Pandai emas adalah pandai logam yang secara khusus menggeluti bidang pengolahan emas dan logam-logam mulia lainnya. Dewasa ini pandai emas lazimnya berkiprah di bidang pembuatan perhiasan, tetapi pada masa lampau mereka juga membuat perkakas makan perak, piring saji, cawan, perkakas pajangan maupun perkakas kerja, dan barang-barang yang berkaitan dengan upacara atau peribadatan.

Lukisan pandai emas dan santo pelindung pandai emas Santo Eligius dalam tokonya pada abad ke-15
Pandai Emas Baqdad karya Kamal-ol-molk

Pandai emas harus pandai mengolah logam dengan cara mengikir, mematri, menggergaji, menempa, menuang, dan menggilap. Bidang kerjanya seringkali mencakup kepandaian pembuatan perhiasan, maupun kepandaian-kepandaian lain yang sama dengan pandai perak. Secara tradisional, semua kepandaian tersebut diturunkan melalui percantrikan. Belakangan ini sudah ada sekolah-sekolah kriya perhiasan yang khusus mengajarkan kepandaian-kepandaian pandai emas dan berbagai kepandaian lain di bidang seni kriya perhiasan. Banyak universitas dan pendidikan ahli madya juga menawarkan keahlian pandai emas, keahlian pandai perak, dan fabrikasi seni rupa logam sebagai bagian dari kurikulum seni rupanya.

Dibanding logam lain, emas lebih lunak, lebih lentur, dan lebih langka, serta merupakan satu-satunya unsur logam padat yang berwarna kuning. Emas mudah dilelehkan, dilakur, dan dicetak tuang tanpa menimbulkan masalah oksida dan gas yang mengganggu logam lain seperti perunggu misalnya. Emas lumayan mudah "disatukan dengan tekanan", sama seperti lempung, dua ketul emas dapat ditempa bersama-sama menjadi seketul besar emas. Emas digolongkan sebagai logam mulia karena tidak bereaksi dengan sebagian besar unsur lain. Emas biasanya ditemukan di dalam bentuk aslinya, dan mampu bertahan lama tanpa teroksidasi maupun kehilangan warna.

Pandai emas terkenal

sunting

Pranala luar

sunting