menikmati siaran Stasiun TV tersebut. Namun, kebanyakan layanan TV berlangganan juga didanai oleh iklan.

Genre televisi mencangkup bermacam jenis acara yang bertujuan untuk menghibur, memberi pengetahuan, serta mendidik para penonton. Genre hiburan dengan biaya produksi paling mahal biasanya adalah drama dan mini seri.

Di antara genre-genre hiburan yang paling diminati adalah acara dengan genre action seperti yang melibatkan polisi, kriminal, detektif, horor, maupun thriller. Terdapat pula ragam genre drama non-aksi seperti opera sabun. Tontonan fiksi ilmiah dapat tergolong dalam kategori aksi maupun drama, tergantung apakan lebih menonjolkan sisi filosofikal atau sisi petualangan. Komedi juga merupakan jenis tontonan populer, termasuk Sitkom (sitkom) dan animasi acara dewasa seperti Family Guy.

Acara hiburan yang lebih murah antara lain termasuk acara kuis, wawancara, atraksi, dan realitas. Acara kuis menampilkan para peserta memperebutkan hadiah dengan menjawab beberapa soal maupun menyelesaikan teka-teki. Acara wawancara menampilkan wawancara maupun bincang-bincang bersama tokoh-tokoh terkenal seperti artis hiburan, politikus, pengusaha, dll. Acara atraksi menampilkan berbagai hiburan seperti pemain musik, pelawak, tukang sulap, dll. Ada juga acara campuran genre wawancara dan atraksi, terutama acara wawancara tersohor di mana adanya tambahan hiburan di antara segmen-segmen wawancara. Acara realitas memperlihatkan orang-orang biasa (bukan aktor) yang menghadapi tantangan atau pengalaman yang luar biasa, bersaing mendapatkan gelar juara (Akademi Fantasia), dikerjain (Just For Laughs Gags), atau merasakan kehidupan orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan (Jika Aku Menjadi...). Ada juga jenis acara realitas yang mempertontonkan kehidupan sehari-hari seorang artis (Gugu Gaga Erra) atau artis yang melakukan pekerjaan seperti pada umumnya orang biasa (The Simple Life).

Dampak sosial

sunting

Dampak bagi anak-anak

sunting

Sejak akhir 1990-an, semakin banyak orang tua yang mengizinkan bayinya menonton televisi seiring dengan semakin banyaknya produk DVD yang diiklankan dapat membantu perkembangan bahasa dan kognitif bayi. Namun, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa menonton televisi sejak usia dini dapat meningkatkan perkembangan berbahasa anak. Sebaliknya, bukti ilmiah menunjukkan bahwa bayi yang menonton DVD semacam itu memiliki kemampuan berbahasa yang lebih rendah. Selain itu, bila kemampuan anak mengenal huruf dan angka diukur pada usia sekolah, anak yang menonton televisi sebelum berusia 3 tahun memiliki skor yang lebih rendah daripada anak yang tidak menonton televisi sebelum berusia 3 tahun. Demikian pula, semakin banyak anak menonton televisi sebelum usia 3 tahun, semakin tinggi kemungkinannya mengalami masalah perhatian pada usia 7 tahun.[60]

Sebaliknya, menonton acara televisi yang berkualitas dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia prasekolah. Acara televisi yang paling banyak diteliti ialah Sesame Street yang menunjukkan efek positif untuk pembelajaran bahasa bila ditonton anak usia 3–5 tahun. Sebagai perbandingan, penelitian menunjukkan bahwa acara televisi tanpa maksud pendidikan—seperti film kartun pada umumnya—tidaklah berhubungan dengan peningkatan kemampuan berbahasa. Setelah remaja, anak-anak yang pada usia prasekolah biasa menonton Sesame Street ternyata meraih nilai pelajaran yang lebih tinggi, lebih banyak membaca buku, dan lebih bermotivasi untuk meraih prestasi dibandingkan dengan remaja yang pada saat berusia prasekolah tidak menonton acara tersebut.[61]

Melalui televisi, anak-anak dan remaja juga dapat belajar mengenai perilaku antikekerasan, empati, toleransi kepada orang dari ras atau etnis lain, dan rasa hormat kepada orang yang lebih tua.[62] Informasi mendidik juga dapat diselipkan dalam program yang populer bagi remaja, misalnya pendidikan mengenai kontrasepsi yang berhasil dilakukan melalui salah satu episode serial televisi Amerika Serikat, Friends.[63]

