Gerbong

sarana perkeretaapian untuk mengangkut barang

Gerbong adalah sarana perkeretaapian tak berpenggerak (wagon) yang dioperasikan untuk angkutan barang.[a] Gerbong dijalankan menurut jenis barang yang hendak diangkut, tetapi semua gerbong dalam satu perusahaan biasanya memiliki standar yang sama pada tiap komponen misalnya alat perangkai dan kelengkapan lain, seperti selang rem angin, memungkinkan berbagai jenis gerbong untuk dirangkai menjadi kereta api. Untuk identifikasi, gerbong biasanya memiliki tanda pengenal seperti kode UIC atau di Amerika Utara, markah laporan serta nomor serinya.

Gerbong tipe ZZOW angkutan batu balas.
Gerbong tipe ZZOW angkutan batu balas.

Pengembangan

sunting

Saat-saat pertama kereta api beroperasi, gerbong biasanya memiliki konstruksi sederhana dan beroda empat. Gerbong dengan konstruksi semacam itu digunakan baik gerbong terbuka, gerbong tertutup, atau gerbong datar yang kecil. Seiring berjalannya waktu, semakin dikembangkan gerbong yang dispesialisasi menurut barangnya.

Gerbong-gerbong dengan peruntukan khusus atau memiliki fitur khusus sudah diperkenalkan sekitar tahun 1850 oleh perusahaan KA swasta. Misalnya adalah gerbong ketel (tangki) serta gerbong pendingin. Di negara-negara seperti Jerman, penyelenggara sarana gerbong membeli banyak gerbong ini dan dijalankan untuk pengguna jasa pengangkutan barang.

KA barang pada masa itu masih berjalan dengan kecepatan hingga 20 mph (32 km/h). Dengan diperkenalkannya abar udara (seperti rem Kunze-Knorr di Jerman) dari tahun 1920-an memungkinkan kecepatan yang lebih tinggi. Gerbong barang modern dapat melaju hingga 75 mph (121 km/h) dan di negara-negara tertentu, gerbong bahkan diperlengkapi GPS dan transponder yang menyediakan penjejakan lokasi sesuai kebutuhan. Deutsche Bahn (DB) pernah memiliki gerbong yang dapat dipacu hingga 100 mph (160 km/h). Karena jarak pengereman kereta barang cepat lebih jauh daripada jarak antara sinyal muka dan sinyal masuk (seperti kereta penumpang cepat), puncak kecepatan yang diizinkan hanya 150 mph (240 km/h) menggunakan lokomotif yang diperlengkapi sinyal kabin (LZB, FZB dan ETCS).

Sejarah gerbong Jerman

sunting

Di Eropa, perusahaan kereta api negara (Länderbahnen) dan perusahaan swasta telah menyepakati untuk menggunakan kereta barangnya sendiri. Sekitar tahun 1850, Verein Deutscher Eisenbahnverwaltungen menyusun peraturan tentang standardisasi dimensi dan kelengkapan sarana. Pembentukan Serikat Kereta Api Negara Prusia pada tahun 1881 mendorong munculnya kelas sarana yang diproduksi dengan peraturan standar.

Tonggak sejarah perkeretaapian di Eropa adalah dibentuknya Deutscher Staatsbahnwagenverband pada 1 April 1909. Dengan partisipasi semua perusahaan kereta api negara bagian di Jerman, gerbong-gerbong barang yang umum telah diciptakan, yang pada akhir 1911 memiliki tidak kurang dari 560.000 unit. Tambahannya, gerbong-gerbong itu memiliki tulisan-tulisan yang sudah terstandardisasi dengan skema warna merah-coklat. Dalam rangka standardisasi pengadaan selanjutnya, telah diatur 11 kelas gerbong (Lembar No. A1 hingga A11). Gerbong yang merupakan kelas standar (Verbandsbauart) dan perkembangan selanjutnya (kelas Austauschbauart dengan komponen yang dapat digonta-ganti) telah lalu-lalang di Jerman hingga Perang Dunia II dan memiliki dampak signifikan di banyak negara lain yang turut memperoleh gerbong ini. melalui rampasan perang atau hanya karena mereka ditinggalkan Jerman setelah kedua perang dunia tersebut.

Sejak 1939, gerbong-gerbong dibuat untuk kepentingan perang serta diklasifikasikan sebagai kelas perang (Kriegsbauart). Pasca Perang Dunia II, di Jerman Timur, kelas-kelas gerbong barang yang dibuat perang diberi kesempatan untuk beroperasi sebagai 'gerbong bekas' (Reko-Güterwagen) dan terus beroperasi selama beberapa dekade.

Sejak dibentuknya Vereinigung der Privatgüterwagen-Interessenten (VPI) pada tahun 1921, perusahaan sewa gerbong, produsen gerbong, dan perusahaan perbaikan sarana gerbong telah mencapai kepentingan bersama. Serikat ini memiliki sekitar 100 anggota yang memiliki 50.000 gerbong barang. Pada 2007, mereka mengangkut barang sebanyak 361.000.000 t (355.298.556 ton panjang; 397.934.383 ton pendek).[2] Negara-negara lain memiliki organisasi serupa.

Sejarah gerbong Eropa

sunting

Sejak tahun 1922, perjanjian pengangkutan barang dalam lalu lintas internasional (RIV) telah mengatur pertukaran operasi gerbong barang di Eropa dan Timur Tengah. Selain itu, armada gerbong barang internasional dibuat pada tahun 1953 di Eropa Barat dengan Europ-Verband dan pada 1965 di Eropa Timur dengan Common Goods Wagon Park (OPW). Selama paruh kedua abad ke-20, klasifikasi gerbong di Eropa mulai tergantikan dengan gerbong standar Union internationale des chemins de fer (UIC). Sejak 1964, semua gerbong barang di Jerman, misalnya, harus diklasifikasikan menggunakan sistem klasifikasi gerbong UIC.

Sejarah gerbong Amerika Utara

sunting

KA barang hampir sepenuhnya dikuasai swasta. Lebar sepur yang terpisah di Amerika Serikat utara dan selatan kelak disatukan pada 1 Juni 1886, sehingga memungkinkan gerbong dapat bertukar antarbenua. Pemberlakuan Safety Appliance Act tahun 1893 menyebabkan abar angin dan perangkai otomatis wajib pada semua kereta di Amerika Serikat, dan berlaku efektif per 1900. Association of American Railroads (AAR) berdiri tahun 1872 sebagai American Railway Association, awalnya untuk mengoordinasikan jadwal KA. AAR telah membuat standar untuk kereta-kereta api barang selama bertahun-tahun, termasuk alat perangkai, batas ruang bebas, markah laporan, peraturan pertukaran, dan sistem informasi, melalui publikasi Manual of Standards and Recommended Practices.[3]

Jenis gerbong

sunting

Jenis-jenis gerbong barang di bawah ini dikategorikan berdasarkan fitur desain utamanya dan sesuai dengan sistem klasifikasi UIC internasional:

  • Gerbong terbuka, dahulu di Jerman diklasifikasikan sebagai Kelas O ; standar internasionalnya saat ini adalah:
    • Desain standar (kelas E), setidaknya memiliki dinding setinggi 85 cm (33,5 in) dengan pintu samping, tanpa peralatan bongkar muat
    • Desain khusus (kelas F) - khususnya gerbong dengan peralatan bongkar muat.
    • Lowmacs
    • Bogie bolster (gerbong bogie)
  • Gerbong tertutup, memiliki atap yang tetap dan terutama digunakan untuk pengangkutan barang atau hantaran (parcel). Saat ini dibagi menjadi:
    • Kelas biasa (kelas G)
    • Kelas khusus (kelas H), biasanya dibedakan karena kuat muatnya yang lebih besar
    • Gerbong ternak tertutup, untuk mengangkut ternak tidak lagi digunakan. Di Jerman gerbong ini disebut kelas V dan termasuk kelas khusus.
  • Gerbong pendingin (gerbong Kelas I), sebelumnya dikenal di Jerman sebagai kelas T (T = "Termos") - adalah gerbong tertutup dengan sistem terisolasi yang bagian dalamnya didinginkan menggunakan air atau es kering seperti gerbong pendingin konvensional, atau gerbong yang menggunakan sistem pendingin berbasis mesin.
  • Gerbong datar, tanpa dinding atau memiliki dinding dengan ukuran tidak lebih dari 60 cm (23,6 in). Saat ini termasuk gerbong datar tanpa bogie sebagai kelas K (standar) atau L (khusus), atau gerbong datar bogie kelas UIC R (standar) atau S (khusus).
  • Gerbong dengan bukaan atap
    • Gerbong dengan bukaan atap (UIC Kelas T) dapat memiliki peralatan bongkar muat sendiri.
  • Gerbong khusus kelas U termasuk gerbong angkutan benda serbuk dan gerbong dengan kuat muat yang kecil.
  • Gerbong ketel (Kelas Z) digunakan untuk angkutan benda cair dan gas.
  • Gerbong datar untuk mengangkut peti kemas.

Gerbong barang untuk tujuan khusus meliputi:

  • Gerbong inspeksi atau penolong yang digunakan oleh perusahaan untuk keperluan internal.
  • Gerbong feri dengan ruang bebas lebih kecil di Britania Raya, yang diklasifikasikan dengan huruf kecil f.
  • gerbong datar Kelas UIC O, yang diperlengkapi dengan sisi samping yang dapat dilipat dan dapat diubah-ubah menjadi gerbong datar maupun gerbong terbuka, sangat jarang dibuat.
  • Gerbong mineral

Gerbong pos tidak dianggap sebagai gerbong barang.

Standar UIC terkadang berbeda tafsirannya oleh perusahan-perusahaan KA, sehingga boleh jadi ada gerbong yang tampilannya identik memiliki kelas berbeda. Selain itu, gerbong sesekali dapat diklasifikasi ulang setelah modifikasi. Misalnya, gerbong Kelas E dapat menjadi Kelas F jika pintunya dilas.

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Mayoritas masyarakat berbahasa Indonesia juga menyamakan kereta penumpang sebagai gerbong, meski terminologi perkeretaapian Indonesia membedakan dengan jelas kereta dan gerbong menurut peruntukannya.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ "Jangan Salah Lagi, Ternyata Ini Perbedaan Arti Gerbong dan Kereta". kumparan. Diakses tanggal 2024-07-27. 
  2. ^ "Jahresbericht 2007" (PDF). Vereinigung der Privatgüterwagen-Interessenten. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 19 July 2011. Diakses tanggal 23 June 2008. 
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-10-31. Diakses tanggal 2021-07-01. 

Daftar pustaka

sunting

Pranala luar

sunting