Namun, menonton televisi juga berpotensi memberikan dampak negatif bagi anak-anak dan remaja, seperti perilaku agresif, penyalahgunaan zat, aktivitas seksual yang berisiko, obesitas, gangguan pola makan, dan menurunnya prestasi di sekolah. Bila di dalam kamar anak terdapat televisi, risiko anak mengalami kelebihan berat badan dan kemungkinan anak merokok meningkat, anak menjadi kurang membaca dan melakukan hobi lainnya, serta waktu tidur anak berkurang.[62]

Pada tahun 2001, Akademi Dokter Anak Amerika merekomendasikan sejumlah hal untuk mengatasi potensi dampak negatif televisi bagi anak-anak dan remaja, termasuk mengeluarkan televisi dari kamar anak, menghindarkan tontonan televisi dari anak berusia di bawah 2 tahun, serta mendorong orang tua untuk menemani anak menonton televisi dan memantau program televisi yang ditonton anak-anak agar informatif, mendidik, dan tidak berisi kekerasan.[64]

Dampak kesehatan

sunting

Karena berkaitan dengan perilaku menetap (sedentary behavior) seperti duduk dan berbaring dalam waktu lama tanpa mengeluarkan energi, terlalu banyak menonton televisi ditengarai berdampak negatif bagi kesehatan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa menonton televisi dalam waktu lama berasosiasi dengan indeks massa tubuh yang lebih tinggi, tingkat kebugaran yang lebih rendah, dan tingkat kolesterol darah yang lebih tinggi.[65] Semakin banyak seseorang menonton televisi pada saat masih anak-anak, semakin tinggi kemungkinannya untuk mengalami obesitas pada saat dewasa.[66] Menonton televisi dan perilaku menetap lainnya juga berasosiasi dengan semakin tingginya risiko kanker kolorektal, endometrial, ovarium, dan prostat[67] serta risiko penyakit kardiovaskular.[68]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Television Frequency Table, CSGNetwork.com., a Division of Computer Support Group.
  2. ^ Kowalewski, Anthony, "An Amateur's Television Transmitter" Diarsipkan 2011-09-24 di Wayback Machine., Radio News, April 1938. Early Television Museum and Foundation Website, retrieved 2009-07-19.
  3. ^ "New BBC iPlayer: Integration with Facebook and Twitter". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-23. Diakses tanggal 2011-04-24. 
  4. ^ "History of the Cathode Ray Tube". About.com. Diakses tanggal 20009-10-04.  [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ "World Analogue Television Standards and Waveforms – section – Timeline". Histrorical television data 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-20. Diakses tanggal 2011-01-29. 
  6. ^ R. W. Burns, John Logie Baird: television pioneer, IET, 2000 ISBN 0-85296-797-7 pp. 73, 88
  7. ^ Mr ali283280 says: (2009-10-08). "World's First TV Recordings". Tvdawn.com. Diakses tanggal 2010-06-18. 
  8. ^ "Hungary – [[Kálmán Tihanyi]]'s 1926 Patent Application 'Radioskop'". Memory of the World. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Diakses tanggal 2008-02-22.  Konflik URL–wikilink (bantuan)
  9. ^ United States Patent Office, Patent No. 2,133,123, 11 Okt 1938.
  10. ^ United States Patent Office, Patent No. 2,158,259, 16 Mei 1939
  11. ^ "Vladimir Kosma Zworykin, 1889–1982". Bairdtelevision.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-18. Diakses tanggal 2009-04-17. 
  12. ^ Videophone Encyclopædia Britannica, Diakses pada tanggal 13 April 2009 dari Encyclopædia Britannica Online;
  13. ^ a b "Philo Taylor Farnsworth (1906–1971)", The Virtual Museum of the City of San Francisco
  14. ^ Farnsworth, Elma G., Distant Vision: Romance and Discovery on an Invisible Frontier, Salt Lake City, PemberlyKent, 1989, m/s. 108.
  15. ^ "TV History". Gadgetrepublic. 2009-05-01. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-25. Diakses tanggal 2009-05-01. 
  16. ^ Early British Television: Baird Diarsipkan 2007-12-21 di Wayback Machine.; Television History: The First 75 Years.
  17. ^ Pre-1935 Diarsipkan 2008-03-16 di Wayback Machine.; Television History: The First 75 Years.
  18. ^ Pre-1935 Baird Sets: UK Diarsipkan 2008-04-03 di Wayback Machine., Television History: The First 75 Years.
  19. ^ Telefunken, Early Electronic TV Gallery, Early Television Foundation.
  20. ^ 1934–35 Telefunken Diarsipkan 2008-05-29 di Wayback Machine., Television History: The First 75 Years.
  21. ^ 1936 French Television Diarsipkan 2008-05-01 di Wayback Machine., Television History: The First 75 Years.
  22. ^ 1936 Baird T5 Diarsipkan 2008-05-29 di Wayback Machine., Television History: The First 75 Years.
  23. ^ Communicating Systems, Inc., Early Electronic TV Gallery, Early Television Foundation.
  24. ^ America's First Electronic Television Set Diarsipkan 2008-04-17 di Wayback Machine., Television History: The First 75 Years.
  25. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2011-06-05. Diakses tanggal 2011-04-17. 
  26. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-03-14. Diakses tanggal 2011-04-17. 
  27. ^ American TV Prices Diarsipkan 2016-11-23 di Wayback Machine., Television History: The First 75 Years.
  28. ^ Annual Television Sales in USA Diarsipkan 2016-03-27 di Wayback Machine., Television History: The First 75 Years.
  29. ^ Number of TV Households in America Diarsipkan 2011-08-07 di Wayback Machine., Television History: The First 75 Years.
  30. ^ ""The First Television Show" Popular Mechanics, Agustus 1930, hal. 177–79". Hearst Magazines. Agustus 1930. 
  31. ^ Laurence Marcus. "Sejarah BBC: Era TV Pertama". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 Agustus 2011. Diakses tanggal 22 Maret 2015. 
  32. ^ "CEA Study Says Seven Percent of TV Households Use Antennas", '"TVTechnology, 30 Juli 2013 Diarsipkan 17 Desember 2014 di Wayback Machine.
  33. ^ "Nielsen: Broadcast Reliance Grew in 2012", TVTechnology, 14 Januari 2013 Diarsipkan 18 Desember 2014 di Wayback Machine.
  34. ^ "Sejarah Kabel". California Cable and Telecommunications Association. Diakses tanggal 20 Februari 2016. 
  35. ^ Antipolis, Sophia (September 1997). Digital Video Broadcasting (DVB); Implementation of Binary Phase Shift Keying (BPSK) modulation in DVB satellite transmission systems (PDF) (Laporan). European Telecommunications Standards Institute. hlm. 1–7. TR 101 198. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2 Maret 2012. Diakses tanggal 20 Juli 2014. 
  36. ^ "Frequency letter bands". Microwaves101.com. 25 April 2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 Juli 2014. Diakses tanggal 25 Desember 2014. 
  37. ^ "Memasang Antena dan Parabola Satelit yang Dimiliki Konsumen". FCC. Diakses tanggal 21 November 2008. 
  38. ^ Campbell, Dennis; Cotter, Susan (1998). Copyright Infringement. Kluwer Law International. ISBN 978-90-247-3002-5. Diakses tanggal 18 September 2014. 
  39. ^ "The Arthur C. Clarke Foundation". Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Juli 2011. Diakses tanggal 1 Juni 2016. 
  40. ^ Campbell, Richard; Martin, Christopher R.; Fabos, Bettina (23 Februari 2011). Media and Culture: An Introduction to Mass Communication. London, UK: Macmillan Publishers. hlm. 152. ISBN 978-1-4576-2831-3. Diakses tanggal 15 Agustus 2014. 
  41. ^ "Usulan Tahun 1945 oleh Arthur C. Clarke untuk Komunikasi Satelit Geosinkronus". Diakses tanggal 22 Maret 2015. 
  42. ^ Wireless technologies and the national information infrastructure. DIANE Publishing. September 1995. hlm. 138. ISBN 978-0-16-048180-2. Diakses tanggal 15 Agustus 2014. 
  43. ^ Klein, Christopher (23 Juli 2012). "tivi xiaomi". History.com. History Channel. Diakses tanggal 5 Juni 2014. 
  44. ^ "Relay 1". NASA.gov. NASA. 
  45. ^ Darcey, RJ (16 Agustus 2013). "Syncom 2". NASA.gov. NASA. Diakses tanggal 5 Juni 2014. 
  46. ^ "Encyclopedia Astronautica – Intelsat I". Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Januari 2010. Diakses tanggal 5 April 2010. 
  47. ^ "Soviet-bloc Research in Geophysics, Astronomy, and Space" (Siaran pers). Springfield Virginia: U.S. Joint Publications Research Service. 1970. hlm. 60. Diakses tanggal 16 Desember 2014. 
  48. ^ Robertson, Lloyd (9 November 1972). "Anik A1 launching: bridging the gap". CBC English TV. Diakses tanggal 25 Januari 2007. 
  49. ^ Ezell, Linda N. (22 Januari 2010). "NASA – ATS". Nasa.gov. NASA. Diakses tanggal 1 Juli 2014. 
  50. ^ Long Distance Television Reception (TV-DX) For the Enthusiast, Roger W. Bunney, ISBN 0-900162-71-6
  51. ^ "Ekran". Astronautix.com. Astronautix. 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 November 2013. Diakses tanggal 1 Juli 2014. 
  52. ^ "Ekran (11F647)". Gunter's Space Page. 
  53. ^ iDate's Global TV Revenue Market Shares International Television Expert Group
  54. ^ OFCOM's Global TV Market Report 2009 International Television Expert Group
  55. ^ Karen Hornick Diarsipkan 2010-09-17 di Wayback Machine. "That Was the Year That Was" American Heritage, Oct. 2006.
  56. ^ "viewing statistics in UK". Barb.co.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-10-05. Diakses tanggal 2009-04-17. 
  57. ^ "OFCOM quarterly survey" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2008-06-25. Diakses tanggal 2011-04-17. 
  58. ^ http://www.abc.net.au/corp/pubs/documents/budget2006-07.pdf
  59. ^ "Ministry of Finance". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-05-01. Diakses tanggal 2011-04-17. 
  60. ^ Christakis, DA (2009). "The effects of infant media usage: what do we know and what should we learn?". Acta Paediatrica. 98: 8–16. doi:10.1111/j.1651-2227.2008.01027.x. ISSN 0803-5253. 
  61. ^ Fisch, SM; Truglio, RT, ed. (2001), "G" is for Growing: Thirty Years of Research on Children and Sesame Street, Mahwah, NJ: Laurence Erlbaum Associates  (lihat di Penelusuran Buku Google)
  62. ^ a b Strasburger, AB; Jordan, AB; Donnerstein, E (2010). "Health Effects of Media on Children and Adolescents". Pediatrics. 125: 756–767. doi:10.1542/peds.2009-2563. 
  63. ^ Collins RL, Elliott MN, Berry SH, Kanouse DE, Hunter SB (2003). "Entertainment television as a healthy sex educator: the impact of condom-efficacy information in an episode of Friends". Pediatrics. 112: 1115–1121. 
  64. ^ Committee on Public Education (2001). "Children, Adolescents, and Television". Pediatrics. 107: 423–426. doi:10.1542/peds.107.2.423. 
  65. ^ Swinburn B; Shelly A (2008). "Effects of TV time and other sedentary pursuits". International Journal of Obesity. 32: S132–S136. doi:10.1038/ijo.2008.249. 
  66. ^ Council on Communications and Media (2011). "Policy Statement: Children, Adolescents, Obesity, and the Media". Pediatrics. 128: 201–208. doi:10.1542/peds.2011-1066. 
  67. ^ Lynch, BM (2010). "Sedentary Behavior and Cancer: A Systematic Review of the Literature and Proposed Biological Mechanisms". Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 19: 2691–2709. doi:10.1158/1055-9965.EPI-10-0815. 
  68. ^ Wijndaele, K; Brage, S; Besson, H; Khaw, K-T; Sharp, SJ; et al. (2011). "Television Viewing and Incident Cardiovascular Disease: Prospective Associations and Mediation Analysis in the EPIC Norfolk Study". PLoS ONE. 6: e20058. doi:10.1371/journal.pone.0020058. 

Pranala luar

sunting